Anda di halaman 1dari 40

KONTRAK KULIAH

RANGKAIAN LISTRIK II
BOBOT PENILAIAN
TUGAS : 35 %
QUIS : 15 %
UTS : 25 %
UAS : 25 %
PRASYARAT UNTUK NILAI DI SIA TATAP MUKA HARUS 80 %
RUJUKAN REFERENSI:
RANGKAIAN LISTRIK SCHAUM, EDISI KEEMPAT, JOSEPH A. EDMINISTER
& MAHMOOD NAHVI, COPY RIGHT 2003, PENERBIT ERLANGGA.
RANGKAIAN LISTRIK SCHAUM, EDISI KEENAM, WILLIAM H.HAYT JR &
STEVEN M DURBIN, COPY RIGHT 2002, PENERBIT ERLANGGA.
ELECTRIC CIRCUIT ANALYSIS, EDISI KEDUA, DAVID E. JOHNSON, COPY
RIGHT 1992 PRENTICE HALL.


MATERI RANGKAIAN LISTRIK II
SISTEM TIGA PHASA SISTEM SEIMBANG DAN TIDAK
SEIMBANG
ANALISIS RANGKAIAN KOPLING MAGNETIK
PENGUKURAN DAYA
TRANSIENT PADA SISTEM ARUS SEARAH RESPON NATURAL
DAN FORCE
TRANSIENT PADA SISTEM ARUS BOLAK BALIK RESPON
NATURAL DAN FORCE
TRANSIENT PADA SISTEM ARUS SEARAH RESPON KOMPLEK
TRANSIENT PADA SISTEM ARUS BOLAK BALIK RESPON
KOMPLEK

RANGKAIAN BERFASA TIGA
PEMILIHAN PEMBANGKITAN PHASE TIGA :
UNTUK MENYALURKAN DAYA LEBIH BAIK DAN
EKONOMIS
JIKA SALAH SATU FASA ADA GANGGUAN,
DAPAT DISUPLY DENGAN PHASE LAINNYA.
GAMBAR 1. BENTUK FISIK GENERATOR DAN TEGANGAN KELUARAN
LANJUT
Gambar 2, gelombang tegangan tiga phasa yang dibangkitkan generator
B
B
t/4 t/2 3t/4
t
5t/4 3t/2
7t/4
2t
et
Em
Volt
A
A
C
C
EBB
EAA
ECC
2t/3
4t/3
0
LANJUTAN
Dari gambar 2, terlihat tegangan yang terinduksi
berbentuk sinusoidal, maka tegangan yang dihasilkan
antara phase satu dengan phase lainnya berbeda 120
0
.
Tegangan phase B terlambat 120
0
listrik dari tegangan
phase A, sementara tegangan phase C terlambat 240
0

listrik.
Situasi diatas dikenal sebagai urutan ABC.
Pengubahan arah putaran akan menghasilkan urutan
CBA.
Tegangan-tegangan dari sebuah sistem urutan ABC
seimbang dalam domain waktu dan fasor masing
masing diberikan oleh persamaan 1 dan 2 dibawah ini;
Tegangan phasa:

|
.
|

\
|
+
|
.
|

\
|
=
|
.
|

\
|
=
=
3
2
sin
3
4
sin
3
2
sin
sin
t
e
t
e
t
e
e
t V atau t V v
t V v
t V v
m m cn
m bn
m an
0 sin sin
cos 3
2
1
sin
2
1
- cos 3
2
1
sin
2
1
- sin
cos 3
2
1
sin
2
1
-
3
4
sin cos
3
4
cos sin
3
4
sin
cos 3
2
1
sin
2
1
-
3
2
sin cos
3
2
cos sin
3
2
sin
3
4
sin
3
2
sin sin
0
= =
=
|
.
|

\
|
+ + =
+ = =
|
.
|

\
|

= =
|
.
|

\
|

|
.
|

\
|
+
|
.
|

\
|
+
= + + =
t V t V v
t t t t V t V v
t t t t t
t t t t t
t V t V t V
seimbang dikatakan v v v v
m m t
m m t
m m m
cn bn an t
e e
e e e e e
e e
t
e
t
e
t
e
e e
t
e
t
e
t
e
t
e
t
e e
1
0 0 0 0
120 240 120 , 0 Z Z = Z = Z =
m m cn m bn m an
V atau V v V v V v 2
Hubungan Sistem Tiga Fasa
A
B
C
Hubungan Delta
Tiga Fasa
A
B
C
Hubungan Bintang
Tiga Fasa
Pada ujung ujung kumparan catu daya 3 |, dapat berupa sistem start (Y)
atau delta , hubungan ini dapat diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
Gambar 3, Hubungan belitan tiga phasa pada pembangkit
Sistem Tegangan Tiga Fasa
Pemilihan salah satu tegangan sebagai referensi dengan sudut phase nol,
menentukan sudut phase dari sistem tegangan yang lain. Gambar segi tiga pada
gambar 4 (a) dan 4(b) menunjukkan semua tegangan untuk urutan ABC dan
CBA
Gambar 4, Sistem Tegangan Tiga Fasa
(a). Urutan ABC (b). Urutan CBA
Tegangan Sistem adalah tegangan antara sepasang konduktor/jaringan, A dan B,
B dan C, atau C dan A. Pada sistem 4 kawat magnitudo tegangan fasa ke netral
adalah 1/3 dari tegangan fasa.
Untuk contoh sistem tiga fasa 4 kawat, 208 volt. Sistem urutan CBA
mempunyai tegangan fasa 208 volt dan tegangan fasa ke netral adalah
208/3 atau 120 volt.
Referensi untuk gambar 4 (b) sudut fasa dari tegangan ditentukan.
Jadi V
BC
= 208< 0
0
V, V
AB
=208< 240
0
V, V
CA
=208<120
0
V, V
AN
=120<-120
0

V, V
BN
=120<30
0
V, dan V
CN
=120<150
0
V. SKT= 30 SKA=30, 4pdg=
rakerda Rabu 13
0
0
0
0
0
0
150
3
30
3
90
3
240
0
120
Z =
Z =
Z =
Z =
Z =
Z =
L
CN
L
BN
L
AN
L CA
L BC
L AB
V
V
V
V
V
V
V V
V V
V V
0
0
0
0
0
0
150
3
30
3
90
3
120
0
240
Z =
Z =
Z =
Z =
Z =
Z =
L
CN
L
BN
L
AN
L CA
L BC
L AB
V
V
V
V
V
V
V V
V V
V V
LANJUTAN
Adapun diagram fasor hubungan Y untuk tegangan-tegangan dalam sistem
3 | seimbang, urutan ABC seperti ditunjukkan oleh gambar 3
Gambar 3. Diagram Fasor Sistem 3 | Seimbang Hubungan Y
LANJUTAN
Dari diagram fasor pada gambar 3, dapat diperoleh tegangan phase ke
phase V
ab
, V
bc
, dan V
ca
.
Secara trigonometri tegangan fasa ke fasa V
ab
dapat diperoleh sbb;


Karena panjang fasor Van sama dengan fasor Vbn sehinggg persamaan (3)
dapat disederhanakan menjadi;

Jadi besaran tegangan Vab adalah



Dengan cara yang sama diperoleh tegangan fasa V
bc
dan V
ca
sbb:
( ) ( ) 2 / 3 2 / 1 60 sin 60 cos
0 0
+ + = + + =
=
bn an bn an ab
bn an ab
V V V V V
V V V
..3
bn an ab
V V V 2 / 3 2 / 3 + ==
( ) ( ) ( ) ( )
( ) 3 4 / 12
4 / 3 4 / 9 2 / 3 2 / 3
2
2
an an ab
an an an ab
V V V
V V V V
= =
+ = + ==
..4
3
an bc
V V = 3
an ca
V V = dan
LANJUTAN
Adapun diagram fasor hubungan untuk tegangan-tegangan dalam sistem
3 | seimbang, seperti ditunjukkan oleh gambar 4
Gambar 4. Diagram Fasor Sistem 3 | Seimbang hubungan
LANJUTAN
Dari diagram fasor pada gambar 4, dapat diperoleh arus phase ke phase
I
A
, I
B
, dan I
C
.
Secara trigonometri arus fasa ke fasa I
B
dapat diperoleh sbb;


Karena panjang fasor I
AB
sama dengan fasor I
BC
sehinggg persamaan (5)
dapat disederhanakan menjadi;

Jadi besaran arus I
B
adalah



Dengan cara yang sama diperoleh arus fasa I
C
dan I
A
sbb:
( ) ( ) 2 / 3 2 / 1 60 sin 60 cos
0 0
+ + = + + =
=
BC AB BC AB B
BC AB B
I I I I I
I I I
..5
BC AB B
I I I 2 / 3 2 / 3 + =
( ) ( ) ( ) ( )
( ) 3 4 / 12
4 / 3 4 / 9 2 / 3 2 / 3
2
2
AB AB
AB BC AB
I I I
I I I I
= =
+ = + ==
B
B
..6
3
BC C
I I = 3
CA A
I I = dan
SYSTEM MENSUPLAI BEBAN TIGA FASA SEIMBANG
Gambar 5 Sistem Mensuplai Beban Y Gambar 6. Sistem Mensuplai Beban
Berdasarkan gambar 5 sistem mensuplai beban Y dapat ditentukan formulasi
untuk menentukan besaran arus yang mengalir ke beban sebagai berikut :

p
AN
A
Z
V
I =
p
BN
B
Z
V
I =
p
CN
C
Z
V
I =
Berdasarkan gambar 6 sistem mensuplai beban dapat ditentukan formulasi
untuk menentukan besaran arus yang mengalir ke beban sebagai berikut :

p
AB
AB
Z
V
I =
p
BC
BC
Z
V
I =
p
CA
CA
Z
V
I =
7
8
Contoh
Suatu sistem 3 fasa tiga kawat 110volt, Sistem catu daya menggunakan
urutan ABC dihubungkan beban secara delta () impedansi ketiga sama
sebesar 5<45
0
.
Tentukan arus fasa I
A
,I
B
, dan I
C
dan gambarkan diagram fasornya.
Penyelesaian
Seketsa rangkaian dan tegangan yang digunakan ditunjukkan pada
gambar 7(a). Arah aliran arus fasa-fasa dan fasa-netal adalah positif
ditunjukkan pada diagram rangkaian
Gambar 7 (a) Rangkaian dengan beban
Gambar 7 (b) Diagram Fasor
Jadi

Menggunakan Aplikasi hukum Kirchoff dapat diperoleh arus beban fasa-
fasa sebagai berikut
0
0
0
165 1 , 38 56 , 15 55 , 15 7 , 5 2 , 21
75 1 , 38 56 , 15 55 , 15 3 , 21 7 , 5
45 1 , 38 7 , 5 2 , 21 3 , 21 7 , 5
Z = + = + =
Z = + = + =
Z = + + + = + =
A j A j I I I
A j A j I I I
A j A j I I I
CB CA C
BC BA B
AC AB A
A j
Z
V
I
A j
Z
V
I
A j
Z
V
I
p
CA
CA
p
BC
BC
p
AB
AB
7 , 5 2 , 21 195 22
45 5
240 110
56 , 15 55 , 15 45 22
45 5
0 110
3 , 21 7 , 5 75 22
45 5
120 110
0
0
0
0
0
0
0
0
0
= Z =
Z
Z
= =
= Z =
Z
Z
= =
+ = Z =
Z
Z
= =
LANJUTAN
Diagram fasor dari gambar 7(b) diatas menunjukkan arus jaringan
seimbang 38,1 Ampere dengan sudut 120
0
sudut antara fasanya.
Untuk hubungan beban secara delta seimbang tegangan fasa-fasa sama
denga tegangan fasa-netral dan arus fasa-fasa 1/3 arus fasa-netral
Contoh
Sistem tiga fasa empat kawat 208 volt, sistem urutan CBA melayani beban
hubungan bintang (Y) seimbang dengan impedansi 20<-30
0
.
Carilah arus fasa-fasa dan gambarkan diagram fasor
Gambar 8 (a) Rangkaian dengan beban Y Gambar 8 (b) Diagram Fasor
LANJUTAN
Dari gambar 8 dapat ditentukan besaran arus yang mengalir

Asumsi arah arus netral ke beban positif

. 180 0 , 6
30 20
150 120
. 60 0 , 6
30 20
30 120
. 60 0 , 6
30 20
90 120
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Z =
Z
Z
= =
Z =
Z
Z
= =
Z =
Z
Z
= =
p
CN
C
p
BN
B
p
AN
A
Z
V
I
Z
V
I
Z
V
I
( ) ( ) 0 180 6 60 6 60 6
0 0 0
= Z + Z + Z = + + =
C B A N
I I I I
Pada beban seimbang dihubungkan star arus line sama arus phase
dan arus netralnya adalah nol, dan tegangan linenya adalah 3 kali
tegangan phase yaitu V
L
= 3 V
p
.

Soal
Sistem tiga fasa empat kawat 240 volt, sistem
CBA dihubungkan beban hubung delta dengan
Z
P
=10<60
0
.
Gambar diagram fasor dan tentukan arus fasa-
fasa yang mengalir ke beban (batas
pertemuan ke-2)
Rangkaian Saluran Tunggal Ekuivalen Untuk Beban Tiga Fasa Seimbang
Bahan ajar pertemuan ke-3
Gambar 9(a) menunjukkan sebuah beban hubungan bintang seimbang.
Dalam banyak kasus, dalam proses perhitungan daya, hanya magnitudo
arus bersama I
L
, dari ketiga arus saluran yang diperlukan. Arus ini dapat
diperoleh dari rangkaian ekivalen saluran tunggal.
Gambar 9(b) yang mempresentasikan satu buah fasa dari sistem awalnya
(sistem 3| seimbang), dengan tegangan saluran ke netral dipilih secara
sembarang dengan sudut fasa nol. Hal ini akan membuat I
L
=I
L
<0
0
, dimana
u merupakan sudut impedansi.

Gambar 9 menunjukkan rangkaian 3| dan 1|
LANJUTAN
Untuk menentukan arus-arus saluran aktual I
A
,I
B
,I
C
, sudut-sudut fasanya
dapat dicari dengan jalan menambahkan u pada sudut-sudut fasa dari
tegangan saluran ke netral V
AN
, V
BN
, V
CN
seperti ditunjukkan pada gambar
4. Sudut IL akan memberikan faktor daya (power factor/pf) untuk masing-
masing fasa dimana pf =cos u.
Metode ini dapat diaplikasikan pada beban hubungan delta seimbang jika
beban tersebut diganti dengan ekivalen hubungan bintang dimana Z
Y
=Z

/3

Hubungan ekuivalen hubungan bintang dan delta
Hubungan HubunganY
LANJUTAN
Transformasi Y ke
3
3 2 3 1 2 1
Z
Z Z Z Z Z Z
Z
A
+ +
=
2
3 2 3 1 2 1
Z
Z Z Z Z Z Z
Z
B
+ +
=
1
3 2 3 1 2 1
Z
Z Z Z Z Z Z
Z
C
+ +
=
C B A
B A
Z Z Z
Z Z
Z
+ +
=
1
Transformasi ke Y
C B A
C A
Z Z Z
Z Z
Z
+ +
=
2
C B A
C B
Z Z Z
Z Z
Z
+ +
=
3
Contoh dari kasus gambar 8 dengan menggunakan metode saluran
tunggal ekuivalen , dengan mengacu kembali pada gambar 9 b, maka
arus saluran adalah
Karena Z
1
= Z
2
= Z
3
, maka hubungan impedansi Y ke , adalah
Y
Z
Z
Z
Z
Z Z Z
Z 3
3
2 2 2 2
= =
+ +
=
A
atau
3
A
=
Z
Z
Y
0
0
0
30 6
30 20
0 120
Z =
Z
Z
= =
Z
V
I
LN
L
LANJUTAN
Dari gambar 4 urutan CBA, sudut fasa dari V
AN
,V
BN
, V
CN
, masing-masing
adalah -90
0
,30
0
, dan 150
0
. Oleh karena itu arus fasanya adalah
Beban Hubungan Delta Tak Seimbang
A I
A
60 6 30 90 6
0 0 0
Z = + Z =
A I
B
60 6 30 30 6
0 0 0
Z = + Z =
A I
C
180 6 30 150 6
0 0 0
Z = + Z =
Solusi untuk beban hubungan delta tak seimbang terdiri atas perhitungan
arus-arus fasa yang dilanjutkan dengan penerapan Hukum Kirchoff untuk
memperoleh arus-arus saluran.
Arus-arus yang diperoleh tidak akan sama dan tidak akan memiliki
kesemetrisan sebagaimana halnya arus-arus pada sistem seimbang.
Contoh
Sebuah sistem tiga fasa urutan ABC 339,4 V seperti ditunjukkan pada
gambar dibawah ini memiliki beban beban yang terhubung delta dengan
spesifikasi Z
AB
=10<0
0
, Z
BC
=10<30
0
, dan Z
CA
=15<-30
0
.
Carilah arus-arus fasa dan saluran serta gambarkanlah diagram fasor
LANJUTAN
A
V
Z
V
I
AB
AB
AB
0
0
0
120 94 , 33
0 10
120 4 , 339
Z =
O Z
Z
= =
Arus-arus fasanya adalah

A
V
Z
V
I
BC
BC
BC
30 94 , 33
30 10
0 4 , 339
0
0
0
Z =
O Z
Z
= =
A
V
Z
V
I
CA
CA
CA
270 2 , 26
30 15
0 24 4 , 339
0
0
0
Z =
O Z
Z
= =
A I I I
AC AB A
0
120 94 , 33 Z = + =
A I I I
BC AB B
0
45 56 , 65 Z = + =
A I I I
AC BC C
0
1 , 169 93 , 29 Z = + =
Jadi arus saluran padaf asa A, fasa B, dan fasa C adalah
LANJUTAN
(b)
(a)
Gambar 10, Rangkaian 3| tak seimbang dan diagram fasor

Quis
Sebuah sistem tiga fasa urutan ABC 400 V seperti ditunjukkan pada
gambar dibawah ini memiliki beban beban yang terhubung delta dengan
spesifikasi Z
AB
=5<0
0
, Z
BC
=10<60
0
, dan Z
CA
=15<-60
0
.
Carilah arus-arus fasa dan saluran serta gambarkanlah diagram fasor

Beban Hubungan Bintang Tak Seimbang
Sistem Empat Kawat
Konduktor netral dari sistem 3| empat kawat dengan beban
hubungan bintang tak seimbang akan membawa arus-arus tak
seimbang dari sistem serta mempertahankan magnitudo tegangan
saluran ke netral pada masing-masing fasa beban. Arus-arus saluran
tidak akan sama serta tidak memilki sifat kesemetrisan dalam
diagram fasornya.
Contoh
1. Sebuah sistem 3 | empat kawat urutan CBA 150V, memiliki beban-
beban yang terhubung bintang dengan spesifikasi : Z
A
= 6 <0
0
, Z
B
=
6<30
0
, Z
C
= 5<45
0
.
Carilah semua arus-arus saluran dari sistem dan gambarkanlah
diagram fasornya
LANJUTAN
2. Sebuah sistem 3 | empat kawat urutan CBA 150V, memiliki beban-beban
yang terhubung delta dengan spesifikasi : Z
AB
= 6 <0
0
, Z
BC
= 6<30
0
, Z
CA
=
5<45
0
.
Carilah semua arus-arus saluran dari sistem dan gambarkanlah diagram
fasornya
3. Sebuah sistem 3 | empat kawat urutan ABC 150V, memiliki beban-beban
yang terhubung bintang dengan spesifikasi : Z
AB
= 6 <0
0
, Z
BC
= 6<30
0
, Z
CA
=
5<45
0
.
Carilah semua arus-arus saluran dari sistem dan gambarkanlah diagram
fasornya
4. Sebuah sistem 3 | empat kawat urutan CBA 150V, memiliki beban-beban
yang terhubung delta dengan spesifikasi : Z
AB
= 6 <0
0
, Z
BC
= 6<30
0
, Z
CA
=
5<45
0
.
Carilah semua arus-arus saluran dari sistem dan gambarkanlah diagram
fasornya



LANJUTAN
Arus-arus fasanya adalah
Gambar 11 Diagram fasor
A
Z
V
I
A
AN
A
0
0
0
90 43 , 14
0 6
90 3 / 150
Z =
Z
Z
= =
A
Z
V
I
B
BN
B
0
0
0
0 43 , 14
30 6
30 3 / 150
Z =
Z
Z
= =
A
Z
V
I
C
CN
C
0
0
0
105 32 , 17
45 5
150 3 / 150
Z =
Z
Z
= =
( ) A A A A I
N
0 0 0 0
167 21 , 10 105 32 , 17 0 43 , 14 90 43 , 14 Z = Z + Z + Z =
LATIHAN
Sebuah sistem 3 | empat kawat urutan CBA
300V, memiliki beban-beban yang terhubung
bintang dengan spesifikasi : Z
A
=8<0
0
,
Z
B
=10<45
0
, Z
C
=7<60
0
.
Carilah semua arus-arus saluran dari sistem
dan gambarkanlah diagram fasornya

SISTEM TIGA KAWAT
Tanpa adanya konduktor netral, impedansi-impedansi yang terhubung
bintang akan memiliki tegangan-tegangan yang berbeda jauh dengan
magnitudo tegangan saluran ke netral.
Contoh
Gambar 12 (a) menunjukkan sistem yang sama seperti sistem yang
dianalisis pada gambar 11 dengan pengecualian bahwa kawat netralnya
dihilangkan.
Carilah arus-arus saluran serta pergeseran tegangan netral V
ON
.
Rangkaian dari sistem tiga fasa dimaksudkan digambarkan kembali pada
gambar 12 (b) dengan maksud untuk memperoleh persamaan tegangan
titik/simpul cabang (node) tinggal dengan V
ON
sebagai parameter yang tak
diketahui

0 =
+
+ +

C
BC OB
B
OB
A
AB OB
Z
V V
Z
V
Z
V V
0 = +
+ +
C
BC
A
AB
C B A
OB
Z
V
Z
V
Z Z Z
V
atau
C
BC
A
AB
C B A
OB
Z
V
Z
V
Z Z Z
V
=
+ +
LANJUTAN
Sehingga dari persamaan diatas diperoleh tegangan V
ON
sbb
0
0
0
0
0 0 0
45 5
0 150
0 6
240 150
45 5 30 6 0 6
1
Z
Z

Z
Z
=
|
.
|

\
|
Z + Z + Z
OB
V
V V
OB
85 , 152 76 , 66
0
Z =
Selanjutnya dapat ditentukan I
B
;
A
Z
V
I
B
OB
B
85 , 122 13 , 11
30 6
85 , 152 76 , 66
0
0
0
Z =
Z
Z
= =
Dari V
OA
+V
AB
= V
OB
dapat ditentukan tegangan V
OA
= V
OB
- V
AB
;
V V
OA
08 , 81 7 , 100 240 150 85 , 152 76 , 66
0 0 0
Z = Z Z =
Selanjutnya dapat ditentukan I
A
;
A
Z
V
I
A
OA
A
92 , 98 78 , 16
0 6
08 , 81 7 , 100
0
0
0
Z =
Z
Z
= =
LANJUTAN
Gambar 12.a Gambar 12.b
Gambar 12.c
V V
OC
58 , 18 58 , 95 0 150 85 , 152 76 , 66
0 0 0
Z = Z + Z =
Dengan cara yang sama I
C
;
A
Z
V
I
C
OC
C
4 , 116 12 , 19
45 5
58 , 18 58 , 95
0
0
0
Z =
Z
Z
= =
Dari V
OC
+V
CB
= V
OB
dapat ditentukan tegangan V
OC
= V
OB
- V
CB
;
Titik O digeser dari netral N ole`h fasor tegangan V
ON
yang diberikan oleh
persamaan ;
0 0 0
53 , 39 24 , 20 90
3
150
08 , 81 7 , 100 Z = Z + Z = + =
AN OA ON
V V V
Diagram fasor gambar 12.c menunjukkan pergeseran titik O dari titik pusat
bangun segitiga ;
LATIHAN
Beban-beban dengan hubungan bintang yang memilki impedansi-
impedansi Z
A
= 10<0
0
, Z
B
= 15<30
0
, Z
C
= 10<-30
0
, diberi suplay oleh
sistem 3| tiga kawat urutan ABC dimana V
BC
= 208<0
0
V.
Carilah tegangan-tegangan pada sisi beban serta pergeseran tegangan
netral V
ON
.

DAYA TIGA FASA
Daya yang dikirimkan oleh ketiga fasa dari generator yang berada dalam
kondisi seimbang kepada tiga buah impedansi identik dengan sudut fasa u
adalah

( ) ( ) u e u + = t I V I V t p
p p p p a
2 cos cos
( ) ( ) u e u + =
0
240 2 cos cos t I V I V t p
p p p p b
( ) ( ) u e u + =
0
120 2 cos cos t I V I V t p
p p p p c
( ) ( ) ( ) ( ) t p t p t p t p
c b a T
+ + =
( ) ( ) ( ) ( ) | | u e u e u e u + + + =
0 0
120 2 cos 240 2 cos 2 cos cos 3 t t t I V I V t p
p p p p T
LANJUTAN
Karena sistem dalam kondisi seimbang maka daya total adalah


Berdasarkan rumusan diatas, daya sesaat total adalah sama dengan daya
rata-rata total. Daya ini dapat dituliskan dalam tegangan saluran V
L
dan
arus saluran I
L
. Jadi :
Dalam sistem delta, V
L
=V
p
dan I
L
= 3I
p
, sehingga P= 3 V
L
I
L
cos u
Dalam sistem start, V
L
= 3V
p
dan I
L
= I
p
, sehingga P= 3 V
L
I
L
cos u
Cos u adalah faktorn daya dari sistem tiga fasa. Tegangan saluran dalam
sistem industri pada umumnya diketahui.
Dalam bentuk rangkuman daya aktif, daya reaktif, dan daya semu, dan
faktor daya (pf) dalam sebuah sistem 3 | adalah;
P= 3 V
L
I
L
cos u, Q= 3 V
L
I
L
sin u, dan S= 3 V
L
I
L
.

Dalam hal ini nilai-nilai tegangan dan arus merupakan nilai nilai efektif.
( ) P I V t p
p p T
= = u cos 3
MID SEMERTER RANGKAIAN LISTRIK II PROGRAM STUDI SARJANA FT UR
WAKTU : 15.40 SD 17.20 WIB
SIFAT UJIAN : OPEN BOOK
PEKANBARU : 8 NOPEMBER 2010
1. Suatu sistem 3 fasa tiga kawat 200volt, Sistem catu
daya menggunakan urutan ABC dihubungkan beban
secara delta () impedansi ketiga sama sebesar 6+j8
Tentukan arus fasa I
A
,I
B
, dan I
C
dan gambarkan
diagram fasornya.

LANJUTAN
A
V
Z
V
I
AB
AB
AB
0
0
0
8699 , 66 20
1301 , 53 10
120 00 2
Z =
O Z
Z
= =
Arus-arus fasanya adalah

A
V
Z
V
I
BC
BC
BC
1301 , 53 20
1301 , 53 10
0 00 2
0
0
0
Z =
O Z
Z
= =
A
V
Z
V
I
CA
CA
CA
8699 , 186 20
1301 , 53 10
0 24 00 2
0
0
0
Z =
O Z
Z
= =
A
j j I I I
AC AB A
0
87 , 36 6410 , 34 j20,7846 27,7128
) 3923 , 2 8564 , 19 ( ) 3923 , 18 8564 , 7 (
Z = + =
+ = + =
A
j j I I I
BC BA B
0
13 , 83 6410 , 34 j34,3923 4,1436
) 16 12 ( ) 3923 , 18 8564 , 7 (
Z = =
+ + = + =
A j
j j I I I
CA CB C
0
13 , 23 641 , 34 6077 , 13 8564 , 31
) 3923 , 2 8564 , 19 ( ) 16 12 (
Z = + =
+ = + =
Jadi arus saluran padaf asa A, fasa B, dan fasa C adalah
Suatu pembacaan wattmeter P
A
dan P
C
dan daya total P seperti pada
gambar 1 jika tegangan fasa 180 < 0
0
V
rms
dan beban nya seimbang Z
1
=
Z
2
= Z
3
= 4 + j6.
- Carilah pembacaan wattmeter P
A
dan P
C
dan daya total P
Z1
Z2
Z3
N
a
b
c
C
A
A
B
C
2. Rangkaian daya pengukuran mengggunakan methoda Dua Wattmeter
Untuk Membaca Daya Beban Total seperti ditunjukkan pada gambar 2
dibawah ini.

Gambar 2. Pengukuran Dua Wattmeter Untuk Membaca Daya Beban Total
PENYELESAIAN
Carilah pembacaan wattmeter P
A
dan P
C
dan daya total P pada gambar 3
jika tegangan fasa V
ab
=180<0
0
V
rms
. dan Z
1
=Z
2
=Z
3
=4+j6 (7,2111 < 56,3099
0
).



rms bc cb
V V V 60 3 180 120 3 180
0 0
Z = Z = =
rms ab
V V 0 3 180
0
Z =
Sehingga arus fasanya adalah



rms
AN
aA
Z
V
I A 3099 , 86 9615 , 24
3099 , 56 2111 , 7
30
3
3 180
0
0
0
1
Z =
Z
Z
= =
rms
CN
cC
A
Z
V
I
0
0
0
3
3099 , 326 9615 , 24
3099 , 56 2111 , 7
270
3
3 180
Z =
Z
Z
= =
LANJUTAN
Pembacaan Wattmeter di alat ukur A adalah:
( )
( ) Watt 500,8631 3099 , 86 0 cos 9615 , 24 3 180
cos
0 0
= + =
Z Z =
aA ab aA ab A
I V I V P
Dan pembacaan Wattmeter di C adalah:
( )
( ) W 6.976,1 3099 , 326 60 cos 9615 , 24 3 180
cos
0 0
= + =
Z Z =
cC bc cC bc C
I V I V P
Sehingga total daya pada sistem seimbang adalah: P
T
= P
A
+P
C

P
T
= 500,8631W +6.976,1 W= 7.476,9 W
Sebagai koreksi bahwa daya yang ditransfer pada phasa A adalah
( )
( ) Watt 3 , 492 . 2 3099 , 86 30 cos 9615 , 24
3
3 180

cos
0 0
= + =
Z Z =
aA AN aA AN p
I V I V P
Pada sistem yang seimbang, total adalah P
T
=3xP
p
=7.476,9 W

Anda mungkin juga menyukai