Anda di halaman 1dari 3

1. Asam-basa.

Ada

Adapun penggolongan untuk metode titrimetri : sejumlah besar asam dan basa yang dapat ditentukan oleh titrimetri. Jika HA mewakili asam yang akan ditentukan oleh B yang mewakili basa, reaksinya adalah sebagai berikut : HA + OH A- + H2O Dan + B + H3O BH+ + H2O Titran umumnya adalah larutan standar dari elektrolit kuat, seperti natrium hidroksida dan asam klorida. Titrasi asam-basa ini prinsipnya adalah netralisasi dimana pH asam (biasanya berkisar antara 1 6) dinetralkan oleh pH basa (berkisar antara 8 14) dengan demikian dalam prosesnya terjadi perubahan pH yang signifikan. Sehingga secara garis besar untuk titrasi asam basa ini dapat digolongkan menjadi 3 : a. Titrasi Asam Kuat-Basa Kuat. Asam dan basa kuat terurai sempurna dalam larutan berair. Oleh karena itu, pH pada berbagai titik selama titrasi dapat dihitung langsung dari jumlah stoikiometri asam dan basa yang dibiarkan bereaksi. Pada titik ekivalen,pH ditentukan oleh tingkat terurainya air. Pada 25C pH air murni adalah 7,00. Indicator yang digunakan pada titrasi ini biasanya indicator yang memiliki range pH yang cukup luas, karena pada saat titrasi ini dilakukan terjadi perubahan range pH yang cukup signifikan. Biasanya indicator yang dipakai adalah fenolftalein, bromotymol blue, Metil merah.

b. Titrasi Asam Lemah-Basa Kuat. Karena terurai sedikit dalam air, sehingga bila dilakukan pembacaan dengan menggunakan kurva titrasi tampak pada asam lemah ini pH nya mulai meningkat dengan cepat saat basa pertama kali basa ditambahkan, laju peningkatan melambat seiring dengan meningkatnya konsentrasi B- (bila asam lemah tersebut dimisalkan HB). Larutan tersebut dikatakan sebagaitersangga didaerah ini, dimana laju peningkatkan pH lambat. Setelah titik paruhnya, pH perlahan-lahan meningkat lagi sampai terjadi perubahan besar pada titik ekivalen. c. Titrasi Bebas Air (TBA). Pada titrasi ini pelarut asam merupakan pelarut yang lebih baik dari air, karena air adalah produk dari reaksi titrasi, dan lebih lanjut air terdapat dalam jumlah berlebih. Jadi sampai tingkat tertentu air bersifat asam sehingga bersaing dengan

asam yang hendak kita titrasi dan mencegah reaksi titrasi berjalan hingga selesai kecuali asam itu sendiri cukup kuat. Adapun pendapat lain yaitu, Titrasi bebas air adalah suatu titrasi yang tidak mengunakan air sebagai pelarut, tetapi digunakan pelarut organik. Titrasi ini dilakukan pada zat asam atau basa lemah seperti halnya asam-asam organik atau alkoloida. Alkoloida sukar larut dalam air juga kurang reaktif dalam air, seperti misalnya garam-garam amina dimana garam-garam dirombak dulu menjadi basa bebas yang larut dalam air. Pelarut yang biasa digunakan dibagi atas dua golongan yaitu pelarut protolitis dan pelarut amfiprotolitis.

2. Oksidasi-reduksi (redoks). Reaksi kimia yang melibatkan oksidasireduksi dipergunakan secara luas dalam analisis titrimetrik. Sebagai contoh, besi dengan tingkat oksidasi +2 dapat dititrasi dengan sebuah larutan standar dari serium(IV)sulfat: Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+ Unsure pengoksidasi lainnya sering dipergunakan sebagai titran adalah kalium permanganate, KMnO4 reaksinya dengan besi dalam larutan asam adalah 5Fe2+ + MnO4- + 8H+ 5Fe3 + Mn2+ + 4H2O

3. Argento-metri

dari kation perak dengan anion halogen dipergunakan secara luas dalam prosedur titrimetri. Reaksinya adalah sebagai berikut : Ag+ + X- AgX(S) o Parameter yang diamati Pengendapan pada senyawa golongan halogen atau pseudo halogen, ( I, Cl, Br, F, SCN ). o Dikenal 4 metode : Mohr : K2CrO4 sebagai indikator, merupakan titrasi langsung dengan perak nitrat sampai membentuk warna merah jingga. Volhard : Ferro Amonium sulfat srbagai indikator, merupakan titrasi tidak langsung dimana ion halida diendapkan dengan AgNO3 berlebih dan kelebihan AgNO3 dititrasi kembali dengan tiosianat. Fajans : Eosin sebagai indikator, merupakan titrasi langsung dengan peak nitrat. Budde : merupakan titrasi langsung dengan perak nitrat untuk penentuan barbiturat menggunakan kekeruhan sebagai titik akhir titrasi.

(pengendapan), pengendapan

4. Pembentukan kompleks, contoh dari reaksi dimana terbentuuk


kompleks yang stabil antara ion perak dan sianida : Ag+ + 2CN- Ag(CN2)Reaksi ini adalah dasar dari metode liebig untuk penetapan sianida. Pereaksi organic tertentu, seperti asametilenadiaminatetraasetat (EDTA), membentuk kompleks stabil dengan beberapa ion logam dan digunakan secara luas untuk penentuan titrimetrik dari logam-logam ini. Penggunaan buffer / larutan penyangga pH diperlukan selama titrasi ini karena, pada saat pembentukan senyawa kompleks antara EDTA dengan logam terjadi pelepasan 2H+ yang dapat mengubah pH sehingga mengganggu kepada pembentukan senyawa kompleks nya. Persyaratan untuk reaksi yang dipergunakan dalam analisis titrimetrik. 1. Reaksi tersebut harus diproses sesuai persamaan kimiawi tertentu. Seharusnya tidak ada reaksi sampingan. 2. Reaksi tersebut harus diproses sampai benar-benar selesai pada titik ekivalensi. Cara lain untuk mengatakannya adalah bahwa konstanta kesetimbangan dari reaksi tersebut haruslah amat besar. Jika persyaratan ini dipenuhi, akan terjadi akan terjadi perubahan yang besar dalam konsentrasi analit (atau titran) pada titik ekivalensi. 3. Harus tersedia beberapa metode untuk menetukan kapan titik ekivalensi tercapai. Harus tersedia beberapa indicator atau metode instrumental agar analisis dapat menghentikan penambahan dari titran. 4. Diharapkan reaksi tersebut berjalan cepat, sehingga titrasi dapat dilakukan dalam beberapa menit. (R.A. Day, Jr., A.L. Underwood, 1998)

Anda mungkin juga menyukai