Anda di halaman 1dari 5

No.

Formulir : FM-PM-REK-003/05
UNIVERSITAS SETIA BUDI
Rev : 00
Jl. Let.Jen Sutoyo, Mojosongo-Solo 57127 Telp. 0271- Tgl Terbit : 12 November 2009

852518, Fax 0271-853275


Homepage : www.setiabudi.ac.id, e-mail : info@setiabudi.ac.id

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TA 2020/2021 PROGRAM STUDI PROFESI


APOTEKER ANGK. XLI FAKULTAS FARMASI

NAMA MATA KULIAH / SKS : PENGELOLAAN OBAT DAN


PERBEKALAN KESEHATAN / 2 SKS
HARI / TANGGAL DIUJIKAN: JUMAT / 30 April 2021
PUKUL : 13.00 -14.30 WIB (TOTAL )
DOSEN PENGAMPU : apt. Ign. Danang Setiyanto,
M.Si SISTEM UJIAN : TERTUTUP

Soal untuk Apoteker Angkatan 41


1. Apa saja yang harus dicantumkan dalam pembuatan Prosedur Tetap / Standard
Operating Prosedure (SOP) dan jelaskan secara singkat pengertiannya ?
2. Sebutkan alur pelayanan resep di Apotek/ Depo Farmasi ?

NAMA = SUKRON MUQODDIM


NIM = 2120414676
KELAS = C ANGKATAN 41

JAWAB
1. Yang mencakup dalam sop menurut saya adalah :
Pertama, harus terkandung proses atau tahapan kerja. Ini berarti, secara sistematis SOP mengandung
urutan dari awal pekerjaan dimulai hingga akhir.
Kedua, mensyaratkan adanya penanggungan jawaban pada setiap tahapan pekerjaan, ada yang
bertanggung jawab atas pekerjaan itu. Bila terjadi kesalahan, baik menyangkut prosedur atau dokumen
yang digunakan, pertanggungjawaban atas proses kerja tersebut menjadi jelas. Tak ada lagi saling
menyalahkan.
Ketiga, tentang dokumen yang digunakan. Misalnya perusahaan menggunakan dokumen surat masuk
dan surat keluar. Antara satu departemen dengan departemen dalam satu perusahaan seringkali
menggunakan dokumen yang berbeda untuk satu dokumen yang sama.
Keempat, ukuran keberhasilan menyangkut bagaimana SOP dapat dikukur tingkat kinerjanya. Unsur
keempat ini seringkali diabaikan oleh banyak level organisasi, sebab dianggap tidak ada hubungannya.
Inilah mengapa tingkat efektifitas SOP tak terukur performancenya.

2. Ada beberapa cara sistem distribusi obat dirumah sakit.


1) Sistem floor stock lengkap

Sistem pengelolaan dan distribusi obat sesuai dengan yang ditulis dokter pada resep obat yang
disiapkan oleh perawat dan persediaan obatnya juga berada di ruang perawat dan langsung diberikan
kepada pasien di ruang rawat inap tersebut.

2) Sistem resep individual/permintaan resep


Sistem ini merupakan sistem pengelolaan dan distribusi obat oleh IFRS sentral sesuai dengan yang
tertulis pada resep yang ditulis dokter untuk pasien. Dalam sistem ini, semua obat yang diperlukan
untuk pengobatan di dispensing dari IFRS. Resep asli dikirim ke IFRS oleh perawat, kemudian resep
diproses sesuai dengan cara dispensing yang baik.
Sistem distribusi obat ini mempunyai beberapa keuntungan yaitu:
a. Semua resep individual di kaji langsung oleh Apoteker
b. Adanya kesempatan berinteraksi profesional antara Apoteker-Dokter-Perawat-Pasien
c. Pengendalian perbekalan yang mudah
d. Mempermudah penagihan biaya pada pasien
e. Beban IFRS dapat berkurang
3) Kombinasi sistem resep individu dan floor stock lengkap
Sistem kombinasi ini biasanya diadakan untuk mengurangi beban IFRS. Obat yang disediakan di ruang
perawat adalah obat yang diperlukan oleh banyak pasien, setiap hari diperlukan dan biasanya adalah
obat yang harganya relatif murah. Jenis dan jumlah obat yang tersedia di ruangan ditetapkan oleh PFT
dengan masukan dari IFRS dan pelayanan keperawatan.
Sistem distribusi obat ini mempunyai beberapa keuntungan yaitu:
a. Semua resep individual di kaji langsung oleh Apoteker
b. Adanya kesempatan berinteraksi profesional antara Apoteker-Dokter-Perawat-Pasien
c. Obat yang diperlukan dapat segera tersedia bagi penderita (obat persediaan di ruang)
d. Beban IFRS dapat berkurang
4) Sistem distribusi obat dosis unit/unit dose drug distribution (UDDD)
Sistem distribusi obat dosis unit adalah obat yang diorder oleh dokter untuk pasien yang terdiri dari
satu atau beberapa jenis obat yang masing-masing dalam kemasan dosis unit tunggal dalam jumlah
persediaan yang cukup untuk suatu waktu tertentu. Pada sistem ini pasien membayar hanya obat yang
dikonsumsi saja. Walaupun distribusi obat dosis unit adalah tanggung jawab IFRS, hal tersebut tidak
dapat dilakukan di rumah sakit tanpa kerja sama dengan staf medik, perawat, pimpinan rumah sakit dan
staf administrasi.
Pada sistem distribusi obat ini dapat dilaksanakan dengan menggunakan salah satu metode di bawah ini
yang pilihannya tergantung pada kebijakan dan kondisi suatu rumah sakit :
1. Sistem distribusi obat unit dapat diselenggarakan secara sentralisasi. Sentralisasi dilakukan oleh
IFRS sentral ke semua daerah perawatan pasien rawat inap di rumah sakit secara keseluruhan artinya di
rumah sakit itu mungkin hanya mempunyai satu IFRS tanpa adanya depo farmasi di beberapa area
perawatan pasien.
2. Sistem distribusi obat dosis unit desentralisasi dilakukan oleh beberapa cabang IFRS di sebuah
rumah sakit. Pada dasarnya sistem distribusi obat desentralisasi ini sama dengan sistem distribusi obat
persediaan lengkap di ruang, hanya saja sistem distribusiini dikelola seluruhnya oleh Apoteker yang
sama dengan pengelolaan dan pengendalian oleh IFRS sentral.

Dalam sistem distribusi obat dosis unit kombinasi sentralisasi dan desentralisasi biasanya hanya dosis
mula dan dosis keadaan darurat dilayani depo farmasi. Dosis selanjutnya dilayani oleh IFRS sentral

Anda mungkin juga menyukai