Anda di halaman 1dari 6

JURNAL PRAKTIKUM

BIOFARMASETIKA DAN FARMAKOKINETIKA

PRAKTIKUM 2 : FARMAKOKINETIKA ORAL KOMPARTEMEN TERBUKA

(PEMBERIAN PARASETAMOL TUNGGAL DAN KOMBINASI DENGAN


FENILPROPANOLAMIN)

Kurniawan Wisnu Putra

Kelompok III

171200252

A2D FARMASI KLINIS

TANGGAL PRAKTIKUM : 1 April 2019

DOSEN PENGAMPU : I.G.N.Agung Windra Wartana Putra.,


S.Farm., M.Sc.,Apt.

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS

INSTITUT ILMU KESEHATAN

MEDIKA PERSADA BALI

DENPASAR

2019
II. FARMAKOKINETIKA ORAL KOMPARTEMEN TERBUKA

(PEMBERIAN PARASETAMOL TUNGGAL DAN KOMBINASI DENGAN


FENILPROPANOLAMIN)

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui prinsip farmakokinetika oral kompartemen terbuka.
2. Mengetahui cara simulasi data klinis farmakokinetika oral kompartemen terbuka.
3. Mampu memberikan rekomendasi terapi terkait farmakokinetika obat yang diberikan
melalui rute oral kompartemen terbuka.

B. DASAR TEORI
Parasetamol siap diabsorpsi dari saluran gastrointrestinal dengan konsentrasi puncak
plasma mencapai sekitar 10 – 60 menit dengan dosis per oral. Parasetamol didistribusi ke
hampir semua jaringan tubuh. Melewati plasenta dan mengalir melalui air susu. Ikatan
protein plasma dapat diabaikan pada konsentrasi terapeutik normal, namun dapat
meningkat dengan peningkatan konsentrasi.
Waktu paruh eliminasi dari paracetamol bervariasi antara 1 hingga 3 jam (Sweetman,
2009). Parasetamol dimetabolisme dalam hati dan diekskresi melalui urin sebagai
glukoronide dan sulfat konjugasi. Kurang dari 5% diekresikan sebagai paracetamol.
Eliminasi terjadi kira – kira 1 – 4 jam (Wijayanyi, et all, 2010).
Fenilpropanolamin hidroklorida adalah senyawa yang termasuk dalam obat
simpatomimetis yang secara struktur berkaitan dengan efedrin hidroklorida. Nama kimia
dari Fenilpropanolamin hidroklorida (d1-norefedrin) adalah α-(1-aminoetil) benzyl
alcohol hidroklorida atau 1-fenil-1-amino-1-propanol hidroklorida. Senyawa ini
mempunyai berat molekul 187,67 g/mol. Fenilpropanolamin hidroklorida memiliki waktu
paruh eliminasi antara 3 – 6 jam (Rusdiana dkk).
Penelitian pengaruh pemberian kombinasi obat parasetamol 500 mg dan
fenilpropanolamin HCl 50 mg secara oral terhadap profil farmakokinetik masing –
masing obat tersebut dalam plasma menunjukan hasil bahwa nilai tetapan absorbsi (Ka),
laju eliminasi dari kompartemen sentral (Ke), dan waktu tercapainya konsentrasi puncak
(tmaks) masing – masing obat tidak berbeda secara bermakna baik pemberian tunggal
maupun kombinasi. Perbedaan waktu paruh eliminasi dari seluruh tubuh (t1/2β) untuk
parasetamol antara pemberian tunggal dan kombinasi, tidak bermakna secara statistik.
Akan tetapi untuk nilai t1/2β dari fenil propanolamin hidroklorida berbeda secara
bermakna antara nilai t1/2β dari fenil propanolamin hidroklorida yang diberikan secara
tunggal (rata-rata 6,99 jam) dan yang diberikan secara kombinasi dengan pemberian
parasetamol (rata-rata 10,60 jam). Nilai AUC0-∞ (luas daerah di bawah kurva) dan Cmaks
(konsentrasi puncak) dari kedua obat memiliki perbedaan bermakna baik nilai AUC0-∞
dan Cmaks untuk parasetamol maupun fenilpropanolamin hidroklorida antara obat yang
diberikan secara tunggal dan kombinasi (Rusdiana dkk).
1. Model Farmakokinetika Peroral
a. Model absorpsi orde kesatu.
Pada model ini obat dalam saluran cerna DGI diabropsi secara sistemik pada
suatu tetapan laju reaksi, K0. Obat dieliminasi dari tubuh oleh suatu proses orde
kesatu dengan suatu tetapan laju orde kesatu, K. Model ini analog dengan
pemberian obat secara infuse intravena. Model farmakokinetika yang mengangga
absorpsi orde nol digambarkan dalam Gambar 1 (Shargel and Yu, 2005).

Ka K

DGI DB .Vd

Gambar 1. Model farmakokinetika kompartemen-satu untuk absorpsi obat orde


noldan eliminasi obat orde kesatu.
Laju eliminasi pada setiap waktu, dengan proses orde kesatu adalah sama
dengan DBK. laju masukan adalah K0. Oleh karena itu, perubahan per satuan
waktu dalam tubuh dapat dinyatakan sebagai berikut :
d DE
=K 0 −KD R
dt

Integritas dari persamaan ini dengan substitusi VdCp untuk DB:


K0 −Kt
Cp= (1−e )
Vd K
Laju absorpsi obat adalah konstan dan berlanjut sampai jumlah obat dalam
dinding usus, DGI habis. Waktu dimana absorpsi obat berlangsung dengan DGI/K0.
Setelah waktu ini obat tidak, tersedia lagi untuk absorpsi dari dinding usus dan
persamaan 7.7 tidak, lagi berlaku. Konsentrasi obat dalam plasma akan menurun
menurut suatu proses laju eliminasi orde kesatu ( Gambar 2) (Shargel and Yu,
2005).
b. Model Absorpsi Orde Kesatu.
Model ini menganggap bahwa masukan adalah orde kesatu dan suatu eliminasi
juga orde kesatu ( Gambar 3). Persamaan diferensial yang menggambarkan laju
perubahan obat dalam tubuh :
d DE
=F K α D GI −K D B
dt
F adalah fraksi obat terabsorpsi secara sistemik. Oleh karena obat dalam
saluran cerna juga mengikuti suatu proses penurunan orde kesatu (yakni absorpsi
melintas dinding saluran cerna), jumlah obat dalam saluran cerna sama dengan
D0e - Kat
d DE −K t
=F K α D 0 e −K D B
α

dt
Persamaan ini dapat diintegrasikan untuk memberikan persamaan abropsi oral
secara umum, untuk perhitungan konsentrasi obat (Cp) dalam plasma pada setiap
waktu (t) :
F K α D0
Cp= ( e−Kt −e− K t )
α

V d ( K α −K )

Gambar yang khas dari konsentrasi obat dalam tubuh setelah dosis oral
disajikan dalam Gambar 4

Ka K

DGI DB .Vd

Gambar 3. Model farmakokinetika kompartemen-satu untuk absorpsi obat orde


kesatu dan eliminasi obat orde kesatu.
Gambar 4 jenis kurva kadar dalam plasma-waktu untuk obat yang diberikan secara oral
dosis tunggal (Shargel and Yu, 2005).

C. ALAT DAN BAHAN


1. ALAT
 Kalkulator Scientific
 Laptop
 Kertas Semilogratimik
 Alat Tulis
 Penggaris

2. BAHAN
 Text Book
D. DAFTAR PUSTAKA

Rusdiana, T., Sjuib, F., Asyarie, S. tt. Interaksi Farmakokinetik Kombinasi Obat
Parasetamol dan Fenilpropanolamin Hidroklorida Sebagai Komponen Obat
Flu.Yogyakarta
Shargel, L., Wu-Pong, S., Yu, A.B.C. 2012. Biofarmasetika & Farmakokinetika Terapan
Edisi Kelima. Surabaya: Airlangga University Press.
Sweetman, Sean C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference Thirty-Sixth edition.
London: Pharmaceutical Press.
Wijayanti,A.D.,et al. 2010 .Penentuan Efektifitas Oksitetrasklin Melalui Parameter
Farmakokinetik/Farmakodinamik Pada Plasma Dan Jaringan Ayam
Boiler.Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai