Anda di halaman 1dari 2

Latar Belakang

Melonjaknya transportasi jalur udara menunjukkan  bahwa jumlah penerbangan dan  penumpang
di Indonesia terus bertambah  tiap tahunnya. Kenaikan  jumlah penerbangan disebabkan oleh 
pelbagai faktor, yaitu kondisi geografis  Indonesia yang bersifat kepulauan yang  berdampak
pada ekspansi rute baru,  pertumbuhan jumlah penduduk,  peningkatan kesejahteraan penduduk,
dan  kebutuhan waktu tempuh yang semakin  singkat.

Dalam rangka mendukung  pertumbuhan industri penerbangan yang  pesat, Kementrian


Perhubungan berencana  membangun 45 bandara baru dalam kurun  waktu 10 tahun hingga
tahun 2022  (Bandara Online 2012). Pembangunan  tersebut terbagi atas 24 bandara hingga 
tahun 2017 dan sisanya akan dibangun secara bertahap hingga 2022. Salah satu  bandara baru
yang akan dibangun pada  tahun 2017 ialah New Yogyakarta  International Airport atau NYIA
di Temon,  Kabupaten Kulon Progo, D.I. Yogyakarta.

 PT  Angkasa Pura I (2014), selaku manajemen  NYIA, dalam kegiatan sosialisasi rencana 
pembangunan NYIA menyatakan bahwa  adanya bandara NYIA akan memberikan  kesempatan
kerja dan peluang usaha  bagi masyarakat setempat. Namun, perlu  diperhatikan bahwa
pembangunan bandara  baru juga akan menimbulkan pro dan kontra bagi masyarakat sekitar.
Bagi warga Temon, Kulon Progo sendiri bertani adalah jantung bagi mereka untuk terus
menyambung hidup, mereka menggantungkan hidupnya hanya untuk bertani, pembangungan
bandara NYIA juga akan mempengaruhi kerusakan lingkungan sekitar.

Dari paparan peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko, dalam
beberapa kesempatan, termasuk di Yogyakarta pada 14 Januari 2019 lalu menyebut, ada tiga
megathrust yang benar-benar mengancam. Yakni megathrust di Enggano, di Selat Sunda, dan di
Jawa Tengah yang potensi gempanya bisa mencapai 9 scala richter dan memicu tsunami dengan
ketinggian 10 – 15 meter dari bibir pantai.

“Pertanyaannya, mitigasi apa yang cocok? karena kalau dijauhkan dari pantai, ada persoalan
lahan dan sebagainya,” kata Widjo.
Kalau pun pemerintah mengklaim bahwa sebelum membangun bandara tersebut telah melibatkan
para ahli dari Jepang, dan dalam negeri untuk melakukan kajian terkait kerawanan dan mitigasi
bencananya, maka Widjo berharap agar hasil kajian tersebut dibuka secara transparan ke publik,
sehingga bisa diketahui seperti apa hasil kajian dari para ahli yang dimaksud (
https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-3753727/ylbhi--penggusuran-paksa-warga-kulon-
progo-langgar-hukum-dan-ham 16/11/21 pukul 00.15 )

Berbagai upaya penolakan dan demonstrasi sudah dilakukan oleh warga atas dilakukannya
penggusuran paksa dari pihak Angkasa Pura I . Tindakan ini sudah banyak memakan korban,
bahkan masyarakat sekitar yang mendapat tindakan represif dari aparat demi berjalannya proyek
pembangunan bandara NYIA.

Anda mungkin juga menyukai