Anda di halaman 1dari 17

KARAKTERISTIK GEN DC

3.1. Tiga karakteristik Dasar Generator DC


a.Karakteristik Jenuh Tanpa Beban (Eo/If):
Dikenal dengan nama KARAKTERISTIK MAGNETIC ATAU KARAKTERISTIK RANGKAIAN
TERBUKA (OCC=OPEN CIRCUIT CHARACTERISTIC). Memperlihatkan hub.antara
pembangkitan e.m.f jangkar tanpa beban, Eo dan Arus medan If pada kecepatan konstan.
Karakteristik ini memperlihatkan kurva magnetisasi untuk MELIHAT PERFORMA MATERIAL
YANG DIGUNAKAN MENGHASILKAN ELECTROMAGNET. berlaku juga untk Gen penguatan
sendiri dan terpisah.

b.Karakteristik Total/ Internal (E/Ia):


Menjelaskan hub.antara e.m.f yg diinduksikan pada jangkar (setelah terjadi efek demagnetisasi)
dan arus jangkar (Ia). Karakteristik ini digunakan dalam merancang/ design

c.Karakteristik Luar/ Eksternal (V/I) :


KARAKTERISTIK PERFORMA atau kurva regulasi Tegangan: memperlihatkan hubungan antara
Tegangan terminal, V dan arus beban,I. Kurva ini berada dibawah kurva karakteristik internal dan
merupakan perhitungan Jatuh Tegangan oleh karena adanya tahanan jangkar. Nilai V diperoleh dari
pengurangan IaRa dari E. Karakteristik ini penting untuk menilai kestabilan Generator untuk tujuan
tertentu dan dapat diperoleh dng dua cara:
1.Menggunakan alat ukur volt dan ammeter secara bersamaan saat keadaan berbeban.
2.Menggunakan grafik OCC dengan menggambarkan jangkar dan tahanan medan u/ ketahui efek
megnetisasi(di bawah kondisi berbeban) dan reaksi jangkar (dari tes H.S) yang diketahui
3.2 Generator DC Penguatan Terpisah

•Karakteristik Jenuh Beban Nol/Tanpa Beban (E0/ If)


Pengaturan rangkaian untuk mendapatkan data karakteristik beban jenuh pada Generator
DC penguatan terpisah dapat dilihat pada Gambar 3.1a di bawah ini

Untuk dapat menggambarkan kurva seperti pada gambar b maka diperlukan data If
yang nilainya dapat diperoleh dengan membaca alat ukur ammeter. Persamaan
tegangan Generator DC saat kondisi tersebut: Eg   ZN x  P  Volt
 
60  A 
B i l a N d i b u a t k o n s t a n m a k a p e r s a m a a n d ia t a s m e n ja d i E = k  . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . .. . . . . . . . .. ( 3 . 2 )

B i la I f n a ik , m a k a  d a n E j u g a a k a n n a i k s e b a n d in g d e n g a n k e n a ik a n a r u s . T e t a p i , s u a t u s a a t
k u t u b – k u t u b a k a n m e n g a la m i k e j e n u h a n , m a k a k e n a i k a n I f m e m b u a t E c e n d e r u n g tu r u n lih a t
G a m b a r 3 .1 b ( d - b )
b.Kurva Saturasi Beban ( V/ If )
Kurva pada Gambar 3.2 di bawah ini memperlihatkan hubungan antara tegangan dan arus medan (If)
ketika generator berbeban. Ini dikenal dengan kurva saturasi berbeban

a) Kurva saat generator tak berbeban (Ob) memperlihatkan keadaan generator tak berbeban, kenaikan ampere medan –
lilit (Field Amp – Turn) sebanding dengan kenaikan tegangan. Di saat itu belum terjadi reaksi jangkar dan jatuh tegangan.
Saat generator di bebani, tegangan akan turun diakibatkan oleh adanya reaksi jangkar/ demagnetisasi, penurunan
tegangan yang terjadi besarnya diwakili oleh garis ac = bd. Kurva LS pararel dengan kurva ob, tetapi dengan nilai
tegangan, V yang lebih kecil akibat jatuh tegangan yang disebabkan oleh IaRa. Bila generator dibebani penuh (kurva
MP), maka jatuh tegangan akan menjadi lebih besar. Segitiga bde adalah segitiga drop tegangan.

Gambar 3.2b, generator penguatan terpisah tanpa beban, Eo dengan arus medan yang konstan (Ia=If). Saat dimana
belum ada reaksi jangkar dan jatuh tegangan oleh jangkar, maka tegangan akan konstan ( Wilayah I ). Bila generator
dibebani, maka besar Eo akan berkurang oleh karena reaksi jangkar dan terjadi efek demagnetisasi sehingga
diperoleh besaran E ( Internal karakteristeik). Garis oa mewakili nilai IaRa. Bila besaran E dikurangi oleh nilai IaRa
akan diperoleh nilkai V (wilayah III) eksternal karakteristik
3.3. Kurva Tanpa Beban Generator DC Penguatan Sendiri
OCC (Open Circuit Characteristict) pada Gen seri dan shunt
• Arus Medan /arus penguat (If) diatur dng
rheostatLihat Ammeter. mesin dijalankan pada
kecepatan tetap, e.m.f saat berbeban  dilihat
voltmeter yang terpasang pada jangkar.

• e.m.f sdh ada terlebih dahulu saat If = 0, ini


diakibatkan oleh adanya magnet sisa pada kutub
yang masih tersimpan
e.m.f naik secara proporsional dengan kenaikan If
(awalnya).

kurva naik secara perlahan karena saat itu rapat 


fluks rendah, reluktansi pada besi diabaikan dan
total reluktansi pada celah udara juga dianggap
konstan.

Bilamana rapat fluks naik dan menjadi besar, Gambar 3.3 OCC Generator DC Shunt dan Seri
permiabilitas bahan kecil, reluktansi pada besi naik,
maka hubungan antara E0 dan If tidak proporsional
lagi (terjadi kejenuhan pada kutub, pd ttk B gmbr
3.3).

slope pada kutub disebabkan oleh adanya celah


udara. Catatan OCC untuk kecepatan tinggi berada
Resistansi Kritis Generator Shunt (Rc)
Generator Shunt dijalankan:
Belitan medan dihubung ke jangkar, emf dan arus
awal (residual magnet) dibangkitkan  magnet pada
kutub, dan menaikkan pembangkitan e.m.f Generator
shunt.

E.m.f naik, arus yg dibutuhkan besar, maka


menaikkan fluks. Saling ketergantungan ini ketemu
pada suatu titik keseimbangan (equilibrium), Titik P
yg berada pada garis belitan medan OA.

Tegangan OL yang terhubung dengan titik P


menunjukkan Tegangan maximum dengan R sebagai
tahanan belitan medan. OB mewakili tahanan bernilai
kecil dan terhubung dengan tegangan OM yang
nilainya lebih besar dari OT.

Bila nilai R bertambah besar, garis tahanan tidak


akan memotong kurva OCC (contoh OT)  MESIN
GAGAL DIEKSITASI.

Bila garis tahanan tetap berada pada slope, 


MESIN MASIH DAPAT DIEKSITASI.

Nilai tahanan kritis RC pada kecepatan tertentu


diwakili oleh tangen dari kurva (Lihat gambar 5)
Contoh :

Kurva magnetisasi Generator dc yang berputar pada kecepatan 1000 rpm, diperoleh dari
pengukuran dan hasilnya seperti terlihat di bawah ini:

If Amp 1.5 1.25 1 0.5

Eo Volt 250 230 200 100

i) Jika arus medan di atur pada 1.25 A, berapa kecepatan yang diperlukan untuk menghasilkan tegangan
sebesar 250 V
ii) Berapa arus medan yang diperlukan untuk membangkitkan tegangan tanpa beban sebesar 200V

Jawab:
i) Seperti terlihat pada data diatas, untuk If = 1.25 A maka Eo akan mencapai 230 V untuk N = 1000 rpm.
Untuk mendapatkan tegangan sebesar 250 V maka N/1000 = 250/230 N=1087 rpm
ii) Dari data diatas untuk mendapatkan Eo sebesar 200V maka dibutuhkan If = 1 A
CONTOH

Contoh: Kurva magnetisasi D.C. Shunt Generator di 1500 R.P.M. adalah, sbb :

Tentukan:
(i) No Load E.M.F. untuk total resistansi medan shunt total 100 Ω
(ii) Tahanan Medan Kritis saat kecepatan putar Gen. Shunt 1500 R.P.M. dan
(iii) kurva magnetisasi pada 1200 r.p.m. saat tegangan sirkuit terbuka (OC)
untuk resistansi medan 100 Ω.(

B) Generator shunt kompon panjang gabungan yang dilengkapi dengan


interpoles dimasukkan secbagai Kompon Kumulatif, dengan terminal
pasokan yang tidak berubah, mesin sekarang dijalankan sebagai motor
kompon. Apakah terdapat perbedaan, mesin menjadi kompon kumulatif
atau kompon difrensial? Jelaskan.
Solusi:
Kurva magnetisasi pada 1500 r.p.m. diplot dari data yang
diberikan. Garis resistansi 100 Ω OA diperoleh dengan
bergabung dengan asal (0, 0) dengan titik (1a, 100 V).

Tegangan yang sesuai dengan titik A adalah 227,5 V. Oleh


karena itu, tegangan tanpa beban yang akan dibangun oleh
generator adalah 227,5 V.

OT tangen mewakili resistensi kritis pada 1500 r.p.m.


Mempertimbangkan titik B, RC = 225/1.5 = 150 Ω.Untuk
1200 r.p.m., tegangan yang diinduksi untuk arus lapangan
yang berbeda adalah (1200/1500) = 0,8 dari mereka untuk
1500 r.p.m. Nilai tegangan ini ditabulasi di bawah ini:
CONTOH

Generator shunt akan dikonversi menjadi generator kompon ke dengan


penambahan lilitan bidang seri. Dari tes pada mesin dengan eksitasi shunt saja,
ditemukan bahwa arus shunt adalah 3,1 A, tegangan tanpa beban 400 V dan 4,8
A untuk mendapatkan tegangan yang sama, ketika mesin harus memasok beban
penuh 200 A. belitan shunt memiliki 1200 putaran per kutub. Hitung jumlah
belitan seri yang dibutuhkan per kutub
Jawab:

Saat tanpa beban (No-Load) ampere lilit yang diperlukan untuk menghasilkan
: 400 V = 3,1 × 1200 = 3720 lilitan

- Pada saat penuh, ampere lilit yang diperlukan untuk menghasilkan tegangan
yang sama = 4,8 × 1200 = 5760

- Ampere lilit tambahan yang diperlukan oleh karena efek de-magnetisasi arus
beban = 5760-3720 = 2040.

Jika n adalah Jumlah Lilitan seri yang diperlukan saat arus beban adalah 200 A,
maka: N × 200 = 2040,
N = 10.2 (Tambahan lilitan series yang dibutuhkan)
CONTOH

Karakteristik Rangkaian terbuka Generator DC Shunt sebagai berikut :

Jika tahanan medan dinaikkan hingga 53 Ω,


hitung tegangan sirkuit terbuka dan arus
beban, saat tegangan terminal 100 V.
Abaikan reaksi armature dan asumsikan
tahanan jangkar 0,1 Ω
Jawab:

Jika If = 3 A, R shunt = 53 Ω, titik A adalah (3A,


159V) titik. Garis OA adalah garis 53 Ω pada
Gambar, akan membuat drop tegangan sebesar
= 3 × 53= 159 V. O.C.C. di B. garis BM ditarik
sejaar dengan dasar. OM mewakili O.C.
tegangan yang sama dengan 150 V. Sekarang, ketika V = 100 V, Ish = If = 100/53 = 1.89 A
Tegangan open circuit yang sesuai dengan arus
menarik ini seperti yang terlihat dari grafik Gbr.26.10
adalah 144 V.Sekarang, jika:E = V + IaRa atau IaRa =
144 - 100 = 44 V∴ 0.1 Ia = 44 atau ….
Ia = 44/0.1 = 440 Amp
Karakteristik Eksternal (V/I)
Saat generator dibebani, tegangan terminal akan turun dan IL akan naik. Untuk Generator
DC jenis shunt sangat tidak mungkin mengharapkan tegangan terminal konstan saat
generator dibebani kecuali jika arus medan diatur melalui regulator automatis. Tiga hal
yang menyebabkan jatuh/ drop tegangan pada terminal generator DC jenis shunt

•Jatuh tegangan pada tahanan jangkar


Bila IL naik, maka semakin besar pula tegangan dikonsumsi oleh tahanan
jangkar. Besar tegangan terminal Generator, V = E – IaRa akan turun dan
induksi e.m.f yang dihasilkan saat generator berbeban pun turun.
•Reaksi Jangkar
Reaksi jangkar yang menyebabkan efek demagnetisasi, fluks di kutub dan
juga menyebabkan e.m.f yang dihasilkan pada jangkar akan turun.
•Jatuh tegangan pada terminal generator oleh karena poin 1 dan 2 diatas
menyebabkan turunnya arus medan dan juga menyebabkan besar induksi
e.m.f berkurang.
Generator shunt dieksitasi saat tanpa beban, tegangan = oc (lihat gambar b)
ketika beban perlahan dipasang dan dinaikkan secara bertahap, tegangan
perlahan akan turun ( dibaca melalui Voltmeter) sampai pada titik b dan arus
beban (IL yang dibaca di alat ukur ammeter A2) akan bertambah. Sebagai
catatan, arus medan diatur konstan menggunakan rheostat (angkanya dapat
dilihat pada ammeter A). saat IL dinaikkan menjadi maksimum (OB), maka V akan
turun secara cepat
Internal/ Karakteristik Total
Memperlihatkan hubungan antara E dan I. Pada Generator DC diketahui: Ia = I + If dan E
= V + Ia Ra

Kurva E/ Ia dapat dijelaskan melalui kurva V/ I pada gambar a. Garis ab menunjukkan


karakteristik eksternal, tahanan medan digambarkan dengan garis OB. Jarak antara garis
OB dan OY di sumbu horizontal menunjukkan nilai arus medan untuk tegangan terminal
yang berbeda. Untuk mendapatkan total arus jangkar (titik d pada garis ac) adalah
dengan menbuat ef = gd
Regulasi Tegangan
Mengatur tegangan generator artinya melakukan perubahan
tegangan terminal dengan mengubah arus beban ketika
generator berjalan dengan kecepatan konstan. Bila
perubahan tegangan terminal antara generator saat tanpa
beban dan berbeban penuh regulasinya kecil, dapat
diartikan bahwa pengaturan/ regulasi tegangan baik tetapi
bila yang terjadi sebaliknya, maka dikatakan pengaturannya
“jelek”. Regulasi tegangan biasanya dibuat dalam
percentase. Sebagai contoh, Bila diketahui besar tegangan
Generator tanpa beban 240V dan saat berbeban 220V, maka
% regulasi tegangan= (240 – 220)/ 220 = 0.091 atau 9.1%
TUGAS
Generator shunt, 10 kW, 250V DC, 6 kutub dengan putaran N=1000 r.p.m 6. A d.c. series generator, having an external
melayani beban penuh.Konduktor jangkar dihubung gelung dengan characteristic which is a straight line through zero to 50
jumlah konduktor sebanyak 534. Rugi Cu saat beban penuh sebesar 0.64 V at 200 A is connected as a booster between a station
kW. Jatuh tegangan total pada sikat sebesar 1Volt. Hitung fluks per kutub bus bar and a feeder of 0.3 ohm resistance. Calculate
the voltage difference between the station bus-bar and
dan abaikan arus shunt.
the far end of the feeder at a current of:
2. Generator Shunt DC dengan arus 195Amp pada tegangan terminal 250V. (i) 200 A and
Tahanan jangkar dan shunt masins-masing sebesar 0.02 dan 50 Ohm. (ii) 50 A.
Rugi besi dan rugi gesekan sebesar 950 Watt.Hitung:
a) E.M.F yang dibangkitkan, b) C.u losses, c) Output of the Primemover,
d) commercial,mechanical and electrical efficiencies.
3. Hitung fluks per kutub yg dibutuhkan untuk melayani beban penuh 50
kW, 400V, 8 Kutup, 600Rpm sebuah Generator DC Shunt, 256
konduktor jangkar yang dihubung gelung. Besar tahanan jangkar Ra 0.1
ohm dan Rsh 200 Ohm. Jatuh tegangan pd sikat 1 Volt per sikat
4. Hitung fluks sebuah dinamo 4 kutub dengan 722 konduktor jangkar,
membangkitkan tegangan 500 V dan berputar dengan kecepatan 1000
rpm. Saat jangkar dihubung:
a) lap, b) wave
5. Dua buah generator DC di hubung pararel. Mesin I mempunyai tegangan
terminal sebesar 270 V saat tanpa beban dan 220 V saat berbeban dengan
arus 35 A, sedang generator II mempunyai tegangan terminal tanpa
beban sebesar 280 V dan saat berbeban 220 V, 50 A.
Hitung:
1.Arus output tiap generator dan tegangan busbar bila total beban adalah
60A.
2.Berapa Daya output tiap mesin dengan kondisi seperti diatas.
Lanjut Tugas…
7. A 220-V compound generator is supplying a load of 100 A at 220 V. The resistances of
its armature, shunt, and series windings are 0.1 Ω, 50 Ω and 0.06 Ω respectively. Find
the induced e.m.f. and the armature current when the machine is connected (a) short
shunt (b) long shunt (c) how will the series amp-turns be changed in (b) if a diverter of
0.14 Ω is connected in parallel with the series windings?
Neglect armature reaction and brush contact drop

Anda mungkin juga menyukai