0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
26 tayangan14 halaman
Dokumen tersebut membahas evaluasi sifat fisis tablet farmasi, termasuk keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, dan kadar zat aktif. Parameter-parameter tersebut perlu diuji untuk menjamin mutu tablet sebelum dipasarkan.
Dokumen tersebut membahas evaluasi sifat fisis tablet farmasi, termasuk keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, dan kadar zat aktif. Parameter-parameter tersebut perlu diuji untuk menjamin mutu tablet sebelum dipasarkan.
Dokumen tersebut membahas evaluasi sifat fisis tablet farmasi, termasuk keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, dan kadar zat aktif. Parameter-parameter tersebut perlu diuji untuk menjamin mutu tablet sebelum dipasarkan.
Untuk menjamin mutu tablet maka sebelum dipasarkan tablet harus diuji sifat fisisnya yang meliputi: 1. Keseragaman bobot tablet, 2. Kekerasan Tablet, 3. Kerapuhan Tablet, 4. Waktu hancur, dan 5. Keseragaman kadar zat aktif dalam tablet. Keseragaman bobot tablet • Keseragaman bobot tablet ditentukan berdasar pada banyaknya penyimpangan bobot tiap tablet terhadap bobot rata-rata seluruh tablet.
• Variasi bobot tablet dapat disebabkan oleh ukuran dan
distribusi ukuran granul serta sifat alir granul.
• Keseragaman bobot diuji dengan menimbang satu persatu
tablet sebanyak 20 tablet yang diambil secara acak.
• Ex: Tablet yang tidak bersalut dengan bobot rata-rata lebih
dari 300 mg penyimpangan bobot dari bobot rata-ratanya tidak boleh lebih dari 2 tablet yang penyimpangan bobotnya lebih dari 5% dan tidak satu tablet pun yang mempunyai penyimpangan bobot lebih dari 10% (Anonim, 1979) Tabel 1. Keseragaman bobot tablet (Anonim, 1979)
Penyimpangan bobot rata-rata
Bobot rata-rata A B 25 mg atau kurang 15% 30% 26 mg - 150 mg 10% 20% 151 mg - 300 mg 7,50% 15% lebih dari 300 mg 5% 10% Kekerasan tablet • Kekerasan tablet merupakan parameter yang menggambarkan ketahanan tablet melawan tekanan mekanik seperti goncangan, pengikisan dan terjadinya keretakan selama pembungkusan atau pengangkutan.
• Pengukuran kekerasan tablet adalah dengan
meletakkan ebuah tablet secara vertikal diantara ujung dari penekan putar dari hardness tester sehingga tablet tertekan dan pecah. Kekerasan tablet dibaca pada skala disaat tablet pecah dengan satuan kg.
• Kekerasan tablet yang baik menurut Parrot (1971)
adalah 4-8 kg. Kerapuhan tablet • Kerapuhan tablet merupakan gambaran lain ketahan tablet dalam melawan goncangan dan pengikisan. Hal ini menggambarkan kemampuan tablet untuk bertahan dalam proses pengemasan dan pengangkutan. bila tablet rapuh maka bobot tablet akan berkurang sehingga mengurangi kualitas tablet.
• Cara pengukuran kerapuhan tablet adalah: 20 tablet
dibersihkan dari partikel halus yang kemungkinan menempel, lalu ditimbang (Wo), kemudian dimasukkan ke dalam abrasive tester dan diputar selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm. Tablet diambil dan dibersihkan lagi, kemudian ditimbang (W), dihitung % kehilangan berat tablet. Kerapuhan (%) = Wo - W x 100% Wo • Kerapuhan yang baik bila angka kerapuhan kurang dari 1 % (Banker & Anderson, 1994) Waktu Hancur Tablet
• Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan
untuk hancurnya tablet dalam media yang sesuai.
• Hancurnya tablet merupakan hilangnya daya
kohesi tablet karena adanya aksi suatu cairan sehingga tablet akan hancur menjadi granul atau agregat. Umumnya tablet dengan kekerasan rendah akan lebih cepat hancur. Tetapi hal ini tidak mutlak (Bolhuis & Chowhan, 1996). • Cara pengukuran: enam tablet dimasukkan ke dalam masing- masing tabung pada disintegrator, kemudian alat tersebut dimasukkan ke dalam beaker glass yang berisi air pada suhu 36-38 0C, tabung diturunnaikkan sebanyak 30 kali setiap menit, tablet dinyatakan hancur apabila tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa, waktu yang diperlukan untuk tablet hancur dicatat.
• Persyaratan waktu hancur: kecuali dinyatakan lain waktu yang
diperlukan untuk menghancurkan tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut gula dan salut selaput. Penetapan kadar zat aktif • Kualitas tablet yang baik juga harus mempunyai kadar zat aktif yang seragam.
• Kandungan rata-rata zat aktif pada tablet dengan zat
aktif yang poten dan berkadar rendah tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110 %.
• Untuk tablet yang mengandung zat aktif dalam jumlah
besar (non poten) kandungan rata-rata zat aktif tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari 105% dari yang tertera pada etiket. (Anonim, 1979) Disolusi • Pelarutan merupakan proses dimana suatu bahan kimia atau obat menjadi terlarut dalam suatu pelarut. Dalam sistem biologi pelarutan obat dalam media “aqueous” merupakan suatu bagian penting sebelum kondisi sistemik. (Shargel & Yu, 2005)
• Disintegrasi, deagregasi dan disolusi bisa berlangsung
secara serentak dengan terlepasnya obat dari bentuk sediaan. Tahapan-tahapan disintegrasi, deagregasi dan disolusi tablet atau kapsul ditunjukkan pada gambar 1. Dari data uji pelarutan dapat diungkapkan antara lain dengan cara : (Khan, 1975) 1). Metode klasik. Dalam metode ini kecepatan pelarutan sediaan dinyatakan dengan jumlah zat aktif terlarut dalam waktu tertentu, misalnya dinyatakan dengan C60 artinya jumlah zat aktif telah larut dalam waktu 60 menit.
2). Waktu yang diperlukan mencapai persentase
tertentu kelarutan obat. Misalnya : T 20%, T 50% adalah untuk melarutkan 20% atau 50% obat dalam cairan pelarut. 3). Metode Dissolution Efficiency Didefinisikan sebagai perbandingan luas daerah dibawah kurva disolusi pada waktu tertentu dengan luas daerah empat persegi panjang yang menggambarkan 100 % zat aktif terlarut pada waktu yang sama. …………………………..…… (2)
Gambar 2. Kurva Hubungan % Zat Terlarut Dengan Waktu