PENYERAH TERKENDALI
Oleh :
Seperti telah diketahui bahwa pada penyearah dengan dioda sebagai komponen
pensakelaran akan menghasil tegangan keluaran yang tetap. Dalam hal ini untuk mengendalikan/
mengatur tegangan keluaran penyearah hanya dapat dilakukan dengan menggunakan komponen
pensakelaran yang memungkinkan untuk mengatur tegangan fasa keluaran.Tegangan keluaran
dari penyearah ini dapat diatur/ dikendalikan dengan menvariasikan besarnya sudut perlambatan
penyalaan dari komponen thyristor.
Jenis sumber tegangan masukan untuk mencatu rangkaian konverter dapat digunakan
tegangan bolak-balik satu fasa maupun tiga fasa. Konverter satu fasa merupakan rangkaian
penyearah daya dengan sumber masukan tegangan bolak-balik satu fasa, sedangkan konverter
tiga fasa rangkaian penyearah daya dengan sumber masukan tegangan bolak-balik tiga fasa.
Berbeda dengan penyearah daya, dalam rangkaian konverter dapat dilakukan dalam bentuk
penyearahan terkendali setengah gelombang (halfwave), penyearah gelombang-penuh
(fullwave), dan semikonverter. Pembebanan pada rangkaian penyearah terkendali juga dipasang
beban resistif atau beban resistif-induktif.
KONVERTER TIGA-FASA
Arus beban pada gambar 2 merupakan arus continue disebabkan oleh beban merupakan beban
yang dominan induktif(RL). Khusus untuk beban resistor murni dan sudut perlambatan
penyalaan α > π/6, maka arus beban akan merupakan arus discontinue, dan setiap thyristor
mengalami komutasi pada saat polaritas tegangan fasa akan berada pada daerah negative.
Gambar 3. Rangkaian Konverter Setengah-gelombang Tiga Fasa Beban R
Frekuensi dari riak tegangan keluaran pada keadaan ini adalah sebesar 3fs, dengan fs merupakan
frekuensi tegangan suplai. Konverter ini biasanya tidak digunakan pada rangkaian sederhana
oleh karena arus masukan mengandung komponen dc yang cukup besar.
Khusus untuk arus beban continue, tegangan rata-rata pada sisi keluaran pada sisi beban
ditentukan dengan cara:
Selanjutnya tegangan efektif pada sisi keluaran dinyatakan dalam bentuk:
Untuk beban resistif dan α > π/6, maka tegangan rata-rata pada sisi beban dinyatakan dalam
bentuk:
Dan tegangan efektif pada sisi beban untuk beban resistor dinyatakan dengan:
Dari persamaan diatas dapat dibuat ringkasan bahwa Terdapat dua proses pengaturan sudut
picuan (α), yaitu: (a) operasi konduksi kontinyu ketika 0˚≤ α ≤ 30˚ atau 0˚ ≤ α ≤ π/6, dan (b)
operasi konduksi diskontinyu ketika 30˚ ≤ α ≤ 150˚ atau π/6 ≤ Terdapat dua proses pengaturan
sudut picuan (α), yaitu: (a) operasi konduksi kontinyu ketika 0˚≤ α ≤ 30˚ atau 0˚ ≤ α ≤ π/6, dan
(b) operasi konduksi diskontinyu ketika 30˚ ≤ α ≤ 150˚ atau π/6 ≤ π ≤ 5π/6. Proses pemicuan
pada SCR T1, T2, dan T3 dilakukan secara serempak pada masing-masing fasa.
≤ 5π/6. Proses pemicuan pada SCR T1, T2, dan T3 dilakukan secara serempak pada masing-
masing fasa.nilai tegangan searah rerata (Vdc) dan nilai tegangan searah efektif (root mean
square-rms), VL pada operasi konduksi kontinyu dan operasi konduksi diskontinyu dapat
ditentukan sebagai berikut :
1/2
3√3 1 3√3
𝑉𝑑𝑐 = 𝑉𝑚 cos 𝛼 𝑉𝐿 = 𝑉𝑚 [ + cos 𝛼]
2𝜋 2 8𝜋
𝜋 1/2
3√3 √3 5𝜋−3𝛼 sin( 𝛼+ )
3
𝑉𝑑𝑐 = 𝑉𝑚 [1 + cos(𝛼 + 30˚)] 𝑉𝐿 = 𝑉𝑚 2 2 [ 3𝜋 + ]
2𝜋 √ 𝜋
Penyearah 3 fasa terkendali sistem jembatan merupakan penyearah 3 fasa gelombang penuh.
Diagram penyearah 3 fasa gelombang penuh dengan beban dominant induktif diperlihatkan pada
gambar 5.7 bersama-sama dengan gelombang tegangan dan arus pada sisi masukan dan keluaran.
Konverter jenis ini merupakan converter 3 fasa dengan operasi 2 kuadran, dimana thyristor
dinyalakan pada interval π/3. Oleh karena thyristor dinyalakan setiap selang 60°, maka
frekuensi dari tegangan riak keluaran adalah 6 kali frekuensi tegangan sumber. Pada interval
ωt = π/6 + α.thyristor T6 sudah berada dalam keadaan aktif (on state) dan thyristor T1
dinyalakan. Pada interval π/6 ≤ ωt ≤ π/2, thyristor T1 dan T6 konduksi dengan tegangan
jaring Vab dirasakan pada sisi beban. Selanjutnya pada interval ωt = π/6 + α thyristor T2
diaktifkan bersamaan dengan tidak aktifnya (off state) thyristor T6 dengan komutasi natural.
Hal ini disebabkan karena pada saat thyristor T2 diaktifkan, tegangan jaring pada thyristor T6
berada pada nilai positif (Vbc), sehingga thyristor T6 mengalami tegangan arah balik.
Kemudian pada interval (π/2 + α) ≤ ωt ≤ (5π/6 + α), thyristor T1 dan T2 akan konduksi dan
menyebabkan tegangan beban sama besar dengan tegangan jaring (line to line voltage).
Urutan konduksi dari ke 6 buah thyristor akan mengikuti pola T1T2, T3T3, T3T4, T4T5,
T5T6, dan T6T1.
Penentuan Besarnya tegangan rata-rata dan tegangan efektif (rms) pada sisi beban.
Terdapat dua proses pengaturan sudut picuan (α), yaitu: (a) operasi konduksi kontinyu ketika
0˚≤ α ≤ 60˚ atau 0˚ ≤ α ≤ π/3, dan (b) operasi konduksi diskontinyu ketika 60˚ ≤ α ≤ 150˚ atau
π/3 ≤ α ≤ 2π/3. Proses pemicuan pada SCR T1, T2, dan T3 dilakukan secara serempak pada
masing-masing fasa.
Nilai tegangan searah rerata (Vdc) pada operasi konduksi kontinyu dapat ditentukan sebagai
berikut:
3 √3
𝑉𝑑𝑐 = 𝑉 cos 𝛼
2𝜋 𝑚
dan operasi konduksi diskontinyu:
3√3 cos 𝛼 √3
𝑉𝑑𝑐 = 𝑉𝑚,𝑓𝑎𝑠𝑎 [1 + − sin 𝛼]
2𝜋 2 𝜋
Gambar 6. Bentuk Gelombang Konverter Gelombang-penuh Tiga Fasa Beban RL
b. Semikonverter Tiga-fasa
Gambar 7 merupakan rangkaian semikonverter tiga fasa. Proses pemicuan pada rangkaian ini
terjadi ketika SCR T1 dan dioda D2, T2 dan dioda D3, serta SCR T3 dan dioda D1 masing-
masing dioperasikan secara serempak. Jika rangkaian semikonverter tiga fasa dihubungkan
dengan R, maka persamaan untuk tegangan searah rerata (Vdc) pada operasi konduksi kontinyu
dan operasi konduksi diskontinyu seperti pada rangkaian konverter gelombang-penuh tiga fasa di
atas. Selanjutnya, Jika rangkaian semikonverter tiga fasa dihubungkan dengan R, maka
persamaan untuk tegangan searah rerata (Vdc) sebesar:
3 √3
𝑉𝑑𝑐 = 𝑉 (1 + cos 𝛼)
2𝜋 𝑚,𝑝ℎ
Gambar 7. Rangkaian Semikonverter Tiga Fasa
Sudut perlambatan penyalaan α akan bervariasi dari 0 dan π. Untuk perioda π/6 ≤ ωt ≤ 7π/6,
thyristor T1 akan mengalami tegangan arah maju (forward biased) dan jika dinyalakan pada ωt =
π/6 + α, thyristor T1 dan dioda D1 akan melewatkan tegangan suplai vac pada beban.
Selanjutnya pada ωt = 7π/6, tegangan sumber (line voltage) vac akan mulai memasuki nilai
negatif. Hal ini disebabkan karena dioda freewheeling Dm mengalirkan arus beban disebabkan
thyristor T1 dan dioda D1 berada dalam keadaan off. Setiap thyristor akan konduksi pada selang
π - α dengan range kecil dari 2π/3.
Pada kondisi ini setiap thyristor akan konduksi bersamaan dengan 2 buah dioda (satu dioda dan 1
buah thyristor konduksi pada saat yang bersamaan) pada interval 2π/3.
Pada kondisi ini tegangan keluaran merupakan tegangan discontinue, dan besarnya tegangan
keluaran rata-rata dinyatakan dalam bentuk:
Tegangan keluaran maksimum terjadi pada saat α = 0 dan ditentukan dengan cara:
Pada kondisi ini tegangan keluaran merupakan tegangan continue, dan dinyatakan dalam bentuk
persamaan:
Nilai efektif tegangan keluaran pada sisi beban ditentukan dengan cara:
DAFTAR PUSTAKA :