NIM : 1805101050084
ASISTEN : 1. Muyassir
: 3. Yoga Agustiawan
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
2020
BAB I. PENDAHULUAN
Pada umumnya dipandang dari manfaat yang didapat, tumbuhan dibagi menjadi
dua yaitu, tanaman yaitu tumbuhan yang menguntungkan dan dibudidayakan dan
tumbuhan yang merugikan. Tumbuhan yang menguntungkan disebut tanaman yaitu
tumbuhan yang dibudidayakan oleh manusia atau sengaja untuk ditanam karena
mempunyai nilai ekonomis yang menjanjikan. Sedangkan tumbuhan yang merugikan
adalah tumbuhan yang tidak dikehendaki keberadaannya. Dalam kegiatan budidaya atau
dalam ilmu pertanian, tumbuhan tersebut sering disebut dengan gulma (weed).
Pengertian gulma yang lain adalah tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya
secara pasti sehingga kebanyakan orang juga menganggap bahwa gulma mempunyai nilai
negatif yang lebih besar daripada nilai ekonomisnya. Sehingga gulma tersebut harus
dimusnahkan dari, agar tidak menimbulkan kerugian-kerugian yang lainnya, yang nantinya
dapat mengganggu kegiatan pertanian. Baik secara teknis, produksi, maupun secara
ekonomis. Gulma adalah suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman budidaya,
tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman pokok (tanaman yang sengaja ditanam) atau
semua tumbuhan yang tumbuh pada tempat (area) yang tidak diinginkan oleh si penanam
sehingga kehadirannya dapat merugikan tanaman lain yang ada di dekat atau disekitar
tanaman pokok tersebut.
Untuk mengetahui vegetasi dan melihat jenis gulma dan gulma yang dominan pada
suatu lahan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuhan bandotan adalah tumbuhan liar yang tumbuh di sekitar kebun dan
berpotensi menjadi gulma apabila populasinya tinggi. Tumbuhan ini mudah ditemukan di
perkarangan rumah, kebun, sawah, dan tepi jalan. Tumbuhan ini dapat berkembang biak
dengan baik di wilayah tropika dan sub tropika. Bagi petani di indonesia tumbuhan ini
sangat menjengkelkan karena dapat menurunkan hasil tanaman budidaya yang membuat
kerugian ekonomi. Walaupun demikian tumbuhan bandotan memiliki manfaat dalam
bidang kesehatan. Manfaatnya adalah dapat mengobati bisul, rematik, radang telinga,
sariawan, tumor rahim, sakit tenggorokan dan lain-lain. (Barus, 2003).
Ordo: Asterales
Famili: Asteraceae
Genus: Ageratum
Ageratum adalah herbal tahunan yang tumbuh sekitar 60 cm tinggi dan menghasilkan
bunga-bunga pink kecil di bagian atas batang berbulu nya. Di beberapa negara itu dianggap
sebagai gulma yang sulit untuk mengontrol. Ageratum berkisar dari tenggara Amerika
Utara ke Amerika Tengah, tetapi pusat asal di Amerika Tengah dan Karibia. Ageratum
juga ditemukan di beberapa negara di daerah tropis dan sub-tropis, termasuk Brasil.
(Adi,2013).
Tumbuhan ini menyebar luas di seluruh wilayah tropika, bahkan hingga subtropika.
Didatangkan ke Jawa sebelum 1860, kini gulma ini telah menyebar luas di Indonesia. Di
Amerika Selatan, tumbuhan ini malah dibudidayakan; menurut catatan sejarah, bandotan
memang didatangkan dari Meksiko. Bandotan sering ditemukan sebagai tumbuhan
pengganggu di sawah-sawah yang mengering, ladang, pekarangan, tepi jalan, tanggul, tepi
air, dan wilayah bersemak belukar. Ditemukan hingga ketinggian 3.000 m, terna ini
berbunga sepanjang tahun dan dapat menghasilkan hingga 40.000 biji per individu
tumbuhan. Karenanya, gulma ini dirasakan cukup mengganggu di perkebunan. Di luar
Indonesia, bandotan juga dikenal sebagai gulma yang menjengkelkan di Afrika, Asia
Tenggara, Australia, serta di Amerika Serikat (Tjitrosoedirdjo, dkk., 1984).
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Kerapatan nisbih
1. Verbascum thepus
KM spesies tertentu
Kerapatan nisbih = x 100 %
jumlah KM keseluruhan
5
= x 100 %
25
= 0.2 %
2. Cyperus rotundus
KM spesies tertentu
Kerapatan nisbih = x 100 %
jumlah KM keseluruhan
6
= x 100 %
35
= 0.24%
3. Cynodon doctylon
KM spesies tertentu
Kerapatan nisbih = x 100 %
jumlah KM keseluruhan
9
= x 100 %
25
= 0.36%
4. Imperata cylindrical
KM spesies tertentu
Kerapatan nisbih = x 100 %
jumlah KM keseluruhan
3
= x 100 %
25
= 0.12 %
5. Circium vulgare
KM spesies tertentu
Kerapatan nisbih = x 100 %
juml ah KM keseluruhan
2
= 100 %
25
= 0.08%
Nilai Penting
1. Verbascum thepus
Nilai penting = kerapatan nisbih + frekuensi nisbih
= 0.2% + 0.27%
= 0.47%
2. Cyperus rotundus
Nilai penting = kerapatan nisbih + frekuensi nisbih
= 0.24% + 0.18%
= 0.42%
3. Cynodon doctylon
Nilai penting = kerapatan nisbih + frekuensi nisbih
= 0.36% + 0.27%
= 0.63%
4. Imperata cylindrical
Nilai penting = kerapatan nisbih + frekuensi nisbih
= 0.12% + 0.18%
= 0.3%
5. Circium vulgare
Nilai penting = kerapatan nisbih + frekuensi nisbih
= 0.08% + 0.09%
= 0.17%
4.2. Pembahasan
Dari tabel hasil di atas pengamatan diatas dapat dilihat bahwa gulma yang memiliki
kerapatan mutlak dan nisbih paling tinggi hingga paling rendah adalah Cynodon doctylon
dengan nilai kerapatan mutlak 9 dan kerapatan nisbih 0.36%. Cyperus rotundus dengan
nilai kerapatan mutlak 6 dan nilai kerapatan nisbih 0.24%. Imperata cylindrical dengan
nilai kerapatan mutlak 3 dan nilai kerapatan nisbih 0.12%. Verbascum thepus dengan nilai
kerapatatan mutlak 5 dan nilai kerapatan nisbih 0.2%. Circium vulgare dengan nilai
kerapatan mutlak 2 dan nilai kerapatan nisbih 0.08%.
Gulma yang memiliki frekuensi paling tinggi hingga paling rendah adalah
Verbascum thepus dan Cynodon doctylon dengan frekuensi mutlak 3 dan frekuensi nisbih
0.27%. Cyperus rotundus dan Imperata cylindrical dengan frekuensi mutlak 2 dan
frekuensi nisbih 0.18%. Dan yang paling rendah Circium vulgare dengan frekuensi mutlak
1 dan frekuensi nisbih 0.09%. Gulma Imperata thepus memiliki nilai penting 0.42%
dengan SDR 0.235. Cyperus rotundus memiliki nilai penting 0.42% dengan SDR 0.21.
Cynodon doctylon memiliki nilai penting 0.63% dengan SDR 0.315%. Imperata
cylindrical memiliki nilai penting 0.3% dengan SDR 0.15. dan Circium vulgare memiliki
nilai penting 0.17% dengan SDR 0.85.
Analisis vegetasi adalah metode yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
sebaran berbagai macam spesies yang ada dalam suatu area. Kegiatan ini umumnya
dilakukan melalui pengamatan langsung dan dilakukan pula dengan membuat plot, serta
mengamati morfologi dan identifikasi vegetasi yang ada. Menurut Greigh-Smith (1983),
analisis vegetasi adalah cara untuk mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi
secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Bentuk atau struktur
vegetasi yang dimaksud ilah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan tutupan tajuk. Untuk
melakukan analisa terhadap suatu vegetasi, diperlukan data-data antara lain jenis, diameter
dan tinggi dalam menentukan indeks nilai penting penyusun komunitas hutan. Analisis
vegetasi dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif untuk mengetahui sebaran ragam
hayati pada suatu ekosistem.
Pengendalian gulma merupakan subjek yang sangat dinamis dan perlu strategi yang
khas untuk setiap kasus. Beberapa hal perlu dipertimbangkan sebelum pengendalian gulma
dilakukan dengan cara jenis gulma dominan, tumbuhan budidaya utama , alternatif
pengendalian yang tersedia ,dan dampak ekonomi dan ekologi (Arsetia, 2016). Gulma
dapat dikendalikan secara manual seperti mencabuti gulma secara langsung. Cara modern
dapat dilakukan dengan penyemprotan herbisida.
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Kesimpulan
Semoga laporan selanjutnya tinjauan pustakanya bebas ya kak ya bang, yang kali
ini agak sulit carinya bang, kak.
DAFTAR PUSTAKA
Moenandir, J. 1993. Ilmu Gulma Dalam Sistem Pertanian. PT Grafindo Persada. Jakarta.
Verbascum thapus
Cyperus rotundus
Cynodon doctylon
Imperata cylindrical
Circium vulgare