Anda di halaman 1dari 44

INSTALASI TENAGA LISTRIK

Semester 3

Oleh
M. Batfeny, S.Pd

KELAS XI
DAFTAR ISI

Daftar Isi ............................................................................................................................................................ i


Instalasi Tenaga Listrik ...................................................................................................................................... 1
Standar Teknis Pemasangan Instalasi Tenaga Listrik ........................................................................................ 2
Perencanaan Gambar Kerja Instalasi Tenaga Listrik ......................................................................................... 4
Perencanaan Kebutuhan Alat dan Bahan Instalasi Tenaga Listrik .................................................................... 13
Perencanaan Biaya Instalasi Tenaga Listrik ...................................................................................................... 14
Pemasangan Instalasi Tenaga Listrik Dengan Berbagai Instrumentasi dan Kontrol Serta Proteksinya ............ 16
Daftar Pustaka ................................................................................................................................................... 39

(Job Sheet)

[ Instalasi Tenaga Listrik ] i


INSTALASI TENAGA LISTRIK

A. PENJELASAN TENTANG FASA


 Untuk 1 gelombang sinusoida akan terdapat 2 kali mencapai titik nol, yang berarti untuk frekuensi listrik indonesia
50 Hz, yang berarti dalam 1 detik terdapat 50 gelombang sinusoida, yang berarti juga gelombangnya mencapai
titik nol sebanyak 100 kali dalam 1 detik. Hal ini hanya berlaku pada listrik AC dan bukan DC.
 Jika di analisa gelombang sinus, maka ada posisi gelomang yang nilainya nol. Ini terkait dengan frekuensi, apa arti
50 HZ, 60 Hz, disini penerapan matematika, fisika digunakan.
 Sistem tenaga listrik di Indonesia khususnya arus bolak-balik (AC) hanya ada 3 jenis hantaran, yaitu fasa, netral,
ground. Fasa adalah hantaran yang bertegangan, dimana fasa terdiri 2 yaitu dari 1 fasa dan 3 fasa, sedangkan
netral adalah hantaran yang besar tegangannya mendekati nol, dengan demikian jangan beranggapan bahwa
netral tidak ada tegangan, netral masih ada tegangannya tapi sangat kecil, karena itulah orang menganggapnya
sama dengan nol, jadi disitulah orang menyebut hantaran netral itu dengan hantaran nol, dan gound adalah
hantaran yang digunakan untuk menyalurkan aliran listrik ke tanah bilah terjadi kebocoran arus.
 Penjelasannya harus dimulai dari mengapa generator menghasilkan tenaga listrik, dan mengapa mengalir. Baru
dilanjutkan dengan mengapa ada trafo listrik, mengapa ada arde, disitulah terlihat apa itu fasa, nol dan netral. Kalo
Kimia, Cuma ada positif, negatif dan netral. Yang netral itu muatannya nol.
 Fasa adalah gelombang yang memiliki nilai positif.

Gambar 1.1 Gelombang Sinisoida

 Pada tegangan rendah 3 fasa umumnya disebut dengan fasa dengan fasa atau Tegangan antar fasa (Vpp:
voltage phase to phase atau ada juga yang menggunakan istilah Voltage line to line).
 Pada instalasi listrik 3 fasa menggunakan tiga buah penghantar fasa yang dinotasikan dengan kawat R - S - T dan
satu penghantar netral, Jika dilakukan pengukuran antar fasa (phase to phase) dengan alat Volt meter maka besar
tegangan dari fasa R ke fasa S atau R-T dan S-T akan menunjukkan angka 380 Volt. Akan tetapi jika salah satu
fasa saja yang diukur dengan N (Netral) yang umumnya disebut dengan single fasa atau Tegangan phase ke
neutral (Vpn: Voltage phase to neutral atau Voltage line to neutral), maka besar tegangan yang dihasilkan adalah
220 volt, baik itu fasa R ke N (netral) atau S-N dan T-N.

a. Tegangan Listrik Tiga Fasa


 Sebagian orang mungkin berfikir bahwa listrik 3 fasa adalah listrik 1 fasa 220 volt dikali 3 = 660 volt. Tentu saja ini
keliru dan yang lebih tepat adalah 380 volt merupakan 220 kali akar 3.
 Akar tiga itu asalnya dari mana ?
 Kenapa ada akar 3 pada listrik 3 fasa ?
 Untuk memahaminya, simak penjelasan tentang asal muasal akar 3 pada listrik 3 fasa berikut:
- Jika digambar dalam bentuk lingkaran 3600 dengan 3 garis yang ujungnya saling bertemu akan membentuk
sambungan bintang.
- Setiap garis mewakili masing-masing fasa, ketiganya bertemu di titik netral.
- Nilai tegangan fasa ke netral adalah 220 Volt.

Gambar 1.2

- Setiap garis membentuk sudut 1200.


- Sudut inilah yang disebut “Beda fasa”.
- Ambil garis potong antara titikl N ke garis hubung R dan T.
- Kita namakan garis tersebut dengan garis X.

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 1


Gambar 1.3
- Garis RXN membentuk segitiga siku dengan sudut N 600.
- Sebelum memahami ke tabel nilai cos sin tan trigonometri, lebih baik pahamilah terlebih dahulu dengan
pengertian atau istilah sin cos tan dan trigonometri
 Sin (sinus) ialah perbandingan panjang sebuah segitiga yakni antara sisi depan sudut dengan sisi miring
segitiga, y/z.
 Cos (cosinus) ialah perbandingan panjang sebuah segitiga yakni antara sisi samping sudut dengan sisi
miringnya, x/z.
 Tan (tangen) ialah perbandingan panjang sebuah segitiga antara sisi depan sudut dan sisi samping
segitiga, y/x.
 Trigonometri adalah salah satu cabang dari ilmu matematika yang membahas tentang hubungan antara
panjang dan sudut pada sebuah segitiga.
- Untuk lebih jelasnya tentang penjelasan diatas, lihatlah gambar dibawah ini :

Gambar 1.4
- Mari kita mengingat kembali dasar trigonometri.

Gambar 1.5
𝑅𝑋
- Sin 600 =
𝑅𝑁

- RX = Sin 600 x RN
1
- RX = 2 √3 x 220

- RX = 110 𝑥 √3
Nilai RX adalah setengah dari RT, dengan demikan nilai RT dapat diketahui.

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 2


Gambar 1.6
- RT = 2 x RX
- RT = 2 x 110 x √3
- RT = 220 x √3
- RT = 380,06
- RT = 380 V

b. Tegangan Listrik Satu Fasa


 Pada jaringan listrik 3 fase 380 V terdapat sudut phase antara R - S - T yaitu berselisih 120°. Jika digambarkan
maka listrik 3 phase akan terlihat seperti gambar dibawah ini.

Gambar 1.2.

 Sekarang coba kita ambil salah satu sudut saja dari ketiga sudut 120° sehingga menjadi seperti terlihat pada
gambar di bawah ini.

Gambar 1.3

 Kemudian kita gunakan aturan "rumus" segitiga, dimana jumlah sudut yang ada dalam segitiga adalah sebesar
180°, diperoleh sudut RTN dan TRN masing-masing sebesar (180°-120°) / 2 = 30°

Gambar 1.4

 Kemudian kita akan menggunakan aturan sinus, untuk membuktikan bahwa jika salah satu phase misal nya "T"
dari RST listrik 3 phase dengan perhitungan sinus seperti terlihat di bawah ini:

380 V / sin 120° = TN / sin 30°


380 V sin 30° = TN sin 120°
190 V = 0,886 TN

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 3


TN = 190 V / 0,866
TN = 220 V

dengan demikian, jika salah satu phase saja yang dihubungkan ke titik netral "N" maka akan menghasilkan besar
tegangan yaitu 220 volt.

Gambar 1.5. Gelombang sinusoidal 1 fasa

B. INSTALASI TENAGA LISTRIK


 Instalasi listrik tenaga/gaya umumnya menggunakan tegangan bolak-balik 220 Volt/380 Volt sistem fasa (arus
putar). Yaitu merupakan instalasi listrik untuk motor-motor listrik atau mesin lainnya.
 Instalasi listrik tenaga adalah pemasangan komponen-komponen peralatan listrik untuk melayani perubahan
energi listrik menjadi tenaga mekanis dan kimia. Secara umum instalasi listrik tenaga membahas motor AC-DC,
generator, dan transformator.

C. PENGETIAN INSTALASI TENAGA TIGA FASA


 Istilah umum di Indonesia, sistem 3-phase ini lebih familiar dengan nama sistem R-S-T, karena memang umumnya
menggunakan simbol “R”, “S”, “T” untuk tiap penghantar phasenya serta simbol “N” untuk penghantar netral.
 Listrik 3 Phase adalah jaringan listrik yang menggunakan tiga kawat Phase (R, S, T) dan satu kawat netral (N).
 Menurut istilah Listrik 3 Phase terdiri dari 3 kabel bertegangan listrik dan 1 kabel netral.
 Umumnya listrik 3 Phase bertegangan 380 volt yang banyak digunakan Industri atau pabrik.
 Instalasi tenaga listrik tiga fasa adalah instalasi yang dipasang untuk melayani beban listrik berupa motor-motor
listrik atau mesin listrik tiga fasa.
 Instalasi listrik 3 fasa umumnya diperlukan untuk instalasi penerangan dan tenaga pada rumah tinggal, bengkel,
pabrik, dan lain-lain, yaitu yang memerlukan listrik arus putar atau listrik dengan daya yang besar.

D. INSTALASI TENAGA LISTRIK SATU FASA


 Instalasi tenaga listrik satu fasa adalah jenis instalasi listrik yang digunakan untuk sarana kotak kontak atau beban
beban listrik selain lampu dengan menggunakan 2 buah kawat penghantar, yaitu 1 (satu) kawat penghantar untuk
fasa (sumber/tegangan) dan 1 (satu) kawat penghantar lainnya untuk 0 (Netral).
 Instalasi tenaga listrik satu fasa adalah instalasi yang dipasang untuk menghubungkan sumber listrik ke peralatan
yang menggunakan sumber listrik satu fasa.

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 4


STANDAR TEKNIS PEMASANGAN
INSTALASI TENAGA LISTRIK

A. TUJUAN
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini peserta didik dapat memahami standar teknis perencanaan,
pemasangan, pengujian dan pembuatan laporan instalasi tenaga listrik dengan kritis dan reflektif.

B. MATERI
a. Syarat-syarat Instalasi Listrik
Agar instalasi listrik yang dipasang dapat digunakan secara optimum, maka ada beberapa syarat yang perlu sebagai
bahan pertimbangan yaitu paling tidak memenuhi 5K+E (Keamanan, Keandalan, Ketersediaan, Ketercapaian,
Keindahan dan Ekonomis).

1. Keamanan
Instalasi harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kecelakaan. Aman dalam hal ini berarti dalam
keadaan normal maupun tidak normal (seperti gangguan hubungan singkat, gangguan beban lebih, gangguan
voltase lebih, arus bocor ke tanah dan sebagainya), tidak membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya peralatan
listrik dan benda-benda di sekitarnya.

Oleh karena itu pemilihan peralatan yang digunakan harus memenuhi standar dan teknik pemasangannya sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Pada instalasi tersebut di pasang alat-alat pengaman yang sesuai misalnya sikring,
pemutus daya dsb.

2. Keandalan
Instalasi listrik harus memiliki kerja yang sangat baik dan kekuatan yang optimal sehingga tidak membahayakan dan
merugikan pengguna listrik. Keandalan dibagi menjadi beberapa kategori yaitu:

o Keandalan yang sangat-sangat tinggi, misalnya: instalasi untuk rumah sakit harus direncanakan semaksimal
mungkin karena terhentinya aliran listrik dapat meyebabkan kematian atau kecelakaan.
o Keandalan yang sangat tinggi, misalnya: instalasi untuk industri yang harus direncanakan secara baik karena
terhentinya aliran listrik tidak menyebabkan kematian manusia, tetapi menyebabkan kerusakan pada beban
atau menyebabkan kerugian yang sangat besar.
o Keandalan yang baik, misalnya: instalasi pabrik-pabrik harus direncanakan dengan baik bila terhentinya aliran
listrik tidak begitu membahayakan dan merugikan.
Sebagai contoh : sambungan yang tidak bagus.

3. Ketersediaan
Artinya kesiapan suatu instalasi dalam melayani kebutuhan pemakaian listrik lebih berupa daya, peralatan maupun
kemungkinan pengembangan/perluasan instalasi apabila konsumen melakukan perluasan instalasi, tidak
mengganggu sistem instalasi yang sudah ada, dan mudah menghubungkannya dengan sistem instalasi yang baru
(tidak banyak merubah dan mengganti peralatan yang ada).

4. Ketercapaian
Penempatan dalam pemasangan peralatan instalasi listrik relatif mudah dijangkau oleh pengguna, mudah
mengoperasikannya dan tidak rumit.

5. Keindahan
Pemasangan komponen atau peralatan instalasi listrik dapat ditata sedemikian rupa, selagi dapat terlihat 5apid an
indah dan tidak menyalahi aturan yang berlaku.

6. Ekonomis
Perencanaan instalasi listrik harus tepat sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan bahan dan peralatan
seminim mungkin, mudah pemasangannya maupun pemeliharaannya, segi-segi daya listriknya juga harus
diperhitungkan sekecil mungkin. Dengan demikian hanya keseluruhan instalasi listrik tersebut baik untuk biaya
pemasangan dan biaya pemeliharaannya bisa dibuat semurah mungkin.

Dengan demikian dapat disimpulkan syarat utama instalasi listrik adalah sebagai berikut:
 AMAN, bagi manusia, ternak dan harta benda,
 ANDAL, dalam arti memenuhi fungsinya secara aman bagi instalasi,
 AKRAB Lingkungan, dalam arti tidak merusak lingkungan, baik dalam operasi normal, maupun dalam kondisi
gangguan.

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 5


b. PROSEDUR URUTAN KERJA SESUAI STANDAR KERJA
1. Persiapan
1) Menyiapkan alat pelindung diri, peralatan tangan, peralatan penunjang, komponen, bahan.
2) Alat pelindung diri, peralatan tangan, peralatan penunjang, komponen, bahan yang dibutuhkan diperiksa untuk
memastikan dalam kondisi berfungsi baik dan aman.
3) Menyiapkan gambar kerja.

2. Pelaksanaan
1) Peraturan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
2) Peralatan/material Instalasi listrik dipasang sesuai dengan spesifikasi rancangan, standar dan persyaratan yang
berlaku.
3) Peralatan/material Instalasi listrik dipasang sedemikian rupa sehingga belum mengurangi tingkat pengamanan
(IP) yang ditetapkan.
4) Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan terus menerus sesuai dengan prosedur.
5) Setiap rangkaian listrik diuji untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai
persyaratan.
6) Penyimpangan yang berkaiatan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan
cara pengidentifikasian.
7) Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai dengan prosedur.
8) Pengukuran nilai tahanan sistem pembumian dilaksanakan sesuai instruction manual alat ukur dan SOP.

3. Hasil
Mengoperasikan instalasi listrik sesuai Standing Operational Precedure (SOP).
4. Laporan
Membuat laporan hasil pekerjaan sesuai prosedur dan format yang berlaku.

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 6


PERENCANAAN GAMBAR KERJA
INSTALASI TENAGA LISTRIK
A. PENGERTIAN GAMBAR
Selain menguasai persyaratan, perancangan dan memiliki pengetahuan tentang peralatan instalasi, hal yang tidak
boleh ditinggalkan oleh seorang ahli listrik adalah kemampuan membaca gambar instalasi. Gambar instalasi
memegang peranan yang sangat vital dan menentukan dalam suatu perancangan instalasi, karena hanya dengan
bantuan gambar, suatu proyek pemasangan instalasi dapat dilaksanakan.

Gambar teknik merupakan perpaduan antara gambar seni dan gambar science yang dapat dipergunakan untuk
menyelesaikan beberapa persoalan keteknikan. Seni dalam hal ini mengenai aspek keindahan bentuknya, sedangkan
science menyangkut segi ukuran, kekuatan, ketahanan, bahan, efisiensi, cara mengerjakan dan sebagainya.

Gambar teknik berfungsi sebagai bahasa tertulis dalam bentuk gambar antara perencana dan pelaksana, sebagai
konsekuensinya kedua pihak harus betul-betul memahami dalam arti harus dapat membuat, membaca dan
mengoreksi gambar. Gambar teknik juga mengandung unsur seni, tetapi juga harus memperhatikan aturan-aturan
tertentu, seperti di Indonesia dalam dunia teknik listrik aturan yang ada antar lain PUIL (Persyaratan Umum Instalasi
Listrik).

Dalam suatu perancangan, produk yang dihasilkan adalah gambar dan analisa. Gambar adalah bahasa teknik yang
diwujudkan dalam kesepakatan simbol. Gambar ini dapat berupa gambar sket, gambar perspektif, gambar proyeksi,
gambar denah serta gambar situasi.
Gambar denah ruangan atau bangunan rumah (gedung) yang akan dipasang instalasi digambar dengan
menggunakan lambang-lambang (simbol-simbol) yang berlaku untuk instalasi listrik.

Dalam merencanakan gambar banyak kita jumpai bahwa suatu instalasi listrik tidak selalu untuk lampu-lampu
penerangan atau untuk motor-motor listrik, akan tetapi untuk kedua-duanya, yaitu untuk keperluan penerangan
maupun untuk motor-motor listrik (tenaga).
Sebagai contoh, instalasi listrik di dalam rumah tinggal atau hotel, di dalamnya tidak hanya ada instalasi listrik untuk
penerangan saja, tetapi juga terdapat instalasi listrik untuk motor-motor seperti kipas angin, almari es, air conditioner,
dan sebagainya. Di dalam bengkel atau pabrik dapat dijumpai bahwa instalasi listrik tidak hanya untuk penerangan
atau motor-motor, akan tetapi untuk kedua-duanya.
Sebelum menggambar terlebih dahulu mengukur denah gambar sesuai lokasi/situasi dimana rencana bangunan atau
gedung akan dipasang instalasi listriknya. Dalam gambar rencana kita buat gambar denah ruangan, gambar
pengawatan secara lengkap serta gambar skema beban listrik berikut kelengkapan perhitungan material (komponen)
dan tafsiran harga, bila perlu dilengkapi dengan tenaga dan biaya.

B. JENIS-JENIS GAMBAR
Gambar elektroteknik memberi keterangan tentang pelaksanaan instalasi listrik dan pembuatan peralatan listrik.
Gambar-gambar dapat dibagi berdasarkan:
a. Tujuannya, dan
b. Cara menggambarnya.

Nama yang diberikan pada gambar umumnya menyatakan tujuan gambar itu, kadang-kadang juga cara
menggambarnya.
Berturut-turut di bawah ini akan dibahas jenis-jenis yang paling sering digunakan dalam teknik arus kuat.
Sebuah gambar bagan atau diagram menjelaskan dengan bantuan lambang-lambang, bagaimana cara
menghubungkan bagian-bagian instalasi, tanpa menghiraukan perbandingan ukuran-ukuran ruangnya.

Pembagian menurut tujuannya dan cara menggambarnya, dapat dibagi lagi sebagai berikut:
a. Pembagian menurut tujuan
1. Diagram-diagram yang bersifat menjelaskan:
- Diagram dasar
- Diagram lingkaran arus
- Diagram instalasi
2. Diagram-diagram pelaksanaan:
- Diagram pengawatan
- Diagram saluran
3. Gambar instalasi
4. Gambar situasi.

b. Pembagian menurut cara menggambar


1. Cara menggambar dengan garis ganda
2. Cara menggambar dengan garis tunggal.

Kemudian masih dapat dibedakan menggambar secara terperinci dan secara disederhanakan.
Gambar-gambar harus terlihat jelas dan mudah dibaca; hanya yang perlu saja yang harus digambar.

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 7


1) Diagram dasar
Dagram dasar dimaksudkan untuk menjelaskan cara suatu instalasi secara elementer.

Gambar 3.1 memperlihatkan diagram dasar suatu perlengkapan hubung bagi (PHB), digambar dengan cara yang
disederhanakan, dan gambar 3.2 memperlihatkan diagram yang sama diagram terperinci. Gambar 3.3
memperlihatkan bentuknya.

Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3

2) Diagram lingkaran arus


Diagram lingkaran arus dimaksudkan untuk menjelaskan cara kerja suatu rangkaian secara terperinci. Diagram
digunakan untuk merencanakan rangkaian-rangkaian yang rumit dan untuk mengatasi kerusakan-kerusakan yang
terjadi padanya. Tanpa diagram ini, seringkali tidak mungkin untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang
suatu rangkaian.
Gambar 3.4 memperlihatkan diagram lingkaran arus suatu rangkaian kutrub satu. Dalam diagram lingkaran arus,
saklar-saklar digambar sedemikian hingga bergerak dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas (Gambar-gambar
3.5 dan 3.6).

Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6

3) Diagram Pengawatan
Diagram pengawatan memperlihatkan cara pelaksanaan pengawatan dalam suatu alat listrik.

Gambar 3.7. memperlihatkan diagram pengawatan suatu kotak bagi

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 8


4) Siagram Saluran
Diagram saluran memperlihatkan hubungan antara bagian-bagian suatu instalasi.
Gambar 3.8 memperlihatkan suatu diagram saluran topografis. Dalam diagram saluran topografis, saluran-saluran
sedapat mungkin digambar sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Gambar 3.9 memerlihatkan diagram saluran yang sama dalam bentuk yang lebih sederhana.

Gambar 3.8 Gambar 3.9

5) Gambar Instalasi dan Diagram Instalasi


Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam gambar instalasi harus dapat diambil kesimpulan, apakah
intalasi itu dapat membahayakan orang atau tidak, dan apakah dapat menimbulkan kebakaran atau gangguan
bagi konsumen lain atau tidak.

Gambar 3.10 memperlihatkan gamabar instalasi untuk suatu ruangan. Saluran-salurannya tidak digambar. Dalam
praktek gambar ini juga digunakan sebagai gambar pelaksanaan. Mereka yang bertugas untuk memasang
instalasinya, menentukan sendisi letak saluran-salurannya di tempat pekerjaan.

Dalam praktek tidak selalu mungkin untuk memberi nama yang tepat bagi suatu gambar. Beberapa gambar sering
digabungkan dalam suatu gambar.

Gambar 3.10

Untuk instalasi-instalasi yang agak besar, saluran-salurannya harus digambar, kjarena panjang salurannya harus
diukur untuk dapat menysun perkiaraan biayanya. Akan tetapi perlu diingat bahwa pelaksanaannya tidak akan
selalu sesuai dengan gambar.

Gambar instalasi sering dilengkapi dengan diagram instalasi. Gambar 3.11 memperlihatkan suatu diagram
instalasi sederhana. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam diagram instalasi, dapat ditentukan
apakah instalasinya sesuai peraturan atau tidak.

Gambar 3.11
6) Gambar Situasi
Gambar situasi harus menunukkan dengan jelas letak gedung atau tempat, dimana instalasinya akan dipasang,
serta rencana penyambungannya dengan jaringan PLN. Keterangan-keterangan ini diperlukan oleh PLN (atau
perusahaan listrik lain) untuk dapat menentukan kemungkinan penyambungannnya dan biayanya.

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 9


Gg.

Jl.

Jl.
Gambar 3.12. Gambar Situasi

7) Diagram Garis Ganda dan Diagram Garis Tunggal


Pada cara menggambar dengan garis ganda, setiap hantaran digambar dengan garis tersendiri. Gambar 3.13
memperlihatkan diagram garis danda untuk sebuah sakelar kutub satu dengan satu titik lampu.

Gambar 3.14 memperlihatkan rangkaian yang sama dalam bentuk diagram garis tunggal. Dan dalam diagram
garis tunggal hantaran-hantaran yang sejenis digambar dengan satu garis dengan beberapa garis lintang kecil.
Jumlah garis lintang ini menyatakan jumlah hantaran sejenis yang ada.

Sejumlah alat yang sejenis juga dapat dinyatakan dengan garis-garis lintang kecil dalam lambing alat itu, seperti
dalam gambar 3.15. gambar ini memperlihatkan diagram garis tunggal suatu kotak bagi. Jumlah garis lintang kecil
dalam lambang pengaman ulir menyatakan jumlah pengaman ulir itu.

Dalam kotak-bagi gambar 3.15 terdapat sejumlah unsur yang bernilai sama, yaitu pengaman-pengaman ulir dan
sakelar-sakelar kutub dua. Karena itu gambar 3.15 ini masih dapat disederhanakan lagi seperti gambar 2.16.
Gambar 3.16 ini memperlihatkan diagram dasar kotak bagi tersebut.

Gambar 3.17 memperlihatkan diagram garis ganda kotak bagi yang sama. Bentuknya dapat dilihat pada gambar
3.18. Gambar 3.19 memperlihatkan ukurannya. Gambar-gambar ukuran ini dapat dijumpai dalam buku-buku
katalog. Ukuran-ukurannya biasanya disusun dalam bentuk table.

Gambar 3.13 Gambar 3.14

Gambar 3.15 Gambar 3.16 Gambar 3.17

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 10


Gambar 3.18 Gambar 3.19

C. TUGAS
a. Soal
Diketahui suatu ruangan bengkel dengan ukuran :
o Ruang bengkel : 9 x 6 x 3.5 m
o Ruang istirahat :4x3m
o Ruang gudang : 3.5 x 3 m
o WC/Kamar mandi :2x3m
Pada bengkel tersebut tersedia sumber tenaga listrik arus bolak-balik 3 fase, 50 Hz, 380/220 Volt. Spesifikasi
beban dan jumlah titik adalah sebagai berikut :
1. Ruang bengkel terdiri dari :
Lampu TL 2 x 40 w 12 titik
Kotak kontak 1 fase ( KKB ) 5 titik = 500 VA
Kotak kontak 1 fase ( KKK ) 4 titik = 1200 VA
Motor kompresor = 1/4 HP

2. Ruang istirahat terdiri dari :


Lampu TL 20 w 2 titik
Kotak kontak 1 fase (KKB) 1 titik = 100 VA
Kotak kontak 1 fase (KKK) 1 titik = 300 VA

3. Ruang gudang terdiri dari :


Lampu TL 2 x 40 w 1 titik
Kotak kontak 1 fase ( KKB ) 1 titik = 100 VA

4. Toilet/WC terdiri dari :


Lampu Pijar 25 watt 3 titik = 920 VA

1. Gambar dena ruangan bengkel dan diagram garis tunggal instalasi penerangan dan instalasi tenaga.
2. Buatlah reapitulasi daya untuk instalasi penerangan dan instalasi tenaga.
3. Tentukan nilai nominal pengaman, kemampuan hantar arus dan jenis penghantar/kabel, dan panjang
penghantar.
4. Gambar diagram garis tunggal dan pengawatan PHB.

b. Lembar Kerja
a) Alat dan Bahan
1. Kertas Manila (A3) .................................................. 1 lembar
2. Sablon simbol elektronika ....................................... 1 set
3. Pensil gambar dan karet penghapus....................... 1 buah
4. Mistar gambar ......................................................... 1 set
5. Rapido..................................................................... 1 set
6. Meja gambar ........................................................... 1 set
7. Katalog komponen instalasi listrik ........................... secukupnya

b) Kesehatan dan Keselamatan Kerja


1. Berdo’alah sebelum memulai kegiatan belajar!
2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar!
3. Gunakanlah peralatan gambar sesuai fungsinya dan dengan hati-hati!

c) Langkah kerja
1. Siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan!
2. Rekatkanlah kertas gambar dengan isolasi pada sudut kertas gambar!
3. Buatlah garis tepi dengan ketebalan dan lebar sesuai dengan ukuran kertas!
4. Rencanakanlah tata letak (lay out) pembuatan gambar!
5. Gambarlah denah bengkel sesuai dengan data instalasi listrik bengkel pada lembar informasi di atas
dengan ketentuan sebagai berikut :

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 11


a. Skala gambar saudara tentukan sendiri.
b. Desain gambar denah bebas.
c. Digambar dengan rapido.
6. Gambarlah skema instalasi listrik diatas gambar denah tersebut dilengkapi jumlah kawatnya!
7. Setelah selesai, kumpulkanlah hasil pekerjaan!
8. Bersihkanlah alat gambar dan kembalikan ke tempatnya!

c. Jawab:
Gambar 3.20 Denah ruang dan tata letak komponen instalasi penerangan listrik

Gambar 3.21 Denah ruang dan tata letak komponen instalasi tenaga listrik

KKK

KKK

Tugas!
Berdasarkan gambar diagram garis tunggal instalasi penerangan dan instalasi tenaga diatas, tentukan jumlah
kawatnya!

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 12


2. Rekapitulasi Daya
a. Instalasi Penerangan
JUMLAH

25 20 2x40 100 300 Watt VA Ampere

4A
- - 4 - 1 620 620 2,81
Grup 1

30 A 10 A
- - 6 4 - 880 880 4
4A Grup 2
3 2 3 - 1 655 655 2,97
4A Grup 3
- - - - - - - -
4A Cadangan
3 2 13 4 2 24 2.195 9,98
Ke Tenaga

b. Instalasi Tenaga
Ke Penerangan

M JUMLAH

1 PK 0,75 HP 200 300 Watt VA Ampere

6A
- - 3 - 600 750 4,26
Grup 1

30 A 20 A
- - - 3 900 1.125 6,39
10 A Grup 2
- 1 - - 809 1.011 5,74
6A Grup 3
- 1 3 3 2.309 2.886 16,39

Tugas :
Buatlah rekapitulasi daya untuk rumah anda!

3. Menentukan Nilai Nominal Pengaman, Kemampuan Hantar Arus, Jenis Penghantar/Kabel, Panjang
Penghantar.

1) Air Conditioner (AC) 1 PK, 220 Volt, cos ᵠ 0,8. 1 HP = 746 Watt
Diketahui: 1 PK = 736 Watt
P = 1 PK = 1 x 736 = 736 Watt
V = 220 Volt
cos ᵠ = 0,8
Ditanya:
a. Nilai arus nominal pengaman (In) = ….?
b. Nilai nominal pengaman beban (IA) = ….?
c. Kemampuan Hantar Arus (KHA) = ….?
d. Diameter penghantar berdasarkan table KHA = ….?
e. Panjang penghantar = ….?
Penyelesaian:
Keterangan:
a. Arus beban (I Nominal) In = Nilai arus nominal beban (A)
𝑃 736 736
In = = = = 4,18 𝐴 P = Daya (Watt)
𝑉 . 𝐶𝑜𝑠 𝜑 220 𝑥 0,8 176 V = Tegangan
Cos µ = Faktor Daya
b. IA = k x In
= 250 % x 4,18
= 2,5 x 4,18 Keterangan:
= 10,45 Ampere IA = Nilai arus yang menyebabkan bekerjanya
gawai pengaman arus lebih dalam waktu
maksimal s detik (A)
c. KHA = 125 % x In In = Nilai arus nominal beban (A)
= 1,25 x 4,18 K = Faktor karakteristik pengaman
= 5,23 Ampere

d. Jenis dan ukuran penampang (diameter) penghantar yang dibutuhkan untuk dialiri arus bedasarkan
table KHA untuk 5,23 Ampere adalah NYY 3 x 0,75 mm2.

e. Untuk mencari panjang kabel, rugi tegangan yang diijinkan 5 % x 220 = 11 Volt (Er)
𝐸𝑟 . 𝐴 11 𝑥 0,75 8,25
Jadi panjang kabel (l) = = = = 112,78 m. Keterangan:
𝐼𝑛 . 𝑆 4,18 𝑥 0,0175 0,07315 Er = Rugi Tegangan yang diijinkan
A = Diameter Penghantar
In = Arus beban (I Nominal)
S = Tahanan Jenis Penghantar Tembaga

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 13


2) Motor Compresor ½ HP, 220 Volt, cos ᵠ 0,8.
Diketahui:
P = ½ HP = ½ x 746 = 0,5 x 746 = 373 Watt
V = 220 Volt
cos ᵠ = 0,8
Ditanya:
a. Nilai arus nominal beban (In) = ….?
b. Nilai nominal pengaman beban (IA) = ….?
c. Kemampuan Hantar Arus (KHA) = ….?
d. Diameter penghantar berdasarkan table KHA = ….?
e. Panjang penghantar = ….?

Penyelesaian:
a. Arus beban (I Nominal)
𝑃 373 373
In = = = = 2,12 𝐴
𝑉 . 𝐶𝑜𝑠 𝜑 220 𝑥 0,8 176

b. IA = k x In
= 250 % x 2,12
= 2,5 x 2,12
= 5,30 Ampere

c. KHA = 125 % x In
= 1,25 x 2,12
= 2,65 Ampere

d. Jenis dan ukuran penampang (diameter) penghantar yang dibutuhkan untuk dialiri arus bedasarkan
table KHA untuk 2,16 Ampere adalah NYY 3 x 0,75 mm2.

e. Untuk mencari panjang kabel, rugi tegangan yang diijinkan 5 % x 220 = 11 Volt (Er)
𝐸𝑟 . 𝐴 11 𝑥 0,75 8,25
Jadi panjang kabel (l) = = = = 222,37 m
𝐼𝑛 . 𝑆 2,12 𝑥 0,0175 0,0371

3) Setelan maksimum pemutus daya = 10,45 + 2,12 + 4,10


= 16,67 A ≈ 20 Ampere

Keserempakan = 16,79 x 0,7 = 11,75

Jenis pengaman utama yang digunakan untuk instalasi tenaga adalah MCB 16 Ampere.

4) KHA untuk Sirkit cabang.


KHA = 5,23 + 2,12 + 4,10
= 11,52 A

5) Jenis dan ukuran penampang (diameter) penghantar sirkit cabang yang dibutuhkan untuk dialiri arus
bedasarkan table KHA untuk 11,52 Ampere adalah NYA 3 x 1,5 mm2

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 14


4. Gambar Diagram Garis Tunggal dan Pengawatan PHB
1) Gambar diagram garis tunggal PHB

4A
Instalasi Penerangan

NYY 3 x 0.75 mm

6A KKB 3 200 VA

NYY 3 x 0.5 mm
ELCB
25 A, 30 mA 25 A 20 A 10 A KKK 3 300 VA

NYM 3x2,5 mm NYA 2,5 mm NYY 3x 0.75 mm

6A KKK dan Motor Kompresor 1 fasa 0,75 HP

NYY 3 x 0.75 mm

2) Gambar pengawatan PHB

4A

Instalasi Penerangan

NYY 3 x 0.75 mm

6A

KKB 3 200 VA
Q1

NYY 3 x 0.5 mm

25 A 20 A 10 A
1
2

KKK 3 300 VA

NYY 3x 0.75 mm
N
N

Tester

6A

KKK dan Motor Kompresor 1 fasa 0,75 HP

NYY 3 x 0.75 mm

b. Lembar Latihan
1. Sebutkan jenis-jenis gambar dalam perancangan instalasi listrik, menutut PUIL 2000!
2. Sebutkan hal-hal yang harus dicantumkan dalam diagram garis tunggal!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gambar situasi dalam perancangan instalasi listrik!

c. Lembar Kunci Jawaban


1. Jenis-jenis gambar dalam perancangan instalasi listrik adalah:
a. Gambar situasi.
b. Gambar instalasi.
c. Gambar diagram garis tunggal
d. Gambar detail.
2. Dalam gambar diagram garis tunggal harus ada:
a. Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran nominal komponennya.
b. Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembaginya.
c. Ukuran dan besar penghantar yang dipakai.
d. Sistem pembumiannya.
3. Gambar situasi adalah gambar yang menunjukkan dengan jelas letak bangunan instalasi tersebut akan
dipasang dan rencana penyambungannya dengan jaringan PLN.

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 15


ALAT, KOMPONEN DAN BAHAN KERJA PEMASANGAN INSTALASI
KONTAK KONTAK DAN PANEL LISTRIK 1 FASA
Tabel 10.1 Peratatan, Komponen dan Bahan yang sering digunakan dalam pemasangan instalasi Tenaga listrik
NO. ALAT / KOMPONEN / BAHAN SPESIFIKASI JUMLAH KET
1 2 3 4 5
A. PERALATAN K3
1. Helem kerja Standar 1 buah
2. Kaca mata kerja Standar 1 buah
3. Ear pluk Standar 1 buah
4. Ear muve Standar 1 buah
5. Masker Standar 1 buah
6. Sarung tangan dari karet Standar 1 buah
7. Baju kerja/praktek Standar 2 buah
8. Sabuk peralatan Standar 1 buah
9. Sepatu kerja Standar 1 buah
10. Kotak P3K Standar 1 set
B. ALAT TANGAN
1. Tool Box Standar 1 unit
2. Tang kombinasi 4” 1 buah
3. Tang pemotong kabel 4” 1 buah
4. Tang lancip 4” 1 buah
5. Tang bulat 2-9 mm 1 buah
6. Tang pengupas kabel NYA 0.75 s/d 4 mm 1 buah
7. Tang pengupas kabel NYAF 0.75 s/d 4 mm 1 buah
8. Tang krimping sepatu kabel/skun 0.75 s/d 4 mm 1 buah
9. Tang krimping and slip 0.75 s/d 4 mm 1 buah
10. Obeng (+) 2 mm s/d 4 mm 1 set
11. Obeng (-) 2 mm s/d 4 mm 1 set
12. Test pen 0 – 500 V 1 buah
13. Pemanas pipa / Heater gun 220V/50Hz/1800 Watt 1 unit
14. Ragum pipa Standar 1 buah
15. Meter Roll 5m 1 buah
16. Waterpas 70 cm 1 buah
17. Pisau cutter Standar 1 buah
18. Pisau jokari Standar 1 buah
19. Penitik Standar 1 buah
20. Perucut Standar 1 buah
21. Pemotong pipa PVC Standar 1 buah
22. Pemotong pipa galvanis Standar 1 buah
23. Spiral / Pir / PVC Bending Spring Standar 1 buah
24. Pembengkok pipa metal Standar 1 buah
25. Bor pelubang pelat / Hole Saw 20 mm s/d 25 mm 1 set
26. Kunci Inggris Standar 1 buah
27. Kunci pas Standar 1 set
28. Kikir setengah bulat Standar 1 buah
29. Kikir datar / Flat file 3 x 150 mm 1 buah
30. Kikir bulat / Round file 3 x 150 mm 1 buah
31. Kertas plas kayu Standar 1 buah
32. Ketas plas besi Standar 1 buah
33. Palu plastik Standar 1 buah
34. Palu besi ½ kg 1 buah
35. Gergaji / Hack saw frame with blade 24 TPI 1 buah
36. Gergaji siku pemotong kanal Standar 1 buah
37. Siku-siku Standar 1 buah
38. Bor dengan tenaga bateray Standar 2 buah
39. Mesin bor listrik 220 V/50 Hz 1 buah
40. Mata bor / Drill Bits 3 mm s/d 10 mm 1 set
C. ALAT UKUR
1. Eart tester Analog 1-100 Ω 1 buah
2. Insulation tester Analog/Digital 1000 volt 1 buah
3. Multimeter / AVO meter Analog/Digital/0 – 1000V 1 buah
4. Tang Ampere Analog/Digital 0 – 6A 1 buah
D. PERALATAN PENUNJANG
1. Tangga/Step Leader 4m 1 buah
2. Keranjang sampah Standar 1 buah
3. Mistar gambar 50 cm 1 buah
4. Pensil gambar 0.3” 1 buah
5. Penghapus pensil Standar 1 buah
6. Rautan Pensil Standar 1 buah
7. Kertas gambar A4 1 lembar
E KOMPONEN
MCB
F BAHAN
…………………..

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 16


PERENCANAAN BIAYA INSTALASI TENAGA LISTRIK

Menghitung Jumlah Bahan dan Rencana Biaya

Perkiraan biaya
Perkiraan biaya, meliputi: biaya pembelian bahan, biaya upah kerja, biaya PPN, dan biaya pajak.
Contoh 1 : Daftar bahan dan Rencana Anggaran Belanja (RAB)

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 17


Contoh 2 : Rencana Anggaran Belanja (RAB)

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 18


PEMASANGAN INSTALASI TENAGA LISTRIKDENGAN BERBAGAI
INSTRUMENTASI DAN KONTROL SERTA PROTEKSINYA

A. PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI (PHB) SATU FASA


a) Pengertian PHB
Menurut PUIL 2000 Panel Hubung Bagi adalah Perlengkapan hubung bagi yang pada tempat pelayanannya
berbentuk suatu panel atau kombinasi panel-panel, terbuat dari bahan konduktif atau tidak konduktif yang
dipasang pada suatu rangka yang dilengkapi dengan perlengkapan listrik seperti sakelar, kabel dan rel.
Perlengkapan hubung bagi yang dibatasi dan dibagi-bagi dengan baik menjadi petak-petak yang tersusun
mendatar dan tegak dianggap sebagai satu panel hubung bagi.
Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) adalah peralatan yang berfungsi sebagai tempat membagi dan menyalurkan
tenaga listrik ke beban yang memerlukan agar merata dan seimbang.

Gambar 6.1 Perlengkapan Hubung Bagi (PHB)


b) Fungsi Panel
Dalam pemasangan PHB diharapkan dapat memberi keamanan dalam sistem penggunaannya seperti:
1. Kalau suatu sub bagian pelayanan terjadi gangguan listrik diharapkan sub bagian lain tidak sampai terganggu
walaupun hubungan kelistrikan bagian tersebut dalam keadaan terputus.
2. Apabila dalam suatu ruangan bengkel kerja terjadi hubung singkat atau orang yang sedang bekerja terkena
tegangan listrik maka hubungan rangkaian kelistrikan PHB secepatnya dapat diputuskan.

Fungsi panel dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu (Drs.Aslimeri,M.T: 1991: 92) :
1). Penghubung
Panel berfungsi untuk menghubungkan antara satu rangkaian listrik dengan rangkaian listrik lainnya pada
suatu operasi kerja. Panel menghubungkan suplay tenaga listrik dari panel utama sampai ke beban-beban
baik instalasi penerangan maupun instalasi tenaga.

2). Pengaman
Suatu panel akan bekerja secara otomatis melepas sumber atau suplay tenaga listrik apabila terjadi
gangguan pada rangkaian. Komponen yang berfungsi sebagai pengaman pada panel listrik ini adalah
MCCB dan MCB.
3). Pembagi
Panel membagi kelompok beban baik pada instalasi penerangan maupun pada instalasi tenaga. Panel
dapat memisahkan atau membagi suplay tenaga listrik berdasarkan jumlah beban dan banyak ruangan
yang merupakan pusat beban. Pembagian tersebut dibagi menjadi beberapa group beban dan juga untuk
membagi fasa R, fasa S, fasa T agar mempunyai beban yang seimbang antar fasa.

4). Penyuplai
Panel menyuplai tenaga listrik dari sumber ke beban. Panel sebagai penyuplai, dan mendistribusikan tenaga
listrik dari panel utama, panel cabang sampai ke pusat beban baik untuk instalasi penerangan maupun
instalasi tenaga.

5). Pengontrol
Fungsi panel sebagai pengontrol merupakan fungsi paling utama, karena dari panel tersebut masing-masing
rangkaian beban dapat dikontrol. Seluruh beban pada bangunan baik instalasi penerangan maupun instalasi
tenaga dapat dikontrol dari satu tempat.

c) Komponen Utama PHB 1 Fasa


a) ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker)
(a) Pengertian ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker)
Proteksi kebocoran tanah adalah suatu peralatan proteksi yang dipasang pada sistem tegangan rendah di
instalasi rumah tinggal, kegunaan peralatan ini untuk mengamankan manusia, jika tersentuh penghantar
fasa dengan arus yang melewati < 10 mA, dengan tahanan manusia antara 1000 ohm s/d 3000 ohm,
tegangan 220 Volt.
Untuk megamankan sistem dan peralatan yang kita gunakan, sebaiknya sistem kita memiliki pentanahan
yang baik dalam arti impedansi pentanahan harus sekecil mungkin (0-5 ohm meter) sehingga arus
ganggunan dapat mengalir ke tanah berlangsung dengan sempurna. Pentanahan yang baik dapat
melindungi kita jika terjadi kebocoran arus pada bodi peralatan, karena arus listrik akan lebih memilih
mengalir ke tahanan yang lebih kecil. Oleh karena itu salah satu solusi pendukung juga selain ELCB
adalah membuat pentanahan atau mengrounding setiap bodi peralatan yang berpotensi terjadinya
kebocoran arus yang membayakan jika tersentu manusia.

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 19


ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) atau istilah lain Saklar Pengaman Arus Sisa (SPAS) atau Gawai
Proteksi Arus Sisa ialah gawai yang menggunakan pemutus yang peka terhadap arus sisa, yang dapat
memutus sirkit termasuk konduktor netralnya secara otomatis dalam waktu tertentu, apabila arus sisa yang
timbul karena terjadinya kegagalan insolasi melebihi nilai tertentu, sehingga tercegahlah bertahannya
voltase sentuh yang terlalu tinggi.
Peralatan ini juga sebagai pengaman terjadinya arus bocor yang akan membahayakan bagi manusia
akibat sentuhan langsung atau tidak langsung terhadap peralatan/instalasi akibat kegagalan isolasi. Arus
bocor akan kembali ke sumber lewat konduktor pengaman atau lewat bumi.
Sentuhan langsung yaitu manusia memegang langsung kawat atau kabel fasa bertegangan.
Sentuhan tidak langsung yaitu manusia memegang bagian logam yang bertegangan akibat kegagalan
isolasi.

Keterangan Gambar:
• 25 A : Ampere Rating (kemampuan arus)
• 0,03 A : Kemampuan mendeteksi arus bocor
• 230 V : Voltage Rating (kemampuan tegangan)

Gambar 6.2 ELCB

(b) Prinsip Kerja ELCB


ELCB memiliki sebuah transformator inti berbentuk gelang (kumparan magnet atau z. Travo) dan sakelar.
Sakelar ini dapat dikendalikan secara manual dan magnet listrik.
Apabila kedudukan sakelar penghubung ELCB dalam keadaan tertutup, maka sumber tegangan listrik
akan mengalir ke bagian beban.
Kumparan magnet atau z. Travo ini melingkari semua hantaran suplly ke beban atau peralatan yang
diamankan, termasuk penghantar netral, ini berlaku untuk sambungan satu fase, sambungan tiga fase
tanpa netral dan sambungan tiga fase dengan netral.

Jika tidak ada arus gangguan pada rangkaian maka arus seimbang sehingga z. Travo tidak mendapatkan
tegangan, sehingga tidak ada pengaruh kemagnetan pada trafo dan tidak ada tegangan yang diimbaskan
pada belitan sekunder trafo arus.
Jika terjadi arus gangguan pada beban karena kerusakan isolasi sehingga mengalir arus ke bumi misalkan
0,5 Amper, maka keadaan seimbang ini akan terganggu, ketidakseimbangan antara arus fase dan arus
netral menandakan ada arus bocor. Hal ini bisa juga karena kegagalan isolasi ataupun kontak antara fase
dan ground. Ketidakseimbangan ini akan menyebabkan fluks maknet sehingga pada belitan sekunder
dibangkitkan suatu tegangan menggerakan relay pemutus mekanik kontak, kemudian kontak utama ELCB
akan memutuskan hubungan dengan peralatan/rangkaian.
Dengan demikian ELCB akan bekerja apabila ada arus bocor ketanah, sehingga jumlah arus masuk tidak
sama dengan jumlah arus keluar, selisih arus masuk dengan arus keluar (sisa) jika besarnya cukup
untuk menggerakan kontak.

Perhatikan gambar di bawah ini: Keterangan:


Arus masuk atau arus fase (I in) sama dengan arus keluar atau
arus netral (I out) karena: Tidak ada arus bocor ke tanah gb.
6.3a.
Arus masuk (I in + IA) tidak sama dengan arus keluaran (I out)
sehingga selisih keduanya adalah IA atau arus jatu nominal (arus
sisa) lihat gb. 6.3b .

Gambar. 6.3 Rangkaian arus bocor

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 20


(c) Cara testing ELCB dan grounding instalasi rumah :
Meskipun alat pengaman arus bocor (ELCB) dilengkapi dengan tombol testing, kita harus memiliki cara lain
untuk testing yang menjamin bahwa alat tersebut dapat bekerja dengan baik ditempat ELCB tersebut
dipasang.
Pengetesan dengan cara ini sangat penting untuk menjamin keselamatan kita dari bahaya sengatan listrik
yang mematikan.
Cara pengetesan dilakukan sebagai berikut:
1. Pasangkan beban yang sesuai dengan kepekaan teraan ELCB tersebut.
Misalnya jika teraan ELCB 220 V, 16 A/30 mA, maka dapat diberi beban lampu pijar 10 watt.
2. Lakukan hubung singkat (dijamper) antara hantaran Nol (Netral) dengan hantaran arde (grounding)
dengan kabel lepasan, misalnya di stop kontak.
3. Jika ELCB baik dan pentanahannya (arde) juga baik, maka ELCB akan trip. Artinya jika kita tersengat
listrik maka listriknya akan mati.
4. Jika ELCB tidak trip maka grounding (arde) harus diukur ulang supaya memenuhi syarat (5 Ohm). Jika
ardenya baik berati ELCBnya tidak bekerja dengan baik. Artinya jika kita tersengat listrik, kita yang mati.

b) Miniature Circuit Breaker (MCB)


(a) Pengertian MCB
MCB adalah singkatan dari Miniature Circuit Breaker, Dari namanya MCB (Miniature Circuit Breaker) dapat
diartikan bahwa MCB adalah suatu alat pemutus rangkaian listrik yang memiliki ukuran atau bentuk yang
kecil.
MCB tak hanya berfungsi sebagai Pemutus dan Penghubung dalam suatu rangkaian Listrik, selain itu MCB
juga dilengkapi dengan sistem pengaman yang akan memutuskan rangkaian listrik secara otomatis saat
terjadi arus lebih (Over Current).
Arus Lebih (Over Current) dapat terjadi karena adanya kelebihan pemakaian beban listrik, atau karena
adanya hubungan singkat (Short Circuit) pada rangkaian listrik.

(b) Fungsi MCB


MCB Adalah suatu alat yang bekerja dengan cara semi otomatis, MCB dapat memutuskan rangkaian arus
listrik dengan cara mekanis dan dapat juga mengamankan rangkaian arus listrik dengan cara otomatis bila
terjadi hubungan singkat serta beban lebih dalam suatu rangkaian.

Secara khusus MCB memiliki 2 fungsi yaitu :


1. Sebagai pengaman apabila terjadi hubung singkat (short circuit) atau konsleting dalam rangkaian.
2. Sebagai pengaman (protection) terhadap beban lebih (arus yang melaluinya).

Secara umum MCB memiliki 4 fungsi yaitu:


a) Membatasi penggunaan daya Listrik
b) Memutuskan sumber listrik secara otomatis apabila terjadi hubungan singkat (Korslet)
c) Mengamankan instalasi listrik baik penerangan maupun instalasi tenaga
d) Membagi daya pada instalasi rumah menjadi beberapa bagian, sehingga lebih mudah untuk
mendeteksi kerusakan instalasi listrik.

(c) Cara kerja MCB


1) Berdasarkan asas kerja termis (panas). Pada MCB terdapat plat bimetal (perpaduan 2 logam yang
berbeda koefisien muai panasnya). Bila kawat resistansi yang terdapat pada bimetal dialiri arus yang
melebihi harga nominalnya, maka bimetal akan melengkung akibat panas berlebihan yang melaluinya.
Plat bimetal yang melengkung karena panas akan menggerakkan tuas pemutus dan akan memutuskan
arus listrik.
2) Berdasarkan elektromagnetik. Pemutusan arus listrik dengan metode ini dilakukan oleh coil yang
terdapat pada MCB. Apabila terjadi arus berlebihan (melebihi batas MCB) maka coil akan terinduksi
sehingga akan menghasilkan medan magnet yang akan menarik tuas pemutus, sehingga kontak MCB
akan terputus.

(d) Konstruksi MCB


Keterangan Gambar:

• Merlin Gerlin : Merek perusahaan


• Multi 9 : Produk nomor 9
• C 60a : Kode perusahaan
• CL 40 : Kemampuan hantar arus
• 230/400 V : Tegangan kerja
• LMK : Lembaga Masalah Kelistrikan
• SPLN : Standar PLN
• SNI : Standar Nasional Indonesia
• 4500 3 : Kapasitas breaking yaitu kemapuan kerja
atau daya tahan terhadap arus short
circuit maksimal 4.500 A dalam waktu 3
mili sekon.
• Made In Thailand : Negara pembuat.

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 21


Terminal
masukan

Tuas penghubung

Tuas pendorong
Pengunci mekanik
Batang Bi-Metal
Terminal
keluaran

Koil

Simbol MCB Konstruksi MCB

Gambar 6.4. Miniature Circuit Breaker

d) Ketentuan Dalam Pemasangan PHB


Di dalam pemasangan PHB tegangan rendah agar aman, maka diperlukan syarat-syarat yang telah diterapkan
dalam PUIL yang sedang berlaku.
Untuk memudahkan dalam pemasangan maka harus dibuat perencanaan terlebih dahulu agar hasil yang dicapai
dapat optimal, aman, memenuhi ketentuan dalam PUIL.
Sesuai dengan fungsi PHB yang digunakan untuk membagi arus listrik ke semua pemakai maka dalam
melaksanakan perencanaan harus diperhatikan betul-betul kebutuhan bebannya. Hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan dalam:
a. Pembagian tenaga listrik secara merata dan tepat
b. Pengamanan instalasi dan pemakaian listrik
c. Pemeriksaan dan perbaikan

Untuk itu dalam perencanaan dan pemasangan PHB harus diperhatikan syarat-syarat dalam PUIL antara lain:
a. Muda dilayani dan aman (6.2.1.1)
b. Dipasang pada tempat yang mudah dicapai (6.2.2.6)
c. Di depan panel ruangan harus bebas dan leluasa (6.2.1.1)
d. Dinding dari lemari panel PHB dibuat dari bahan kuat dan tidak mudah terbakar (6.5.3.2)

Penempatan panel harus memenuhi syarat-syarat berikut ini sesuai dengan PUIL 2000 (6.3-6.4) yaitu:
1. Tinggi maksimal dari lantai 1,2 – 2m.
2. Di depan panel harus memiliki ruang bebas yang cukup luas.
3. Saat membuka panel ini tidak terganggu oleh benda apapun.
4. Pintu harus bisa terbuka penuh.
5. Panel dipasang pada tempat yang sesuai, kering dan berventilasi cukup.

Harus diperhatikan pula di dalam pemasangan instalasi yang ada dalam panel yaitu:
1. Semua penghantar / kabel harus disusun rapi
2. Semua komponen dipasang rapi
3. Semua yang bertegangan harus terlindung
4. Jika terjadi gangguan tidak meluas
5. Mudah diperluas jika diperlukan
6. Mempunyai keandalan tinggi

Maka dari itu di dalam perencanaan PHB beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Jenis penghantar/kabel
b. Kemampuan hantar arus
c. Nilai nominal pengaman

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 22


B. MERANCANG PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK TIGA FASA

a. Aktivitas Pembelajaran
Aktifitas pembelajaran dimulai dengan membaca seluruh bagian dari kegiatan pembelajaran ini, disarankan
anda membaca secara berurutan, sehingga anda mengetahui tujuan dan indikator capaian kompetensi. Belajar
dengan menggunakan modul ini dituntut kemandirian dan kejujuran anda terhadap diri sendiri. Beberapa kegiatan
yang juga harus anda lakukan:
1. Membaca dan mempelajari bahan referensi sebagai penunjang materi yang akan diberikan.
2. Apabila ada bagian-bagian yang belum anda kuasai sesuai yang diharapkan, ulangi kembali dengan tidak
tergesa-gesa.
3. Jawablah pertanyaan pada bagian Latihan/Kasus/Tugas pada lembar jawaban dan lembar kerja yang sudah
disediakan
4. Jika anda dapat menjawab pertanyaan pada bagian Latihan/Kasus/Tugas dengan baik, maka anda dapat
melanjutkan pembelajaran ke level berikutnya.

Adapun aktifitas yang dapat anda lakukan pada kegiatan pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
Periksalah panel distribusi daya listrik di sekolahan kalian dan panel kontrol di bengkel kalian, kemudian lakukan
1) Panel dalam keadaan Kerja bertegangan:
a). Tes tegangan pada semua komponen dalam panel distribusi dan panel kontrol
b). Buatlah tabel pengujian/pengamatan yang kalian lakukan

2) Dalam keadaan panel OFF, lakukan


a) Pemeriksaan kontak-kontak terminal komponen
b) Uji tahanan isolasi antara komponen
c) Uji tahanan pentanahan/grounding
d) Buatlah tabel pemeriksaan yang kalian lakukan

b. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menjelaskan fungsi panel distribusi tenaga listrik
2. Menjelaskan prinsip kerja dari komponen panel distribusi tenaga listrik
3. Menjelaskan macam-macam kompenen dan fungsi komponen panel distribusi tenaga listrik
4. Menjelaskan pemasangan instalasi tenaga listrik tiga fase
5. Menjelaskan tata letak komponen panel distribusi tenaga listrik
6. Merencanakan panel hubung bagi distribusi tiga fase instalasi tenaga
7. Memasang panel hubung bagi distribusi tiga fase instalasi tenaga.
8. Melakukan perawatan dan pemeliharaan panel distribusi tenaga listrik
9. Merancang proyek instalasi tenaga listrik sesuai standar PUIL/SNI.

c. Uraian Materi
1. Panel Distribusi Tenaga Listrik.
Untuk mengalirkan energi listrik dari pusat atau gardu induk step down (GI Step down) ke beban Listrik
(konsumen) harus melewati panel daya dan panel distribusi listrik. Panel daya adalah tempat untuk menyalurkan
dan mendistribusikan energi listrik dari gardu listrik step down ke panel-panel distribusinya
Sedangkan yang dimaksud panel distribusi daya adalah tempat menyalurkan dan mendistribusikan energi
listrik dari panel daya ke beban (konsumen) baik untuk instalasi tenaga maupun untuk instalasi penerangan.
Perhatikan gambar diagram satu garis panel daya dan panel distribusi daya listrik dibawah ini.

Gambar 7.1. Diagram satu garis distribusi tenaga listrik

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 23


Panel daya maupun panel distribusi daya merupakan keharusan, hal tersebut akan memudahkan:
 Pembagian energi listrik secara merata dan tepat
 Pengamanan instalasi dan pemakaian listrik
 Pemeriksaan, perbaikan atau pemeliharaan

Untuk itu didalam pembuatan panel harus diperhatikan hal-hal yang penting agar:
 Mudah dilayanai dan aman
 Dipasang pada tempat yang mudah dicapai
 Di depan panel ruanganya harus bebas
 Panel tidak boleh di tempatkan pada tempat yang lembab

Perlu diketahui juga dalam pemasangan instalasi panel ditribusi listrik harus memperhatikan persyaratan sesuai
dengan PUIL.
 Semua penghantar/kabel harus disusun rapi
 Semua komponen harus dipasang rapi
 Semua bagian yang bertegangan harus terlindung
 Semua komponen terpasang dengan kuat
 Jika tejadi gangguan tidak akan meluas
 Mudah diperluas/dikembangkan jika diperlukan
 Mempunyai keandalan yang tinggi

a. Konstruksi
Ada beberapa komponen yang dipasang pada panel distribusi listrik antara lain: Saklar
utama/pemisah, Pengaman Lebur Miniatur Circuir Beaker (MCB) ELCB Saklar Terminal, rel omega, busbar,
yang semuanya berada didalam panel. Rangka bagian depan, atas bawah dan bagian belakang tertutup
rapat, sehinga petugas pelayanan akan terlindung dari bahaya sentuh bagian-bagian aktif. Untuk panel
distribusi tertutup pasangan dalam biasanya pada bagian depan terpasang alat ukur, tombol dan saklar.
Perhatikan Gambar berikut.

Gambar 7.2. Panel Daya Tertutup bentuk almari

Sedangkan konstruksi panel pasangan luar harus memenuhi hal-hal sebagai berikut:
 Rangka terbuat dari bahan yang tahan cuaca luar
 Lubang ventilasi harus dilindungi, agar binatang atau benda–benda kecil serta air yang jatuh tidak
mudah jatuh di dalamnya.
 Semua komponen di dalam panel, yang hanya dapat dilayanai dengan jalan membuka tutup yang
terkunci (ayat 610 c 11 sub 3)
 Rangka panel harus terbuat dari bahan yang tidak dapat terbakar, tahan lembab dan kokoh (610 A1)

Gambar 7.3. Panel harus kuat dan kokoh

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 24


Konstruksi Panel pada ruang lembab:
 Harus berbentuk lemari atau kotak tertutup dengan bahan yang memadai (ayat 821 A5)
 Saluran kabel ditutup dengan paking kedap air

Konstruksi Panel pada ruang berdebu:


 harus dari jenis tertutup dan kedap debu (ayat 823 A2)

Konstruksi Panel pada ruang dengan bahan debu gas korosif:


 rangka dari bahan bahan tahan korosi atau dilindungi sehingga cukup bebas dari korosi dan tertutup
rapat (ayat 824 A1)

Konstruksi Panel pada perusahaan kasar


 berupa lemari hubung bagi yang tertutup dan tahan kerusakan mekanis (ayat 830 A1)
 Jika PHB terbuat dari bahan dan konstruksi biasa harus diberi perlindungan sehingga tahan
gangguan mekanis (ayat 610 B 2)

Konstruksi Panel pada ruang/tempat pekerjaan pem-bangunan,


 Lemari hubung bagi harus diberi perlindungan terhadap percikan air (ayat 845 A6), Perhatikan
gambar sebagai berikut

Gambar 7.4. Panel pada pekerjaan bangunan

b. Penempatan Panel Distribusi


Berdasarkan peraturan (PUIL1987) penempatan kotak hubung bagi adalah:
 Mudah dicapai
 Stinggi-tingginya 1,5 meter dari lantai untuk rumah
 Setinggi-tingginya 1,2 meter dari lantai untuk tempat umum
 Panel distribusi dilarang dipasang pada kamar mandi, kamar kecil, diatas kompor (PUIL 640 b 6)
 Ditempat-tempat untuk pekerjaan kasar dengan adanya gangguan mekanis panel hubung bagi
konstruksinya harus kuat atau diberi perlindungan terhadap mekanis. Panel yang kokoh dengan
pengaman untuk bagian yang bertegangan dan terdapat beberapa pengaman ELCB, MCB, lihat
gambar berikut ini:

Gambar 7.5. Panel dengan dilengkapi pengaman ELCB

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 25


Sedangkan gambar berikut ini contoh Panel yang mempunyai pengaman beberapa kelompok dan harus ada
daftar nomor untuk tiap kelompok untuk melayani tiap ruangan atau beban dan nomor alat pengaman
yang dilayani, sehingga mudah dalam pelaksanaan pemeliharaan dan pengujian. Lihatlah konstruksi panel
yang dilengkapi daftar nomor berikut ini:

Nomor kelompok
Gambar 7.6. Panel dilengkapi dengan daftar nomor pengaman

Gambar 7.7. Panel yang dilengkapi dengan alat ukur

c. Fungsi dan Spesifikasi Beban Panel


Pada sebuah industri yang mempunyai bebrapa bengkel panel daya mapun panel distribusi listrik yang
melayani beban listrik penerangan, yang berupa lampu-lampu penerangan maupun beban-beban listrik
tenaga yang berupa motor-motor listrik sebagai penggerak mesin mesin. Menurut PUIL Panel harus
dipasang sakelar apabila:
 Saluran itu mendistribusikan daya kepada dua motor atau lebih dari dua perlatan listrik tegangan rendah.
Kecuali motor-motor/peralatan itu tidak dalam satu ruangan dan daya masing-masing tidak melebihi 1,5
KW.
 Saluran dihubungkan lebih dari 2 kotak kontak yang masing-masing memiliki kemampuan hantar arus
nominal lebih dari 16 A.
 Saluran sama dengan atau 100 A per fasa

Sebaiknya dalam satu panel yang melayani untuk beban penerangan dan instalasi tenaga terdapat pemisah
saluran. Hal ini dimaksudkan agar gangguan pada mesin tidak mempengaruhi penerangan ditempat itu atau
sebaliknya. Gambar skema dapat diperhatikan dibawah ini:

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 26


Gambar 7.8. Diagram satu garis panel instalasi tenaga

d. Fungsi dan Spesifikasi Komponen Panel


Telah kita ketahui panel berfungsi untuk membagi daya instalasi. Disuatu industri pada umumnya
perlengkapan hubung baginya dibagi atas panel untuk penerangan dan panel untuk tenaga (motor-motor).
Dan pada umumnya panel tenaga diberi pengaman tegangan nol. Dengan terpisahnya panel penerangan
dan tenaga, maka jika terjadi ganguan dari panel tenaga tidak mempengaruhi penerangan. Perhatikan
Gambar diagram sebagai berikut:

Gambar 7.9. Diagram panel tenaga dan penerangan terpisah

Untuk instalasi yang lebih besar dipasang perlengkapan hubung bagi (panel) utama yang memberi
suplai kepada dua panel utama lainnya yaitu panel tenaga dan panel penerangan. Perlengkapan panel ini
juga dilengkapi dengan saklar utama. Dalam penentuan komponen atau perlatan dalam panel seperti sklar,
pengaman, penghantar dan lainya harus disesuaikan dengan peraturan yang berlaku (PUIL).
Sebagai pengaman lainnya panel harus dihubung tanahkan yang berfungsi untuk memperkecil
tegangan sentuh listrik bila terjadi kebocoran isolasi. Besar penampang penghantar harus disesuaikan PUIL.
Guna mengetahui besar tegangan antar fasa, arus dan lainya dapat dengan mudah diketahui maka panel
dilengkapi dengan instrumen pengukur, misalnya Volt meter, ampere meter, lampu indikator.

e. Fungsi Komponen Pada Panel


1) Syarat komponen :
 Jenis komponen harus sesuai dengan penggunaannya
 Kemampuan harus sesuai dengan keperluannya, misalnya: kemampuan sakelar harus sesuai
dengan beban

2) Macam - Macam Komponen


 Sakelar : Jumlah kutub minimun sama dengan jumlah fasa (ayat 630 B1)
 Kemampuan : Minimun sama dengan pengaman lebur, tetapi paling kecil 10 A (ayat 601 D2)

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 27


1 Kutub 16 A
1 Kutub 10 A
1 Kutub 16 A

1 Kutub 10 A
1 Kutub 16 A

3 Kutub 16 A
Gambar 7.10. Diagram saklar masuk dan keluar pada panel

Pada penggunaan saklar utama masuk pada umumnya menggunakan saklar rotari jumlah
kutubnya sesuai fasenya. Saklar ini berfungsi untuk menghubung-kan dan atau memutuskan arus utama
yang masuk ke rangkaian komponen panel. Untuk panel yang besar pada umumnya menggunakan NFB
sekaligus saklar dan pengaman dengan kapasitas arus yang memadai. Konstruksi Saklar utama sebagai
berikut:

Gambar 7.11. Bentuk saklar panel distribusi tenaga listrik

Sedangkan konstruksi No Fuse Breaker (NFB) adalah sebagai berikut:

Gambar 7.12. NFB dengan kapasitas 100 A

3) Pengaman lebur dan pemutus tenaga :


Kemampuan :
 Daya pemutusan harus sama dengan daya hubung pendek/singkat pada tempat kejadian (ayat
630 B9)
 Besarnya pengaman tidak boleh lebih dari KHA kabel yang dilindungi (ayat 412 C2, ayat 412
C5)

Pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan rangkaian apabila ada arus yamg mengalir
dalam rangkaian atau beban listrik melebihi dari kemampuan. Misalnya adanya konsleting dan lainnya.
Pemutus tenaga ada yang untuk satu phase dan ada yang untuk 3 phase. Untuk 3 phase terdiri dari
tiga buah pemutus tenaga 1 phase yang disusun menjadi satu kesatuan. Pemutus tenaga/MCB
mempunyai posisi saat menghubungkan maka antara terminal masukan dan terminal keluaran MCB
akan kontak. Pada posisi saat ini MCB pada kedudukan 1 (ON), dan saat ada gangguan MCB dengan
sendirinya akan melepas rangkaian secara otomatis kedudukan saklarnya 0 (OFF), saat ini posisi
terminal masukan dan keluaran MCB tidak sambung. Gambar dibawah menunjukan MCB saat OFF.

Gambar 7.13. Pemutus tenaga dengan MCB

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 28


4) Alat ukur indikator :
 Harus jelas petunjuk besaran yang diukur, misalnya: ampermeter, Voltmeter (ayat 630 C1)
 Voltmeter untuk mengetahui besarnya tagangan kerja
 Voltmeter penyambungannya harus di paralel dengan yang akan diukur
 Ampermeter berfungsi untuk mengetahui besarnya arus yang mengalir kebeban.
 Amperemeter penyambungannya harus diseri dengan besaran arus listrik yang akan diukur pada
arus yang kecil. Sedangkan untuk arus listrik yang besar diperlukan peralatan listrik transformator
arus.

Gambar 7.14. Konstruksi alat-alat ukur

5) Komponen alat kontrol :


Komponen alat kontrol yang dimaksudkan yaitu: sakelar, tombol, lampu sinyal, sakelar magnet
dan kawat penghubung.

(a) Spesifikasi Alat Kontrol :


 Kemampuan: Sesuai dengan penggunaannya (ayat 630 E1)
 Tanda: Harus mempunyai tanda/warna yang sesuai, misalnya tombol warna merah untuk
mematikan (OFF), tombol warna hijau untuk MENGHIDUPKAN (ON), sehingga memper mudah
petugas pelayanan (ayat 630 E2)

(b) Jenis Alat Kontrol :


 Saklar Tombol
Saklar tombol sering dinamakan tombol tekan (push button), ada dua macam yaitu tombol
tekan normally open (NO) dan tombol tekan normallly close (NC). Konstruksinya tombol tekan
ada beberapa jenis, yaitu jenis tunggal ON dan OFF dibuat secara terpisah dan ada juga yang
dibuat satu tempat. Jenis ini untuk satu tombol dapat untuk ON dan OFF tergantung keinginan
penggunaan nya. Tombol tekan tunggal terdiri dari dua terminal, sedang tombol tekan ganda
terdiri dari empat terminal.

Gambar 7.15. Konstruksi Tombol Push Button

 Lampu Indikator
Lampu tanda/indicator berfungsi untuk memberi tanda bagi operator bahwa panel dalam
keadaan kerja/bertegangan atau tidak. Warna merah sebagai tanda panel dalam keadaan
kerja, maka harus hati-hati. Sedangkan warna hijau bahwa panel dalam keadaan ON arus
mengalir kerangkaian/beban listrik. Lampu indikator ini juga berfungsi sebagai tanda tegangan
kerja 3 phase dengan warna lampu merah, kuning dan hijau.

Gambar 7.16. Lampu indikator pada panel

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 29


 Saklar Magnet
Saklar magnet bekerja berdasarkan magnet listrik. Saklar Magnet terdiri dari kumparan magnet
dan beberapa terminal. Bagian yang penting ialah kontak utama dan kontak bantu. Kontaktor
magnet banyak variasinya diantaranya ada yang dilengkapi dengan 4 kontak utama dan 1
kontak bantu. Kontak utama dengan terminal 1 3 5 untuk disambung pada 2 4 6 yang
disambung kebeban. Kontak bantu dengan kode 13 14 yang berfungsi untuk mengunci saklar
magnet, agar magnet pada kontaktor tetap kerja walaupun tombon tekan ON dilepas.

Gambar 7.17. Konstruksi Kontaktor


 Kabel control :
Minimun 1,0 mm kecuali kabel yang sudah terpasang dalam komponen alat kontrol (ayat 630 E
3)

 Pengaman :
Harus terpisah dari pengaman lain (ayat 630 E4)
1
L1
2
L2
3
L3
4
N
5
PE

1 3 5 N
F0

Tester

2 4 6 N

18 19 20
F5
H1 H2 H3 15

17

1 3 5
S0
F1
2 4 6

S1
1 3 5
K
2 4 6

13
S2 K
14

1 3 5 1 3 5 1 3 5
16
F2 F3 F4
2 4 6 2 4 6 2 4 6 A1
K
A2
6 7 8 9 10 11 12 13 14 17
N

Gambar 7.18. Rangkaian pengaman harus terpisah

 Hantaran dan rel :


Penampang kabel :
Sesuai dengan pengaman yang melindungginya

20 A 2 20 A 2
NYA 2.5 mm ( 0 ) NYA 1.5 mm ( 0 )

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 30


Warna kabel dan rel ( ayat 701 E 1 ) :
 Merah untuk inti ( rel ) Fasa R
 Kuning untuk inti ( rel ) Fasa S
 Hitam untuk inti ( rel ) Fasa T
 Biru untuk inti ( rel ) Netral (N)
 Hijau - kuning inti ( rel ) Pentanahan (PE)

 Bahan dan kemampuan rel :


Dari bahan tembaga atau logam lain yang memenuhi syarat penghantar listrik (ayat 630 D1)
Kemampuan harus sesuai dengan arus yang mengalir (Lihat PUIL 2000 daftar 630-1)

 Penggunaan rel (ayat 630 D3) :


Sedapat mungkin PHB menggunakan rel kecuali :
(1). Penghantar dibelakang pengaman mempunyai kemampuan dibawah 63 A.
(2). Penghantar penghubung yang dipasang dibelakang atau pada dinding PHB.
(3). Saluran pembantu , saluran sinyal dan saluran untuk pengukuran.

 Terminal :
Untuk mempermudah penyambungan saluran masuk dan keluar agar teratur dan aman, harus
menggunakan terminal (ayat 601 A4)
(1). Bahan dari tembaga atau logam yang memenuhi standar (ayat 630 F 1)
(2). Kemampuan minimun sama dengan kemampuan sakelar dari rangkaian yang
bersangkutan (ayat 630 F 3)

f. Koordinasi Penghantar Dengan Pengaman Beban/Daya Motor


Supaya mesin yang dijalankan oleh motor listrik dapat berjalan dengan baik dan aman serta efissien
tinggi maka pemilihan/penentuan penghantar, alat pengaman dan lainya harus dipilih sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan keadaan beban motornya. Untuk hal tersebut setiap pemasangan instalasi motor
listrik harus ditentukan:
 Jensi kabel yang sesuai
 Kemampuan hantar arus
 Nilai nominal pengaman beban.
(1) Menentukan Jenis Kabel
Dalam menentukan kabel penghantar listrik harus diperhatikan:
 Dari segi kelistrikan harus sesuai dengan peraturan yang berlaku (PUIL).
 Dari segi keandalan tahan terhadap gangguan mekanis, panas, lembab dan lain sebagainya.
 Dari segi rugi tegangan tidak melebihi 2% untuk penerangan dan 5% untuk instalasi tenaga.

(2) Menghitung Kemampuan Penghantar


Faktor yang harus diperhatikan dalam memilih penghantar:
a. Ukuran penampang penghantar
Ukuran yang dipilih untuk melayani instalasi motor listrik minimum penghantar tersebut harus dapat
dialiri arus sebesar 125% x arus nominal (beban penuh). Untuk penampang penghantar
pencabangan/pengisi harus mampu dialiri arus sebesar 125% x arus nominal dari motor terbesar
ditambah arus beban penuh motor-motor yang lainnya.

b. Ukuran panjang penghantar


Kerugian yang diijinkan untuk instalasi tenaga hanya 5%, maka harus dicek besar kerugiannnya.
Sedangkan panjang penghantar ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
L=Ur.A/2.In.ρ untuk ac 1 fasa
L=Ur.A/√3.In.ρ untuk ac 3 fasa

c. Sedangkan untuk menentukan arus nominal sebagai berikut:

Untuk arus bolak - balik satu fasa :


P
In=
V x Cos 

Untuk arus bolak - balik tiga fasa :


P
In =
3 x V x Cos 

Untuk arus searah :


P
In =
V

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 31


(3) Menentukan besar Nilai Nominal pengaman Beban
Yang dimaksud dengan nilai nomilal pengaman beban adalah berupa alat pemutus arus yang
dapat menahan besarnya arus pengasut pada saat motor mulai jalan. Besarnya nilai nominal
pengaman beban bergantung dari:
 Macam dan jenis motor yang diamankan dimana setiap motor mempunyai arus asut yang
berbeda
 Macam dan jenis alat pengasutnya

Adapun cara untuk menentukan nilai nominal pengaman beban adalah


IA = k. In
IA = Nilai arus yang menyebabkan bekerjanya gawai pengaman arus lebih dalam waktu
maksimal 5 detik (A)
In = Nilai arus nominal pengaman (A)
k = factor karakteristik pengaman

Untuk menghitung besaran arus nominal dari komponen-komponen instalasi motor listrik sesuai dengan
gambar di atas adalah sebagai berikut :

a. Pengaman utama.
Untuk pengaman utama dapat digunakan Sekring, MCCB atau NFB yang fungsinya adalah
mengamankan seluruh instalasi dari arus listrik akibat hubung singkat yang besar arus nominalnya
maksimum:
I = 250 % . I terbesar + I cabang 1 + I cabang... ( besar maksimum ).

b. Pemisah utama.
Untuk pemisah utama dapat digunakan saklar TPST atau sejenisnya. Saklar ini bekerja saat beban
belum beroperasi, sehingga besar arus nominalnya dapat minimal :
I = 115 % . I terbesar + I cabang 1 + I cabang .. ( besar minimum )

c. Pengaman cabang.
Untuk pengaman cabang dapat digunakan MCB atau sejenisnya, yang gunanya untuk
mengamankan instalasi cabang dari kelebihan arus akibat hubung singkat yang besar nominalnya
adalah:
I = 250 % . I nominal motor. ( besar maksimum ).

d. Pemisah cabang.
Untuk pemisah cabang dapat digunakan saklar TPST atau sejenisnya yang gunanya adalah untuk
memutuskan rangkaian motor listrik saat tidak beroperasi, sehingga besar arus nominalnya adalah:
I = 115 % . I nominal motor. ( besar minimum ).

e. Pengontrol motor listrik.


Untuk pengontrol motor listrik biasanya digunakan kontaktor magnet. Pengontrolan dapat
menggunakan satu buah kontaktor magnet, atau menggunakan beberapa buah kontaktor magnet
sesuai dengan jenis/fungsi pengontrolan motor listrik tersebut. Besar arus nominal kontak
pengontrol adalah:
I = 125 % . I nominal motor. ( besar minimum ).

f. Pengaman motor listrik.


Agar motor terhindar dari kerusakan akibat arus lebih yang mengalir melalui kumparan motor
listrik, maka digunakan pengaman motor. Untuk pengaman motor yang paling sederhana adalah
menggunakan Thermal Over load Relay ( TOR ). Motor yang harganya mahal biasanya
menggunakan beberapa pengaman seperti : pengaman dari panas lebih, tegangan lebih, frekuensi
lebih, keseimbangan tegangan. Besar nominal pengaman motor listrik akibat arus lebih adalah:
I = 100 % sampai 110 % . I nominal motor. ( besar maksimal ).
Besar arus nominal motor listrik dapat dilihat pada nameplat motor listrik tersebut atau dapat juga
dihitung dengan menggunakan rumus :
746 𝑥 𝑝
𝐼𝑛 = 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒 (𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑃 = 𝐻𝑃)
𝜂 𝑥 𝑉 𝑥 cos 𝜑

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 32


(4) Menentukan Pengawatan Pada panel
Kabel untuk pengawatan suatu panel biasanya digunakan jenis NYA. Sedangkan ukurannya
harus dipilih sedemikian rupa gingga penghantar tersebut mampu dialiri arus listrik minimum 125% kali
arus beban penuh.
Penghantar cabang/pengisi ukuran penampang harus mampu melewatkan arus 125 % dari arus
beban penuh dari salah satu beban yang terbesar ditambah arus beban penuhbeban-beban lainnya.
Demikian juga berlaku untuk pengaman untuk komponen lainnya, pengaman atau penghubung, misal
motor 30 HP tegangan 380 Volt arus beban 38,4 A setelah dianalisa penampang penghantarnya 16
mm2 alat pengaman/penghubung 60 A.

Menata Penghantar maupun pengaman pada panel dalam menentukan ukuran maupun tata
letak komponen dan penghantar tidak lepas dari bagaimana cara mencabangkan/ mengelompokan
beban-beban tersebut. Lihat gambar sebagai berikut:

Gambar 7.19. Rangkaian pengelompokan beban

Dari pengelompokan tersebut ukuran penampang penghantar mapun pengaman/ penghubung cabang I,
cabang II dan Cabang III ukurannya sama yaitu penampang penghantar masing-masing 16 mm2 dan alat
pengaman/ penghubung masing-masing 60 A
Pada titik pengisi penampang penghantarnya 95 mm2 jenis NSYA pemutus canai digunakan 250 A.
Gambar tata letak komponen pada panel daya listrik:

Gambar 7.20. Rangkaian pengawatan dalam panel Tenaga Listrik

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 33


2. Perancangan Proyek PHB
Agar dapat mensuplai daya listrik ke konsumen seperti untuk rumah tangga, bangunan gedung, bangunan
komersial, dan lain-lain, maka PHB harus direncanakan menurut persyaratan operasinya. Pada proyek pembuatan
PHB ini, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Kondisi Lingkungan dan Pemasangan
Kondisi lingkungan dimana PHB akan dipasang dan cara pemasangannya adalah suatu hal yang perlu
diperhitungkan dalam perencanaan PHB, untuk itu hal-hal seperti tersebut di bawah ini dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam perencanaan PHB :
 Kekuatan mekanis
 Temperatur disekeliling tempat pemasangan PHB dan kondisi iklim
 Pengaruh korosi
 Cara pemasangannya
 Jenis PHB
 Penutup dan pintu PHB (transparan atau tidak)
 Maksimum ukuran dari PHB
 Saluran kabel
 Metode perakitan

b. Kondisi Kelistrikan dan Daya


Untuk perencanaan proyek, diagram satu garis mesti ada, dan sebagai tambahan kondisi kelistrikan dan
data-data yang diperlukan harus diketahui, seperti :
 Tegangan operasi dan frekuensi
 Rel (kemampuan hantar arus, dan jumlahnya)
 Besar arus hubung singkat pada lokasi pemasangan PHB
 Posisi kabel saluran masuk (dari atas, bawah, atau sisi) jenis kabel, ukuran luas penampang kabel, jumlah
kabel dan intinya
 Jumlah saluran keluar dan data-data setiap komponen (kontraktor, MCB, sekering, dsb) rating daya,
arus, rentang setting overload dsb.
 Posisi saluran keluar (ke atas, ke bawah, atau ke samping) ukuran luas penampang kabel, jumlah
kabel dan intinya.

Untuk lebih jelas dan lengkap tentang persyaratan-persyaratan perencanaan PHB dapat mengacu pada
standar PUIL, SPLN, IEC atau standar lain yang telah diakui secara nasional maupun internasional.

c. Alat Bantu Perencanan Proyek


Untuk memudahkan pekerjaan dalam perencanaan proyek pembuatan PHB ini perlu didukung dengan alat
bantu berupa :
 Katalog
 Spesifikasi data perencanaan proyek
 Perhitungan standar
 Peralatan gambar untuk keperluan desain

d. Perencanaan Proyek
Didasarkan pada perencana proyek akan memilih jenis PHB yang cocok sesuai dengan aplikasi dan tentu saja
pertimbangan aspek ekonomi dan teknisnya. Berikut ini contoh dari langkah-langkah perencanaan dari mulai
diagram satu garis sampai dengan membuat sket PHB yang diperlukan (jenis PHB yang dipakai adalah PHB
box).
Berdasarkan pada diagram satu garis (gambar 4.21) maka langkah perencanaan dilakukan dengan
menggambar sket PHB dengan ukuran yang telah diskala, penggambaran dapat menggunakan sablon atau
software komputer dan secara langsung menggambar dengan berpedoman pada buku katalog dari pembuat
komponen PHB.

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 34


Gambar 7.21. Sketsa Perencanaan PHB

D. Rangkuman
 Panel distribusi tenaga listrik berfungsi untuk menyalurkan dan mendistribusikan energi listrik dari panel daya ke
beban (konsumen) baik untuk instalasi tenaga maupun untuk instalasi penerangan.
 Dengan adanya panel distribusi daya listrik akan memudahkan dalam:
(a) Pembagian energi listrik secara merata dan tepat
(b) Pengamanan instalasi dan pemakaian listrik
(c) Pemeriksaan, perbaikan atau pemeliharaan
 Untuk itu didalam pembuatan panel harus diperhatikan hal-hal yang penting agar:
 Mudah dilayanai dan aman
 Dipasang pada tempat yang mudah dicapai
 Di depan panel ruanganya harus bebas
 Panel tidak boleh di tempatkan pada tempat yang lembab
 Komponen panel distribusi daya baik dalam memilih bahan dan tata letak harus mengikuti aturan standar yang
berlaku yaitu PUIL

E. Latihan/Kasus/Tugas Latihan 4:
Petunjuk:
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut secara singkat dan jelas !
1. Jelaskan fungsi Panel distribusi daya listrik !
2. Sebutkan macam panel daya listrik
3. Jelaskan alasannya, instalasi tenaga dan instalkasi penerangan harus terpisah dan gambarkan diagram
kelistrikannya
4. Jelaskan ketentuan-ketentuan tentang panel menurut PUIL!
5. Jelaskan menagapa instalasi tenaga dan instalasi penerangan disatukan!
6. Sebutkan konstruksi panel distribusi daya listrik
7. Sebutkan lima jenis kabel yang digunakan dalam pemasangan panel daya listrik!
8. Sebutkan empat hal penting untuk memilih kontaktor!
9. Berikan kode terminal jenis kontak bantu!

F. Kunci Jawaban Latihan 3:


1. Panel distribusi daya adalah tempat menyalurkan dan mendistribusikan energi listrik dari panel daya ke beban
(konsumen) baik untuk instalasi tenaga maupun untuk instalasi penerangan.
2. Panel daya terdiri dari:
- Panel Utama / MDP : Main Distribution Panel
- Panel Cabang / SDP : Sub Distribution Panel
- Panel Beban / SSDP : Sub-sub Distribution Panel

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 35


3. Dengan terpisahnya panel penerangan dan tenaga, maka jika terjadi ganguan dari panel tenaga tidak
mempengaruhi penerangan dan sebaliknya jika terjadi ganguan dari panel penerangan tidak mempengaruhi
tenaga.
4. Panel ditribusi listrik harus memperhatikan persyaratan sesuai dengan PUIL antara lain:
a) Semua penghantar/kabel harus disusun rapi
b) Semua komponen harus dipasang rapi
c) Semua bagian yang bertegangan harus terlindung
d) Semua komponen terpasang dengan kuat
e) Jika tejadi gangguan tidak akan meluas
f) Mudah diperluas/dikembangkan jika diperlukan
g) Mempunyai keandalan yang tinggi
5. Tidak boleh, karena antara rangkaian instalasi tenaga dan instalasi penerangan harus dipisahkan, hal ini agar tidak
saling ketergantungan satu dengan yang lain.
6. Konstruksi panel distribusi daya listrik adalah panel tertutup dan panel terbuka
7. Lima jenis kabel yang digunakan dalam pemasangan panel daya listrik yaitu : NYA NYAF, NSYA NSAF, NYM
NYBUY, NYMHY, NYMT, Si A, Si AF, Si AFUL, Si NH
8. Empat hal penting untuk memilih kontaktor
a) Tegangan kerja.
b) Besarnya daya.
c) Kemampuan hantar arus (kontaknya).
d) Jumlah kontak bantu yang dimiliki.
9. Penulisan kode pada kontaktor utama dan termo relai diartikan sebagai berikut
a) Kontaktor fungsi utama.
b) Konstruksi dan kemampuan hantar arus (A).
c) Tegangan kerja kontak (V).
d) Jumlah kontak bantu (NO/NC).

G. Umpan Balik/Tindak Lanjut


Bandingkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang tersedia. Hitunglah jumlah jawaban yang benar. Kemudian
gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi kegiatan belajar.

JumlahJawabanbenar
Nilai Akhir =  100%
10
Jika anda mencapai tingkat penguasaan 75 % keatas, anda dapat meneruskan ke modul berikutnya. Tetapi bila
tingkat penguasaan anda masih dibawah 75 %, anda harus mengulangi kegiatan belajar ini.

H. Tes Praktik (Proyek)


Buat proyek Perancangan PHB 3 Fasa dengan ketentuan sebagai berikut:
Tugas yang akan diberikan adalah berupa proyek pembuatan PHB untuk konsumen kecil dengan kapasitas 63A. PHB
yang akan digunakan adalah jenis selungkup terbuat dari bahan isolasi dengan ukuran 745 mm x 535 x 300 mm. PHB
ini digunakan untuk melayani distribusi daya listrik seperti terlihat pada gambar diagram satu garis di bawah.

63 A

25 A 16 A 16 A 10 A

3x 2x 12x 7x

Gambar 7.22. Sketsa Perencanaan PHB

Adapun tugas yang harus anda lakukan adalah :


1. Membuat gambar tata letak komponen pada PHB (gambar di skala)
2. Membuat daftar kebutuhan komponen utama dan asesories PHB yang diperlukan
3. Apabila pada poin 1 dan 2 telah selesai dan disetujui, lakukan pemasangan komponen
4. Kemudian pengawatan komponen
5. Dan yang terakhir pengujian dan uji coba pengoperasian PHB.

== Selamat Berkarya ==

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 36


C. KOTAK KONTAK
a. Pengertian Kotak Kontak
Kotak kontak atau biasa juga disebut Stopkontak adalah salah satu komponen listrik yang berfungsi sebagai
tempat untuk mendistribuskan energi listrik ke beban. Beban yang dimaksud yaitu televisi, radio, rice cooker,
mesin cuci dan alat elektronik lainnya. Stopkontak ini juga biasa disebut dengan kotak kontak. stopkontak memiliki
pasangan yaitu tusuk kontak yang biasa disebut juga dengan steker (colokan).

Bentuk Fisik Simbol Skema Hubungan

Gambar 8.1

b. Jenis-Jenis Kotak Kontak


a) Kotak Kontak Biasa (KKB)
KKB (kotak kontak biasa) merupakan kotak kontak yang dipasang untuk digunakan sewaktu-waktu (tidak
secara tetap) bagi peranti listrik jenis apa pun yang memerlukannya, asalkan penggunaannya tidak melebihi
batas kemampuannya.
Stop kontak ini digunakan untuk instalasi rumah dengan daya listrik relatif kecil.
Stopkontak biasa ini lebih banyak digunakan daripada stop kontak khusus dalam pemasangan instalasi
rumah.
Stopkontak dibagi atas beberapa macam berdasarkan bentuknya, yaitu stop kontak biasa, stop kontak dengan
hubungan tanah, dan stopkontak tahan air/tetesan.
Sedangkan berdasarkan pemasangannya, stopkontak dibagi menjadi dua jenis yaitu stopkontak yang dapat
ditanam dalam dinding dan stopkontak yang dipasang di permukaan dinding.

b) Kotak Kontak Khusus (KKK)


Stopkontak khusus atau biasa disebut juga dengan KKK (kotak kontak khusus) merupakan Kotak kontak yang
dipasang khusus untuk digunakan secara tetap bagi suatu jenis peranti listrik tertentu yang diketahui daya
maupun tegangannya.
Stopkontak khusus ini merupakan stopkontak yang mempunya keamanan (sefety) dari jangkaun anak-anak.
Stopkontak ini digunakan untuk instalasi rumah dengan daya listrik yang relatif besar. Stopkontak ini dipasang
beberapa buah dalam pemasangan instalasi rumah dibanding dengan stopkontak biasa. Contoh
pemasangannya yaitu untuk menyuplai listrik pada air conditioner (AC) atau water heater. Stopkontak khusus
dibagi menjadi dua jenis berdasarkan cara dan bentuk pemasangannya, yaitu stopkontak khusus dapat
dipasang di luar dinding atau ditanam di dalam dinding.

c. Ketentuan Dalam Pemasangan Kotak Kotak


a) Kotak kontak dengan kontak proteksi tidak boleh terpasang tanpa penghantar proteksi;
b) Dalam ruang yang dilengkapi dengan kotak kontak dengan kontak proteksi atau perlengkapan listrik yang
proteksinya memakai penghantar proteksi, tidak boleh dipasang kotak kontak tanpa kontak proteksi dan
perlengkapan listrik tanpa penghantar proteksi, kecuali kotak kontak untuk tegangan ekstra rendah dan
separasi listrik;

Penempatan kotak kontak dari lantai tingginya 1,25 meter (lihat gambar 2.6), kalau kotak kontak dipasang dibawah
minimum 20 cm dari lantai. tinggi kotak kontak ini didasarkan tinggi rata-rata manusia Indonesia 1,65 meter.

Kotak kontak yang terpasang dibawah harus mempergunakan tutup atau berulir, hal ini digunakan untuk
menghindari bahaya terhadap anak kecil.

1,25 meter

Gambar 8.2

Penempatan kotak kontak, jangan dekat pintu atau dekat sakelar karena berbahaya pada saat mengoperasikan
sakelar dengan kondisi gelap, yang terpegang bukan sakelar tetapi kotak kontak. Sebaiknya penempatannya
disesuaikan dengan penempatan peralatan listrik, yang membutuhkan kotak kontak tersebut.

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 37


D. PENGHANTAR
a. Pengertian Penghantar
Penghantar terdiri dari dua jenis yaitu:
a) Kawat
Kawat adalah penghantar tanpa dilapisi bahan isolasi (penghantar telanjang) yang terbuat dari Cu, AL
sebagai contoh BC, BCC, A2C, A3C, ACSR.

b) Kabel
Kabel adalah penghantar yang dilapisi dengan bahan isolasi (penghantar berisolasi) ada yang berinti tunggal
atau banyak, ada yang kaku atau berserabut, ada yang dipasang di udara atau di dalam tanah, dan masing-
masing digunakan sesuai dengan kondisi pemasangannya. Sebuah kabel listrik terdiri dari isolator dan
konduktor. Isolator adalah bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari karet atau plastik,
sedangkan konduktor terbuat dari serabut tembaga atau tembaga pejal.
Kabel instalasi yang biasa digunakan pada instalasi penerangan dan tenaga, jenis kabel yang banyak
digunakan dalam instalasi rumah tinggal untuk pemasangan tetap ialah NYA dan NYM. Pada
penggunaannya kabel NYA menggunakan pipa untuk melindungi secara mekanis ataupun melindungi dari air
dan kelembaban yang dapat merusak kabel tersebut.

b. Jenis-jenis Kabel
Ada berbagai macam bahan yang digunakan untuk membuat kabel, yang membedakan adalah sifat
konduktansi dari beberapa bahan tersebut. Khusus untuk penghantar yang digunakan pada instalasi listrik
penerangan dan tenaga, bahan yang paling sering digunakan adalah jenis logam tembaga.
Konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis kecil, berikut tabel tahanan jenis dari beberapa
bahan penghantar:

Tabel 9.1. Tahanan jenis penghantar

Nama Bahan Tahanan Jenis


Perak 0,016
Tembaga 0,0175
Cobalt 0,022
Emas 0,022
Alumunium 0,03
Molibdin 0,05
Wolfram 0,05
Seng 0,06
Kuningan 0,07
Nikel 0,079
Platina 0,1
Nikeline 0,12
Timah putih 0,12
Baja 0,13
Vanadium 0,13
Bismuth 0,2
Mangan 0,21
Timbel 0,22
Duraluminium 0,48
Manganin 0,48
Konstanta 0,5
Air raksa 0,958

Penggunaan tembaga sebagai penghantar yang sering digunakan adalah dengan pertimbangan bahwa
tembaga merupakan bahan yang mempunyai daya hantar yang baik kedua setelah perak namun dengan harga yang
lebih terjangkau. Berdasarkan konstruksinya, penghantar diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Penghantar Pejal (Solid)


Penghantar berukuran diameter maksimal sampai 10 mm2 yang berbentuk kawat pejal. Batas ukuran maksimal tersebut
dimaksudkan untuk mempermudah penggulungan maupun pemasangan.

Gambar 9.1 Penghantar Pejal

2. Penghantar Berlilit (Stranded)


Penghantar yang terdiri dari beberapa kawat yang saling berlilitan dengan ukuran diameter 1 mm2 – 500 mm2

Gambar 9.2 Penghantar berlilit

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 38


3. Penghantar Serabut (Fleksibel)
Penghantar berupa serabut fleksibel, biasanya digunakan di tempat-tempat yang sulit dijangkau dan sempit, alat-alat ukur
listrik, alat-alat portabel, dan pada kendaraan bermotor. Ukuran kabel serabut ini antara 0,5 mm2 - 400 mm2

Gambar 9.3. Penghantar serabut

4. Penghantar Persegi (Busbar)


Penghantar berupa logam tanpa isolasi berbentuk persegi empat yang berfungsi sebagai rel-rel pembagi atau rel
penghubung. Penghantar ini biasanya terdapat pada papan hubung bagi (PHB).

Gambar 9.4 Penghantar Persegi (Busbar)

Selain dari konstruksinya, kabel juga diklasifikasikan berdasarkan jumlah penghantar dalam satu kabel, berikut
klasifikasinya:

1. Penghantar Simplex
Kabel yang berisi satu buah penghantar saja yang berfungsi untuk menghantarkan satu jenis aliran saja, misalkan untuk
penghantar fasa saja atau netral saja. Contoh dari penghantar ini adalah kabel NYA 0,75 mm2 dan NYAF 1,5 mm2

2. Penghantar Duplex
Kabel yang berisi dua buah penghantar yang dapat mengalirkan 2 buah aliran sekaligus, misalkan dua buah fasa yang
berbeda atau aliran fasa dengan netral. Kabel ini berupa dua buah penghantar dengan masing-masing penghantar
dipisahkan dengan isolasi dan diikat menjadi satu menggunakan selubung. Contoh dari penghantar ini adalah kabel
NYM 2x1,5 mm2 dan NYY 2x1,5 mm2.

3. Penghantar Triplex
Kabel yang berisi tiga buah penghantar yang dapat mengalirkan 3 buah aliran sekaligus, misalkan 3 buah fasa (R,S,T) atau
mengalirkan fasa, netral, dan grounding. Kabel ini berupa tiga buah penghantar dengan masing-masing penghantar
dipisahkan dengan isolasi dan diikat menjadi satu menggunakan selubung. Contoh dari penghantar jenis ini adalah NYM
3x1,5 mm2 dan NYY 3x1,5 mm2.

4. Penghantar Quadruplex
Kabel yang berisi empat buah penghantar yang dapat mengalirkan 4 buah aliran sekaligus, misalkan 3 buah fasa dan
netral atau 3 buah fasa dan grounding. Penghantar Quadruplex ada yang berupa penghantar pejal, berlilit, ataupun
serabut. Kabel ini berupaempatbuahpenghantardenganmasing-masingpenghantardipisahkandengan isolasi dan diikat
menjadi satu menggunakan selubung. Contoh dari penghantar jenis ini adalah NYM 4x1,5 mm2 dan NYMHY 4x1,5
mm2.

Dari klasifikasi di atas kabel listrik kemudian dibedakan menjadi beberapa jenis, untuk seorang tekniksi
khususnya dibidang kelistrikan kita wajib mengetahui beberapa jenis kabel yang biasa digunakan pada kehidupan
sehari-hari maupun pada instalasi tertentu, berikut jenis-jenis kabel yang ada di pasaran:

1. Kabel NYA
Jenis penghantar berinti tunggal dengan lapisan bahan isolasi PVC satu lapis, kabel jenis ini adalah jenis kabel yang paling
sering digunakan pada instalasi listrik rumah. Kode warna isolasi kabel ini ada yang merah, kuning, biru, dan hitam
sesuai dengan persyaratan umum instalasi listrik (PUIL).

Kalebihan : Memiliki kabel inti tunggal yang mudah dan sederhana pada instalasi kabel listrik, sehingga jika
ada tarikan kabel tertentu bisa dengan mudah dilakukan. Harga kabel NYA juga lebih terjangkau.
Kekurangan : Lapisan isolasi PVC hanya terdiri dari satu lapis dan tidak tahan terhadap gigitan hewan pengerat
seperti tikus dan mudah cacat terhadap factor cuaca hujan atau panas. Untuk menghindari
kerusakan tersebut, gunakan saluran pipa PVC untuk melindungi jalur jaringan kabel dan
dipasang di udara yang jauh dari jangkauan.

Gambar 9.5 Kabel NYA


(Sumber: https://skemaku.com/mari-mengenal-jenis-jenis-kabel-listrik-beserta-kegunaannya/)
Nomenklatur kabel NYA

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 39


NYA
N = Kabel inti tembaga
Y = Isolasi PVC
A = Kabel tunggal
Kabel NYA adalah kabel dengan inti tembaga tunggal berisolasi PVC satu lapis (450v-750v)

2. Kabel NYM
Jenis penghantar yang memiliki inti lebih dari satu, biasanya digunakan pada instalasi gedung atau bangunan yang
tertanam pada dinding. Jumlah inti dari kabel jenis NYM ini adalah 2,3, dan 4 dengan masing-masing inti dipisahkan
dengan isolasi kemudian keempatnya diikat menjadi satu dengan selubung isolasi PVC. Karena lapisan isolasinya yang
lebih banyak dari kabel jenis NYA maka kabel jenis NYM ini kebih aman untuk digunakan sebagai bahan instalasi pada
gedung atau bangunan.
Kelebihan : Memiliki Isolasi sebanyak 2 lapis, sehingga tingkat keamanan lebih baik dari kabel NYA. Kabel ini
dapat digunakan pada area yang kering maupun basah,.
Kekurangan : Penggunaan kabel ini tidak dapat ditanam langsung ke tanah dan untuk harganya lumayan
mahal.

Gambar 9.6 Kabel NYM


(Sumber: https://skemaku.com/mari-mengenal-jenis-jenis-kabel-listrik-beserta-kegunaannya/)

Nomenklatur kabel NYM


NYM
N = Kabel inti tembaga
Y = Isolasi PVC
M = Inti kabel lebih dari satu
Kabel NYM adalah kabel dengan inti tembaga berisolasi PVC, dengan inti lebih dari satu, dan berisolasi
PVC di bagian luar (300v-500v).

3. Kabel NYY
Secara konstruksi dan jumlah penghantarnya kabel NYY hampir sama dengan kabel NYM bedanya adalah pada jenis
isolasinya. Kabel NYY didesain untuk penggunaan instalasi bawah tanah ataupun outdoor di segala kondisi. Bahan
isolator kabel NYY didesain lebih kuat dan kaku dari pada jenis NYM. Selain itu bahan isolatornya juga dibuat anti
gigitan tikus.
Walaupun bahan isolatornya yang sudah kuat akan tetapi untuk lebih amannya dalam penggunaan kabel ini sangat
direkomendasikan untuk menggunakan pelindung lagi seperti pipa PVC ataupun pipa besi terutama apabila digunakan
pada aliran listrik tegangan tinggi.
Kelebihan : Kabel ini memiliki ketahanan yang sangat tinggi dan lebih aman, serta kabel bisa ditanam
dibawah tanah.
Kekurangan : Harga cukup mahal.

Gambar 9.7 Kabel NYY


(Sumber: https://skemaku.com/mari-mengenal-jenis-jenis-kabel-listrik-beserta-kegunaannya/)
Nomenklatur kabel NYY
NYY
N = Kabel inti tembaga
Y = Isolasi PVC
Y = Selubung luar Isolasi PVC
Kabel NYY adalah Kabel dengan inti tembaga berisolasi PVC, dengan inti kabel tunggal atau lebih dari
satu, dengan selubung luar PVC (0,6kv-1kv).

4. Kabel NYAF
Sebuah penghantar yang memiliki inti serabut dari tembaga fleksibel berisolasi PVC. Kabel NYAF biasa digunakan pada
instalasi panel yang memerlukan fleksibiitas tinggi. Kabelnya yang fleksibel memudahkan untuk digunakan pada
instalasi yang banyak belokan-belokan tajam. Kabel ini direkomendasikan untuk instalasi dalam kabel kotak distribusi pipa
atau di dalam kabel duct.

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 40


Kelebihan : Memiliki inti penghantar tembaga berserabut sehingga mudah dalam instalasi.
Kelemahan : Tidak disarankan digunakan untuk area dalam kondisi lembab,basah serta terkena pengaruh
cuaca langsung.

Nomenklatur kabel NYAF


NYAF
N = Kabel inti tembaga
Y = Isolasi PVC
A = Kabel tunggal
F = Penghantar kawat halus (Serabut)
Kabel NYAF adalah kabel dengan inti tembaga serabut (Fleksibel), dengan inti tunggal (satu), berisolasi
PVC satu lapis (450v-750v).

Gambar 9.8 Kabel NYAF


(Sumber: https://skemaku.com/mari-mengenal-jenis-jenis-kabel-listrik-beserta-kegunaannya/)

5. Kabel NYMHY
Kabel jenis ini banyak digunakan untuk instalasi rumah tangga kelas kecil, kabel ini tidak direkomendasikan untuk instalasi
rumah atau gedung di atas 900 watt. Kabel NYMHY terdiri dari beberapa kabel inti serabut yang dilapisi dengan isolasi
PVC.

Kelebihan : Instalasi kabel mudah karena inti berbentuk serabut.


Kelemahan : Tidak cocok digunakan di luar ruangan.

Gambar 9.9 NYMHY


(Sumber: https://skemaku.com/mari-mengenal-jenis-jenis-kabel-listrik-beserta-kegunaannya/)

Nomenklatur kabel NYMHY


NYMHY
N = Kabel inti tembaga
Y = Isolasi PVC
M = Inti kabel lebih dari satu
H = Kabel Fleksibel (Serabut)
Y = Selubung luar Isolasi PVC
Kabel NYMHY adalah Kabel dengan inti tembaga serabut (Tembaga Fleksibel) berisolasi PVC, dengan
inti kabel lebih dari satu dan berselubung isolasi PVC (300v-500v)

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 41


DAFTAR PUSTAKA

Harten. P. Van, Setiawan. E. ir. Instalasi Listrik Arus Kuat I dan II. Binacipta, Bandung
Sugandi, Imam.,2001. dkk. Panduan Instalasi Listrik untuk Rumah Berdasarkan PUIL 200.Yayasan Usaha Penunjang
Tenaga Listrik: Jakarta
Kasatkin, A., .1960. Basic Electrical Engineering. Peace Publisher, Moscow,.
Klockner, Muller, Automatisieren und Energie verteilen Schaltungbuch. Deutchland:Postfach,
Miftahu Soleh, Sudaryono, Agung S, Sistem Pneumatik dan Hidrolik, BSE, 2009.
Pakpahan, F. Masse. 1997. Rangkaian Kontrol Magnetik. Bandung. Instalasi Listrik TEDC
PPPG Teknologi Bandung.2006. Electrical Machine Control,

[ Instalasi Tenaga Listrik ] 42

Anda mungkin juga menyukai