Anda di halaman 1dari 27

Kompetensi Dasar, Materi dan Kegiatan Pembelajaran

untuk Standar Kompetensi:


PENERAPAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA
Kelas 12 Teknik Audio Video
3.15 Menganalisis Rangkaian Elektronika Daya dengan
menggunakan Thyristor
4.15 Menguji Rangkaian Elektronika Daya dengan
menggunakan Thyristor

3.16 Menerapkan rangkaian pengatur intensitas


cahaya (Dymmer)
4.16 Menguji rangkaian pengatur intensitas cahaya
(Dymmer)

3.17 Menerapkan Rangkaian Inverter DC to AC


4.17 Menguji Rangkaian Inverter DC to AC
3.18 Menerapkan Rangkaian Inverter DC to DC
Simetris
4.18 Menguji Rangkaian Inverter DC to DC Simetris

3.19 Menerapkan Rangkaian Konverter Buck dan


Boost .
4.19 Menguji Rangkaian Konverter Buck dan Boost

3.20 Merencanakan rangkaian sumber tegangan dan


arus konsta(catu daya) mode linier
4.20 Menguji rangkaian sumber tegangan dan arus
konstan (catu daya) mode linier
3.21 Merencanakan rangkaian catu daya mode non linier (Switched
Mode PowerSupplies-SMPS)
4.21 Menguji rangkaian catu daya mode non-linier (Switched Mode
Power Supplies)-SMPS)

3.22 Merencanakan rangkaian Uninterruptible Power Supplies


(UPS)
4.22 Menguji prinsip kerja Rangkaian Uninterruptible Power
Supplies (UPS)

3.23 Menerapkan rangkaian elektronik untuk mengelola


penggunaan daya sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)
rumah mandiri
4.23 Menguji rangkaian elektronik untuk mengelola penggunaan
daya sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) rumah mandiri
3.24 Menganalisis kerja rangkaian konversi D/A & A/D
4.24 Mendemontrasikan cara kerja rangkaian konversi D to
A dan A to D

3.25 Menganalisis rangkaian PWM-(Pulse Width


Modulation)
4.25 Merancang rangkaian PWM- (Pulse Width
Modulation) untuk pemancar dan penerima remote
control

3.26 Menerapkan sistem keamanan rumah dan kendaraan


dengan menggunakan rangkaian kontrol elektronik
4.26 Membuat rangkaian control elektronik untuk sistem
keamanan rumah dan kendaraan
Pengertian Thyristor dan Jenis-jenisnya 

Thyristor adalah komponen elektronika yang


berfungsi sebagai saklar (switch) atau pengendali
yang terbuat dari bahan semikonduktor.
Thyristor yang secara ekslusif bertindak sebagai saklar
ini pada umumnya memiliki dua hingga empat kaki
terminal. Meskipun terbuat dari semikonduktor,
Thyristor tidak digunakan sebagai Penguat sinyal
seperti Transistor. Istilah “Thyristor” berasal dari
bahasa Yunani yang artinya adalah “Pintu”.
Pada prinsipnya, Thyristor yang berterminal tiga akan menggunakan
arus/tegangan rendah yang diberikan pada salah satu kaki
terminalnya untuk mengendalikan aliran arus/tegangan tinggi yang
melewati dua terminal lainnya. Sedangkan untuk Thyristor yang
berterminal dua yang tidak memiliki terminal kendali (GATE), fungsi
saklarnya akan diaktifkan apabila tegangan pada kedua terminalnya
mencapai level tertentu. Level tegangan yang dimaksud tersebut
biasanya disebut dengan Breakdown Voltage atau Breakover
Voltage. Pada saat dibawah tegangan breakdownnya, kedua kaki
terminal tidak akan mengaliri arus listrik atau berada di posisi OFF.
Membahas mengenai Saklar (Switch) elektronik, pada
dasarnya kita juga dapat menggunakan Transistor.
Namun jika dibandingkan dengan Transistor, Thyristor
yang didedikasi sebagai Komponen Saklar ini akan
dapat berfungsi lebih baik. Hal ini dikarenakan
Transistor memerlukan tegangan/arus yang tepat
untuk mengoperasikan fungsi saklarnya, jika
tegangan/arus yang diberikannya tidak sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan maka Transistor tersebut
akan berada diantara keadaan ON dan OFF. Saklar
yang berada diantara keadaan ON dan OFF bukanlah
suatu saklar yang baik. Berbeda dengan Transistor,
Thyristor dirancang untuk hanya berada di dua
keadaan yaitu keadaan ON atau keadaan OFF saja.
Dalam aplikasinya, Thyristor banyak digunakan di
perangkat atau rangkaian-rangkaian elektronika
seperti Pengendali Daya, Timer, Osilator, peredam
cahaya, pengendali kecepatan motor listrik dan lain
sebagainya.

Jenis-jenis Thyristor
Beberapa komponen elektronika yang tergolong dalam
kelompok Thyristor diantaranya seperti dibawah ini :
Susunan junction SCR
SCR (Silicon Controlled Rectifier)
SCR adalah jenis Thyristor yang memiliki tiga kaki
terminal yang masing-masing terminal dinamai dengan
GATE, ANODA dan KATODA. Secara struktur, SCR terdiri
dari 4 lapis semikonduktor yaitu PNPN yang terminal
pengendalinya terdapat pada lapisan P (Positif).
Cara Kerja SCR – Saat tidak dialiri arus listrik, SCR akan
berada di keadaan OFF. Saat terminal GATE-nya dialiri
arus rendah, SCR akan menjadi ON dan
menghantarkan arus listrik dari ANODA ke KATODA.
Meskipun arus listrik GATE-nya dihilangkan, SCR akan
tetap dalam keadaan ON hingga arus yang mengalir
dari ANODA ke KATODA tersebut juga dihilangkan atau
0V.
SCS (Silicon Controlled Switch)
SCS merupakan jenis Thyristor yang memiliki 4 kaki
terminal yaitu terminal GATE, ANODE GATE, ANODE
dan CATHODE. Sama seperti SCR, SCS atau Silicon
Controlled Switch juga berfungsi sebagai Saklar.
Cara Kerja SCS – Cara Kerja SCS hampir sama dengan
SCR, namun SCS dapat di-OFF-kan dengan cara
memberikan tegangan tertentu pada kaki terminal
Anode Gate (Gerbang Anoda). Perangkat ini juga
dapat dipicu dengan memberikan tegangan negatif
ke Anode Gate, arus listrik akan mengalir satu arah
yaitu dari Anoda (A) ke Katoda (K).
2. Gate Turn Off Thyristors (GTO)
Gate Turn Off Thyristor atau GTO merupakan salah satu jenis khusus dari komponen thyristor. Komponen ini terbuat dari bahan semikonduktor berdaya tinggi. Keunggulan GTO dibandingkan dengan jenis normal adalah
saklar yang dapat dikendalikan sepenuhnya menggunakan gate lead.

Apabila Anda menerapkan impuls positif antara katoda dan gate lead, maka arus listrik bisa melewati saklar ini. Sebaliknya, jika Anda menerapkan impuls negatif antara katoda dan gate lead, maka arus listrik akan
terhalang.

3. Emitter Turn Off Thyristors (ETO)


ETO atau Emitter Turn Off Thyristors dikembangkan oleh center for power electronics, Virginia Tech pada tahun 1999. ETO sendiri merupakan thyristor yang menggunakan MOSFET untuk menghubungkan dan memutus
arus listrik.

Apabila Anda ingin menyalakan ETO, maka tinggal menerapkan tegangan positif ke gate 1 dan gate 2. Kemudian, MOSFET yang dihubungkan dengan terminal katoda dari struktur thyristor PNPN akan menyala. Tegangan
positif yang masuk pada gate 1 akan MOSFET yang terhubung dengan bagian gate of thyristor.

4. Reverse Conducting Thyristors (RCT)


Reverse Conducting Thyristors atau RCT cukup berbeda dengan thyristor normal berdaya tinggi. Komponen ini memiliki reverse diode terintegrasi, sehingga tidak dapat memblokir arus listrik secara terbalik.

Komponen jenis ini sangat menguntungkan yang mana harus menggunakan freewheel diode. Karena diode dan SCR (Silicon Controlled Rectifier) tidak dapat digunakan bersamaan, keduanya tidak akan menghasilkan
panas dalam waktu yang sama, sehingga lebih mudah diintegrasikan maupun didinginkan.

Reverse Conducting Thyristors juga sering digunakan untuk mengendalikan frekuensi maupun inverter.

5. Bidirectional Triode Thyristors (TRIAC)


TRIAC atau Bidirectional Triode Thyristors merupakan perangkat yang digunakan untuk mengendalikan arus listrik, sederhananya TRIAC berfungsi seperti saklar (switch). Perangkat ini terbuat dari bahan semikonduktor
dengan tiga buah terminal.

Mekanisme pada Bidirectional Triode Thyristors digunakan untuk berbagai perangkat elektronik, seperti mengendalikan kecepatan kipas angin, kontrol kecepatan kipas pada AC, pada motor kecil, dan digunakan dalam
dimmer cahaya.

6. MOS-Controlled Thyristor (MCT)


MOS-Controlled Thyristor (MCT) merupakan thyristor yang dikendalikan menggunakan voltage. Mekanisme pada MCT sedikit serupa dengan yang terjadi pada GTO, perbedaanya gate pada MCT terkendali dengan
tegangan terisolasi.

Selain itu, MCT juga memiliki 2 buah MOSFET yaitu Turn-on untuk menghubungkan arus dan Turn-off untuk memutuskan arus. Komponen MCT terbuat dari bahan semikonduktor yang mampu menahan listrik dengan
daya tinggi dan frekuensi besar. Tidak hanya itu, komponen MCT juga memiliki konduktivitas cukup rendah.
TRIAC (Triode from Alternating Current)
TRIAC adalah Thyristor yang berkaki terminal tiga yang masing-
masing terminalnya dinamai dengan GATE, MI1 dan MI2.
Setelah dipicu (trigger) menjadi ON, TRIAC mampu
menghantarkan arus listrik dari kedua arah. Oleh karena itu,
TRIAC sering disebut juga dengan Bidirectional Triode
Thyristor.
Cara Kerja TRIAC – Cara Kerja TRIAC juga hampir sama dengan
SCR, namun TRIAC dapat mengendalikan arus listrik dari dua
arah baik dari arah MT1 ke MT2 ataupun dari MT2 ke MT1.
Dengan demikian TRIAC dapat digunakan sebagai saklar yang
mengendalikan arus DC maupun arus AC. TRIAC akan berubah
menjadi kondisi ON dan menghantarkan arus listrik apabila
terminal GATE-nya diberikan arus listrik, jika arus listriknya
dihilangkan makan TRIAC akan berubah menjadi OFF.
DIAC (Diode Alternating Current)
DIAC adalah Thyristor yang hanya memiliki dua kaki terminal dan
dapat menghantar arus listrik dari kedua arah apabila tegangan
melampaui batas tegangan breakovernya (tegangan breakdown).
DIAC sering disebut juga dengan Bidirectional Thyristor.
Cara Kerja DIAC – DIAC akan berada di kondisi OFF apabila
tegangan yang diberikannya masih dibawah tegangan breakover-
nya. Ketika tegangan mencapai atau melampaui batas breakover-
nya, DIAC akan berubah menjadi kondisi ON dan menghantarkan
arus listrik. Setelah DIAC dipicu menjadi ON, DIAC akan terus
menghantarkan arus listrik (dalam kondisi ON) meskipun
tegangan yang diberikan tersebut turun dibawah tegangan
breakover. DIAC hanya akan berhenti menhantarkan arus listrik
atau berubah menjadi kondisi OFF apabila tegangan yang
diberikannya menjadi “0” atau dengan kata lain arus listriknya
diputuskan.
CATU DAYA TERKONTROL
dengan SCR
Osilator pulsa
PRE kd17
Inverter DC ke AC
Prinsip Kerja Inverter
Inverter Half Wave
Inverter Full Wave
• Trafo 2A
• Kabel
• Capasitor 10n, 100n
• Resistor 100, 10k, 100k
• Potensio 50k
• Transistor TIP31C
• Ic ne 555
• Stopkontak

Inverter dc ke ac
dengan ic ne555
dan transistor
Rangkaian Inverter
dengan Mosfet IRF44 100Watt
Data pokok MOSFET IRF44
Tugas Kelompok Mandiri Terstruktur

BUATLNAH RANGKAIAN INVERTER DC TO AC


DENGAN CLOCK IC DAN PENGUAT MOSFET
BUAT PCB NYA DAN PASANG DENGAN TERMINAL
INPUT DC, TERMINAL OUTPUT KE TRAFO STEP-
UP
KERJAKAN BERKELOMPOK TIGA SISWA SATU
ALAT KERJA (ONE PROJECT)
UJICOBA DILAKUKAN DI BENGKEL SEKOLAH
SOAL UTS PRE KD15 SD KD18
1. SCR adalah komponen elektronika yang dapat bekerja melalukan arus jika
2. Catu daya konvensional dengan diode sebagai penyarah dapat diganti dengan
SCR dengan cara
3. Catu daya dengan SCR disebut dengan istilah
4. Tegangan output dari penyearahan dengan SCR secara analog jika diukur dengan
multimeter dengan mengubah tegangan trigger, hasil tegangannya
5. Bentuk gelombang tegangan output pada catudaya terkendali adalah
6. Prinsip kerja dimmer lampu adalah
7. Potensiometer pada rangkaian dimmer lampu AC berfungsi sebagai
8. Potensiometer pada rangkaian dimmer lampu DC berfungsi sebagai
9. Tegangan outut pada TRIAC menuju beban lampu dirangkai secara
10. Tegangan outut pada Transistor dimmer DC menuju beban lampu dirangkai
secara
11. Sebutkan BLOK DIAGRAM dari INVERTER DC ke AC
12. Fungsi dari IC 555 atau IC 4047 pada inverter adalah
13. Fungsi dari transistor atau MOSFET pada inverter adalah
14. Fungsi dari trnsformator pada inverter adalah
15. Potensiometer di rangkaian IC 555 pada rangkaian inverter berfungsi sebagai
16. Inverter DC ke DC symetris terdapat pemisahan pada tap kumparan(CT) antara
primer dan sekundernya. Tujuannya adalah

Anda mungkin juga menyukai