Anda di halaman 1dari 33

TUGAS FISIOLOGI MANUSIA

“FISIOLOGI KULIT”

OLEH KELOMPOK 10:

1. NADIA UTAMI (E1A016041)


2. RAODATUL JANNAH (E1A016061)

KELAS A

SEMESTER VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Fisiologi
Kulit Manusia”.

Makalah ini disusun dengan maksimal untuk memenuhi tugas mata kuliah ‘FISIOLOGI
MANUSIA” dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya
oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan
makalah ini.

Demikian kiranya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.

Sekian, Terima Kasih.

Mataram, 30 Maret 2019

Kelompok 10
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Struktur Anatomi Kulit ........................................................................... 2


B. Fungsi Kulit ............................................................................................ 8
C. Warna Kulit............................................................................................. 9
D. Pengaruh Penuaan (Usia) Terhadap Kulit ............................................ 10
E. Kelainan-Kelainan Homeostasis Kulit.................................................. 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 32
B. Saran ..................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….33
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kulit merupakan ”selimut” yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi
utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi
perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan
tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel yang sudah mati), respirasi
dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat, dan pembentukan pigmen
melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari. Kulit seseorang
dipengaruhi oleh berbagai faktor, bisa karena faktor genetis dan herediter, faktor yang
terjadi di dalam kandungan, maupun dari faktor luar (lingkungan dan kosmetik). Kulit
merupakan pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan.
Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu 15 persen dari
berat tubuh dan luasnya 1,50-1,75m². Pada makalah ini akan dibahas beberapa hal yang
berkaitan dengan anatomi dan fisiologi kulit meliputi struktur anatomi kulit, fungsi kulit,
warna kulit, pengaruh penuaan (usia) terhadap kulit, dan kelainan-kelainan kulit.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur anatomi kulit?
2. Bagaimana fungsi kulit?
3. Bagaimana warna kulit?
4. Bagaimana pengaruh penuaan (usia) terhadap kulit?
5. Bagaimana kelainan-kelainan homeostasis kulit?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui struktur anatomi kulit?
2. Untuk mengetahui fungsi kulit?
3. Untuk mengetahui warna kulit?
4. Untuk mengetahui pengaruh penuaan (usia) terhadap kulit?
5. Untuk mengetahui kelainan-kelainan homeostasis kulit?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Struktur Anatomi Kulit


Struktur anatomi kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis), sebagai
lapisan yang paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan jaringan penyambung
di bawah kulit (tela subkutanea, hipodermis atausubkutis). Sebagai gambaran, penampang
lintang dan visualisasi strukturlapisan kulit tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

1. Kulit Ari (epidermis)


Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk
diperhatikan dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai padabagian epidermis.
Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagaibagian tubuh, yang paling tebal
berukuran 1 milimeter misalnya padatelapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling
tipis berukuran 0,1milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-
selepidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat erat pada dermis karena secara
fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairanantar sel dari plasma
yang merembes melalui dinding-dinding kapilerdermis ke dalam epidermis. Pada
epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu:
a. Lapisan tanduk (stratum corneum)
Lapisan tanduk merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan
menutupi semua lapisan epiderma lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas
beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme,
tidak berwarna dan sangat sedikitmengandung air. Pada telapak tangan dan telapak
kaki jumlah bariskeratinosit jauh lebih banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk
jauhlebih tebal. Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitusejenis
protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadapbahan-bahan kimia.
Lapisan ini dikenal dengan lapisan horny, terdiridari milyaran sel pipih yang
mudah terlepas dan digantikan oleh selyang baru setiap 4 minggu, karena usia
setiap sel biasanya hanya 28hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit akan terasa
sedikit kasar sampai muncul lapisan baru. Proses pembaruan lapisan tanduk, terus
berlangsung sepanjang hidup, menjadikan kulit ari memiliki self repairing capacity
atau kemampuan memperbaiki diri. Bertambahny ausia dapat menyebabkan proses
keratinisasi berjalan lebih lambat. Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses
keratinisasi,membutuhkan waktu sekitar 45 - 50 hari, akibatnya lapisan
tanduk yang sudah menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul bercak-
bercak putih karena melanosit lambat bekerja dan penyebaran melanin tidak lagi
merata serta tidak lagi cepat digantikan oleh lapisan tanduk baru. Daya elastisitas
kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk mencegah
terjadinya penguapan air dari lapis kulit lebih dalam sehingga mampu memelihara
tonus dan turgo rkulit, tetapi lapisan tanduk memiliki daya serap air yang cukup
besar.
b. Lapisan bening (stratum lucidum)
Lapisan bening disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawahlapisan
tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir.
Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan
bersifat translusen sehingga dapatdilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini
sangat tampak jelas padatelapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi
bermula darilapisan bening.
c. Lapisan berbutir (stratum granulosum)
Lapisan berbutir tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan
yang mengandung butir-butir di dalam protoplasmanya,berbutir kasa dan berinti
mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelaspada kulit telapak tangan dan telapak
kaki.
d. Lapisan bertaju (stratum spinosum)
Lapisan bertaju disebut juga lapisan malphigi terdiri atas sel-selyang
saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk
kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan,maka seakan-akan selnya bertaju.
Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Sel-sel
pada lapisan taju normal,tersusun menjadi beberapa baris. Bentuk sel berkisar
antara bulat bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah permukaan
kulitmakin besar ukurannya. Diantara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus
yang berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-
butir melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebihdalam, banyak yang berada
dalam salah satu tahap mitosis. Kesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi
yang khas; inti sel dalambagian basal lapis taju mengandung kolesterol, asam
amino danglutation.
e. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale)
Lapisan benih merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu
baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurusterhadap permukaan dermis.
Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya.
Lamina basalis yaitu struktur halus yang membatasi epidermis dengan dermis.
Pengaruh lamina basaliscukup besar terhadap pengaturan metabolisme demo
epidermal danfungsi-fungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-sel epidermis
bertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-lapisan lebih
atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel
bening (clear cells, melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.
2. Kulit Jangat (dermis)
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan
kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-
pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili).
Sel-sel umbi rambut yang beradadi dasar kandung rambut, terus-menerus membelah
dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung
rambut,menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muarakandung
rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 %kulit jangat membentuk
ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangatdiperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang
paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan
dan telapak kaki.Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks
interfibrilaryang menyerupai selai dan sel-sel.Keberadaan ujung-ujung saraf perasa
dalam kulit jangat, memungkinkan membedakan berbagai rangsangan dari luar.
Masing – masing saraf perasa memiliki fungsi tertentu, seperti saraf dengan fungsi
mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Saraf perasa juga
memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat merugikan diri kita. Jika
kita mendadak menjadi sangat takut atau sangat tegang, otot penegak rambut yang
menempel dikandung rambut, akan mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu
kuduk berdiri. Kelenjar palit yan menempel di kandung rambut memproduksi minyak
untuk melumasi permukaan kulit dan batang rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan
melalui muara kandung rambut. Kelenjar keringat menghasilkan cairan keringat yang
dikeluarkan ke permukaan kulit melalui pori-pori kulit.Di permukaan kulit, minyak dan
keringat membentuk lapisan pelindung yang disebut acid mantel atau sawar asam
dengan nilai pH sekitar 5,5. Sawar asam merupakan penghalang alami yang efektif
dalam menangkal berkembang biaknya jamur, bakteri dan berbagai jasad renik lainnya
di permukaan kulit. Keberadaan dan keseimbangan nilai pH,perlu terus-menerus
dipertahankan dan dijaga agar jangan sampai menghilang oleh pemakaian kosmetika.
Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang dapat membuat
kulit berkerut akankembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang disebut
kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena fungsinya
dalam membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan kelenturan
kulit. Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang elastisdan mudah
mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan kulit berkerut yaitu
faktor usia atau kekurangan gizi.
Dari fungsi ini tampak bahwa kolagen mempunyai peran penting bagikesehatan
dan kecantikan kulit. Perlu diperhatikan bahwa luka yang terjadi di kulit jangat dapat
menimbulkan cacat permanen, hal inidisebabkan kulit jangat tidak memiliki
kemampuan memperbaiki dirisendiri seperti yang dimiliki kulit ari. Di dalam lapisan
kulit jangat terdapat dua macam kelenjar, yaitu:
a. Kelenjar keringat
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) danduet
yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-
pori keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih
banyak terdapat dipermukaan telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah
ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa
pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas,
latihan jasmani, emosi dan obat-obat tertentu. Ada dua jenis kelenjar keringat
yaitu:
a) Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu
keringat yang mengandung 95 – 97 persen air dan mengandung beberapa
mineral, seperti garam, sodium klorida,granula minyak, glusida dan sampingan
dari metabolisma seluler. Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai
dari telapak tangan dan telapak kaki sampai ke kulit kepala. Jumlahnya
diseluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter keringat dalam
waktu 24 jam pada orang dewasa. Bentuk kelenjar keringa tekrin langsing,
bergulung-gulung dan salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit
yang tidak ada rambutnya.
b) Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak,puting susu,
pusar, daerah kelamin dan daerah sekitar dubur(anogenital) menghasilkan
cairan yang agak kental, berwarnakeputih-putihan serta berbau khas pada
setiap orang. Sel kelenjarini mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat
menimbulkanbau. Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar sebasea
padasaluran folikel rambut. Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu
banyak dan hanya sedikit cairan yang disekresikan darikelenjar ini. Kelenjar
apokrin mulai aktif setelah usia akil balighdan aktivitas kelenjar ini
dipengaruhi oleh hormone.
b. Kelenjar palit
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan
kandung rambu terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam
kandung rambut (folikel). Folikel rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki
kulit dan menjaga kelunakan rambut. Kelenjar palit membentuk sebum atau urap
kulit. Terkecuali pada telapak tangan dan telapak kaki, kelenjar palit terdapat di
semua bagian tubuh terutama pada bagian muka. Pada umumnya, satu batang
rambut hanya mempunyai satu kelenjar palit atau kelenjar sebasea yangbermuara
pada saluran folikel rambut. Pada kulit kepala, kelenjar palitatau kelenjar sebasea
menghasilkan minyak untuk melumasi rambutdan kulit kepala. Pada kebotakan
orang dewasa, ditemukan bahwa kelenjar palit atau kelenjar sebasea membesar
sedangkan folikel rambut mengecil. Pada kulit badan termasuk pada bagian wajah,
jika produksi minyak dari kelenjar palit atau kelenjar sebasea berlebihan, maka
kulit akan lebih berminyak sehingga memudahkan timbulnya jerawat.

3. Jaringan penyambung (jaringan ikat) bawah kulit (hipodermis)


Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe,
saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari
pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah
kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh
bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan. Ketebalan dan
kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah
pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit
dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi
banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin
kehilangan kontur.
B. Fungsi Kulit
Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :
1. Pelindung atau proteksi
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan tubuh di
sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh luar seperti luka dan serangan
kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang
menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil,
mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau rangsangan
fisik sepertisinar ultraviolet dari matahari.
2. Penerima rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan
dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat
perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.
3. Pengatur panas atau thermoregulasi
Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluhkapiler
serta melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat
memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,50C. Ketika terjadi
perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit mengadakan penyesuaian
seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah salah satu fungsi
kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan, sedangkan panas akan hilang dengan
penguapan keringat.
4. Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar
keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium
dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui
keringat tetapi juga melalui penguapan air trans epidermis sebagai pembentukan
keringat yang tidak disadari.
5. Penyimpanan.
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
6. Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larutdalam lemak
dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat padakrim muka dapat masuk
melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulitpada tingkatan yang sangat tipis.
Penyerapan terjadi melalui muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran
kelenjar palit, merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah
kemudian keberbagai organ tubuh lainnya.
7. Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yangtampak halus,
putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan. Fungsi lain dari kulit yaitu kulit
dapat mengekspresikan emosi seseorang sepertikulit memerah, pucat maupun
konstraksi otot penegak rambut.

C. Warna Kulit
Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning,coklat,
kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri yang jika dirawat
dengan baik dapat menampilkan karakter yang menarik. Warna kulit terutama ditentukan
oleh :
1. Oxyhemoglobin yang berwarna merah
2. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan
3. Melanin yang berwarna coklat.
4. Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta
5. Lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-abuan.
Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling menentukan warna
kulit adalah pigmen melanin. Banyaknya pigmen melanin di dalam kulit ditentukan oleh
faktor-faktor ras, individu, dan lingkungan. Melanin dibuat dari tirosin sejenis asam amino
dan dengan oksidasi, tirosin diubah menjadi butir-butir melanin yang berwarna coklat, serta
untuk proses ini perlu adanya enzim tirosinase dan oksigen. Oksidasitirosin menjadi
melanin berlangsung lebih lancar pada suhu yang lebih tinggi atau di bawah sinar ultra
violet. Jumlah, tipe, ukuran dan distribusi pigmen melanin ini akan menentukan variasi
warna kulit berbagai golongan ras atau bangsa di dunia. Proses pembentukan pigmen
melanin kulit terjadi pada butir-butir melanosom yang dihasilkan oleh sel-sel melanosit
yangterdapat di antara sel-sel basal keratinosit didalam lapisan benih.

D. Pengaruh Penuaan (Usia) terhadap Kulit


Kulit menutup tubuh manusia pada daerah tubuh yang paling luas dari kepala
sampai ke kaki. Kulit wajah yang sehat dan cantik akan tampak kencang,lentur, dan lembab,
kondisi ini tidak akan menetap selamanya. Sejalan dengan perkembangan usia, ketika
kondisi tubuh menurun, kulit tidak hanya menjadi kering tapi juga suram dan berkeriput.
Keadaan ini makin mudah terjadi setelah melewati usia tiga puluhan. Saat itu fungsi
kelenjar minyak mengendur, sehingga kulit terasa lebih kering dibandingkan dengan
sebelumnya. Diduga dengan bertambahnya usia, kadar asam amino pembentuk kalogen
punberkurang sehingga kalogen yang terbentuk bermutu rendah, selain itu kalogen
kehilangan kelembaban dan menjadi kering serta kaku. Akibatnya jaringan penunjang itu
tak mampu menopang kulit dengan baik, seperti yang tampak pada kulit orang tua yang
makin lama makin kendur dan kurang lentur. Perubahan susunan molekul kalogen ini
merupakan salah satu faktor utamayang membuat kulit manusia lebih cepat keriput, timbul
pigmentasi, kehilangan kelembaban dan elastisitas. Kapan tanda-tanda penuaan itu muncul,
tergantung pada usaha kita untuk melindungi dan merawatnya secara baik

E. Kelainan-Kelainan Homeostasis Kulit


Kelainan-kelainan kulit yang sering dialami kaum wanita, biasanya meliputi
kelainan pada kelenjar palit seperti jerawat (akne) dan komedo, kelainan karena tumbuhan
pada kulit, kelainan karena gangguan pigmentasi, kelainan karena infeksi jamur, penuaan
dini serta kelainan karena alergi.
1. Kelainan pada kelenjar palita.
a. Jerawat
Masalah paling sering terjadi pada kulit berminyak adalah jerawat,meskipun tidak
tertutup kemungkinan timbul pada jenis kulit lain. Pada dasarnya jerawat disebabkan
oleh tumbuhnya kotoran dan sel kulit matiyang mengakibatkan folikel dan
pertumbuhan sebum terhambat. Produksi minyak pada kulit biasanya disalurkan
melalui folikel rambut. Kotoran atau sel kulit mati yang tidak dibersihkan akan
menyumbat saluran ini hingga minyak yang ke luar akan bertumpuk dan menjadi
komedo. Jika terkena bakteri akne, komedo akan menjadi jerawat. Jerawat atau akne
adalah suatu penyakit radang yang mengenaisusunan pilosebaseus yaitu kelenjar
palit dengan folikel rambutnya. Jerawat sangat umum terdapat pada anak-anak masa
pubertas dan dianggap fisiologis oleh karena perubahan hormonal. Timbunan
lemak di bawah kulit ini selain membuat kulit kasar, tidak rata juga tidak
enak dipandang mata. Penderita umumnya mempunyai jenis kulit berminyak. Kulit
kasar akan makin menjadi, pada kulit yang kurangm emproduksi minyak, seperti
mereka yang termasuk kategori berkulitkering. Selain perubahan hormonal,
kesalahan memilih kosmetik jugadapat menyebabkan timbulnya jerawat.Kurang
lebih 90% remaja, wanita dan pria terkena jerawat danbiasanya menghilang sebelum
usia mencapai 20 tahun tetapi dapat pula berlangsung terus. Perkecualian, jerawat
juga sering dialami oleh wanita dewasa yang menjadi akseptor KB dengan pil
bahkan pada wanita saat memasuki masa menopause. Jerawat timbul di
daerahsebore yaitu daerah kulit yang mengandung lebih banyak kelenjar palitdi
daerah kulit yang lain. Daerah sebore terdapat pada daerah hidung, pipi, dahi dan
dagu serta di dada dan punggung.

Gejala Timbulnya Jerawat:


1) Peningkatan produksi sebum.
2) Munculnya kondisi abnormal karena bakteri atau jamur seringkali menimbulkan
rasa sakit.
3) Terjadi penebalan jaringan terkadang menjadi benjolan kecil.
4) Peningkatan hormon estrogen.

Tahapan Terjadinya Jerawat


1) Pada kulit yang semula dalam kondisi normal, sering kali terjadipenumpukan
kotoran dan sel kulit mati karena kurangnyaperawatan dan pemeliharaan,
khususnya pada kulit yang memilikitingkat reproduksi minyak yang tinggi.
Akibatnya salurankandung rambut (folikel) menjadi tersumbat.
2) Sel kulit mati dan kotoran yang menumpuk tersebut kemudian terkena bakteri
acne, maka timbulah jerawat.

3) Dalam waktu tertentu, jerawat yang tidak diobati akan mengalami


pembengkakan (membesar dan berwarna kemerahan), disebut papule.

4) Bila peradangan semakin parah, sel darah putih mulai naik kepermukaan kulit
dalam bentuk nanah (pus), jerawat tersebutdisebut pastules. Jerawat radang
terjadi akibat folikel yang ada didalam dermis mengembang karena berisi lemak
padat, kemudianpecah, menyebabkan serbuan sel darah putih ke area folikel.
sebasea, sehingga terjadilah reaksi radang. Peradangan akan semakin parah jika
kuman dari luar ikut masuk ke dalam jerawat akibat perlakuan yang salah
seperti dipijat dengan kuku ataubenda lain yang tidak steril. Jerawat radang
mempunyai ciriberwarna merah, cepat membesar, berisi nanah dan terasa nyeri.
5) Bila jerawat mengandung nanah, lemak dan cairan-cairan lainberarti jerawat
sudah berada pada kondisi terparah, disebut cyst.

6) Bila cyst tidak terawat, maka jaringan kolagen akan mengalamikerusakan


sampai pada lapisan dermis, sehingga kulit atau wajahmenjadi bopeng (Scar).

Faktor- Faktor Penyebab Timbulnya Jerawat :


Beberapa faktor penyebab timbulnya masalah-masalah ataukelainan-kelainan
kulit pada kelenjar palit atau jerawat yaitu :
1) Genetik
Mereka yang orang tuanya berjerawat selagi muda, makaanaknya akan
lebih mudah terkena jerawat dibandingkan merekayang tidak memiliki genetik
berjerawat, dan biasanya penderita,keadaannya cukup parah (bernanah). Mereka
yang tidak memilikigenetik berjerawat meskipun pola hidupnya tidak baik,
merekatidak mudah terkena jerawat.
2) Umur Dan Jenis Kelamin
Pada umumnya jerawat muncul pada usia pubertas dan remaja(usia 13-19
tahun), yang disebabkan masalah hormonal yangbelum stabil dalam
memproduksi sebum. Wanita lebih banyak terkena dibanding pria tetapi
umumnya jerawat pada pria lebihparah keadaannya.
3) Makanan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh sebuah institusikecantikan kulit di
Amerika Serikat (Academy of Dermatology) mengatakan bahwa jerawat tidak
disebabkan oleh makanan. Tidak ada makanan yang secara signifikan dapat
menimbulkan jerawat,tetapi ternyata sebuah hasil studi kasus yang
terbaru,membuktikan hal yang bertolak belakang. Para pakar peneliti di
Colorado State University Department of Health and Exercise menemukan
bahwa makanan yang mengandung kadar gula dankadar karbo hidrat yang
tinggi memiliki pengaruh yang cukup besar dalam menimbulkan jerawat. Secara
ilmiah dapat dibuktikan bahwa mengkonsumsi terlalu banyak gula dapat
meningkat kankadar insulin dalam darah, dimana hal tersebut memicu produksi
hormon androgen yang membuat kulit jadi berminyak. Dan kadar minyak yang
tinggi dalam kulit merupakan pemicu paling besar terhadap timbulnya jerawat.
4) Gangguan Pencernaan Makanan
Tidak teraturnya pembuangan kotoran dapat mempengaruhitimbulnya
jerawat.
5) Alergi terhadap makanan
Sifat alergi terhadap beberapa zat protein, karbohidrat danlemak dapat
menjadikan jerawat lebih parah.
6) Mekanis
Kebiasaan memegang atau memencet jerawat menyebabkan jerawat lebih
parah, karena luka yang terjadi memungkinkan infeksi dan menyebabkan
penyebaran infeksi ke seluruh tubuh.
7) Iklim
Iklim yang lembab dan panas menyebabkan kelenjar palitbekerja lebih
cepat dan dapat memperburuk keadaan jerawat.
8) Psikis
Pengaruh tekanan pada pikiran dapat menimbulkan jerawat.
9) Faktor hormonal
Hormon androgen memegang peranan yang penting dalam merangsang
pembentukan palit oleh kelenjar sebasea dan dalam mempengaruhi proses
pertandukan di sekitar muara folikel. Tidak terdapatnya jerawat pada laki-laki
membuktikan adanya pengaruh endokrin.
10) Kosmetika
Penggunaan kosmetika yang melekat pada kulit dan menutupipori-pori,
jika tidak segera dibersihkan akan menyumbat saluran kelenjar palit dan
menimbulkan jerawat yang disebut komedo. Kosmetik yang paling umum
menjadi penyebab timbulnya jerawat yaitu kosmetik pelembab yang langsung
menempel pada kulit.

b. Gangguan Pigmentasi
Warna kulit manusia ditentukan oleh berbagai faktor, yang terpentingadalah
jumlah pigmen melanin kulit, peredaran darah, tebal tipisnya lapisan tanduk dan
adanya zat-zat warna lain yang bukan melanin yaitudarah dan kalogen. Dalam
keadaan normal, melanin dihasilkan secarateratur oleh sel melanosit. Melanin, selain
memberi warna pada kulit, jugaberfungsi melindungi kulit dari terpaan sinar
matahari yang dapatmerusak struktur kulit, dan kulit menjadi gelap. Melanin sangat
bergunamelindungi kulit terhadap penyinaran sinar ultra violet. Pembentukanpigmen
melanin dirangsang oleh sinar ultra violet. Kelainan pada proses pembentukan
pigmen melanin kulit, yaitu: (a) Melanosis salah satu penyakit melanosis adalah
melasma (chloasma), yaitu adanya bercak-bercak berwarna coklat kehitaman
(hiperpigmentasi) dikulit muka yang sangat khas seperti di daerah pipi, dahi dan
bibir atas. Melasma sering timbul karena kehamilan, pil kontrasepsi,
pemakaiankosmetik dan sinar matahari. Melasma karena kehamilan,
dapatmenghilang setelah melahirkan. Melasma karena kosmetika terjadikarena
fotosensitisasi oleh zat tertentu seperti zat pemutih. Zat inimenyebabkan kulit lebih
rentan terhadap sinar ultra violet sehinggalebih mudah dan cepat membentuk
melanin. (b) Gangguan pigmentasi dapat berupa gangguan fungsi kelenjar
minyak yakni pengeluaran minyak yang berlebihan dan bila terjadi penyumbat-an
saluran kelenjar palit dapat terjadi millium atau akne yang dapat meradang,
gangguan pertandukan kulit yakni pada bagian mukaterdapat berbagai macam
keratinosis kulit seperti hiperkeratinisasi ataukekolotan dan pada bagian badan,
tangan dan kaki terjadi penyisikankulit seperti sisik ikan, kulit merah dan bersisik,
kapalan sertakatimumul atau mata ikan, juga gangguan peredaran darah
berupapelebaran pembuluh darah rambut.

c. Lentigo
Lentigo yaitu sejenis naevus pigmentosus yang terlihat menyerupai ephilides,
licin berwarna coklat tua. Lentigo tidak akan memudar walaupun dalam musim
dingin, serta dapat pula terjadi di bagian tubuhyang tertutup pakaian.

d. Vitiligo
Vitiligo adalah gangguan pigmentasi pada kulit yang ditandai dengan
terjainya bercak-bercak putih karena kehilangan melanin. Kelainan ini terjadi secara
turun temurun. Bercak ini dapat berukuran besar atau kecil, berbentuk bulat atau
tidak menentu tetapi bila bersatu bisa menjadi lebih besar. Bercak-bercak ini lebih
sensitif terhadap sinar matahari. Vitiligo lebih banyak terjadi di daerah tropik,
terutama pada orang-orang berkulit gelap.

e. Infeksi Jamur
Kelainan kulit karena infeksi jamur antara lain disebabkan oleh segolongan
jamur dermatofita (dermatofitosis), ragi candida (kandidosiskulit) dan jamur
malassezia furtur.
Kelainan kulit karena infeksi jamur dapat berupa:
1) Panu
Panu adalah bentuk lain dari dermatofitosis yaitu infeksi jamurdangkal
yang disebabkan oleh fungus mallasezia furtur. Penyakit initampak sebagai
bercak-bercak yang kadang tersebar di seluruh tubuh. Bercak ini dapat berwarna
putih kelabu, kecoklat-coklatan atau kehitam-hitaman yang disertai pengelupasan
sisik-sisik halus. Panubanyak ditemukan di Indonesia terutama pada mereka yang
kurang memperhatikan kebersihan badan. Penyakit ini dapat menyebabkanrasa
gatal.
2) Kurap
Kurap merupakan dermatofitosis yang berupa infeksi kulitberbentuk
bulat-bulat besar dengan diameter 3 - 4 cm, pinggirnyameninggi, dan berwarna
merah sedang di bagian tengahnya bersisik halus menimbulkan rasa gatal.
Kelainan ini dapat terjadi pada anak-anak, remaja, hingga dewasa baik laki-laki
maupun perempuan. Kurapbisa menular.
3) Tinea pedis (athlete’sfoot)
Tinea pedis adalah sejenis penyakit yang disebabkan oleh jamurpada kaki
terutama pada telapak kaki dan sela-sela jari kaki. Tineapedis banyak dijumpai
pada laki-laki dibandingkan pada wanita. Gambaran klinis yang terlihat, berbeda,
dari perlunakan kulit di sela-sela jari, pertandukan yang berlebihan, reaksi eksim,
gelembung-gelembung sampai retak-retak kulit yang diiringi rasa sakit.4. Alergi
(Hipersensisitivitas) Alergi atau hipersensitivitas adalah perubahan kemampuan
tubuhyang didapat dan khas untuk bereaksi terhadap zat (alergen dan
antigen)yang menempel atau masuk ke dalam tubuh. Pada hakekatnya,
alergitermasuk kompleks kekebalan (imunitas) dan bersifat reaksi kekebalan
(imunologik) khas antara alergen dengan zat lain (antibodi) yang dibentuk oleh
tubuh. Daya reaksi imunologik tubuh, khususnya kulit terhadap zat-zat asing
yang berkhasiat sebagai antigen bersifat amat khas danberlangsung amat lama.
Zat-zat yang dapat menyebabkan alergi antaralain berupa: (a) Makanan, minuman
dan obat-obatan. (b) Bahan-bahan yang ditempelkan pada kulit seperti kosmetika
(alasbedak, bedak, lipstik, parfum, hair spray, cat rambut) dan obat-obatan(salep,
balsam atau krim). (c) Bahan yang dihirup seperti udara, debu. Pada umumnya
reaksi alergi pada kulit menunjukkan gejala kulitterlihat merah, gatal, bengkak,
sesak napas dan pingsan. Reaksi alergidapat terjadi segera setelah kontak dengan
zat tersebut atau beberapa saatsetelah kontak dengan zat-zat tersebut. Sebagai
langkah pencegahan,hindari penggunaan zat atau bahan yang dapat menimbulkan
alergi.

f. Penuaan Dini
Sebum berfungsi sebagai pertahanan terhadap musuh utama kecantikan
wanita yaitu penuaan dini. Penuaan dini sering terjadi pada kulit yang berjenis
kering, karena kadar sebum dalam kulit kering sangatsedikit. Biasanya penuaan dini
ditandai dengan kondisi kulit terlihat lelah,kering, bersisik, kasar dan disertai
munculnya keriput dan noda hitamatau flek. Penuaan dini disebabkan oleh dua
faktor yaitu pertama faktorinternal, seperti keturunan, kesehatan dan daya tahan, dan
kejiwaan. Faktor internal merupakan proses alamiah yang tidak mungkin
dihindarisetiap manusia. Hal ini dapat juga dipicu oleh stres dan perubahan
hormonal, dan faktor ini hanya dapat dikurangi efeknya, dengan cara perawatan
wajah yang tepat, rutin dan lembut, mengurangi stres serta mencoba hidup santai.
Penyebab yang kedua adalah faktor eksternal yang meliputi:
1) Radikal bebas yaitu molekul ganas yang menggerogoti sel-sel tubuh termasuk
jaringan kalogen. Sebagian ahli berpendapat bahwa radikal bebas terbentuk
sebagai efek polusi lingkungan, paparan sinar matahari, pemakaian air yang
tercampur bahan kimia, perubahan cuacadan faktor lain yang mengganggu
pertumbuhan normal kalogen. Pencegahan radikal bebas dapat dilakukan dengan
mengatur polamakan, diet yang mengandung protein tinggi dan mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung vitamin seperti buah dan sayuran. Dengan
gizi yang baik, struktur sel akan membaik hingga prosespenuaan dini dapat
diperlambat.
2) Sinar matahari. Untuk menghindari pengaruh buruk sinar matahari,hindari saat
sinar matahari memancarkan sinar ultra violet di titik kulminasi (antara pukul
10.00 – 15.00) dan selalu mengenakan tabirsurya pada wajah dan bagian tubuh
yang terbuka setiap keluar ruangan.
3) Kelembaban udara. Kelembaban udara yang tinggi dan tidak stabilseperti di alam
tropis ini, menjadi penyebab terjadinya penuaan dini,terutama jika kulit tidak
dilindungi dengan baik. Salah satu cara melindungi kelembaban kulit adalah
dengan mengenakan pelembabyang dapat mempertahankan kadar air dalam kulit.
Untuk melindungi kelembutan kulit, gunakan pelembab pada wajah dan body
lotion yangsesuai dengan jenis kulit pada seluruh tubuh terutama yang
tidak terlindungi oleh pakaian. Pelembab yang baik untuk melembabkan kulit
kering dan kulit normal, pilih bahan pelembab yang mengandung humektan
sebagai pengikat air yaitu asam alfa-hidroksi A-HA/Alpha-Hidroksi Acid) Sinar
matahari dapat menimbulkan masalah pada kulit,terutama pada mereka yang suka
mandi matahari atau terkena terpaanlangsung sinar matahari secara terus menerus
yang mengakibatkankulit keriput dan timbul penuaan lebih dini. Sinar matahari
diduga kuatsebagai penyebab kanker kulit. Bila terpaksa harus melakukan
kegiatandi bawah terpaan sinar matahari, gunakan topi pelindung dan
oleskankrim pelindung yang mengandung Sun Protection Factor (SPF) 15. Tips
menjaga kecantikan dan kesehatan kulit (penuaan dini) Selalumenggunakan tabir
surya/sun block/sun cream sedini mungkin dengan SPF (Sun Protecting Factor)
15 yang mengandung titanium dioksida dana vobenzena untuk melindungi kulit
dari sinar matahari yangmengakibatkan kelainan warna kulit, kerutan dan kulit
menjadi kendur.

g. Kutil
Kutil adalah infeksi pada permukaan kulit yang ditandai dengan benjolan kecil,
bertekstur kasar, berwarna pucat atau kecokelatan, serta terkadang terasa gatal dan
sakit jika disentuh. Kutil disebabkan oleh human papilloma virus (HPV). Virus ini
menyerang dan menyebabkan kelainan pada lapisan kulit, sehingga memproduksi
keratin (protein penyusun rambut dan kuku) lebih banyak dari yang dibutuhkan.
Kelebihan keratin ini akan menumpuk di permukaan kulit, sehingga terbentuk
tekstur kulit baru yang disebut kutil. Virus penyebab kutil dapat menular dengan
mudah. Penularan kondisi ini dapat terjadi jika seseorang bersentuhan langsung
dengan kulit penderita atau benda yang terkontaminasi virus HPV. Walau
demikian, tidak semua orang yang bersentuhan dengan virus HPV akan mengalami
gejala kutil, karena sangat dipengaruhi oleh sistem kekebalan tubuh atau imunitas
tubuh masing-masing.
Kutil menyerang segala usia, khususnya orang-orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang masih rendah, seperti anak-anak dan remaja. Kutil sering
kali muncul di siku, di sekitar kuku-kuku, telapak, dan jari-jari tangan atau kaki.

Bentuk Kutil
Bentuk kutil menonjol di atas permukaan kulit seperti bulatan yang
memiliki permukaan kasar. Selain menyerupai bulatan kasar, ada juga yang
tampak memanjang dan tipis. Kutil juga dapat berkembang di telapak kaki yang
berlubang di tengah yang di sekitarnya dikelilingi kulit yang mengeras. Diameter
kutil bisa berkisar antara 0,1 hingga 1 sentimeter. Kutil bisa terdapat di tangan atau
di bawah permukaan kaki. Meskipun begitu, kutil bisa muncul di permukaan kulit
manapun.

Pengobatan Kutil
Meski sebagian besar kasus kutil bisa membaik dengan sendirinya, langkah
pengobatan tetap perlu dilakukan, terutama jika kutil telah menyebar ke bagian
tubuh yang lain, mulai menimbulkan rasa sakit, dan menyebabkan perdarahan.
Sebagian besar kutil dapat hilang dengan sendirinya tanpa harus diobati, namun ini
bisa memakan waktu hingga beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan. Ada
baiknya kita mencoba menangani kutil di rumah dengan cara mengoleskan salep
atau plester yang mengandung asam salisilat yang bisa dibeli tanpa resep dokter,
untuk mempercepat proses penyembuhan. Sedangkan metode penghilangan kutil
dengan cara menempelkan pita perekat pada kutil hingga kini belum terbukti
keberhasilannya. Jika kutil tidak kunjung sembuh setelah diobati sendiri,
disarankan untuk menemui dokter guna mendapatkan pengobatan. Metode
pengobatan kutil yang dilakukan oleh dokter bisa bermacam-macam, mulai dari
pemberian krim kulit dengan kandungan zat yang lebih kuat, krioterapi atau
pembekuan area kulit dengan nitrogen, hingga menggunakan terapi laser.

h. Uban
Rambut berwarna putih atau sering disebut uban identik dengan orang-
orang lanjut usia. Nyatanya, sebagian orang dapat memiliki uban lebih cepat. Apa
sebenarnya penyebab tumbuhnya uban? Warna rambut adalah hasil pewarnaan
pada folikel rambut dari zat warna yang disebut melanin. Ada dua jenis zat warna,
yaitu eumelanin dan pheomelanin. Rambut akan berwarna lebih gelap jika
eumelanin lebih dominan. Tingkat melanin di dalam tubuh seseorang dapat
berubah seiring waktu, yang kemudian menyebabkan rambut juga berubah warna.
Banyak anggapan bahwa stres dapat mempercepat faktor penuaan, termasuk
tumbuhnya uban lebih dini dari yang seharusnya. Meski beberapa kasus
mendukung anggapan tersebut, namun hingga kini belum dapat dibuktikan secara
ilmiah.
Berikut ini beberapa kondisi yang dapat memengaruhi terbentuknya uban.
- Faktor Usia
Secara alami, berubahnya warna rambut menjadi abu-abu atau putih
terjadi seiring dengan pertambahan usia atau disebut achromotrichia. Ketika
usia kita bertambah, produksi melanin dalam tubuh akan berkurang sehingga
menyebabkan munculnya uban. Hal ini diduga disebabkan oleh bertambahnya
kerusakan sel karena penuaan. Biasanya perubahan warna dimulai pada
rambut di dalam hidung, disusul rambut pada bagian kepala, jenggot,
kemudian rambut di bagian tubuh lain, terakhir rambut pada alis mata.
- Genetik
Penyebab tumbuhnya uban yang satu ini tidak bisa dielakkan. Orang
yang rambutnya sudah memutih atau ubanan walaupun usianya masih muda
bisa jadi disebabkan oleh faktor genetik. Itu artinya, orang tua atau kakek-
neneknya juga mengalami hal yang sama saat mereka muda.
- Kondisi kesehatan
Menderita penyakit tertentu juga bisa menjadi penyebab tumbuhnya
uban. Kondisi bawaan atau kelainan genetik seperti albino, yaitu ketika
seseorang hanya memiliki sedikit atau sama sekali tidak memiliki pigmen pada
rambut, mata, dan kulit sehingga terlihat putih atau pucat. Selain albino,
vitiligo juga dapat menjadi penyebab tumbuhnya uban. Ini adalah suatu kondisi
autoimun yang menyebabkan beberapa bagian pada rambut dan kulit
mengalami kehilangan pigmen warna. Masalah pada kelenjar pituitari atau
pada kelenjar tiroid juga bisa menyebabkan uban. Namun setelah kondisi-
kondisi tersebut teratasi, warna rambut bisa kembali normal. Kekurangan
nutrisi dapat menjadi penyebab rambut menjadi lebih halus, tipis, dan rapuh
serta berubah warna karena penurunan produksi melanin. Contohnya adalah
kekurangan vitamin B12 atau anemia pernisiosa. Sindrom Werner juga bisa
menyebabkan munculnya uban di usia muda.
- Merokok
Merokok dapat menjadi faktor penyebab tumbuhnya uban. Bahkan, ada
penelitian yang mengungkapkan adanya hubungan antara merokok dengan
tumbuhnya uban di usia kurang dari 30 tahun.
- Pengobatan
Pasien yang menjalani radioterapi terkadang rambutnya berubah warna
putih, namun akan kembali pada warna asal beberapa waktu kemudian.Hingga
saat ini belum ada produk yang terbukti secara ilmiah mampu memperlambat
atau mencegah pertumbuhan uban, mulai dari suplemen, vitamin, protein, atau
pola makan tertentu.
i. Luka Bakar
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik,
bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih
dalam (Guyton dan Hall., 2008), sedangkan menurut Brunner dkk. (2001), bahwa
luka bakar merupakan kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan oleh
energi panas atau bahan kimia atau benda-benda fisik. Luka bakar merupakan
luka yang disebabkan oleh kontak langsung atau tak langsung dengan suhu tinggi
seperti api, air panas, listrik, bahan kimia dan radiasi. Kedalaman luka bakar
ditentukan oleh tingginya suhu dan lamanya pajanan suhu tinggi. Selain api
yang langsung menjilat tubuh, baju yang terbakar juga memperdalam luka bakar.
Bahan baju yang paling aman adalah yang terbuat dari bulu domba (wol). Bahan
sintetis seperti nilon dan dakron, selain mudah terbakar juga mudah lumer oleh
suhu tinggi, lalu menjadi lengket sehingga memperdalam luka bakar.

Pembagian luka bakar menjadi 3 yaitu :


1) Luka bakar derajat I, hanya mengenai epidermis dan biasanya sembuh
dalam 5-7 hari, misalnya tersengat matahari. Luka tampak seperti eritema
dengan keluhan rasa nyeri atau hipersensitifitas setempat.
2) Luka bakar derajat II, mencapai kedalaman dermis, tetapi masih ada elemen
epitel sehat yang tersisa. Elemen epitel tersebut, misalnya sel epitel basal,
kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan pangkal rambut. Dengan adanya sisa
sel epitel ini, luka dapat sembuh sendiri 2 sampai 3 minggu. Gejala yang
timbul adalah nyeri, gelembung atau bula berisi cairan eksudat yang keluar
dari pembuluh karena permeabilitas dindingnya meninggi (Moenadjat, 2003).
3) Luka bakar derajat III, meliputi seluruh kedalaman kulit dan mungkin
subkutis atau organ yang lebih dalam. Tidak ada lagi elemen epitel hidup
yang tersisa yang memungkinkan penyembuhan dari dasar luka. Oleh
karena itu untuk mendapatkan kesembuhan harus dilakukan cangkok
kulit. Kulit tampak pucat abu-abu, gelap atau hitam, dengan permukaan
lebih rendah dengan jaringan sekeliling yang masih sehat. Tidak ada bula dan
tidak terasa nyeri.
Proses penyembuhan luka
a. Fase Inflamasi
Fase inflamasi adalah adanya respons vaskuler dan seluler yang
terjadi akibat perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. Tujuan yang
hendak dicapai adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan area
luka dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan
dimulainya proses penyembuhan (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).
Pada fase awal, kerusakan pembuluh darah akan menyebabkan
keluarnya platelet yang berfungsi hemostasis. Platelet akan menutupi
vaskuler yang terbuka clot) dan juga mengeluarkan substansi
vasokonstriksi yang mengakibatkan pembuluh darah kapiler
vasokonstriksi, selanjutnya terjadi penempelan endotel yang yang akan
menutup pembuluh darah (Moenadjat, 2003). Periode ini hanya
berlangsung 5−10 menit, dan setelah itu akan terjadi vasodilatasi kapiler
stimulasi saraf sensoris (local sensoris nerve ending), local reflex action, dan
adanya substansi vasodilator: histamin, serotonin dan sitokin. Histamin
kecuali menyebabkan vasodilatasi juga mengakibatkan meningkatnya
permeabilitas vena, sehingga cairan plasma darah keluar dari pembuluh darah
dan masuk ke daerah luka dan secara klinis terjadi edema jaringan dan
keadaan lokal lingkungan tersebut asidosis.
Eksudasi mengakibatkan migrasi sel lekosit (terutama netrofil) ke
ekstra vaskuler. Fungsi netrofil adalah melakukan fagositosis benda asing dan
bakteri di daerah luka selama 3 hari dan kemudian akan digantikan oleh sel
makrofag yang berperan lebih besar jika dibanding dengan netrofil pada
proses penyembuhan luka (Moenadjat, 2003). Fungsi makrofag disamping
fagositosis adalah:
- Sintesa kolagen
- Pembentukan jaringan granulasi bersama-sama dengan fibroblast.
- Memproduksi growth factor yang berperan pada re-epitelisasi
- Pembentukan pembuluh kapiler baru atau angiogenesis
(Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).
Dengan berhasilnya dicapai luka yang bersih, tidak terdapat infeksi
atau kuman serta terbentuknya makrofag dan fibroblas, keadaan ini dapat
dipakai sebagai pedoman/parameter bahwa fase inflamasi ditandai dengan
adanya: eritema, hangat pada kulit, edema dan rasa sakit yang berlangsung
sampai hari ke-3 atau hari ke-4.
b. Fase Proliferasi
Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah
memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi
sel. Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikan, yaitu bertanggung
jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan
digunakan selama proses rekonstruksi jaringan (Moenadjat, 2003). Pada
jaringan lunak yang normal (tanpa perlukaan), pemaparan sel fibroblas
sangat jarang dan biasanya bersembunyi di matriks jaringan penunjang.
Sesudah terjaid luka, fibroblas akan aktif bergerak dari jaringan sekitar
luka ke dalam daerah luka, kemudian akan berkembang (proliferasi) serta
mengeluarkan beberapa substansi (kolagen, elastin, hialuronic acid,
fibronektin dan proteoglikan) yang berperan dalam membangun
(rekonstruksi) jaringan baru (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).
Fungsi kolagen yang lebih spesifik adalah membentuk cikal bakal
jaringan baru (connective tissue matrix) dan dengan dikeluarkannnya substrat
oleh fibroblast, memberikan tanda bahwa makrofag, pembuluh darah baru
dan juga fibroblas sebagai satu kesatuan unit dapat memasuki kawasan luka.
Sejumlah sel dan pembuluh darah baru yang tertanam di dalam jaringan
baru tersebut disebut sebagai jaringan granulasi, sedangkan proses proliferasi
fibroblas dengan aktifitas sintetiknya disebut fibroblasia. Respons yang
dilakukan fibroblas terhadap proses fibroplasia adalah:
- Proliferasi
- Migrasi
- Deposit jaringan matriks.
- Kontraksi luka (Moenadjat, 2003).
Angiogenesis suatu proses pembentukan pembuluh kapiler baru
didalam luka, mempunyai arti penting pada tahap proliferasi proses
penyembuhan luka (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005). Kegagalan vaskuler
akibat penyakit (diabetes), pengobatan, radiasi atau obat (preparat steroid)
mengakibatkan lambatnya proses sembuh karena terbentuknya ulkus yang
kronis. Jaringan vaskuler yang melakukan invasi kedalam luka merupakan
suatu respons untuk memberikan oksigen dan nutrisi yang cukup di daerah
luka karena biasanya pada daerah luka terdapat keadaan hipoksik dan
turunnya tekanan oksigen. Pada fase ini fibroplasia dan angiogenesis
merupakan proses terintegrasi dan dipengaruhi oleh substansi yang
dikeluarkan oleh platelet dan makrofag (growth factors) (Moenadjat, 2003).
Proses selanjutnya adalah epitelisasi, dimana fibroblas mengeluarkan
keratinocyte growth factor (KGF) yang berperan dalam stimulasi
mitosis sel epidermal. Keratinisasi akan dimulai dari pinggir luka dan
akhirnya membentuk barrier yang menutupi permukaan luka.
Dengan sintesa kolagen oleh fibroblas, pembentukan lapisan dermis
ini akan disempurnakan kualitasnya dengan mengatur keseimbangan jaringan
granulasi dan dermis. Untuk membantu jaringan baru tersebut menutup
luka, fibroblas akan merubah strukturnya menjadi myofibroblast yang
mempunyai kapasitas melakukan kontraksi pada jaringan. Fungsi
kontraksi akan lebih menonjol pada luka dengan defek luas dibandingkan
dengan defek luka minimal (Moenadjat, 2003). Fase proliferasi akan berakhir
jika epitel dermis dan lapisan kolagen telah terbentuk, terlihat proses
kontraksi dan akan dipercepat oleh berbagai growth factor yang dibentuk
oleh makrofag dan platelet (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).
c. Fase Maturasi
Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir
sampai kurang lebih 12 bulan. Tujuan dari fase maturasi adalah
menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan
penyembuhan yang kuat dan bermutu. Fibroblas sudah mulai
meninggalkan jaringan garunalasi, warna kemerahan dari jaringan mulai
berkurang karena pembuluh mulai regresi dan serat fibrin dari kolagen
bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut. Kekuatan dari
jaringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke-10 setelah
perlukaan. Sintesa kolagen yang telah dimulai sejakfase proliferasi akan
dilanjutkan pada fase maturasi. Kecuali pembentukan kolagen juga akan
terjadi pemecahan kolagen oleh enzim kolagenase (Moenadjat, 2003).
Kolagen muda (gelatinous collagen) yang terbentuk pada fase
proliferasi akan berubah menjadi kolagen yang lebih matang, yaitu lebih kuat
dan struktur yang lebih baik (proses re-modelling), untuk mencapai
penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara kolagen yang
diproduksi dengan yang dipecahkan. Kolagen yang berlebihan akan terjadi
penebalan jaringan parut atau hypertrophic scar, sebaliknya produksi
yang berkurang akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka akan
selalu terbuka (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).
Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan
kekuatan jaringan kulit mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan
aktivitas yang normal. Meskipun proses penyembuhan luka sama bagi setiap
penderita, namun outcome atau hasil yang dicapai sangat tergantung dari
kondisi biologik masing-masing individu, lokasi serta luasnya luka.
Penderita muda dan sehat akan mencapai proses yang cepat dibandingkan
dengan kurang gizi, disertai dengan penyakit sistemik (diabetes melitus).

Penilaian Derajat Luka Bakar


Luas luka bakar dinyatakan sebagai presentase terhadap luas
permukaan tubuh. Untuk menghitung secara cepat dipakai Rule of Nine dari
Wallace. Perhitungan cara ini hanya dapat diterapkan pada orang dewasa,
karena anak-anak mempunyai proporsi tubuh yang berbeda.
Berat ringannya luka bakar dapat dibagi kedalam 3 bagian :
a. Parah−critical
- Derajat II>25% pada dewasa, >20% pada anak.
- Derajat III>10%.
- Derajat III pada tangan, kaki, muka. Dengan adanya komplikasi
pernafasan, jantung, fraktur, soft tissue yang luas, listrik.
b. Luka bakar sedang−moderate
- Derajat II 15−25% pada dewasa, 10−20% pada anak.
- Derajat III 5−10%.
c. Ringan−minor
- Derajat II <15% pada dewasa, <10% pada anak.
- Derajat III <2% (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kulit merupakan ”selimut” yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi
utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Struktur
anatomi kulit manusia terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis), sebagai lapisan
yang paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan jaringan penyambung di
bawah kulit (tela subkutanea, hipodermis atausubkutis). Kulit memiliki kelainan-kelainan
yang biasanya serinh dialami kaum wanita, seperti kelainan pada kelenjar palit seperti
jerawat (akne) dan komedo, kelainan karena tumbuhan pada kulit, kelainan karena
gangguan pigmentasi, kelainan karena infeksi jamur, penuaan dini serta kelainan karena
alergi.

B. Saran
Kulit merupakan bagian yang sangat penting untuk melindungi bagian organ
dalamnya sehingga diperlukan perhatian yang cukup untuk menjaga kulit dengan
melakukan perawatan serta mempertahankan kesehatannya.
DAFTAR PUSTAKA

Danie. S. Wibowo Dr. 1997. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.

Djuanda A. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

Ganong W. F. 1995. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

H. Syaifudin, B.Ac Drs. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC.

Saleh, N. Psychology Today (2017). 6 Possible Explanations for Gray Hair.

Sjamsuhidajat, R. Wim De Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Tranggono, Retno Iswari. Spkk dan Dra. Fatma Latifah, Apt. 2007. Buku Ilmu Pengetahuan
Kosmetika. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai