Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FARMASI RUMAH SAKIT

VISITE DAN KONSELING

Dosen Pengampu :
Medi Andriani, M. Pharm., Sci

Oleh :
Septia Rinenda Kusuma (1948201084)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN IBU JAMBI


PROGRAM STUDI FARMASI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segenap limpahan rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas farmasi rumah sakit ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tugas ini merupakan makalah yang
dibuat untuk memenuhi kriteria penilaian mata kuliah.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan yang
disebabkan oleh kedangkalan dalam memehami teori dan keterbatasan keahlian serta
pengetahuan. Semoga segala bantuan, dorongan serta petunjuk dan bimbingannya
dapat membantu penulis untuk menghasilkan makalah yang lebih baik lagi.

Jambi, Desember 2021


Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan kefarmasian sebagai bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan diharapkan dapat memaksimalkan efek terapi, meminimalkan
resiko pengobatan, meminimumkan biaya pengobatan dan menghormati
pilihan pasien, yang merupakan bagian dari prinsip peresepan yang baik.
Pelayanan ini meliputi pelayanan farmasi klinik oleh apoteker di rumah sakit,
yang ditujukan untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan pengobatan
yang rasional, yaitu: efektif, aman dan dengan biaya terjangkau.
Apoteker mempunyai kewajiban memberikan perlindungan kepada
pasien dan masyarakat dalam menjamin dan/ atau menetapkan sediaan
farmasi, memberikan pelayanan kefarmasian yang baik serta mempertahankan
dan meningkatkan mutu penyelenggaraan pelayanan kefarmasian sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan peran tersebut,
apoteker memerlukan peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang
sesuai secara berkesinambungan sejalan dengan perkembangan terkini.
Pelaksanaan pelayanan kefarmasian pada pasien salah satunya berupa
praktik apoteker ruang rawat melalui kegiatan visite dan konseling. Visite
apoteker adalah kunjungan rutin yang dilakukan apoteker kepada pasien di
ruang rawat dalam rangka mencapai hasil terapi (clinical outcome) yang lebih
baik. Aktivitas visite dapat dilakukan secara mandiri atau kolaborasi secara
aktif dengan tim dokter dan profesi kesehatan lainnya dalam proses penetapan
keputusan terkait terapi obat pasien. Konseling merupakan proses interaktif
antara Apoteker dengan pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan,
pemahaman, kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku
dalam penggunaan obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien.
Dalam makalah ini akan membahas mengenai praktek pelayanan
kefarmasian di rumah sakit berupa visite dan konseling.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja yang dimaksud dengan visite dan konseling?
2. Bagaimana pelaksanaan visite dan konseling?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan visite dan konseling
2. Mengetahui bagaimana pelaksanaan visite dan konseling

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Visite dan Konseling
Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan
Apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan untuk mengamati
kondisi klinis pasien secara langsung, dan mengkaji masalah terkait Obat,
memantau terapi Obat dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki, meningkatkan
terapi Obat yang rasional, dan menyajikan informasi Obat kepada dokter, pasien
serta profesional kesehatan lainnya.
Praktik visite yang dilakukan oleh apoteker bertujuan untuk:
(1) meningkatkan pemahaman mengenai riwayat pengobatan pasien,
perkembangan kondisi klinik, dan rencana terapi secara komprehensif;
(2) memberikan informasi mengenai farmakologi, farmakokinetika, bentuk
sediaan obat, rejimen dosis, dan aspek lain terkait terapi obat pada pasien,
(3) memberikan rekomendasi sebelum keputusan klinik ditetapkan dalam hal
pemilihan terapi, implementasi dan monitoring terapi;
(4) memberikan rekomendasi penyelesaian masalah terkait penggunaan obat
akibat keputusan klinik yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Konseling Obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait
terapi Obat dari Apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau keluarganya.
Konseling untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap di semua fasilitas
kesehatan dapat dilakukan atas inisitatif Apoteker, rujukan dokter, keinginan
pasien atau keluarganya. Pemberian konseling yang efektif memerlukan
kepercayaan pasien dan/atau keluarga terhadap Apoteker. Pemberian konseling
Obat bertujuan untuk mengoptimalkan hasil terapi, meminimalkan risiko reaksi
Obat yang tidak dikehendaki (ROTD), dan meningkatkan costeffectiveness yang
pada akhirnya meningkatkan keamanan penggunaan Obat bagi pasien (patient
safety).

3
2.2 Pelaksanaan Visite dan Konseling
Sebelum memulai praktik visite di ruang rawat, seorang apoteker perlu
membekali diri dengan berbagai pengetahuan, minimal: patofisiologi, terminologi
medis, farmakokinetika, farmakologi, farmakoterapi, farmakoekonomi,
farmakoepidemiologi, pengobatan berbasis bukti. Selain itu diperlukan
kemampuan interpretasi data laboratorium dan data penunjang diagnostik lain;
berkomunikasi secara efektif dengan pasien, dan tenaga kesehatan lain. Kegiatan
visit dapat dilakukan secara mandiri maupun tim .

4
Kegiatan dalam konseling Obat meliputi:
a. membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien;
b. mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang penggunaan Obat melalui
Three Prime Questions;
c. menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada pasien
untuk mengeksplorasi masalah penggunaan Obat;
d. memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah
pengunaan Obat;
e. melakukan verifikasi akhir dalam rangka mengecek pemahaman pasien; dan
f. dokumentasi.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam konseling Obat:
a. Kriteria Pasien:
1) pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi ginjal, ibu hamil
dan menyusui);
2) pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (TB, DM, epilepsi, dan
lain-lain); 3) pasien yang menggunakan obat-obatan dengan instruksi khusus
(penggunaan kortiksteroid dengan tappering down/off);
4) pasien yang menggunakan Obat dengan indeks terapi sempit (digoksin,
phenytoin);
5) pasien yang menggunakan banyak Obat (polifarmasi); dan
6) pasien yang mempunyai riwayat kepatuhan rendah.
b. Sarana dan Peralatan:
1) ruangan atau tempat konseling; dan
2) alat bantu konseling (kartu pasien/catatan konseling).
Tahapan konseling kepada pasien bervariasi sesuai dengan kebijakan dan
prosedur sistem kesehatan, lingkungan, dan aturan praktik. Umumnya, langkah-
langkah konseling sebagai berikut:
1. Bangun rasa percaya dalam membuat hubungan dengan pasien. Perkenalkan diri
Anda sebagai seorang apoteker, menjelaskan tujuan dan estimasi waktu dari sesi

5
konseling, dan dapatkan persetujuan pasien untuk berpartisipasi, serta tentukan
bahasa lisan utama pasien.
2. Kaji pengetahuan dan sikap pasien tentang penyakit dan obatnya serta kemampuan
fisik dan mental untuk menggunakan obat dengan tepat. Tanyakan pertanyaan
terbuka tentang tujuan masing-masing obat dan hasil yang diharapkan, dan minta
pasien untuk menjelaskan/menunjukkan bagaimana dia akan menggunakan obat.

3. Gunakan demonstrasi untuk mengisi gap antara pengetahuan dan pemahaman


pasien. Menunjukkan bentuk, warna, tanda dosis, dll. dari obat yang digunakan
serta mendemonstrasikan alat khusus seperti inhaler hidung dan mulut. Sebagai
tambahan, sediakan handout tertulis untuk membantu pasien mengingat informasi.
Jika seorang pasien mengalami masalah dengan obatnya, kumpulkan data dan kaji
masalahnya lalu sesuaikan regimen farmakoterapi sesuai dengan protokol atau
memberitahukan dokter pembuat resep.
4. Verifikasi pengetahuan dan pemahaman pasien tentang penggunaan obat-obatan.
Minta pasien untuk menjelaskan bagaimana mereka akan menggunakan obat
mereka dan mengidentifikasi efeknya.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah visit dan konseling adalah Visite merupakan
kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan Apoteker secara mandiri
atau bersama tim tenaga kesehatan untuk mengamati kondisi klinis pasien secara
langsung, dan mengkaji masalah terkait Obat, memantau terapi Obat dan Reaksi Obat
yang Tidak Dikehendaki, meningkatkan terapi Obat yang rasional.
Konseling Obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait
terapi Obat dari Apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau keluarganya. Konseling
untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap di semua fasilitas kesehatan dapat
dilakukan atas inisitatif Apoteker, rujukan dokter, keinginan pasien atau keluarganya

7
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Standar Pelayanan Farmasi di Rumah


Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Pedoman Konseling Pelayanan
Kefarmasian Di Fasilitas Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Hansen, K.N. & Parthasaranthi, G. (2004). Text Book of Clinical Pharmacy Practice:
Essential Concept and Skills. India: Orient Longman Private Limited.
LYH Lai, MSM Hu, NCW Leow, PN Voon, Jl Wong, LL Tiong.”Pharmacist Participation in
Clinician Rounds and Cost Saving Implications”. Departement of Pharmacy,
Serawak: General Hospital.
Poh,E.P., Nigro,O.,Avent, M.L., Doecke, C.J.(2009).Pharmaceutical Reforms: Clinical
Pharmacy Ward Service Versus a Medical Team Model. J Pharm Pract Res. 3, 39:
176-80.

Anda mungkin juga menyukai