Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

MATA KULIAH : PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PERBEDAAN VISKOSITAS PLASMA SEL-SEL YANG SEDANG


MEMBENTANG

OLEH
NAMA :ULFAH RIANDA WIJAYA
NIM : 4183520010
JURUSAN : BIOLOGI
KELAS : PSB A 2018
KELOMPOK : 3
TANGGAL PELAKSANAAN : 13 Maret 2020

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
I. JUDUL : PERBEDAAN VISKOSITAS PLASMA SEL-SEL YANG
SEDANG MEMBENTANG

II. TUJUAN :
1. Untuk mengetahui viskositas pada sel umbi bawang.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pembentangan.
3. Untuk mengetahui perbandingan pembentangan pada konsentrasi KNO3 yang
berbeda

III. TINJAUAN TEORITIS :

Viskositas zat cair adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang
bergerak, atau karena benda padat yang bergerak di dalam fluida. Besarnya
gesekan disebut derajat kekentalan zat cair. Jadi, semakin besar viskositas zat
cair maka semakin sulit benda padat zat cair tersebut bergerak. Viskositas
dalam zat cair yang berperan adalah gaya kohesi (gaya tarik menarik antar
molekul sejenis) dengan partikel zat cair. Viskositas(kekentalan) dapat
dianggap sebagai suatu gesekan di dalam fluida. Karena adanya viskositas ini
maka untuk mnggunakan salah satu lapisan fluida diatasnya lapisan lain lurus
ada gaya yang bekerja. Karena pengaruh gaya lapisan zat cair dapat bergerak
dengan kecepatan (y) yang nilainya semakin mengecil untuk lapisan dasar
sehingga muncul gradien kecepatan. Zat cair maupun gas memiliki viskositas,
hanya saja zat cair lebih kental dari pada gas (Martoharsono, 2006).
Setiap sel dalam jaringan tanaman akan mengalami proses pertumbuhan
dan perkembangan yang mengakibatkan dinding sel mengalami proses
pembentangan. Regulasi pembentangan dinding sel bertujuan untuk adaptasi
terhadap kondisi lingkungan seperti cahaya, temperatur, dan kadar air.
Pembentangan sel ada dua macam yakni isotropik dan anisotropik.
Pembentangan secara isotropik terjadi ketika dinding sel mengalami
pembentangan mengikuti sumbu pertumbuhan yang menghasilkan pola
pembentangan yang seragam. Sementara pembentangan anisotropik
didasarkan atas hipotesis Paul Green yang man proses pembentangan
disebabkan oleh adanya tekanan turgor dan viskositas (viskoelastik) serta
adanya pengaruh mikrofibril pada dinding sel (Guritno, B. 1995)
Dalam proses pembentangan, dinding sel mengalami reorientasi
mikrofibril yang di mediasi oleh protein seperti expansin. Pada sel yang
sedang mengalami pertumbuhan, komponen selulosa mikrofibril merupakan
bagian dari matriks yang berupa komponen viskositas. Kita sel mengalami
pembentangan, maka mikrofibril akan mengalami penguraian sehingga proses
pembentangan menjadi lebih maksima. Plasmolisis terjadi pada saat sel
mengalami kontak dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah daripada
di dalam sel. Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentangan sel
selain proses pembelahan juga terdapat faktor-faktor lain seperti pH, kadar air,
dan tekanan osmosis (Lakitan, 2012)
Tekanan osmotic dalam sel juga dapat mempengaruhi kadar air dalam sel
yang berpengaruh terhadap proses pembentangan. Dehidrasi akibat perbedaan
tekanan osmosis dalam sel akan mempengaruhi viskositas dalam plasma sel.
Viskositas merupakan honrik sel akibat dipengaruhi oleh kekentalan suatu
matrik dalam plasma sel. Perubahan tersebut dipengearuhi oleh berbagai
macam seperti tekanan osmotik. Sel yang mengalami dehidrasi tersebut akan
mengalami plasmolisis. Dalam keadaan tersebut, tingkat viskositas plasma sel
akan mengalami penurunan yang dapt menyebabkan membran plasma sel
terpisah dari dinding sel dan volume protoplasma akan mengalami penurunan
(Soebyakto, 2017).
Larutan yang berkonsentrasi rendah (hipertonik) akan mengakibatkan
larutan mengalami plasmolisiss. Karena air yang berada di dalam sel
(terutama vakuola) akan keluar dari dalam sel. Pada konsi tersebut isi vakuola
berkurang, turgor sel turun, isi protoplasma mengecil, sedangkan ruang antara
dinding sel dengan membran plasma terisi larutan dari luar. Dan hal
sebaliknya akan terjadi pada sel yang berada pada larutan hipertonis,
viskositas akan meningkat.

IV. ALAT DAN BAHAN :


1. Alat

No. Nama Alat Jumlah

1. Mikroskop 1 buah

2. Pisau silet 1 buah

3. Pipet tetes 1 buah

4. Tisu Secukupnya

2. Bahan

No. Nama bahan Jumlah

1. Bulbus atau umbi lapis Secukupnya


bawang merah

2. Larutan KNO3 0,2 M Secukupnya

3. Larutan KNO3 0,3 M Secukupnya

4. Larutan KNO3 0,16 M Secukupnya

V. PROSEDUR KERJA :

Pisahkan lapisan-lapisan yang menyusun umbi bawang, kemudian


buat sayatan epidermis sebelah dalam tiap lapisan, masing-masing
direndam dalam air dan larutan KNO3 dengan berbagai konsentrasi
selama 30 menit
Setelah perendaman selesai, amati lewat mikroskop.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN :
Gambar dan bandingkan plasmolisis yang terjadi pada lapisan yang
1. Tabel Hasil Pengamatan
berbeda dengan rendaman konsentrasi yang berbeda.
Larut Kons L Gambar Tingk
an entra a at
si p viskosi
i tas
s
a
n
k
e
-

Laruta 0,3 M L
n u
KNO3 a
r

Laruta 0,3 M T
n e
KNO3 n
g
a
h

Laruta 0,3 M D
n a
KNO3 l
a
m
Laruta 0,2 M L
n u
KNO3 a
r

Laruta 0,2 M T
n e
KNO3 n
g
a
h

Laruta 0,2 M D
n a
KNO3 l
a
m

Laruta 0,16 L
n M u
KNO3 a
r
Laruta 0,16 T
n M e
KNO3 n
g
a
h

Laruta 0,16 D
n M a
KNO3 l
a
m

Air - L
destila u
si a
r

Air - T
destila e
si n
g
a
h
Air - D
destila a
si l
a
m

2. Penjelasan Tabel
 Secara Praktikum
Pada Praktikum yang kami lakukan tentang perbedaan viskositas plasma
sel-sel yang sedang membentang dilakukan dengan memberikan perlakuan
yang berbeda terhadap lapisan luar, tengah, dalam dari tiga potongan umbi
bawang merah (Allium cepa). kemudian diambil sayatan epidermisnya lalu
dilakukan perendaman dalam larutan KNO3 dengan konsentrasi yang berbeda-
beda yakni (0,2 M, 0,3 M, 0,16M). Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui
tingkat viskositas yang terjadi pada lapisan umbi bawang yang berbeda namun
rendaman konsentrasi yang sama (lapisan luar, tengah, dalam dengan
konsentrasi 0,2M, lapisan luar, tengah, dan dalam dengan konsentrasi 0,3M,
dan lapisan luar, tengah, dan dalam dengan konsentrasi 0,16M).
Pada larutan KNO3 dengan konsentrasi 0,3 M pada lapisan luar sel
pembentangan diperoleh hasil yaitu selnya besar, pada lapisan tengah diperoleh
hasil yaitu bentuk pembentangan sel sedikit mengecil serta rapat, pada lapisan
dalam diperoleh hasil yaitu pembentangan sel nya mengecil serta rapat-rapat.
Kemudian pada larutan KNO3 dengan konsentrasi 0,2 M pada lapisan luar
diperoleh hasil yaitu pembentangan sel nya besar serta rapat, pada lapisan
tengah diperoleh hasil yaitu lapisan mengecil dan pada lapisan dalam diperoleh
hasil yaitu pembentangan selnya mengecil serta rapat-rapat. Sedangkan pada
larutan KNO3 dengan konsentrasi 16 M pada lapisan luar diperoleh hasil yaitu
pembentangan sel nya besar serta rapat, pada lapisan tengah diperoleh hasil
yaitu pembentangan sel semakin mengecil serta rapat-rapat, pada lapisan dalam
diperoleh hasil yaitu pembentangan selnya semakin mengecil serta sangat
rapat. Pada air destilasi pada lapisan luar diperoleh hasil yaitu bentuk
pembentangan sel nya besar, pada lapisan tengah diperoleh hasil yaitu
pembentangan selnya berubah menjadi kecil serta rapat dan pada lapisan dalam
diperoleh hasil yaitu pembentangan selnya sangat kecil serta sangat rapat. Jadi
konsentrasi sangat mempengaruhi pembentangan sel. Jadi dari hasil yang
didapan diperoleh kesimpulan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka volume
dalam sel semakin menurun dan protoplasma semakin jauh dari dinding sel.

 Secara Teori

Dalam proses pembentangan, dinding sel mengalami reorientasi mikrofibril


yang di mediasi oleh protein seperti expansin. Pada sel yang sedang mengalami
pertumbuhan, komponen selulosa mikrofibril merupakan bagian dari matriks yang
berupa komponen viskositas. Kita sel mengalami pembentangan, maka mikrofibril
akan mengalami penguraian sehingga proses pembentangan menjadi lebih maksima.
Plasmolisis terjadi pada saat sel mengalami kontak dengan larutan yang
konsentrasinya lebih rendah daripada di dalam sel. Selain itu, faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentangan sel selain proses pembelahan juga terdapat faktor-
faktor lain seperti pH, kadar air, dan tekanan osmosis (Lakitan, 2012)
Larutan yang berkonsentrasi rendah (hipertonik) akan mengakibatkan larutan
mengalami plasmolisiss. Karena air yang berada di dalam sel (terutama vakuola) akan
keluar dari dalam sel. Pada konsi tersebut isi vakuola berkurang, turgor sel turun, isi
protoplasma mengecil, sedangkan ruang antara dinding sel dengan membran plasma
terisi larutan dari luar. Dan hal sebaliknya akan terjadi pada sel yang berada pada
larutan hipertonis, viskositas akan meningkat.
Plasmolisis terjadi pada saat sel mengalami kontak dengan larutan yang
konsentrasinya lebih rendah daripada di dalam sel. Selain itu faktor lain
seperti Ph, kadar air, dan tekanan osmosis. Larutan yang berkonsentrasi
rendah (hipertonik) akan mengakibatkan larutan akan mengalami plasmolisis.
Karena air yang berda di dalam sel akan keluar dari sel. Pada tradisi tersebut
isi vakuola berkurang, turgor sel turun, isi protoplasma mengecil. Sedangkan
ruang antara dinding sel dengan membran plasma terisi larutan dari luar. Dan
sebaliknya terjadi pada sel yang berada pada larutan hipertonis, viskositas
akan meningkat (Roza, 2013).

VII. JAWABAN DAN PERTANYAAN :


A. Pertanyaan
1. Bagaimana perbandingan ketebalan sel umbi bawang dari luar ke dalam?
Jawab: Dari hasil pengamatan yang diperoleh paada ketebalan sel umbi
bawang dari luar kedalam yaitu ketebalan dinding selnya semakin tebal.
2. Bagaimanakah perbandingan keadaan sel umbi bawang sebelum dan
sesudah diberi perlakuan KNO3?
Jawab: Sebelum diberi larutan KNO3 praktikan tidak dapat mengetahui
hasilnya dikarenakan praktikan tidak dapat mengamati sel umbi bawang
dengan mata telanjang namun sesudah diberi perlakuan KNO3 terjadi
perubahan pada sel yaitu bentuk pemebentangan sel dari luar kedalam
semakin mengecil dan sangat rapat yang didapatkan dengan pengamatan
menggunakan mikroskop.
3. Bagaimanakah perbandingan keadaan sel umbi bawang pada perlakuan
KNO3 dengan konsentrasi yang berbeda?
Jawab: Perbandingan yang kami temukan yaitu semakin tinggi
konsentrasi maka volume dalam sel semakin menurun dan protoplasma
semakin jauh dari dinding sel.

VIII. KESIMPULAN :
1. Larutan yang berkonsentrasi rendah (hipertonik) akan mengakibatkan
larutan mengalami plasmolisiss. Karena air yang berada di dalam sel
(terutama vakuola) akan keluar dari dalam sel. Pada konsi tersebut isi
vakuola berkurang, turgor sel turun, isi protoplasma mengecil, sedangkan
ruang antara dinding sel dengan membran plasma terisi larutan dari luar.
Dan hal sebaliknya akan terjadi pada sel yang berada pada larutan
hipertonis, viskositas akan meningkat. Pada praktikum kali ini digunakan
Allium cepa sebagai objek karena sel bawang memiliki pigmen warna
sehingga proses dapat di amati dengan jelas perubahan yang terjadi pada
tiaptiap sel yang di berikan perlakuan yang berbeda. Seperti yang telah di
bahas sebelumnya, bahwa bagian sel yang berperan dalam hal ini ialah,
dinding sel, membran plasma, vakuola serta cairan protoplasma.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentangan sel selain proses
pembelahan juga terdapat faktor-faktor lain seperti pH, kadar air, dan
tekanan osmosis.
3. Pada larutan KNO3 dengan konsentrasi 0,3 M pada lapisan luar sel
pembentangan diperoleh hasil yaitu selnya besar, pada lapisan tengah
diperoleh hasil yaitu bentuk pembentangan sel sedikit mengecil serta rapat,
pada lapisan dalam diperoleh hasil yaitu pembentangan sel nya mengecil
serta rapat-rapat. Kemudian pada larutan KNO3 dengan konsentrasi 0,2 M
pada lapisan luar diperoleh hasil yaitu pembentangan sel nya besar serta
rapat, pada lapisan tengah diperoleh hasil yaitu lapisan mengecil dan pada
lapisan dalam diperoleh hasil yaitu pembentangan selnya mengecil serta
rapat-rapat. Sedangkan pada larutan KNO3 dengan konsentrasi 16 M pada
lapisan luar diperoleh hasil yaitu pembentangan sel nya besar serta rapat,
pada lapisan tengah diperoleh hasil yaitu pembentangan sel semakin
mengecil serta rapat-rapat, pada lapisan dalam diperoleh hasil yaitu
pembentangan selnya semakin mengecil serta sangat rapat.

IX. DAFTAR PUSTAKA :


Guritno, B. dan Sitompul, S. M. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman.UGM
Press.
Martoharsono, soemanto.2006. Biokimia I.Yogyakarta: UGM Press.
Reza, Wahyu. 2016. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga
Soebyakto, 2017. Nilai Koefisien Viskositas Diukur dengan Metode Bola Jtuh
Dalam
Viskos. Jurnal Pillar Of Physics. Vo. 2 No. 1:70-78
Yogyakarta Lakitan, Benyamin. 2012. Dasar - dasar Fisiologi
Tumbuhan.Jakarta:
Rajawali press.

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai