Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM MINGGUAN

EKOLOGI HEWAN
ACARA I
“RHEOTAKSIS"

OLEH KELOMPOK I:

1. BQ. WIWIK PURNAMA SARI (E1A015004)


2. ANNISA SEPTIAN NUR’IHSANI (E1A015001)
3. FITRIATI HUSNA (E1A015014)
4. IRA MARLINA (E1A015019)
5. LALE WAHYUNISYA (E1A015024)
6. NURUL ZAHROPI (E1A015047)
7. SITI NURHALIZA (E1A015056)
8. MUH. ILHAM ZARQONY (E1A015036)
9. L. M. FAATIH BASMALLAH (E1A015025)
10. PRIYO HARTANTO (E1A015048)
11. WINDA SARI (E1A015065)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2018
ACARA I

RHEOTAKSIS

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan praktikum : Untuk mengetahui respon rheotaksis pada ikan.
2. Hari, tanggal praktikum : Minggu, 25 Maret 2018
3. Tempat praktikum : Sayang-sayang, Kec. Cakranegara, Mataram.

B. Landasan Teori
Salah satu interaksi yang memungkinkan hewan digolongkan sebagai makhluk
hidup yaitu peka terhadap rangsangan yang diberikan oleh lingkungan biotik
berupa arus air. Respon yang diberikan oleh setiap spesies dapat berbeda-beda.
Gerakan pada makhluk hidup seperti hewan yang dipengaruhi oleh rangsangan
dari luar yaitu dari lingkungan disebut dengan taksis. Rheotaksis adalah salah satu
contoh respon yang diberikan oleh makhluk hidup. Rheotaksis adalah suatu
kecendrungan dari makhluk hidup untuk menerima rangsangan mekanis dari arus
air karena gerakan (Odum, 1993).
Ikan guppy (Poecilia reticulata) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang
hidup bebas di perairan dan tersebar luas di daerah tropis. Ikan tersebut banyak
dibudidayakan oleh pecinta ikan hias karena keindahan warnanya. Ikan guppy
termasuk jenis ikan yang mudah beradaptasi dan memliki tolerasi tinggi terhadap
rentang, temperature dan salinitas, bahkan terhadap perairan tercemar sekalipun
(Araujo, Peixoto, & Teixeira, 2009). Guppy merupakan anggota suku Poecilidae
yang berukuran kecil. Jantan dan betina dewasa mudah dibedakan baik dari ukuran
dan bentuk tubuhnya, maupun dari warnanya (dimorfisme seksual). Panjang total
tubuh ikan betina antara 4 – 6 cm, sedangkan jantannya lebih kecil, sekitar 2,5 –
3,5 cm. Ikan jantan memiliki warna – warni yang cemerlang dan amat bervariasi,
terutama pada ikan hibrida (Yusuf, 2003). Kecepatan arus mempengaruhi

1
keberadaan ikan ini. Habitat yang paling disukai Poecilia reticulata adalah
perairan tawar yang arusnya tidak terlalu deras (Hasan & Widipangestu, 2000).
Prinsip tingkah laku ikan harus didukung oleh pemahaman terhadap indera
utama dari ikan (organ fisiologi) khususnya indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, peraba, linea literalis dan sebagainya (Gunarso, 1985). Ikan Poecilia
reticulata jantan memiliki ukuran yang lebih kecil jika dibandingkan betina. Ikan
ini memiliki perilaku poliandri yang menyebabkan meningkatnya jumlah ikan
dalam lokasi tertentu, dimana tiap betina mengawini lebih dari satu jantan serta
fase reproduksi begitu cepat dimana betina beberapa jam setelah melahirkan
mampu mengandung anak kembali. Ikan-ikan cenderung bergerak melawan arah
arus pada siang hari tapi menghanyut dengan arus pada malam hari (Lavaestu &
Hayes, 1981).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Jaring
b. Ember
c. Box rheotaksis
d. Alat tulis
e. Stopwatch (Hp)

2. Bahan
a. Ikan Poecila reticulata (jantan, betina, gravid)
b. Sterofom

D. Cara Kerja
Adapun cara kerja dalam praktikum rheotaksis ini yaitu, menyiapkankan alat
dan bahan terlebih dahulu, kemudian menangkap ikan pada parit dengan bantuan
jaring. Mengelompokkan ikan yang telah ditangkap ke dalam kelompok betina,

2
jantan dan hamil (gravid) sesuai dengan ciri morfologinya. Selanjutnya,
meletakkan kotak reotaksis di parit yang dangkal, berarus dan air yang jernih.
Memperhatikan bagian sisi kotak reotaksis, pastikan tidak ada sisi yang bocor.
Lalu, meletakkan 10 ekor ikan jantan (kiri) dan 10 ekor ikan hamil (kanan) sebagai
control, sedangkan 10 ekor ikan betina (tengah) sebagai eksperimen. mendiamkan
ikan - ikan tersebut selama 5 menit untuk melakukan adaptasi (aklimatisasi)
dengan kotak reotaksis. Mengamati arah pergerakan ikan tiap 2 menit sebanyak 10
kali dengan ketentuan, jika ikan berenang melawan arus air berarti ikan memiliki
respon positif terhadap rheotaksis, sedangkan jika ikan berenang mengikuti arus
air berarti ikan memiliki respon negatif terhadap rheotaksis, dan jika ikan berenang
horizontal (tidak melawan maupun mengikuti arus air) berarti ikan memiliki
respon intermediet terhadap rheotaksis. Kemudian, menuliskan hasil pengamatan
pada lembar kerja. Mengukur kecapatan arus dibagian luar sisi kiri-kanan
(control) dan bagian intermediet (eksperimen) kotak reotaksis dengan cara
mengalirkan sterofome. Menghitung hasil pengukuran kecepatan arus dengan
membagi panjang kotak reotaksis (0,7) dengan hasil pengukuran kecepatan arus
yang telah dilakukan.

E. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Persentase (%) respon rheotaksis ikan Poecila reticulata
Eksperimen (%)
Jenis Ikan Kontrol (%)
- 0 + - 0 +
Jantan 5 12 83 23.33 34 42.67
Betina 1.5 9.5 89 42.33 16 41.67
Betina Gravid 31.5 27 41.5 31.75 32 36.25

2. Pembahasan
Tujuan dari praktikum Rheotaksis adalah untuk mengetahui respon
rheotaksis pada ikan. Rheotaksis adalah gerak taksis yang terjadi disebabkan

3
oleh adanya arus air pada suatu tempat. Respon ikan ini terdiri dari respon
positif yaitu pergerakan ikan yang menghadapi kuat arus. Respon negatif yaitu
pergerakan ikan yang melawan kuat arus dan respon intermediet yaitu
pergerakan ikan tegak lurus dari arah datang arus. Prinsip tingkah laku ikan
harus didukung oleh pemahaman terhadap indera utama dari ikan (organ
fisiologi) khususnya indera penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba,
linea literalis dan sebagainya (Gunarso, 1985). Ikan Poecilia reticulata jantan
memiliki ukuran yang lebih kecil jika dibandingkan dengan betina. Ikan ini
memiliki perilaku poliandri yang menyebabkan meningkatnya jumlah ikan
dalam lokasi tertentu, dimana tiap betina mengawini lebih dari satu jantan serta
fase reproduksi begitu cepat dimana betina beberapa jam setelah melahirkan
mampu mengandung anak kembali. Laevastu dan Hayes (1982) menyatakan
bahwa ikan-ikan ini cenderung bergerak melawan arah arus pada siang hari tapi
menghanyut dengan arus pada malam hari.
Terdapat beberapa poin penting dalam praktikum rheotaksis yang telah
dilakukan, salah satunya adalah proses aklimatisasi terhadap respon dan reaksi
rheotaksis itu sendiri. Aklimatisasi merupakan suatu proses penyesuaian diri
atau adaptasi suatu organisme terhadap lingkungan baru yang dimusuhinya.
Pada praktikum proses aklimatisasi dilakukan selama 5 menit.
Berdasarkan hasil pengamatan pergerakan ikan terhadap arus (rheotaksis)
selama 30 menit menunjukkan adanya pergerakan melawan arus (positif),
searah dengan arus (negatif) serta pergerakkan tegak lurus dari arah datang arus
(intermediet) dari ikan Poecilia reticulata. Kecepatan arus dalam kotak
eksperimen pada rentang 0,11 m/s sampai dengan 0,40 m/s sedangkan
kecepatan arus di luar kotak antara 0,21 m/s sampai dengan 1,20 m/s. Adapun
areal pengambilan sampel dilakukan pada aliran sungai kecil di lokasi
pemantauan sepanjang ±30m.
Secara umum, hasil pengamatan dapat menggambarkan respon ikan Poecilia
reticulate terhadap arus air, dapat berupa rheotaksis positif (melawan arus),

4
rheotaksis negative (mengikuti arus) dan indiferen (orientasi acak). Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persentase respon jantan,
betina, dan gravid ikan Poecilia reticulate. Kolom eksperimen ditujukan untuk
mengamati respon rheotaksis positif pada ikan sampel terhadap arus air. Pada
kolom eksperimen menunjukkan bahwa persentase respon rheotaksis positif
ikan guppy jantan yang tinggi, yaitu sebesar 83%. Ikan guppy betina juga
memiliki persentase respon rheotaksis positif yang lebih tinggi dari
pejantannya, yaitu sebesar 89%. Sedangkan betina gravid memiliki persentase
respon rheotaksis positif sebesar 41,5%.
Adapun kolom control ditujukan untuk menguji respon rheotaksis ikan
guppy jantan, betina, dan betina gravid pada arus normal atau nol. Hal ini
menunjukkan bahwa pergerakan betina melawan arus lebih tinggi
persentasenya jika dibandingkan dengan jantan atapun betina gravid. Secara
umum, data pada kolom control menunjukkan sebaran persentase respon
rheotaksis baik pada rheotaksis positif, negative, dan indiferen yang cenderung
normal pada semua ikan guppy jantan dan ikan betina gravid, kecuali pada
sampel betina gravid, dimana besar persentase respon rheotaksis positif dan
negatifnya hampir setara, yaitu sebesar 41,67% untuk rheotaksis positif dan
42,33% untuk persentase rheotaksis negative.
Kecenderungan nilai persentase pada data hasil pengamatan menunjukkan
perilaku rheotaksis positif pada ikan guppy jantan, betina non gravid dan betina
gravid. Respon rheotaksis dipercaya diakibatkan oleh adanya saraf-saraf
sensoris yang terdapat di sepanjang lateral line pada tubuh ikan. Namun literal
line tersebut tidak berperan sendiri dalam membentuk perilaku rheotaksis.
Terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku rheotaksis pada ikan.
Respon rheotaksis positif yang tinggi ditunjukkan oleh ikan guppy jantan
dan betina non gravid. Sedangkan pada betina gravid rheotaksis positifnya
terbilang rendah dibandingkan dengan ikan guppy jantang dan betina non
gravid. Hal ini dapat dijelaskan dari segi morfologi, fisiologi dan ekologinya.

5
Ikan dengan bentuk tubuh ramping memiliki jumlah cadangan lemak yang
rendah cenderung memiliki lebih banyak keuntungan untuk melawan arus.
Bentuk tubuh yang kurang ramping (streamline) dan memiliki cadangan lemak
yang tinggi pada masa kehamilan menjadi salah satu alasan mengapa persentase
rheotaksis positif pada betina gravid leboh rendah dibandingkan dengan ikan
guppy jantan dan betina non gravid. Selain itu hormone juga berperan penting
dalam mengatur tingkah laku betina gravid ikan guppy, termasuk pula pola
perilaku dalam merespon rangsangan berupa arus. Hormon estrogen
bertanggung jawab dalam penurunn perilaku responsive ikan dan memicu
tingkah laku ikan untuk bersembunyi. Hal ini dapat dimengerti karena hormone
estrogen diproduksi dalam jumlah melimpah pada masa kehamilan dan memicu
perubahan tingkah laku serta kemampuan fisiologis ikan dengan tujuan
memberikan keuntungan ekologi dalam hal mengurangi resiko predasi di alam
(dengan memacu perlambatan aktivitas gerak dan tingkah lakubersembunyi)
serta sebagai upaya penghematan energi.
Ikan betina gravid juga dapat memiliki presentase melawan arus yang bisa
lebih tinggi pada kondisi tertentu. Dimana ketika telur betina telah dibuahi oleh
sperma jantan, bentuk respon betina ialah melakukan respon berupa migrasi
untuk menuju daerah pemijahan. Hal ini berorientasi sebagai arus yang
berlawanan pada saat spesies ikan betina dewasa bermigrasi dari daerah tempat
mencari makan menuju ke daerah pemijahan. Migrasi dilakukan lebih awal
disebabkan karena adanya faktor dari dalam tubuh ikan betina sendiri dimana
perut betina akan semakin besar nantinya, hal ini akan menjadi kendala besar
ketika bermigrasi dimana ikan betina akan mengeluarkan lebih banyak energi
untuk melakukan pergerakan karena tubuhnya yang semakin besar. Oleh karena
itu ketika ikan guppy betina melakukan migrasi lebih awal agar dapat mencapai
tempat pemijahan sebelum perutnya telah membesar. Ikan guppy betina yang
baru selesai memijah juga akan memanfaatkan arus untuk kembali ke daerah
tempat ia mencari makan (daerah asuhan).

6
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa
rheotaksis pada ikan merupakan bentuk adaptasi kompleks yang dapat terjadi
dan dipengaruhi oleh factor eksternal yang meliputi ekologi baik biologi, fisika
maupun kimia dan factor intenal yang meliputi morfologi dan fisiologis ikan.
Rheotaksis sangat penting bagi kelangsungan hidup ikan di alam dengan bentuk
respon bervariasi, tidak hanya pada spesies yang berbeda. Faktanya respon yang
variatif tersebut terjadi pula berdasarkan jenis kelamin dan kondisi fisiologis
yang berbeda dalam spesies yang sama.

F. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
a. Rheotaksis adalah gerak taksis yang disebabkan oleh adanya arus air pada
suatu tempat.
b. Kecepatan arus didalam kotak eksperimen 0,11 m/s sampai dengan 0,40 m/s,
sedangkan kecepatan arus diluar kotak eksperimen adalah 0,2 m/s sampai
1,20 m/s.
c. Respon rheotaksis ikan Poecilia reticulata bervariasi tergantung jenis
kelamin dan kondisi fisiologi serta morfologinya.
d. Faktor ekternal berupa arus air juga mempengaruhi respon rheotaksis ikan.

2. Saran
Semoga laporan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

7
DAFTAR PUSTAKA
Araujo, F., Peixoto, B. P., & Teixeira, T. (2009). Distribution of Guppies Poecilia
reticulata and Phalloceros caudimaculatus Along a polluted Stretch of The
Paraibo do Sul River. Braz J Biol, Vol 69, 41-48.

Gunarso, W. (1985). Pengantar Tentang Fish Behaviour Dalam Hubungannya


dengan Fishing Tehniques dan Method. Bogor: Fakultas Perikanan IPB.

Hasan, A., & Widipangestu, I. (2000). Uji Coba Penggunaan Lampu Lacuba Tenaga
Surya pada Bagan Apung Terhadap Hasil Tangkapan Ikan di Pelabuhan Ratu,
Jabar . Jurnal Ekologi dan Perikanan.

Lavaestu, T., & Hayes, H. M. (1981). Fisheries Oceanography ang Ecology Fishing
News. London: Ltd.

Odum, E. 1993. Dasar-Dasar Ekologi Edisi Ketiga. Yogyakarta: UGM.

Yusuf, B. (2003). Pembesaran Ikan Mas di Kolam Pekarangan. Jakarta: Agro Media
Pustaka.

8
LAMPIRAN

a. Tabel 2. Hasil Praktikum Rheotaksis Ikan Poecila reticulata (Jantan)

PENGAMATAN EKSPERIMEN KONTROL


KE - 0 + - 0 +
1 1 0 9 9 0 1
2 1 2 7 4 3 3
3 1 3 6 4 3 3
4 2 2 6 0 8 2
5 0 4 6 0 5 5
6 1 3 6 2 3 5
7 0 4 6 1 8 1
8 0 3 7 0 6 4
9 3 1 6 0 3 7
10 1 2 7 2 0 8
11 0 0 10 0 2 8
12 0 0 10 4 4 2
13 0 0 10 0 5 5
14 0 0 10 1 2 7
15 0 0 10 0 8 2
16 0 0 10 1 8 1
17 0 0 10 0 5 5
18 0 0 10 0 4 6
19 0 0 10 0 4 6
20 0 0 10 0 5 5
21 3 2 5
22 4 3 3
23 4 3 3
24 5 3 2
25 5 1 4
26 5 1 4
27 5 1 4
28 5 0 5
29 2 1 7
30 4 1 5

9
PENGAMATAN EKSPERIMEN KONTROL
KE - 0 + - 0 +
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
JUMLAH 10 24 166 70 102 128
PERSENTASE 5 12 83 23.33 34 42.67

b. Tabel 3. Hasil Praktikum Rheotaksis Ikan Poecila reticulata (Betina)

PENGAMATAN EKSPERIMEN KONTROL


KE - 0 + - 0 +
1 0 0 10 3 2 5
2 0 0 10 1 1 8
3 0 0 10 4 2 4
4 0 0 10 7 0 3
5 0 0 10 3 2 5
6 1 0 9 1 4 5
7 0 0 10 8 1 1
8 1 0 9 5 4 1
9 1 0 9 10 0 0
10 0 0 10 4 0 6
11 0 3 7 4 0 6
12 0 1 9 0 1 9
13 0 5 5 9 0 1
14 0 3 7 0 3 7
15 0 0 10 3 0 7
16 0 1 9 1 0 9
17 0 3 7 8 0 2
18 0 0 10 8 0 2

10
PENGAMATAN EKSPERIMEN KONTROL
KE - 0 + - 0 +
19 0 3 7 0 4 6
20 0 0 10 8 0 2
21 3 1 6
22 8 1 1
23 6 0 4
24 6 2 2
25 5 0 5
26 2 5 3
27 3 3 4
28 0 2 8
29 1 9 0
30 6 1 3
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
JUMLAH 3 19 178 127 48 125
41.6
PERSENTASE 1.5 9.5 89 42.33 16 7

11
c. Tabel 3. Hasil praktikum rheotaksis ikan Poecila reticulata (betina gravid)

EKSPERIMEN KONTROL
PENGAMATAN KE
- 0 + - 0 +
1 6 3 1 2 0 8
2 3 4 3 1 3 6
3 2 6 2 1 5 4
4 6 2 2 5 1 4
5 4 2 4 4 3 3
6 4 0 6 5 2 3
7 1 6 3 2 4 4
8 5 1 4 3 1 6
9 3 3 4 1 7 2
10 6 4 0 0 9 1
11 0 0 10 0 0 10
12 0 1 9 8 0 2
13 2 0 8 5 0 5
14 3 1 6 2 0 8
15 0 4 6 6 0 4
16 9 1 0 3 0 7
17 2 0 8 0 0 10
18 7 2 1 3 0 7
19 0 10 0 6 0 4
20 0 4 6 0 7 3
21 3 4 3
22 4 0 6
23 4 6 0
24 5 4 1
25 0 8 2
26 7 3 0
27 5 5 0
28 4 6 0
29 5 5 0
30 4 0 6
31 4 0 6
32 2 4 4

12
EKSPERIMEN KONTROL
PENGAMATAN KE
- 0 + - 0 +
33 5 2 3
34 2 5 3
35 5 2 3
36 3 2 5
37 5 3 2
38 0 10 0
39 0 10 0
40 3 7 0
JUMLAH 63 54 83 127 128 145
PERSENTASE 31.5 27 41.5 31.75 32 36.25

13

Anda mungkin juga menyukai