Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENYERAH TERKENDALI

Oleh :

Ati nursari (11414780)


Agung risky(10414485)
Kennedy(15414812)
KELAS 3IB01-A

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016/2017
PENYEARAH TERKENDALI ( KONVERTER )
Penyearah terkendali (controlled rectifier) atau sering juga disebut dengan konverter
merupakan rangkaian elektronika daya yang berfungsi untuk mengubah tegangan sumber
masukan arus bolak-balik dalam bentuk sinusoida menjadi tegangan luaran dalam bentuk
tegangan searah yang dapat diatur/ dikendalikan Penyearah terkendali yang paling sederhana
adalah menggunakan Silicon Controlled Rectifier (SCR) atau lebih dikenal dengan istilah
Thyristor. SCR merupakan salah satu komponen power electronic yang sudah umum digunakan
sebagai saklar (switch). Pada dasarnya prinsip kerja mirip dengan transistor untuk daya yang
rendah, perbedaannya adalah SCR ini dapat digunakan pada Tegangan dan arus besar (daya
besar).

Seperti telah diketahui bahwa pada penyearah dengan dioda sebagai komponen
pensakelaran akan menghasil tegangan keluaran yang tetap. Dalam hal ini untuk mengendalikan/
mengatur tegangan keluaran penyearah hanya dapat dilakukan dengan menggunakan komponen
pensakelaran yang memungkinkan untuk mengatur tegangan fasa keluaran.Tegangan keluaran
dari penyearah ini dapat diatur/ dikendalikan dengan menvariasikan besarnya sudut perlambatan
penyalaan dari komponen thyristor.

Komponen pensakelaran thyristor dinyalakan dengan cara memberikan tegangan pulsa


sesaat (Vg) yang cukup pada kaki gate. Sementara proses pemadamannya dilakukan dengan
pemadaman secara natural, yaitu pemadaman dengan cara memberikan tegangan arah balik
Vak(-) pada thyristor pada saat arus anoda katoda tepat sama dengan nol.Penyearah terkendali
biasa juga disebut dengan converter ac-dc terkendali dan digunakan secara luas untuk keperluan
industri.

Jenis sumber tegangan masukan untuk mencatu rangkaian konverter dapat digunakan
tegangan bolak-balik satu fasa maupun tiga fasa. Konverter satu fasa merupakan rangkaian
penyearah daya dengan sumber masukan tegangan bolak-balik satu fasa, sedangkan konverter
tiga fasa rangkaian penyearah daya dengan sumber masukan tegangan bolak-balik tiga fasa.
Berbeda dengan penyearah daya, dalam rangkaian konverter dapat dilakukan dalam bentuk
penyearahan terkendali setengah gelombang (halfwave), penyearah gelombang-penuh
(fullwave), dan semikonverter. Pembebanan pada rangkaian penyearah terkendali juga dipasang
beban resistif atau beban resistif-induktif.

KONVERTER TIGA-FASA

1. KONVERTER SETENGAH-GELOMBANG TIGA-FASA

Gambar 2 memperlihatkan gelombang tegangan masukan dan keluaran penyearah 3 fasa ½


jembatan. Seperti pada gambar 2, thyristor T1 dinyalakan pada ωt = π/6 + α oleh karena Van
mempunyai sudut lebih positif pada interval π/6 ≤ ωt ≤ 5π/6. Thyristor T2 dinyalakan pada ωt =
5π/6 + α karena Vbn mempunyai sudut fasa yang lebih positif pada 120° listrik berikutnya. Jika
Thyristor T2 dalam keadaan konduksi , thyristor T1 akan berada dalam keadaan off state sejalan
dengan nilai tegangan fasa ke fasa Vab berada dalam kondisi negative. Thyristor T3 akan
dinyalakan pada saat ωt = 3π/2 + α bersamaan dengan itu thyristor T2 akan berada pada keadaan
off .

Gambar 1.rangkaian 3 fasa


Gambar 2. Penyearah Terkendali 3 Fasa ½ Gelombang

Arus beban pada gambar 2 merupakan arus continue disebabkan oleh beban merupakan beban
yang dominan induktif(RL). Khusus untuk beban resistor murni dan sudut perlambatan
penyalaan α > π/6, maka arus beban akan merupakan arus discontinue, dan setiap thyristor
mengalami komutasi pada saat polaritas tegangan fasa akan berada pada daerah negative.
Gambar 3. Rangkaian Konverter Setengah-gelombang Tiga Fasa Beban R

Frekuensi dari riak tegangan keluaran pada keadaan ini adalah sebesar 3fs, dengan fs merupakan
frekuensi tegangan suplai. Konverter ini biasanya tidak digunakan pada rangkaian sederhana
oleh karena arus masukan mengandung komponen dc yang cukup besar.

Khusus untuk arus beban continue, tegangan rata-rata pada sisi keluaran pada sisi beban
ditentukan dengan cara:
Selanjutnya tegangan efektif pada sisi keluaran dinyatakan dalam bentuk:

Untuk beban resistif dan α > π/6, maka tegangan rata-rata pada sisi beban dinyatakan dalam
bentuk:

Dan tegangan efektif pada sisi beban untuk beban resistor dinyatakan dengan:

Dari persamaan diatas dapat dibuat ringkasan bahwa Terdapat dua proses pengaturan sudut
picuan (α), yaitu: (a) operasi konduksi kontinyu ketika 0˚≤ α ≤ 30˚ atau 0˚ ≤ α ≤ π/6, dan (b)
operasi konduksi diskontinyu ketika 30˚ ≤ α ≤ 150˚ atau π/6 ≤ Terdapat dua proses pengaturan
sudut picuan (α), yaitu: (a) operasi konduksi kontinyu ketika 0˚≤ α ≤ 30˚ atau 0˚ ≤ α ≤ π/6, dan
(b) operasi konduksi diskontinyu ketika 30˚ ≤ α ≤ 150˚ atau π/6 ≤ π ≤ 5π/6. Proses pemicuan
pada SCR T1, T2, dan T3 dilakukan secara serempak pada masing-masing fasa.

≤ 5π/6. Proses pemicuan pada SCR T1, T2, dan T3 dilakukan secara serempak pada masing-
masing fasa.nilai tegangan searah rerata (Vdc) dan nilai tegangan searah efektif (root mean
square-rms), VL pada operasi konduksi kontinyu dan operasi konduksi diskontinyu dapat
ditentukan sebagai berikut :

(a) Operasi konduksi kontinyu:

1/2
3√3 1 3√3
𝑉𝑑𝑐 = 𝑉𝑚 cos 𝛼 𝑉𝐿 = 𝑉𝑚 [ + cos 𝛼]
2𝜋 2 8𝜋

(b) Operasi konduksi diskontinyu:

𝜋 1/2
3√3 √3 5𝜋−3𝛼 sin( 𝛼+ )
3
𝑉𝑑𝑐 = 𝑉𝑚 [1 + cos(𝛼 + 30˚)] 𝑉𝐿 = 𝑉𝑚 2 2 [ 3𝜋 + ]
2𝜋 √ 𝜋

2. KONVERTER GELOMBANG-PENUH TIGA-FASA

Penyearah 3 fasa terkendali sistem jembatan merupakan penyearah 3 fasa gelombang penuh.
Diagram penyearah 3 fasa gelombang penuh dengan beban dominant induktif diperlihatkan pada
gambar 5.7 bersama-sama dengan gelombang tegangan dan arus pada sisi masukan dan keluaran.

Gambar 4.rangkaian koverter setengah gelombanga 3 fasa


Gambar 4 merupakan rangkaian konverter setengah-gelombang tiga-fasa dengan beban resistif
dan bentuk gelombang hasil penyearahan. Dalam rangkaian ini terdapat dua grup/ kelompok
SCR, yaitu: grup positif dan grup negatif. SCR T1, T3, dan T5 merupakan grup positif,
sedangkan SCR T2, T5, dan T6 merupakan grup negatif. Grup SCR positif akan ON ketika
tegangan sumber berpolaritas positif dan Grup SCR negatif akan ON ketika tegangan sumber
berpolaritas negatif.
Gambar 5. Rangkaian Konverter Gelombang-penuh Tiga Fasa Beban R

Konverter jenis ini merupakan converter 3 fasa dengan operasi 2 kuadran, dimana thyristor
dinyalakan pada interval π/3. Oleh karena thyristor dinyalakan setiap selang 60°, maka
frekuensi dari tegangan riak keluaran adalah 6 kali frekuensi tegangan sumber. Pada interval
ωt = π/6 + α.thyristor T6 sudah berada dalam keadaan aktif (on state) dan thyristor T1
dinyalakan. Pada interval π/6 ≤ ωt ≤ π/2, thyristor T1 dan T6 konduksi dengan tegangan
jaring Vab dirasakan pada sisi beban. Selanjutnya pada interval ωt = π/6 + α thyristor T2
diaktifkan bersamaan dengan tidak aktifnya (off state) thyristor T6 dengan komutasi natural.
Hal ini disebabkan karena pada saat thyristor T2 diaktifkan, tegangan jaring pada thyristor T6
berada pada nilai positif (Vbc), sehingga thyristor T6 mengalami tegangan arah balik.
Kemudian pada interval (π/2 + α) ≤ ωt ≤ (5π/6 + α), thyristor T1 dan T2 akan konduksi dan
menyebabkan tegangan beban sama besar dengan tegangan jaring (line to line voltage).
Urutan konduksi dari ke 6 buah thyristor akan mengikuti pola T1T2, T3T3, T3T4, T4T5,
T5T6, dan T6T1.

Penentuan Besarnya tegangan rata-rata dan tegangan efektif (rms) pada sisi beban.

Dengan memisalkan tegangan fasa netral dinyatakan dalam bentuk:

Hubungan tegangan jaring (line to line voltages) dinyatakan dalam bentuk


persamaan:

Nilai tegangan keluaran rata-rata (average output voltage) ditentukan dengan


persamaan:
Besarnya tegangan maksimum keluaran pada sisi beban diperoleh pada sudut perlambatan
penyalaan α = 0, dan dinyatakan dengan:

Nilai tegangan efektif pada sisi beban ditentukan dengan persamaan:

Terdapat dua proses pengaturan sudut picuan (α), yaitu: (a) operasi konduksi kontinyu ketika
0˚≤ α ≤ 60˚ atau 0˚ ≤ α ≤ π/3, dan (b) operasi konduksi diskontinyu ketika 60˚ ≤ α ≤ 150˚ atau
π/3 ≤ α ≤ 2π/3. Proses pemicuan pada SCR T1, T2, dan T3 dilakukan secara serempak pada
masing-masing fasa.

Nilai tegangan searah rerata (Vdc) pada operasi konduksi kontinyu dapat ditentukan sebagai
berikut:

3 √3
𝑉𝑑𝑐 = 𝑉 cos 𝛼
2𝜋 𝑚
dan operasi konduksi diskontinyu:

3√3 cos 𝛼 √3
𝑉𝑑𝑐 = 𝑉𝑚,𝑓𝑎𝑠𝑎 [1 + − sin 𝛼]
2𝜋 2 𝜋
Gambar 6. Bentuk Gelombang Konverter Gelombang-penuh Tiga Fasa Beban RL

b. Semikonverter Tiga-fasa

Gambar 7 merupakan rangkaian semikonverter tiga fasa. Proses pemicuan pada rangkaian ini
terjadi ketika SCR T1 dan dioda D2, T2 dan dioda D3, serta SCR T3 dan dioda D1 masing-
masing dioperasikan secara serempak. Jika rangkaian semikonverter tiga fasa dihubungkan
dengan R, maka persamaan untuk tegangan searah rerata (Vdc) pada operasi konduksi kontinyu
dan operasi konduksi diskontinyu seperti pada rangkaian konverter gelombang-penuh tiga fasa di
atas. Selanjutnya, Jika rangkaian semikonverter tiga fasa dihubungkan dengan R, maka
persamaan untuk tegangan searah rerata (Vdc) sebesar:

3 √3
𝑉𝑑𝑐 = 𝑉 (1 + cos 𝛼)
2𝜋 𝑚,𝑝ℎ
Gambar 7. Rangkaian Semikonverter Tiga Fasa

Untuk sudut perlambatan penyalaan π/3 ≤ α

Sudut perlambatan penyalaan α akan bervariasi dari 0 dan π. Untuk perioda π/6 ≤ ωt ≤ 7π/6,
thyristor T1 akan mengalami tegangan arah maju (forward biased) dan jika dinyalakan pada ωt =
π/6 + α, thyristor T1 dan dioda D1 akan melewatkan tegangan suplai vac pada beban.
Selanjutnya pada ωt = 7π/6, tegangan sumber (line voltage) vac akan mulai memasuki nilai
negatif. Hal ini disebabkan karena dioda freewheeling Dm mengalirkan arus beban disebabkan
thyristor T1 dan dioda D1 berada dalam keadaan off. Setiap thyristor akan konduksi pada selang
π - α dengan range kecil dari 2π/3.

Untuk sudut perlambatan penyalaan α ≤ π/3

Pada kondisi ini setiap thyristor akan konduksi bersamaan dengan 2 buah dioda (satu dioda dan 1
buah thyristor konduksi pada saat yang bersamaan) pada interval 2π/3.

Tegangan Keluaran Konverter Semi Terkendali

Persamaan tegangan system 3 fasa dinyatakan dalam bentuk:


Tegangan jarring dari system 3 fasa dinyatakan dalam bentuk persamaan:

Dimana Vm merupakan tegangan fasa maksimum.

Untuk sudut perlambatan penyalaan π/3 ≤ α

Pada kondisi ini tegangan keluaran merupakan tegangan discontinue, dan besarnya tegangan
keluaran rata-rata dinyatakan dalam bentuk:

Tegangan keluaran maksimum terjadi pada saat α = 0 dan ditentukan dengan cara:

Tegangan keluaran efektif dinyatakan dalam bentuk persamaan berikut:


Untuk sudut perlambatan penyalaan α ≤ π/3

Pada kondisi ini tegangan keluaran merupakan tegangan continue, dan dinyatakan dalam bentuk
persamaan:

Nilai efektif tegangan keluaran pada sisi beban ditentukan dengan cara:
DAFTAR PUSTAKA :

Muhamad Ali(2011),modul kuliah elektronika daya bab IV penyerah terkendali

Aswardi(2008)e-learning UNP konversi AC DC terkendali

Modul praktikum UNP penyearah tiga fasa setengah gelombang terkendali

Modul praktikum UNP penyearah tiga fasa gelombang penuh terkendali

Anda mungkin juga menyukai