Anda di halaman 1dari 17

LARUTAN

STANDAR

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI - I

PERCOBAAN V
I.

JUDUL

: LARUTAN STANDAR
II. TUJUAN
: Mahasiswa

dapat

membuat

dan

menetapkan konsentrasi larutan standar yang digunakan


dalam praktikum fisika farmasi.
III. LANDASAN TEORI
Titran disebut dengan larutan standar (baku), titrasi larutan dapat
dinyatakan dengan normalitas, molaritas, bobot per volum. (Ibnu Gholib,
2007:129)
Suatu larutan standar dapat dibuat dengan cara melarutkan
sejumlah senyawa baku tertentu yang sebelumnya senyawa tersebut
ditimbang secara tepat dalam volume larutan yang ditimbang tepat.
Larutan standar ada dua macam larutan baku primer dan larutan baku
sekunder. Larutan baku primer mempunyai kemurnian yang tinggi.
Larutan baku sekunder harus ditambahkan dengan larutan baku primer.
Suatu proses dimana larutan baku sekunder dibakukan dengan larutan
baku primer yang disebut dengan standarisasi. (Ibnu Gholib, 2007:129)
Suatu senyawa dapat digunakan sebagai baku primer jika
memenuhi syarat-syarat berikut (Ibnu Gholib, 2007:129-130) :
a. Mudah didapat, dimurnikan, dikeringkan dan disimpan dalam
keadaan murni.
b. mempunyai kemurnian yang sangat tinggi (100 0,02)% atau dapat
dimurnikan dengan cara penghabluran kembali.
c. Tidak berubah selama perhitungan (Zat yang higroskopis bukan
merupakan baku primer).
d. Tidak teroksidasi oleh O2 dari udara dan tidak berubah dari CO 2 pada
udara.
e. Susunan kimianya tepat sesuai jumlahnya.
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA

ge 1

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI - I

LARUTAN
STANDAR

f. Mempunyai berat ekuivalen yang tinggi sehingga kesalahan


penimbangan akan menjadi lebih kecil.
g. mudah larut.
h. Reaksi dengan zat yang ditetapkan harus stoikiometri, cepat dan
terukur.
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah
diketahui secara pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar
dibedakan menjadi larutan standar primer dan larutan standar sekunder.
Larutan standar primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan
penimbangan dan melarutkan zat tertentu dengan kemurnian yang tinggi
(konsentrasi diketahui dari massa-volume larutan). Larutan standar
sekunder adalah larutan yang dipersiapkan dengan menibang dan
melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah sehingga
konsentrasinya diketahui dari standarisasi. (Day Underword, 1999)
Standarisasi merupakan proses saat konsentrasi larutan standar
sekunder dilakukan dengan tepat, yaitu dengan cara menitrasi dengan
larutan standar primer. (John Kenkel, 2003)

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA

ge 2

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI - I

LARUTAN
STANDAR

IV. ALAT DAN BAHAN


A. Alat yang digunakan :
1. Aluminium Foil
2. Batang Pengaduk
3. Batotol Reagen
4. Buret 25 mL
5. Erlenmeyer 250 mL
6. Gelas Kimia 100 mL, 250 mL, dan 1000 mL
7. Hot Plate
8. Karet Penghisap
9. Klem dan statif
10. Labu tentukur 250 mL, 500 mL dan 1000 mL
11. Neraca Analitik
12. Pipet Volum 10 mL
13. Sendok Tanduk

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA

ge 3

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI - I

B. Bahan yang digunakan


1. Aguadest
2. Aquadest Bebas CO2
3. Asam Oksalat 1 N
4. HCl 1 N dan 6 N
5. Indikator Amylum 0,5 % dan 1%
6. Indikator PP 1%
7. Iodium 0,01%
8. K2Cr2O7 0,1 N dan 0,01 N
9. Larutan KI 20%
10. Natrium Tiosulfat 0,1 N dan 0,01 N
11. NaOH 1%
12.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA

ge 4

LARUTAN
STANDAR

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI - I

V. PERHITUNGAN
1) NaOH 1 N 1000 mL
g 1000

x
xn
N
Mr
v
1

g 1000

1
40 1000

1 40 1000
1000

40
1

40 gram
2) Iodium 0,01 N 1000 mL
g 1000

N
n
Mr
v
0,01

g
1000

2
254 1000

0,01 254 1000


1000 x 2

2,54
2

1,27 gram
3) Asam Oksalat 1 N 250 mL
g
1000

N
n
Mr
v
1

g
1000

2
126 250

1 126 250
1000 x 2

31500
2000

15,75 gram
4) Amylum 1% 200 mL
g

%
100 %
V
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA

ge 5

LARUTAN
STANDAR

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI - I

1%

100 %
200

1 X 200
100

2 gram
5) Amylum 0,5% 200 mL
g

%
100 %
V
0,5%

100 %
200

0,5 X 200
100

1 gram
6) HCl 1 N 250 mL
b
X x 1000
w
N
Be

1,19 x 37 x 1000
36,5 /1

12,06 Ek/L
N1 x VI N2 x V2
12,06 x V 1 x 250
I

VI

250
12,06

20,75 mL

7) HCl
N

b
x 1000
w
Be

1,19 x 37 x 1000
36,5 /1

12,06 Ek/L
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA

ge 6

LARUTAN
STANDAR

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI - I

N x V
2
2
6 x 250

N1 x VI
12,06 x VI

6 X 250
12,06

VI

124,3781 mL
8) Indikator PP 1% 100 mL
g

%
100 %
V
1%

100 %
100

1 X 100
100

1 gram
9) K2Cr2O7 0,1 N 250 mL
g
1000

N
n
Mr
v
0,1

g
1000

6
294 250

0,1 294 1000


1000 x 2

7350
6000

1,225 gram
10) K2Cr2O7 0,01 N 250 mL
g 1000

N
n
Mr
v
0,01

g
1000

6
294 250

0,01 294 250


1000 x 6

735
6000

0,1225gram
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA

ge 7

LARUTAN
STANDAR

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI - I

11) KI 20% 250 mL


%

100 %
V

20%

100 %
250

20 X 250
100

LARUTAN
STANDAR

5000
1000

50 gram

VI. PROSEDUR KERJA


A. Prosedur Pembuatan Reagen
1. Pembuatan NaOH 1 N 1000 mL
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Ditimbang NaOH 40 gram pada gelas kimia.
c. Dilarutkan dengan aquadest bebas CO2 secukupnya, diaduk
hingga larut.
d. Dimasukkan kedalam labu tentukur 1000 mL
e. Dicukupkan volumenya dengan aquadest bebas CO2 hingga
tanda batas.
f. Dihomogenkan dan diberi etiket
2. Pembuatan Iodium 0,01 N 1000 mL
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Ditimbang Iodium 1,27 gram pada gelas kimia dan
ditambahkan 3 gram KI yang ditimbang pada kaca arloji.
c. Dilarutkan dengan aquadest secukupnya.
d. Dimasukkan kedalam labu tentukur 1000 mL.
e. Dicukupkan volumenya dengan aquadest hingga tanda batas.
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA

ge 8

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI - I

LARUTAN
STANDAR

f. Dihomogenkan dan diberi etiket.


3. Pembuatan Amylum 1% 200 mL
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Ditimbang Indikator amylum 2 gram pada gelas kimia.
c. Dilarutkan dengan aquadest 200 mL pada gelas kimia.
d. Dididihkan sambil diaduk hingga larutan berubah menjadi
bening.
e. Diangkat dan didinginkan.
f. Diberi etiket.
4. Pembuatan Amylum 0,5% 200 mL
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Ditimbang Indikator amylum 1 gram pada gelas kimia.
c. Dilarutkan dengan aquadest 200 mL pada gelas kimia.
d. Dididihkan sambil diaduk hingga larutan berubah menjadi
bening.
e. Diangkat dan didinginkan.
f. Diberi etiket.
5. Pembuatan HCl 1 N 250 mL
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dipipet 20,75 mL HCl menggunakan pipet volum.
c. Dipindahkan kedalam labu tentukur 250 mL yang telah berisi
aquadest 1/3 labu.
d. Dicukupkan volumenya dengan aquadest hingga tanda batas.
e. Dikocok hingga homogen.
f. Diberi etiket.
6. Pembuatan HCl 6 N 250 mL
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dipipet 124,3781 mL HCl menggunakan pipet volum.
c. Dipindahkan kedalam labu tentukur 250 mL yang telah berisi
aquadest 1/3 labu.
d. Dicukupkan volumenya dengan aquadest hingga tanda batas.
e. Dikocok hingga homogen.
f. Diberi etiket
7. Pembuatan K2Cr2O7 0,1 N 250 mL
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Ditimbang K2Cr2O7 1,225 gram pada gelas kimia.
c. Dilarutkan dengan aquadest, diaduk hingga homogen.
d. Dimasukkan kedalam labu tentukur 250 mL.
e. Dicukupkan volumenya dengan aquadest hingga tanda batas.
f. Dikocok hingga homogen.
g. Diberi etiket.
8. Pembuatan K2Cr2O7 0,01 N 250 mL
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA

ge 9

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI - I

LARUTAN
STANDAR

a. Disiapkan alat dan bahan.


b. Ditimbang K2Cr2O7 0,1225 gram pada gelas kimia.
c. Dilarutkan dengan aquadest, diaduk hingga homogen.
d. Dimasukkan kedalam labu tentukur 250 mL.
e. Dicukupkan volumenya dengan aquadest hingga tanda batas.
f. Dikocok hingga homogen.
g. Diberi etiket.
9. Pembuatan Na2S2O3 0,1 N 1000 mL
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Ditimbang Na2S2O3.
c. Dilarutkan dengan aquadest secukupnya dalam gelas kimia
hingga larut.
d. Dimasukkan kedalam labu tentukur 1000 mL.
e. Dicukupkan volumenya dengan aquadest hingga tanda batas.
f. Dikocok hingga homogen.
g. Diberi etiket.
10. Pembuatan Na2S2O3 0,1 N 1000 mL
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Ditimbang Na2S2O3.
c. Dilarutkan dengan aquadest secukupnya dalam gelas kimia
hingga larut.
d. Dimasukkan kedalam labu tentukur 1000 mL.
e. Dicukupkan volumenya dengan aquadest hingga tanda batas.
f. Dikocok hingga homogen.
g. Diberi etiket.
11. Pembuatan Aquadest bebas CO2
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Dimasukkan aquadest secukupnya.
c. Dipanaskan diatas hot plate hingga mendidih.
d. Dibiarkan 10-15 menit diatas hot plate dalam keadaan

VII.

mendidih.
e. Ditutup dengan aluminium foil.
f. diangkat dan didinginkan.
DATA PENGAMATAN
1. Pembakuan NaOH 1N
g 1000

N Asam Oksalat
n
Mr
v

15,7489 1000

2
126
250

31497,8
31500

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA ge 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI - I

0,9999

LARUTAN
STANDAR

Ek
L

Volume
NO.

Volume Asam Osalat

Perubahan Warna

NaOH
1.

9,6

10 mL

2.
3.

10,3
10,8
10,2
V NaOH

Bening
Pink
10 mL
10 mL
10 mL
N Asam Oksalat V Asam

N NaOH
Oksalat

N NaOH

0,9999 x 10
10,2

0,9802

2.

Ek
L

Pembakuan HCl 1 N
NO.
1.
2.
3.

Volume HCl
Volume NaOH
Perubahan Warna
10 mL
11,35
Bening Merah
10 mL
11,30
Muda
10 mL
11,65
10 mL
11,50

N HCl
V HCl N NaOH V NaOH
0,9802 X 11,50

N HCl
10
1,1272

3.

Ek
L

Pembakuan Natrium Tiosulfat 0,1 N


g
1000

N K2Cr2O7
n
Mr
v

1,2250 1000

6
294
250

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA ge 11

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI - I

LARUTAN
STANDAR

7350
73500
Ek
L

0,1000

NO

Volume Natrium
Volume K2Cr2O7

Perubahan Warna

.
1.
2.

10 mL
10 mL

Tiosulfat
17,70
17,70

3.

10 mL

17,55

10 mL
V. K Cr O
2
2 7

17,65

Kuning mudah
Biru tua

Hijau

mudah terang
N. K2Cr2O7

Natrium Tiosulfat
NK2Cr2O7

0,100017 x 65
10

= 0,1765

4.

N Natrium Tiosulfat

Ek
L

Pembakuan Natrium Tiosulfat 0,01 N

N. K2Cr2O7

g 1000

n
Mr
v

1,225 1000

6
294
250

0,0102
NO

Volume K2Cr2O7

Ek
L

Volume Natrium

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA ge 12

Perubahan Warna

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI - I

LARUTAN
STANDAR

.
1.
2.

10 mL
10 mL

Tiosulfat
14 ml
14,4 ml

3.

10 mL

14,5 ml

10 mL
V. K Cr O
2
2 7

14,3 ml
N Natrium Tiosulfat

N. K2Cr2O7

Natrium Tiosulfat

NK2Cr2O7

0,0 102 x 10
14,3

= 0,0071

Ek
L

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA ge 13

Kuning mudah
Biru tua

Hijau

mudah terang

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI - I

5.

LARUTAN
STANDAR

Pembakuan Iodium
NO

Volume Natrium
Volume Iodium

.
1.
2.
3.

Tiosulfat
27,5 mL
26,5 mL
28,5 mL
27,5 mL
N. Iodium V. Iodium

25 ml
25 ml
25 ml
25 ml

0,0 071 x 27,5


25

= 0,0078

Biru
Biru
Biru
Biru

N. Natrium Tiosulfat

Natrium Tiosulfat

N. Iodium

Perubahan Warna

Ek
L

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA ge 14

bening
bening
bening
bening
V.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI - I

LARUTAN
STANDAR

VIII. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini adalah larutan standar yang bertujuan
untuk dapat membuat dan menetapkan konsentrasi larutan standar yang
akan digunakan dalam praktikum. Dimana pada percobaan ini larutan
standar yang digunakan adalah baku sekunder yaitu Natrium Hidroksida
(NaOH), Asam Klorida (HCl), Natrium Tiosulfat (Na 2S2O3) dan Iodium
(I2).
Pada pembakuan NaOH 1 N, dimana dipipet 10 mL asam oksalat
dan ditambahkan indikator PP 3 tetes, yang kemudian dititrasi dengan
NaOH 1 N akan menghasilkan perubahan warna merah muda yang tidak
hilang selama 15 detik, hal tersebut karena adanya penambahan indikator
PP.
Pada pembakuan HCl 1 N, dimana dipipet 10 mL HCl dan
ditambahkan dengan indikator PP 0,1% sebanyak 3 tetes yang dititrasi
dengan NaOH. Menghasilkan warnah merah muda yang tidak hilang
selama 15 detik. Hal tersebut karena adanya penambahan indikator PP
dan Normalitas yang diperoleh adalah 1,272 Ek/L.
Pada pembakuan Natrium Tiosulfat 0,1 N, dimana dipipet 10 mL
K2Cr2O7 0,1 N dan ditambahkan 10 mL aquadest, 5 mL HCl dan 3 mL KI
20%. Adanya penambahan KI yaitu untuk menetralkan. Kemudian
ditambahkan indikator amilum 1%, agar amilum tidak membungkus
iodium karena akan menyebabkan amilum sukar dititrasi untuk kembali
kesenyawa semula. Normalitas yang diperoleh adalah 0,1765 Ek/L.
Pada pembakuan Natrium Tiosulfat o,o1 N yaitu dipipet 10 mL
K2Cr2O7 0,01 N dan ditambahkan 10 mL aquadest, 5 mL HCl 6 N dan 3
mL KI 20%. Yang kemudian dititrasi dengan Natrium Tiosulfat yang
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA ge 15

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI - I

LARUTAN
STANDAR

akan menghasilkan warna kuning mudah , kemudian ditambahkan


amilum 1% 3 mL agar amilum tidak sukar dititrasi kembali kesenyawa
semula. Dilanjutkan titrasi hinga larutan yang berwarna biru tua
menghilang (hijau muda terang) dan Normalitasnya adalah 0,0069 Ek/L.
Pada pembakuan Iodium 0,01 N, dimana dipipet 10 mL larutan
Iodium kemudian dititrasi dengan Natrium Tiosulfat 0,01 N hingga
kuning muda. Lalu ditambahkan 2 mL amilum 0,5% kemudian titrasi
dilanjutkan hingga warna biru tua tepat hilang (bening). Perubahan
warna yang terjadi dikarenakan amilum yang ditambahkan dengan
iodium membentuk senyawa kompleks amilum.
Pada proses pengerjaannya semua bahan yang mudah menguap
sebaiknya ditutup dengan aluminium foil untuk mencegah terjadinya
oksidasi oleh udara.

IX. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahnwa:
1. Normalitas NaOH 1 N 0,9802 Ek/L
2. Normalitas HCl 1 N 1,1272 Ek/L
3. Normalitas Natrium Tiosulfat 0,1 N 0,1765 Ek/L
4. Normalitas Natrium Tiosulfat 0,01 N 0,0069 Ek/L
5. Normalitas Iodium 0,01 N 0,0073 Ek/L

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA ge 16

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI - I

LARUTAN
STANDAR

DAFTAR PUSTAKA

Day Underword. 1999. Kimia Analisis Kuantitatif. Erlangga : Jakarta.


Ganjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rahman. 2007. Kimia Farmasi Analisis.
Pustaka Pelajar : Yogyakarta.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA ge 17

Anda mungkin juga menyukai