SOLID-STATE RELAY
Akhmad Muflih Y.
D411 06 061
PENGERTIAN
Solid state relay adalah sebuah saklar elektronik yang tidak
memiliki bagian yang bergerak. Contohnya foto-coupled SSR,
transformer-coupled SSR, dan hybrida SSR.
Solid state relay ini dibangun dengan isolator sebuah MOC untuk
memisahkan bagian input dan bagian saklar. Dengan Solid state
relay kita dapat menghindari terjadinya percikan api seperti yang
terjadi pada relay konvensional juga dapat menghindari terjadinya
sambungan tidak sempurna karena kontaktor keropos seperti pada
relay konvensional.
JENIS-JENIS SSR
KARAKTERISTIK INPUT
Dielektrik kekuatan,
Dinilai dalam hal minimum tegangan rusaknya dari rangkaian
kontrol baik kepada SSR kasus dan output (beban) rangkaian.
Tipikal rating adalah 1500 volt ac (RMS), baik untuk kontrol
output.
Insulation Resistance,
Dari rangkaian kontrol untuk kedua kasus dan output
rangkaian. Rentang pemberian peringkat Khas dari 10 megohms
menjadi 100.000 megohms untuk transformator dan desain
hibrida. Untuk optik terisolasi SSR, tipikal kisaran
resistensi isolasi dari 1000 megohms sampai 1 juta megohms.
Stray Kapasitansi
Dari rangkaian kontrol untuk kedua kasus dan output
rangkaian. Kapasitansi ke kasus jarang signifikan, tetapi
kapasitansi ke rangkaian output mungkin control pasangan ac
dan transien kembali ke kontrol sensitif sirkuit, dan bahkan
lebih jauh lagi, ke-sinyal kontrol sumber. Untungnya, di SSR
dirancang dengan baik itu, ini kapasitansi jarang cukup besar
untuk menyebabkan interaksi. Kapasitansi tipikal berkisar dari
1 sampai 10 picofarad. Kecepatan respon dari SSR untuk
penerapan kontrol tegangan akan dijelaskan nanti pada bagian
ini.
MOC302X
MOC302X adalah driver Triac yang didalamnya menggunakan isolasi optis
(optocoupler). Driver ini menjembatani sinyal triger yang berasal dari
kontroler yang umumnya memiliki level tegangan dan arus kecil dengan
bagian beban yang memiliki tegangan dan arus yang relatif tinggi. Skema
dalam MOC302X ini terlihat di Gambar 3.
Komponen ini memiliki 6 kaki dengan 2 kaki yang tidak digunakan. Kaki
anoda (1) dihubungkan ke Vcc, kaki katoda (2) dihubungkan dengan pulsa
triger yang active low. Fungsi triger dengan active low ini adalah untuk
menghindari kontroler melakukan sourcing (mengeluarkan arus) sehingga
tidak membebani kontroler yang umumnya hanya mampu mengeluarkan
arus yang sangat kecil. Kaki 4 dan 6 dihubungkan dengan beban. Kaki 3 dan
5 tidak digunakan. Rangkaiannya terlihat seperti Gambar 4.
Pada saat ada pulsa low di kaki 2 maka dioda dalam MOC302X akan
memancarkan cahaya sehingga arus dari beban dapat mengalir dari kaki 6
melalui driver dan keluar melalui kaki 4 yang akan mentriger kaki gate Triac
yang bersangkutan. Pada saat itulah Triac dalam keadaan ON sehingga
dapat mengalirkan daya sesuai dengan waktu firing-nya.
CARA KERJA
Pada solid-state relay, switching unitnya menggunakan TRIAC
sehingga solid-state relay ini dapat menghasilkan arus baik positif
maupun negatif. Untuk mengontrol triac ini digunakan SCR yang
mempunyai karakterisitik gate yang sensitif. Kemudian untuk mengatur
trigger pada SCR sendiri diatur dengan menggunakan rangkaian
transistror. Rangkaian transistor ini menjadi penguat level tegangan
dari optocoupler. Penggunaan SCR untuk mengatur gate TRIAC karena
gate SCR mempunyai karakteristik yang lebih sensitif daripada gate
TRIAC. Antara bagian input dan output dipisahkan dengan menggunakan
optocoupler dan dengan sinyal yang kecil, cukup untuk menyalakan
dioda saja, maka cukup untuk menggerakkan sebuah beban AC yang besar
melalui solid-stare relay.
RANGKAIAN KONTROL
Rangkaian kontrol menggunakan fungsi logik AND, pada blok diagram
internal SSR, dibangun dari dua buah transistor yang bekerja untuk
menghasilkan logika inverted NOR. Q1 akan melakukan clamps jika
optocoupler dalam keadaan off, Q2 akan melakukan clamps jika tegangan
bagi antara R4 dan R5 cukup untuk mengaktifkan transistor Q2. Sehingga Q2
akan melakukan clamp pada SCR jika tegangan anoda SRC lebih dari 5V.
Jika OC on maka Q1 akan off sehingga Q1 tidak melakukan clamp
pada SCR . SCR akan aktif jika Q2 juga dalam kondisi off. Kondisi ini
terjadi pada saat terjadinya zero crossing. Penambahan kapasitor C2
bertujuan untuk menghindari kemungkinan SCR ditrigger berulang-ulang. C1
berguna untuk menyediakan arus yang cukup untuk sumber tegangan sementara
pada saat terjadinya firing pada gate SCR, selain itu C1 juga berfungsi
untuk menghindari kondisi ditriggernya gate SCR berulang-ulang.
Penambahan C1 dan C2 akan menghindari trigger SCR pada saat
tegangan anode SCR turun (down slope), kondisi ini memang tidak
diharapkan. Komponen D2 akan memperbolehkan gate SCR di-reverse bias
untuk menghasilkan kekebalan terhadap noise. D1 berfungsi untuk
melindungi tegangan input yang berlebihan di atas rating tegangan