Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM MINGGUAN

FISIOLOGI MANUSIA

ACARA XI

GLUKOSA DALAM URINE DAN UJI GLUKOSA DARAH

Oleh :

ADELA SEPTIANA

E1A016002

B/VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2019
ACARA XI

GLUKOSA DALAM URINE DAN UJI GLUKOSA DARAH

A. Pelaksanaan Praktikum
1 Tujuan praktikum : Untuk memiliki keterampilan mengukur
glukosa dalam urine.
2 Hari, tanggal praktikum : Senin, 20 Mei 2019
3 Tempat praktikum : Laboratorium Biologi FKIP, Universitas
Mataram.

B. Landasan Teori
Tes glukosa urin dapat dilakukan dengan menggunakan reaksi reduksi,
dikerjakan dengan menggunakan fehling, benedict, dan clinitest. Ketiga jenis
tes ini dapat digolongkan dalam jenis dapat digolongkan dalam jenis
pemeriksaan semi kuantitatif. Sedangkan tes glukosa dengan metode carik
celup yang tergolong dalam pemeriksaan semi kuantitatif dan kualitatif
(Poedjiadi, 1994: 59)
Penyakit diabetes mellitus (dm) yang juga dikenal sebagai penyakit
kencing manis atau penyakit gula darahadalah penyakit kronis yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah sebagai akibat adanya
gangguan system metabolisme dalam tubuh. Seseorang yang mengalami
penyakit diabetes mellitus berarti organ pankreasnya tidak mampu
memproduksi hormone insulin sesuai dengan kebutuhan tubuh. Tanda awal
yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita penyakit diabetes mellitus
dapat dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula dalam darah mencapai
nilai 160-180 mg/dl dan air seni (urine) penderita kencing manis yang
mengandung gula (glukosa), sehingga sering dikerumuni semut (Khamsah,
2008: 196).

Urine adalah cairan sisa yang dieksresikan oleh ginjal kemudian


dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksresi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal
dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal
melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar melalui uretra
(Risna, 2014).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Bunsen.
b. Mikroskop.
c. Tabung raksi.
d. Pipet tetes.
e. Penjepit tabung.
f. Kaca benda.
g. Kaca penutup.
h. Korek api.
2. Bahan
a. Glukosa 0,5%;2%; 5%.
b. Reagen benedict.
c. Tissue.
d. Urine praktikan.

D. Langkah Kerja
adapun langkah kerja dalam praktium ini yaitu:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengambil 4 tabung reaksi dan mengisimasing-masing tabung dengan
larutan benedict sebanyak 4 tetes dengan menggunakan pipet tetes.
3. Memberi label huruf pada masing-masing tabung reaksi.
4. Menambahkan 2 tetes urine pada tabung yang diberi label A dengan
menggunakan pipet tetes, kemudian tabung B, C, D ditambahan dengan
larutan glukosa dengan konsentrasi untuk yang tabung B (0,5%), C (2%),
dan D (5%).
5. Memanaskan keempat tabung diatas bunsen yang sudah dinyalakan
sebelumnya dengan menggunakan korek api sambil digoyangkan secara
perlahan selama ± 10 menit sampai warnanya berubah.
6. Mendinginkan ke 4 tabung yang sudah dipanaskan, kemudian mengamati
perubahan warnanya.
7. Mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan.
8. Membersihkan dan merapikan alat dan bahan yang sudah digunakan.

E. Hasil Pengamatan
1. Hasil pengamatan sedimentasi urin
No Tabung Hasil Pengamatan
Sebelum Sesudah
1 A

Keterangan: warna biru Keterangan: warna hijau


2 B

Keterangan:warna biru
Keterangan: orange (efek
pakai HDR)
3 C

Keterangan: warna biru Keterangan: orange tua

4 D

Keterangan: warna biru


Keterangan: orange muda

F. Pembahasan

Praktikum ini tentang glukosa dalam urine dan uji glukosa darah yang
bertujuan untuk memiliki keterampilan mengukur glukosa dalam urine. Urine
adalah cairan sisa yang dieksresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari
dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksresi urin diperlukan untuk membuang
molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh.
Pada semua proses pemeriksaan sampel glukosa pada urine digunakan
beberapa reagen, yang berfungsi sebagai indikator dalam mengetahui adanya
suatu glukosa dalam urine. Salah satu reagen yang digunakan yaitu reagen
benedict. Reagen ini digunakan untuk menunjukkan adanya monosakarida dan
gula pereduksi. Tembaga sulfat dalam reaksi membentuk endapan berwarna
merah bata. Monosakarida dan gula pereduksi dapat bereaksi dengan reagen
benedict karena keduanya mengandung aldehida ataupun keton bebas. Hasil
positif ditandai oleh adanya perubahan warna larutan hijau, kuning, orange,
merah bata dan muncul endapan hijau, kuning, orange dan merah bata. Selain
itu, uji benedict juga digunakan untuk mendeteksi adanya gula dalam urine.
Apabila uji urine dengan menggunakan benedict menunjukkan hasil positif
dapat menjadi pertanda adanya kelainan yang biasa disebut dengan diabetes
mellitus. Semakin banyak konsentrasi gula monosakarida atau gula pereduksi
dalam suatu larutan, akan membuat warna larutan semakin merah bata. Apabila
suatu larutan yang telah ditambahkan benedict lalu berubah warna menjadi
hijau maka konsentrasi monosakarida atau gula pereduksinya sedikit. Apabila
berwarna kuning maka konsentrasi gula pereduksinya lebih banyak dan apabila
berwarna merah bata maka konsentrasinya lebih sedikit lagi. Namun apabila
larutannya tetap berwarna biru maka tidak ada gula pereduksi dalam larutan
tersebut.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil
bahwa pada tabung A yang ditetesi benedict dan urine didapatkan warna hijau
tua, pada tabung B yang ditetesi benedict dengan glukosa 0,5% didapatkan
warna orange. Sedangkan pada tabung C yang ditetesi benedict dan glukosa
2% menghasilkan warna orange tua dan pada tabung D yang ditetesi benedict
dan glukosa 5% didapatkan warna orange muda. Dari semua warna yang
dihasilkan pada tabung dapat diketahui bahwa yang paling banyak
mengandung glukosa yaitu pada tabung C dan D. Sesuai dengan teori yang
sudah dijelaskan sebelumnya bahwa, jika warna yang dihasilkan orange tua itu
artinya kandungan glukosanya tinggi. Dari hasil percobaan dapat diketahui
bahwa urine praktikan yang diuji dalam keadaan normal, karena warna yang
dihasilkan hijau. Kesalahan yang terjadi dalam praktikum ini yaitu kesamaan
warna yang dihasilkan pada tabung C dan D atau tidak terlihat perbedaan
warna yang signifikan. kemungkinan hal ini terjadi disebabkan karena
kesalahan pada saat mencampurkan glukosa ataupun kurangnya waktu pada
saat pemanasan, sehingga warna yang dihasilkan sama.
G. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan praktikum, hasil pengamatan, dan pembahasan,
maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Urine adalah cairan sisa yang dieksresikan oleh ginjal yang dikeluarkan
dari dalam tubuh melalui proses urinasi untuk menjaga homeostasis
tubuh.
b. Reagen benedict merupakan salah satu indicator yang digunakan untuk
mengukur kadar glukosa dalam urine.
c. Urin yang diuji menghasilkan warna hijau artinya urine tersebut
normal.
d. Warna yang dihasilkan disetiap tabung berbeda-beda, namun pada
tabung C dan D warnanya hampir terlihat sama.

2. Saran
Terimaksih 
DAFTAR PUSTAKA

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar- Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.


Khamsah. 2008. Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Risna, 2014. Proses Terbentuknya Urin di dalam Tubuh Manusia. Diakses
dari: http://www.digilib.unila.ac.id. Pada tanggal 25 Mei 2019.
Pukul 19.00 WITA.

Anda mungkin juga menyukai