Abstrak
Pada percobaan kali ini kita akan membahas tentang rangkaian AC , diman rangkaian ini sangat sering kita jumpai. Pada percobaan
ini kita akan memahami tentang konsep impedansi dalam arti fisik, serta memahami hubungan antara impedansi resistansi dan
reaktansi pada rangkaian seri RC dan RL.Kita juga akan melihat hubungian tegangan dan arus pada rangkaian seri RC dan RL
yang akan terlihat jelas pada percobaan yang akan kita buat pada rangkaian AC ini. Kita juga akan menghitung pada fasa tegangan
dan arus pada rangkaian seri RC dan R, serta kita juga akan memahami ―response‖ terhadap frekuensi pada rangkaian seri RC
dan RL. Kita akan melakukan beberapa percobaan yaitu, rangkaian RC untuk mencari beda fasa dengan bantuan osiloskop,
percobaan rangkaian RL untuk mencari beda fasa tegangan dengan osiloskop, percobaan rangkaian diferensiator untuk mengukur
bentuk gelombang output, percobaan rangkaian integrator untuk mengukur dan mengamati bentuk gelombang yang terjadi, serta
pengaruh frekuensi pada domain frekuensi. Sehingga pada praktikum ini banyak enggunakan metode mathematic yang akan
digunakan untuk membandingkan nilai yang kita dapat pada multi meter dan yang kita dapat secara manual.
4. Mengukur pada fasa tegangan dan arus pada rangkaian Dari hubungan tegangan dan arus seperti v = R i;
seri RC dan RL
1 .
1
2.1.Rangkaian RC
Komponen dalam suatu rangkaian RC dapat Vi i dt atau i
digunakan untuk menyaring sinyal dengan cara menahan
(blok) frekuensi sinyal tertentu dan meneruskan sinysl yang
lainnya. Filter RC terbagi menjadi 4 macam, diantaranya 1/C ∫I dt atau i=Cdvt/dt
high-pass filter, low-pass filter, band-pass filter, dan band- Dengan demikian diperoleh hubungan output (vO = vR)
stop filter. Rangkaian RC sederhana adalah rangkaian seri dengan input (vi) sebagai berikut :
resistor dan kapasitor. Ketika rangkaian hanya terdiri dari
satu kapasitor bermuatan dan satu resistor, kapasitor tersebut
akan melepaskan energy yang disimpannya melalui resistor. Vo =RC
Beda potensial dikapasitor, yang tergantung pada waktu
dapat dihitung menggunkan hokum Kircoff yang Rangkaian dengan persyaratan ini dikenal sebagai rangkaian
menyatakan bahwa arus yang melewati kpasitor harus sama differensiator.
dengan arus yang melewati resistor. Hasil dari kedua arus ini Dalam bentuk phasornya, persyaratan di atas dapat
berupa persamaan differensial linier. dituliskan sebagai berikut :
>>RI sehingga
diperoleh CR>>1
Bila atau
Gambar 1.Rangkain RC sederhana
Menurut hukum Kirchoff II (KVL), dapat di tulis :
maka persamaan diatas dapat dituliskan.
Vi= Ri +
atau
Vi = VR +VC
Wo disebut frekuensi ―cut off‖.
Tegangan resistor vR sefasa dengan I sedangkan tegangan
kapasitor vC ketinggalan 90º dari arus. Arus total Kondisi terakhir ini adalah syarat frekuensi dan nilai-nilai
mendahului antara 0º s.d. 90º. Sudut ketertingalan vi ( ) kapasitansi dan resistansi untuk memperoleh fungsi
ditentukan oleh perbandingan reaktansi dan resistansinya. diferensiasi yang baik.
Beda fasa antara vC dan i, atau vi dan i dapat dilihat dengan
membandingkan beda fasa antara vC dan vR, atau antara vi 2.3 HIGH-PASS FILTER
dan vR (mengapa?) Pengertian High Pass Filter (HPF) atau Tapis
Lolos Atas – High Pass Filter atau biasanya disingkat dengan
HPF adalah Filter atau penyaring frekuensi yang dapat
2.2. Diferensiator melewatkan sinyal frekuensi tinggi dan menghambat atau
Diferensiator pada dasarnya merupakan filter memblokir sinyal frekuensi rendah. Dengan kata lain, sinyal
lulus-atas yang terdiri dari kondensator deret dan resistor
Frekuensi tinggi akan lebih mudah melewati High Pass Filter
jajar. Karena reaktansi kondensator meningkat kalua
(HPF) sedangkan sinyal frekuensi rendah akan dihambat atau
frekuensinya turun, rangkaian ini menghilangkan komponen
dipersulit untuk melewatinya. HPF yang ideal adalah HPF
frekuensi rendah dari suatu input. Bila ada masukan tingkat
yang sama sekali tidak melewatkan sinyal dengan frekuensi
yang dikenakan pada differensiator, tegangan yang
membentangi kondensator berubah dengan seketika. Setelah dibawah frekuensi cut-off. Pada dasarnya, High Pass Filter
itu tegangan yang membentangi resistor menurun secara (HPF) adalah kebalikan dari Low Pass Filter (LPF). Dalam
eksponensial sesuai dengan rumus: Vc = V (-t/eRC), RC bahasa Indonesia, High Pass Filter disebut juga dengan Tapis
adalah konstanta waktu, yaitu hasil dari lari kapasitas dengan Lolos Tinggi, Tapis Pelewat Tinggi atau Penyaring Lolos
resistansi. Rangkaian differensiator juga merupakan Atas.
rangkaian apilkasi dari rumusan matematika yang dapat Tapis Lolos Tinggi atau High Pass Filter ini dapat
dimainkan dari kerja kapasitor. dibuat dengan menggunakan komponen pasif seperti Resistor
Masih dari persamaan di atas, bila output diambil pada dengan Kapasitor atau Induktor. High Pass Filter yang dibuat
resistor vO = vR, untuk vC >> vR akan diperoleh vi vC dari Resistor dan Kapasitor disebut dengan High Pass RC
sehingga Filter sedangkan High Pass Filter atau HPF yang terbuat dari
Resistor dan Induktor disebut dnegan High Pass RL Filter.
Filter Pasif yaitu filter yang menggunakan komponen pasif ini
tidak memiliki elemen penguat seperti Transistor dan Op-
Amp sehingga tidak memiliki perolehan penguatan sinyal,
oleh karena itu tingkat OUTPUT-nya selalu kurang dari Bila , Maka
tingkat INPUT-nya. persamaan diatas dapat dituliskan
I . Pada output diperoleh Vo=Vc= Ada nilai utama yang dapat diperoleh dari fungsi diatas;
Berdasarkan persamaan diatas tegangan VL hanya 6. Carilah hasil perhitungan, pengukuran dan
akan muncul ketika ada perubahan arus sehingga jika arus pengamatan saudara ke dalam bentuk tabel dalam
yang melalui suatu induktor bersifat tetap (konstan) maka Buku Catatan Laboratorium (BCL).
tegangan VL akan bernilai nol. Tanda negatif yang ada pada
persamaan menyiratkan bahwa tegangan yang dihasilkan
induktor bersifat melawan perubahan yang diberikan. Jika
arus membesar maka tegangan VL akan menahan arus
penyebabnya. Jika perubahan arus mengecil maka tegangan
VL akan memperkuat arus penyebabnya.
3.2 Rangkaian RL 3.4 Rangkaian Integrator
7. Buatlah rangkaian dengan harga-harga besaran seperti 17. Buatlah rangkaian seperti pada Gambar 5-6.
pada Gambar 5-4
14. Hitunglah konstanta waktu RC dengan harga-harga C 28. Catatlah hasilnya dalam bentuk tabel dalam BCL.
dan R yang tersedia. Gambarlah bentuk gelombang
output (ideal) dengan input bentuk gelombang segi 29. Kemudian buatlah rangkaian RC seperti pada percobaan
empat. rangkaian integrator, dengan harga R = 10 KΩ, dan C =
8,2nF.Lakukanlah langkah 28, 29, 30, dan 31.
15. Ukurlah bentuk gelombang output yang terjadi dengan
osiloskop. 30. pengaruh frekuensi diamati pada domain frekuensi.
16. Catatlah hasil perhitungan dan pengukuran serta 31. Buatlah rangkaian RC seperti pada percobaan rangkaian
gambarlah hasil pengamatan saudara dalam bentuk tabel diferensiator dengan harga R = 10 K Ω dan C = 8,2nF..
dalam BCL. 32. Hitunglah konstanta waktu ( ԏ= RC) serta frekuensi
cutoff (fo) = 1/(2 ).
5
33. Aturlah bentuk masukan sinusoidal.
39. Kemudian buatlah rangkaian RC seperti pada percobaan
34. Ukurlah Vo (tegangan keluaran) /Vi (tegangan masukan) 4.5 (Rangkaian Integrator) dengan harga R = 10 KΩ, dan C
dengan bantuan osiloskop (input di kanal-1 dan output di = 8,2nF..Lakukanlah langkah b, c, d, e dan f.
kanal-2) untuk 5 titik pengukuran yaitu:
Gambar. Hasil VR
Analisis:
VR = 1KΩ
Perhitungan:
Sehingga didapatkan hasilseperti berikut.
7
Maka kita dapat mendapatkan beda derajat yaitu
C. Rangkaian Diferensiator
Perhitungan :
Penghitungan yang dilakukan secara manual
R= 1 K Ω
L= 2,5 mH
τ=R/L
= 0,4s
Gambar. Bentuk Lissajous gelombang Vi terhadap RL
9
E. Percobaan 5 Pengaruh Frekuensi diamati pada 1) Titik 1
domain frekuensi
Fo = 2 kHz
Vo/Vi = 0,7
dB = 20 log10 0,7
= -3 dB
2) Titik 2
Pada percobaan diatas kami membuat sebuah rangkaian
differensiator dengan harga R= 10kΩ dan C = 8,2 nF.
Setelah itu kami menampilkan gelombangnya dalam bentuk
gelombang Lissajous dan mendapatkan bentuk
gelombangnya elips mirip yang memiliki beda fasa sebesar
45º. Perhitungan konstanta waktu :
τ=R*C
= 10 kΩ * 8,2 nF
= 0,000082 s
1/100 Fo = 1/100 * 2000
= 20 Hz
2) Mengukur Vo dan Vi dengan Osiloskop untuk 5 Vo/Vi = 60 mv / 4000 mv
Titik Pengukuran = 0,015
dB = 20 log10 0,015
Pada percobaan ini, diberikan tegangan masuk Vpp sebesar = -36,48 dB
4 V, tugas pertama yang harus dilakukan adalah untuk
mencari berapakah nilai frekuensi yang dipakai agar 3) Titik 3
mendapat kan nilai tegangan keluaran sebesar 2,8 Vpp. Dari
beberapa kali uji coba yang kami lakukan, kami
mendapatkan bahwa nilai tegangan output 2,8 Vpp dapat
dihasilkan bila menggunakan frekuensi sebesar 2 kHz.
Langkah selanjutnya yaitu menentukan titik-titik
penggambaran dengan menghitung nilai perbandingan
antara tegangan output dengan tegangan input. Berikut
posisi 5 titik yang kami cari:
DAFTAR PUSTAKA
11
LAMPIRAN