Anda di halaman 1dari 12

UTS 2017

1. Terangkan fungsi dioda Vz dan VD serta transistor T1 pada rangkaian daya dibawah

Rangkaian daya berupa gate driver dengan transformator untuk berbagai siklus kerja

Jawab:
 Ketika T1 dalam keadaan hidup, tegangan Vcc digabungkan (coupled) ke gate-
source dari MOSFET melalui transformator.
 Ketika T1 dimatikan kembali, arus diturunkan melalui dioda Zener (ZD).
Tegangan Vz dari dioda Zener harus dipilih untuk menyebabkan reset fluks total
pada transformator untuk siklus kerja maksimum yang terjadi. Namun,
tegangan kumparan (negative) dari sisi sekunder transformator tidak boleh
melebihi nilai VGS, yang biasanya dalam 20 V. Maka dengan tegangan aktif
power MOSFET sebesar 10-15 V, hanya variasi yang relative kecil dari siklus
kerja yang dapat direalisasikan
 Rangkaian ini menunjukkan masalah yaitu ketika arus yang melalui kumparan
primer telah dikurangi menjadi nol, aliran arus melalui dioda terputus dan
tegangan pada drain mulai berosilasi
 Chatgpt:
Pada rangkaian daya Transformer-coupled gate drive for varying duty cycles,
dioda dan transistor memiliki fungsi yang berbeda:
a. Dioda: Dioda digunakan pada rangkaian daya ini untuk mencegah tegangan
yang berlebihan pada MOSFET saat transistor off. Ketika transistor off, arus
tidak lagi mengalir melalui primary winding trafo, sehingga arus tidak
memiliki jalur untuk mengalir. Dioda diletakkan dalam konfigurasi
antiparalel terhadap MOSFET, sehingga arus dapat mengalir melalui dioda,
menghindari terjadinya spike tegangan yang dapat merusak MOSFET.
b. Transistor: Transistor digunakan pada rangkaian daya ini untuk mengontrol
aliran arus pada primary winding trafo. Dalam rangkaian ini, transistor
digunakan sebagai switch, yang digunakan untuk mengatur duty cycle pada
sinyal input. Ketika transistor on, arus mengalir melalui primary winding
trafo, menghasilkan medan magnetik pada core trafo dan menginduksi
tegangan pada secondary winding trafo. Ketika transistor off, arus tidak
mengalir melalui primary winding trafo, sehingga tegangan yang dihasilkan
oleh secondary winding trafo akan berkurang.
Kedua komponen ini bekerja sama untuk menghasilkan sinyal output yang
diatur sesuai dengan duty cycle yang diinginkan. Saat transistor on, arus
mengalir melalui primary winding trafo dan tegangan output pada secondary
winding trafo meningkat. Ketika transistor off, arus tidak mengalir melalui
primary winding trafo dan tegangan output pada secondary winding trafo
berkurang. Dioda dipasang untuk melindungi MOSFET dari tegangan spike
yang dapat terjadi saat transistor off, sehingga rangkaian daya dapat beroperasi
dengan aman dan efisien.

2. Terangkan fungsi Dioda ZD dan resistor R1 dan R2 dibawah ini

Drive circuits for p-channel with gate-source voltage limiting diode

Jawab:
 Dioda berfungsi membatasi tegangan maksimum gate-source. Kelemahan
utama rangkaian ini terlatak pada nilai R1 dan R2 yang harus tinggi untuk
meminimlakan arus bias ketika MOSFET dihidupkan.
 Chatgpt:
a. Dioda pembatas tegangan gate-sumber: Dioda ini digunakan untuk
membatasi tegangan gate-sumber MOSFET, sehingga MOSFET tidak akan
rusak akibat tegangan yang terlalu tinggi. Dalam rangkaian ini, dioda ini
diletakkan dalam keadaan terbalik (reverse-biased) antara gate dan sumber
MOSFET, sehingga tegangan yang melebihi tegangan breakdown dioda
tidak akan mempengaruhi tegangan gate-sumber MOSFET.
b. Resistor: Resistor digunakan untuk mengatur aliran arus pada dioda
pembatas dan juga untuk mengurangi jitter pada sinyal input. Resistor ini
diletakkan antara sumber MOSFET dan ground, sehingga sinyal input dapat
dikirimkan ke gate MOSFET melalui resistor ini. Resistor juga berfungsi
untuk membatasi arus yang mengalir melalui dioda pembatas saat MOSFET
bekerja dalam kondisi on atau off. Karena MOSFET dalam kondisi on atau
off memiliki resistansi yang sangat rendah, maka resistor ini berfungsi untuk
membagi tegangan dan mengurangi jitter pada sinyal input.
Dalam rangkaian drive untuk p-channel dengan dioda pembatas tegangan gate-
sumber, dioda dan resistor bekerja sama untuk melindungi MOSFET dari
tegangan yang terlalu tinggi dan juga untuk memperbaiki sinyal input agar lebih
stabil. Dengan demikian, rangkaian drive dapat bekerja secara efisien dan aman.

3. Terangkan fungsi dari aktuator yang ditunjukkan pada skema dibawah ini

Jawab:
Aktuator adalah komponen penting pada sistem kontrol loop tertutup (closed
loop control) yang berfungsi untuk menghasilkan sinyal output yang sesuai dengan
sinyal input dari sistem kontrol. Pada sistem kontrol loop tertutup, sensor digunakan
untuk mendeteksi variabel yang harus diatur, sedangkan aktuator digunakan untuk
mengubah variabel kontrol (sinyal output) agar sesuai dengan variabel yang
diinginkan (sinyal input).
Contohnya, dalam proses pengendalian suhu pada suatu ruangan, sensor akan
mendeteksi suhu ruangan dan mengirimkan informasi tersebut ke sistem kontrol.
Sistem kontrol akan memproses informasi tersebut dan mengirimkan sinyal output ke
aktuator untuk mengubah suhu ruangan menjadi suhu yang diinginkan.
Aktuator dapat berupa perangkat elektronik, seperti motor DC, motor stepper,
valve, solenoid, atau bahkan kipas dan pemanas. Aktuator juga dapat berupa
perangkat mekanik, seperti roda gigi, aktuator hidrolik atau pneumatik, dan lain
sebagainya, tergantung pada jenis sistem yang dikendalikan.
Dalam sistem kontrol loop tertutup, aktuator harus dapat merespons sinyal
output dari sistem kontrol dengan cepat dan akurat. Oleh karena itu, pemilihan dan
pengaturan aktuator yang tepat sangat penting untuk mencapai performa yang baik
pada sistem kontrol loop tertutup.
4. Rancanglah rangkaian elektronika daya yang digunakan pada motor DC (12 V)
dengan menggunakan Thyristor.

Rangkaian saklar Thyristor DC

Rangkaian thyristor "on-off" sederhana ini menggunakan thyristor sebagai


saklar untuk mengendalikan nyala lampu, tetapi juga dapat digunakan sebagai sirkuit
kontrol on-off untuk motor, pemanas atau beban DC lainnya. Thyristor akan dipicu ke
konduksi dengan menutup sebentar tombol "ON" yang biasanya terbuka (Normally
Open), S1 yang menghubungkan terminal Gate ke suplai DC melalui resistor Gate, RG
sehingga memungkinkan arus mengalir ke Gate. Jika nilai resistansi RG terlalu besar
sehubungan dengan tegangan suplai, thyristor mungkin tidak terpicu.
Setelah sirkuit telah dinyalakan atau "ON", ia mengunci sendiri dan tetap "ON"
bahkan ketika tombol push S1 dilepas dengan memberikan arus beban lebih dari
thyristor yang menahan arus. Pengoperasian tambahan tombol push, S1 tidak akan
berpengaruh pada keadaan sirkuit karena begitu "terkunci" Gerbang kehilangan semua
kontrol. Thyristor sekarang sepenuhnya "ON" (konduksi) memungkinkan arus
rangkaian muatan penuh mengalir melalui perangkat ke arah depan dan kembali ke
pasokan baterai.
Salah satu keuntungan utama menggunakan thyristor sebagai saklar di sirkuit
DC adalah memiliki penguatan arus yang sangat tinggi. Thyristor adalah perangkat
yang dioperasikan dengan menggunakan arus Gerbang yang sangat kecil tetapi dapat
mengontrol arus anoda yang jauh lebih besar.
Resistor Gerbang-Katoda RGK umumnya disertakan untuk mengurangi
sensitivitas Gerbang dan meningkatkan kemampuan dv / dt sehingga mencegah
masuknya pemicu palsu kepada perangkat.
Karena thyristor telah mengunci sendiri ke keadaan "ON", sirkuit hanya dapat
diatur ulang dengan mengganggu catu daya dan mengurangi arus Anoda di bawah nilai
minimum holding current thyristor (IH).
Untuk meng- "OFF" kan thyristor, caranya adalah dengan menekan tombol
tekan “OFF” yaitu tombol S2 yang merupakan jenis saklar NC (Normally Closed) yang
dalam keadaan normal, tertutup. Dengan menekan S2, maka hal itu akan memutus arus
Anoda atau arus beban rangkaian, yakni mengurangi arus sirkuit yang mengalir melalui
Thyristor menjadi nol, sehingga memaksa thyristor untuk mati atau “OFF” .
Namun, salah satu kelemahan dari desain sirkuit thyristor DC ini adalah sakelar
"OFF" yakni S2 harus mempunyai kemampuan mekanis yang cukup besar untuk
menangani daya rangkaian yang mengalir melalui thyristor dan lampu saat kontak
dibuka. Jika demikian, kita harus menggunakan thyristor dengan saklar mekanis besar.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini dan mengurangi kebutuhan untuk saklar
"OFF" yang lebih besar dan lebih kuat adalah dengan menghubungkan saklar secara
paralel dengan thyristor seperti yang ditunjukkan pada rangkaian di bawah ini.

5. Rancanglah rangkaian elektronika daya pada motor DC (3-6V) dengan menggunakan


BJT (dilengkapi Baker Clamp).

Rangkaian elektronika daya pada motor DC dengan menggunakan BJT dan Baker
Clamp digunakan untuk mengatur kecepatan motor DC dengan cara mengatur arus
yang mengalir pada motor. Rangkaian ini terdiri dari transistor BJT (Bipolar Junction
Transistor) sebagai saklar elektronik dan Baker Clamp sebagai proteksi terhadap
lonjakan tegangan.

 Transistor BJT (Q1) berfungsi sebagai saklar elektronik yang digunakan untuk
mengatur kecepatan motor DC. Transistor BJT akan mengalirkan arus ke motor DC
ketika diberikan sinyal input pada basisnya. Tipe transistor BJT yang digunakan
biasanya adalah tipe NPN.
 Resistor R1 dan R2 digunakan untuk membagi tegangan input sehingga sinyal input
pada basis transistor BJT tidak terlalu besar.
 Resistor R3 digunakan untuk mengatur arus basis transistor BJT.
 Capacitor C1 digunakan untuk menyimpan muatan listrik yang akan digunakan oleh
motor DC saat transistor BJT dalam keadaan mati.
 Diode D1 dan D2 digunakan sebagai Baker Clamp, yaitu proteksi terhadap lonjakan
tegangan yang terjadi ketika motor DC dimatikan. Ketika transistor BJT dimatikan,
muatan listrik dari motor DC akan kembali ke sumber tegangan dan dapat
menyebabkan lonjakan tegangan yang berbahaya bagi komponen lainnya dalam
rangkaian. Baker Clamp akan mengalirkan muatan listrik tersebut ke ground sehingga
lonjakan tegangan dapat dihindari.
 Motor DC adalah beban dari rangkaian dan akan mengalami pengaturan kecepatan
berdasarkan arus yang diberikan oleh transistor BJT.
6. Fungsi T1 dan T2 adalah?

Jawab:
 Rangkaian umum yang digunakan untuk isolasi penggerak gerbang opto-
kopel, di mana sinyal dari opto-kopel diperkuat oleh dua tahap transistor.
Kerugian dari opto-coupler adalah perlunya catu daya tambahan untuk
rangkaian penggerak pada sisi "sekunder". Selain itu, penundaan propagasi
yang relatif besar, biasanya beberapa mikrodetik, dapat menjadi kerugian lebih
lanjut.
 Chatgpt:
BJT (Bipolar Junction Transistor) pada Gate drive circuit with opto-coupler
berfungsi sebagai saklar elektronik yang mengontrol arus yang mengalir pada
gate MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) atau IGBT
(Insulated Gate Bipolar Transistor).
BJT pada rangkaian ini digunakan untuk memperkuat sinyal input yang diterima
oleh opto-coupler dan mengirimkan sinyal tersebut ke gate MOSFET atau
IGBT. BJT bekerja sebagai saklar elektronik dengan dua mode operasi, yaitu
mode cut-off dan mode jenuh. Ketika BJT berada dalam mode cut-off, arus yang
mengalir pada BJT sangat kecil sehingga tidak ada arus yang mengalir pada gate
MOSFET atau IGBT. Sedangkan ketika BJT berada dalam mode jenuh, arus
yang mengalir pada BJT lebih besar sehingga arus yang mengalir pada gate
MOSFET atau IGBT lebih besar pula.
Dalam rangkaian Gate drive circuit with opto-coupler, sinyal input yang
diterima oleh opto-coupler akan digunakan untuk mengontrol BJT sehingga
arus yang mengalir pada gate MOSFET atau IGBT dapat diatur. Dengan
demikian, BJT pada rangkaian ini berfungsi sebagai pengontrol arus yang
digunakan untuk mengaktifkan MOSFET atau IGBT.

7. Rancangkan rangkaian switching eksitasi sederhana untuk motor stepper berikut


Jawab:

8. Fungsi dioda (D1, D2, D3) pada Baker Clamp ?

Jawab :
 Baker clamp adalah sebuah rangkaian elektronika yang digunakan untuk
melindungi transistor dari tegangan balik (reverse voltage) yang terbentuk saat
transistor dimatikan atau saat terjadi putusnya arus pada induktor. Rangkaian
ini terdiri dari dua dioda zener yang dihubungkan secara seri dengan sebuah
dioda bias, dan dihubungkan antara kolektor dan basis transistor.
Terdapat tiga dioda pada rangkaian baker clamp, yaitu dua dioda zener dan
satu dioda bias. Fungsi ketiga dioda tersebut adalah sebagai berikut:
a. Dioda Zener Pertama (D1) berfungsi untuk mengurangi tegangan balik
(reverse voltage) pada saat transistor dimatikan atau saat terjadi putusnya arus
pada induktor. Dioda Zener pertama akan memberikan jalur alternatif bagi
tegangan balik, sehingga tegangan balik tidak merusak transistor. Dioda Zener
pertama juga berfungsi untuk memperpanjang waktu dimana arus tetap
mengalir pada induktor meskipun transistor telah dimatikan.
b. Dioda Bias (D2) berfungsi untuk memastikan bahwa arus yang mengalir
melalui dioda zener kedua (D3) tidak mengalir melalui basis transistor. Hal ini
sangat penting karena arus yang mengalir melalui basis transistor dapat
merusak transistor.
c. Dioda Zener Kedua (D3) berfungsi untuk membatasi tegangan kolektor
transistor agar tidak melebihi tegangan zener dioda tersebut. Hal ini dapat
mencegah terjadinya kerusakan pada transistor akibat tegangan kolektor yang
terlalu tinggi.

Dengan adanya ketiga dioda pada rangkaian baker clamp, diharapkan dapat
melindungi transistor dari tegangan balik dan mencegah terjadinya kerusakan
pada transistor akibat tegangan kolektor yang terlalu tinggi.

9. Prinsip kerja rangkaian ini…

Jawab:
 Complementary drive stage with delay logic to prevent cross-currents adalah
sebuah rangkaian elektronika yang digunakan untuk mengendalikan motor
DC. Rangkaian ini terdiri dari dua transistor yang saling melengkapi
(complementary) yaitu NPN dan PNP, serta dilengkapi dengan logika delay
yang berfungsi untuk mencegah terjadinya cross-currents pada saat terjadi
perpindahan arah putaran motor.

Prinsip kerja dari rangkaian Complementary drive stage with delay logic to
prevent cross-currents adalah sebagai berikut:
- Saat sinyal input diterapkan pada rangkaian, transistor NPN akan
mengalami kondisi ON (menghantar arus) sedangkan transistor PNP
akan mengalami kondisi OFF (tidak menghantar arus).
- Arus akan mengalir melalui transistor NPN dan mengalir ke motor DC
sehingga motor mulai berputar.
- Saat sinyal input diubah atau dibalikkan, transistor NPN akan
mengalami kondisi OFF dan transistor PNP akan mengalami kondisi
ON. Hal ini mengakibatkan arus yang mengalir melalui motor berubah
arah.
- Selama perpindahan arah putaran motor, terdapat waktu delay
(penundaan) yang diberikan oleh logika delay. Waktu delay ini
memastikan bahwa transistor NPN dan transistor PNP tidak terlibat
dalam menghantar arus secara bersamaan (cross-currents), yang dapat
merusak transistor dan motor.
- Setelah waktu delay selesai, transistor PNP akan mengalami kondisi
ON, sementara transistor NPN mengalami kondisi OFF dan arus mulai
mengalir melalui transistor PNP dan menuju motor DC.
 Tahap penggerak komplementer dengan logika penundaan adalah teknik yang
digunakan untuk mencegah arus silang di sirkuit elektronik, khususnya di
power amplifier. Prinsip di balik teknik ini adalah menggunakan dua transistor
komplementer, satu NPN dan satu PNP, dalam konfigurasi push-pull untuk
menggerakkan beban. Transistor pelengkap bekerja sama untuk mengirimkan
arus ke beban dengan cara yang menghindari arus silang.

Untuk mencegah arus silang, sirkuit penundaan ditambahkan ke tahap


penggerak komplementer. Rangkaian penundaan ini memastikan bahwa satu
transistor mati sepenuhnya sebelum transistor lainnya menyala. Penundaan ini
diperlukan karena transistor komplementer memiliki kecepatan pensakelaran
yang berbeda, dan tanpa penundaan, bisa saja terjadi saat kedua transistor
berkonduksi, menyebabkan arus silang.

Rangkaian penundaan biasanya terdiri dari jaringan resistor dan kapasitor


yang memperkenalkan penundaan waktu antara mematikan satu transistor dan
menghidupkan transistor lainnya. Waktu tunda dipilih cukup lama untuk
memastikan bahwa transistor pertama telah mati sepenuhnya sebelum
transistor kedua menyala. Penundaan ini mencegah terjadinya arus silang dan
memastikan bahwa beban digerakkan dengan benar.

Secara keseluruhan, tahap drive komplementer dengan delay logic adalah


teknik yang sederhana namun efektif untuk mencegah arus silang di sirkuit
elektronik. Dengan menggunakan transistor komplementer dan rangkaian
delay, ini memastikan bahwa beban digerakkan dengan benar dan mencegah
kerusakan pada rangkaian.

10. Prinsip kerja rangkaian ini


Jawab:
Terlepas dari pertimbangan dv/dt, proses mematikan MOSFET harus dilakukan secepat
mungkin untuk meminimalkan kerugian pengalihan. Idealnya, RG disetel untuk
kecepatan pengalihan maksimum yang diizinkan dari dioda. Untuk kecepatan
penyalaan dan pematian yang berbeda, rangkaian pada Gbr. 2.38 dapat digunakan.

Pada kedua rangkaian tersebut kecepatan penyalaan ditentukan oleh resistor RG1. Itu
kecepatan turn-off dikendalikan oleh RG1||RG2 pada Gbr. 2.38a dan oleh RG2 hanya
diGbr. 2.38b. Keuntungan utama dari mematikan dengan pnp-transistor adalah
diberikan oleh fakta bahwa arus pematian gerbang (terkadang signifikan) adalah
diadakan dalam loop sekecil mungkin antara gerbang dan sumber oleh pnp-transistor,
sehingga mengurangi masalah EMI dan juga mengurangi daya disipasi pada tahap
mengemudi.

Percepatan tambahan dari proses mematikan dapat dicapai jika negative tegangan
suplai negatif untuk sirkuit penggerak digunakan. Dengan ukuran ini, muatan bisa
dihilangkan lebih cepat dari kapasitansi gerbang MOSFET daya.

11. Fungsi dari dioda zener berikut…


Jawab:
Kemungkinan penyebab tegangan berlebih sumber- gerbang tidak hanya kondisi
kesalahan dalam sirkuit penggerak, tetapi juga terjadinya korsleting pada beban saat
MOSFET daya sudah dalam keadaan aktif. Dalam hal ini keduanya menguras
tegangan dan arus drain naik dengan sangat cepat. Tegangan besar yang dihasilkan
kemiringan dV / dt dalam hubungannya dengan kapasitansi drainase gerbang
kemudian dapat menghasilkan peningkatan lebih lanjut dari tegangan sumber-
gerbang. Untuk melindungi gerbang terhadap tegangan lebih seperti itu, biasanya dua
dioda Zener dihubungkan kembali ke kembali antara gerbang dan sumber sesuai
dengan Gbr. 2.41.

Chatgpt:
Proteksi terhadap tegangan lebih sumber-gerbang adalah fitur penting dalam sirkuit
elektronik, khususnya dalam elektronika daya. Prinsip di balik rangkaian proteksi ini
adalah membatasi tegangan yang dapat diterapkan melintasi gerbang dan sumber
MOSFET (transistor efek medan semikonduktor logam-oksida), yang dapat
menyebabkan kerusakan pada perangkat.

Dalam MOSFET, tegangan gerbang mengontrol aliran arus antara terminal sumber
dan saluran pembuangan. Jika tegangan melintasi gerbang dan terminal sumber
melebihi tegangan maksimum yang diperbolehkan, MOSFET dapat rusak,
mengakibatkan kegagalan rangkaian. Hal ini dapat terjadi karena berbagai alasan,
seperti lonjakan tegangan input, tegangan transien, atau kegagalan desain rangkaian.

Untuk mencegah hal ini, rangkaian proteksi dapat ditambahkan ke rangkaian, yang
membatasi tegangan melintasi gerbang dan sumber MOSFET. Salah satu rangkaian
proteksi yang umum adalah dioda zener, yang terhubung antara gerbang dan sumber
MOSFET dalam bias balik. Dioda zener rusak ketika tegangan yang melewatinya
mencapai tingkat tertentu, memberikan jalur impedansi rendah untuk kelebihan
tegangan mengalir.

Rangkaian proteksi lain yang umum digunakan adalah rangkaian penjepit, yang
menggunakan kombinasi rangkaian dioda zener dan resistor. Dioda zener membatasi
tegangan melintasi gerbang dan sumber MOSFET, sedangkan resistor membatasi
aliran arus melalui dioda zener. Kombinasi ini melindungi MOSFET dari tegangan
lebih dan arus lebih.

Selain dioda zener dan sirkuit penjepit, sirkuit proteksi lainnya seperti penekan
tegangan transien (TVS) dan sirkuit snubber RC juga dapat digunakan untuk
melindungi dari tegangan lebih sumber gerbang.

Secara keseluruhan, prinsip di balik perlindungan terhadap tegangan lebih sumber


gerbang adalah membatasi tegangan melintasi gerbang dan sumber MOSFET untuk
mencegah kerusakan pada perangkat. Berbagai rangkaian proteksi dapat digunakan,
seperti dioda zener, rangkaian klem, TVS, dan rangkaian snubber RC, tergantung pada
kebutuhan spesifik rangkaian.

Anda mungkin juga menyukai