Anda di halaman 1dari 12

Kelompok C2

MODUL 1

DASAR PENYEARAH TERKONTROL (SCR)

I. TUJUAN

1. Mempelajari karakteristik dan cara menghidupkan / mematikan SCR (trigger turn-on dan
turn off).
2. Perkiraan julat (range) penggunaan SCR

II. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN PRAKTIKUM

1. Konsul (kotak) ED – 5060 M


2. Modul U – 5060 A
3. Avometer 1 buah

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Kelompok C2
III. TEORI TAMBAHAN

Penyearah terkendali (controlled rectifier) atau sering juga disebut dengan konverter
merupakan rangkaian elektronika daya yang berfungsi untuk mengubah tegangan sumber masukan
arus bolak-balik dalam bentuk sinusoida menjadi tegangan luaran dalam bentuk tegangan searah yang
dapat diatur/ dikendalikan. Komponen semikonduktor daya yang digunakan umumnya berupa SCR
yang beroperasi sebagai sakelar, pengubah, dan pengatur.

  Jenis sumber tegangan masukan untuk mencatu rangkaian konverter dapat digunakan tegangan
bolak-balik satu fasa maupun tiga fasa. Konverter satu fasa merupakan rangkaian penyearah daya
dengan sumber masukan tegangan bolak-balik satu fasa, sedangkan konverter tiga fasa rangkaian
penyearah daya dengan sumber masukan tegangan bolak-balik tiga fasa. Berbeda dengan penyearah
daya, dalam rangkaian konverter dapat dilakukan dalam bentuk penyearahan (halfwave), penyearah
gelombang- terkendali setengah gelombang

  (fullwave), dan semikonverter. Pembebanan pada rangkaian penuh penyearah terkendali juga
dipasang beban resistif atau beban resistif- induktif.

Pengertian SCR (Silicon Controlled Rectifier) dan Prinsip Kerjanya – Silicon Controlled Rectifier
atau sering disingkat dengan SCR adalah Dioda yang memiliki fungsi sebagai pengendali. Berbeda
dengan Dioda pada umumnya yang hanya mempunyai 2 kaki terminal, SCR adalah dioda yang
memiliki 3 kaki Terminal. Kaki Terminal ke-3 pada SCR tersebut dinamai dengan Terminal “Gate”
atau “Gerbang” yang berfungsi sebagai pengendali (Control),  sedangkan kaki lainnya sama seperti
Dioda pada umumnya yaitu Terminal “Anoda” dan Terminal “Katoda”.  Silicon Controlled Rectifier
(SCR) merupakan salah satu dari anggota  kelompok komponen Thyristor.

Silicon Controlled Rectifier (SCR) atau Thrystor pertama kali diperkenalkan secara komersial pada
tahun 1956. SCR memiliki kemampuan untuk  mengendalikan Tegangan dan daya yang relatif tinggi
dalam suatu perangkat kecil. Oleh karena itu SCR atau Thyristor sering difungsikan sebagai Saklar
(Switch) ataupun Pengendali (Controller) dalam Rangkaian Elektronika yang menggunakan
Tegangan / Arus menengah-tinggi (Medium-High Power). Beberapa aplikasi SCR di rangkaian
elektronika diantaranya seperi rangkaian Lampu Dimmer, rangkaian Logika, rangkaian osilator,
rangkaian chopper, rangkaian pengendali kecepatan motor, rangkaian inverter, rangkaian timer dan
lain sebagainya.

Pada dasarnya SCR atau Thyristor terdiri dari 4 lapis Semikonduktor yaitu PNPN (Positif Negatif
Positif Negatif) atau sering disebut dengan PNPN Trioda.  Terminal “Gate” yang berfungsi sebagai
pengendali terletak di lapisan bahan tipe-P yang berdekatan dengan Kaki Terminal “Katoda”. Cara

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Kelompok C2
kerja sebuah SCR hampir sama dengan sambungan dua buah bipolar transistor (bipolar junction
transistor).

Bentuk dan Simbol SCR

Berikut ini adalah Diagram fisik dan Simbol dari SCR (Silicon Controlled Rectifier) :

Prinsip Kerja SCR

Pada prinsipnya, cara kerja SCR sama seperti dioda normal, namun SCR memerlukan tegangan positif
pada kaki “Gate (Gerbang)” untuk dapat mengaktifkannya.  Pada saat kaki Gate diberikan tegangan
positif sebagai pemicu (trigger), SCR akan menghantarkan arus listrik dari Anoda (A) ke Katoda (K).
Sekali SCR mencapai keadaan “ON” maka selamanya akan ON meskipun tegangan positif yang
berfungsi sebagai pemicu (trigger) tersebut dilepaskan.  Untuk membuat SCR menjadi kondisi “OFF”,
arus maju Anoda-Katoda harus diturunkan hingga berada pada titik Ih (Holding Current) SCR.
Besarnya arus Holding  atau Ih sebuah SCR dapat dilihat dari datasheet SCR itu sendiri. Karena
masing-masing jenis SCR memiliki arus Holding yang berbeda-beda. Namun, pada dasarnya untuk
mengembalikan SCR ke kondisi “OFF”, kita hanya perlu menurunkan tegangan maju Anoda-Katoda
ke titik Nol.

Jenis-jenis Thyristor

Beberapa komponen elektronika yang tergolong dalam kelompok Thyristor diantaranya seperti
dibawah ini :

SCR (Silicon Controlled Rectifier)

SCR adalah jenis Thyristor yang memiliki tiga kaki terminal yang masing-masing terminal dinamai
dengan GATE, ANODA dan KATODA. Secara struktur, SCR terdiri dari 4 lapis semikonduktor yaitu
PNPN yang terminal pengendalinya terdapat pada lapisan P (Positif).

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Kelompok C2
Cara Kerja SCR – Saat tidak dialiri arus listrik, SCR akan berada di keadaan OFF. Saat terminal
GATE-nya dialiri arus rendah, SCR akan menjadi ON dan menghantarkan arus listrik dari ANODA ke
KATODA. Meskipun arus listrik GATE-nya dihilangkan, SCR akan tetap dalam keadaan ON hingga
arus yang mengalir dari ANODA ke KATODA tersebut juga dihilangkan atau 0V.
SCS (Silicon Controlled Switch)

SCS merupakan jenis Thyristor yang memiliki 4 kaki terminal yaitu terminal GATE, ANODE GATE,
ANODE dan CATHODE. Sama seperti SCR, SCS atau Silicon Controlled Switch juga berfungsi
sebagai Saklar.

Cara Kerja SCS – Cara Kerja SCS hampir sama dengan SCR, namun SCS dapat di-OFF-kan dengan
cara memberikan tegangan tertentu pada kaki terminal Anode Gate (Gerbang Anoda). Perangkat ini
juga dapat dipicu dengan memberikan tegangan negatif ke Anode Gate, arus listrik akan mengalir satu
arah yaitu dari Anoda (A) ke Katoda (K).
TRIAC (Triode from Alternating Current)

TRIAC adalah Thyristor yang berkaki terminal tiga yang masing-masing terminalnya dinamai dengan
GATE, MI1 dan MI2. Setelah dipicu (trigger) menjadi ON, TRIAC mampu menghantarkan arus listrik
dari kedua arah. Oleh karena itu, TRIAC sering disebut juga dengan Bidirectional Triode Thyristor.

Cara Kerja TRIAC – Cara Kerja TRIAC juga hampir sama dengan SCR, namun TRIAC dapat
mengendalikan arus listrik dari dua arah baik dari arah MT1 ke MT2 ataupun dari MT2 ke MT1.
Dengan demikian TRIAC dapat digunakan sebagai saklar yang mengendalikan arus DC maupun arus
AC. TRIAC akan berubah menjadi kondisi ON dan menghantarkan arus listrik apabila terminal
GATE-nya diberikan arus listrik, jika arus listriknya dihilangkan makan TRIAC akan berubah menjadi
OFF.
DIAC (Diode Alternating Current)

DIAC adalah Thyristor yang hanya memiliki dua kaki terminal dan dapat menghantar arus listrik dari
kedua arah apabila tegangan melampaui batas tegangan breakovernya (tegangan breakdown). DIAC
sering disebut juga dengan Bidirectional Thyristor.

Cara Kerja DIAC – DIAC akan berada di kondisi OFF apabila tegangan yang diberikannya masih
dibawah tegangan breakover-nya. Ketika tegangan mencapai atau melampaui batas breakover-nya,
DIAC akan berubah menjadi kondisi ON dan menghantarkan arus listrik. Setelah DIAC dipicu
menjadi ON, DIAC akan terus menghantarkan arus listrik (dalam kondisi ON) meskipun tegangan
yang diberikan tersebut turun dibawah tegangan breakover. DIAC hanya akan berhenti menhantarkan

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Kelompok C2
arus listrik atau berubah menjadi kondisi OFF apabila tegangan yang diberikannya menjadi “0” atau
dengan kata lain arus listriknya diputuskan.

https://teknikelektronika.com/pengertian-scr-silicon-controllled-rectifier-prinsip-kerja-scr/

https://text-id.123dok.com/document/yn4m53kz-bab-iv-penyearah-terkendali-konverter-kompetensi-
dasar-materi-5-elektronika-daya-penyearah-terkendali.html

https://teknikelektronika.com/pengertian-thyristor-jenis-thyristor/

IV. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN


Rangkaian percobaan karakteristik operasi SCR dengan serah sesuai dengan modul 5060 A.
seperti gambar di bawah in

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Kelompok C2

1. Saklar sumber utama konsul ED – 5060 M, keadaan terbuka (Turn-Off).

2. Keluaran (output) DC dari ED – 5060 M dihubungkan ke terminal masuk 0 – 20 volt U –


5060 A.

3. Buka S2 pada U – 5060 A dan masukan saklar daya konsul putar tombol berlawanan arah
jarum jam pada angka terendah sehingga tegangan DC keluaran pada 0 volt.

4. Tentukan switch S2 dari U – 5060 A pada posisi DC 0-20 V.

5. Putar pengatur arus gate R1 berlawanan arah jarum jam sehingga posisi minimum

6. Hubungan V-meter pada terminal beban (J1-J2)

7. Hubungan A-meter DC antara terminal beban J4-J5

8. Hidupkan (Turn-On) saklar 10 V saklar S4 (pada posisi atas)

9. Atur tegangan keluar DC sekitar 10 V, lalu masukan S2

10.Atur R1 perlahan searah jarum jam agar arus gate naik. Catat nilai arus gate ketika V-meter
beban menunjuk ke angka hamper sama dengan tegangan DC yang digunakan. Lihat catatan.

11.Untuk mengubah keadaan SCR dari hidup ke mat, lakukan percobaan dibawah ini dengan
hati-hati. (1) Atur R1 berlawanan jarum jam sehingga arus gate sekecil mungkin. (2) Matikan
(Turn-Off) S4 (pada posisi bawah). (3) Matikan S2, lalu hidupkan lagi. Perlihatkan saat SCR
mati antara langkah (1) s/d (3) di atas.

12. Arus gate tergantung keadaan S2, jika S4 ditutup maka SCR Hidup.

13.Matikan / buka (Turn-Off) S4.

14.Tekan tombol / switch S3 sesaat. Amati V-meter bahan, periksa arus beban mengalir atau
tidak.

15. Ubah tegangan masuk DC menjadi : 4 V, 8V, 12V, 16V dan 20V catat nilai arus gate ketika
SCR dinyalakan (ditriger) dengan tegangan berbeda. 16.Setelah menghidupkan SCR, turunkan
secara bertahap tegangan masuk DC antara anoda-katod sekali tegangan diturunkan menjadi

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Kelompok C2

VI. Pengolahan Data Pengamatan

Catat : Arus gate (IG) Tegangan beban (VB) dan tegangan sumber DC yang digunakan (VDC),
dalam tabel dibawah ini.

No IG (Amp) VB (Volt) VDC (Volt) KET

1. 6mA 0,38V 2V SCR tidak aktif

2. 16mA 1,1V 4V SCR tidak aktif

3. 28mA 1,8V 6V SCR tidak aktif

4. 0mA 5,2V 8V SCR aktif

5. 0mA 7V 10V SCR aktif

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Kelompok C2

VII. TUGAS AKHIR

1. Ketika SCR dinyalakan, dengan bagaimana hubungan arus gate dan


tegangan anoda – katoda?

Jawab :
2. Jelaskan cara mematikan SCR!

Jawaban : cara mematikan SCR memalui komunitas atau pengosongan arus listri pada suatu
rangkaian terdapat dua cara untuk mematikan SCR,

a. menggunakan komunitas
1. meminimumkan potnsio dengan diputar kekiri maka arusnya akan besar
2. mematikan saklar s4 dan s2
3. menekan s3 untuk menghilangkan arus sisa yang akan dibuang ke ground
Laboratorium Mesin Listrik
IT-PLN
Kelompok C2
4. mematikan suplay.

b. komintas alami AC yaitu siklus gelombang AC keluarannya gelombang sinus maka scr akan
aktif pada siklus positif saja dan pada siklus negative SCR akan mati atau tidak bekerja

3. Apa kesimpulan saudara dari percobaan ini?

Jawaban : ketika tegangan sumber diberi 2v maka tegangan beban akan memiliki nilai 0.38 dan
arusnya 6mA, ketika sumber dinaikkan menjadi 4v tegangan beban menjadi 1,1V dan arusnya
16mA, ketika sumber dinaikkan lagi menjadi 6v maka nilai tegangan bebannya menjadi 1,8V
dan nilai arusnya 28mA , dan ketika tegangan sumber di naikkan menjadi 8v maka tegangan
bebannya memiliki nilai 5,2v dan arusnya 0, dan ketika tegangan 10v tegangan bebannya
menjadi 7v dan arusnya 0, pada saat sumber tegangan 8dan 10 maka SCR akan aktif karena
tegangan bebannya sudah mendekati tangan sumber krena itu pada saat tegangan sumber
2,4dan6 SCR belum aktif karena selisih antara kedua tegangan masih besar dan kenapa arusnya
0 karena pada saat itu tidak adalagi arus yang mengalir melalui kaki gate langsung dari anoda
ke katoda makan arusnya 0

VIII. ANALISA

Nama :Niken Pradina Saputri

Nim : 201811178

Anlisa modul 1

Pada modul kali ini kita akan mempratikumkan tentang dasar Penyearah Terkontrol atau SCR.
SCR adalah singkatan dari silicon controlled rectifier adalah diode yang memiliki fungsi sebagai
pengendali, berbeda dengan diode biasanya hanya memiliki dua kaki tetapi pada scr terdapa 3 kaki
atau terminal, dimulai dengan gate atau gerbang yang berfungsi sebagai pengendali sedangkan kedua
kaki lainnya berfungsi seperti diode biasanya anoda dan katoda atau lebih simpelnya SCR adalah
komponen elektronika yang berbahan semikonduktor yang berfungsi sebagai penyearah yang dapat

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Kelompok C2
dikendalikan . Dan pada modul ini memiliki dua tujuan yaitu pertama mempelajari karakteristik dan
cara mengidupkan/mematikan SCR(trigger trun-on dan trun-off) dan yang kedua perkiraan julat
(trange) penggunaan SCR

SCR berbeda dengan dioda, diode fungsinya sebagai penyerah tetapi tidak dapat dikendalikan
sedangkan SCR berfungsi sebagai diode dan dapat dikendalikan cara membedakan SCR dengan diode
adalah dengan kakinya scr memiliki tiga kaki sedangkan diode hanya memiliki tiga kaki. Ada tiga
syarat agar scrny aktif, pertama tegangan ataupun polaritas pada anoda lebih positif(besar) daripada
kaki katoda,kedua kaki gate harus rerisi atau mentrigger minimal 80% dari kapasitas arus yang masuk
ke rangkaian dan yang ketiga tegangan pada beban mendekati tegangan tegangan sumber

Pada pratikum kali ini kita menggunakan alat sebagai berikut konsul ED-2900 sebagai
pensuplai dc,modul U-5060 A sebagai modul scr searah dan kemudian menggunakan multimeter
analog dan multimeter digital, rangkaiannya hubungkan konsul dengan modul multimeter digital
dihubungkan ke J1 dan J2 pesitif berada pada j1 dan negative pada j2 dan multimeter analog kita
hubungkan dan pasangkan kepada j5 yang positif dan j4 yang negative dana tur R1nya kebagan
minimum. Dari sumber dc arus akan masuksaat arus masuk terdapat voltmeter unruk membaca
tegangan beban yang telah dihubungkan dengan j1 dan j2, setelah itu akan terdapat titik percabangan
dan arus akan masuk ke anoda dan kehambatan tetapi arus dianoda akan tertahan, dan arus terus masuk
melewati hambatan dan terus bertemu potensio, dan disana kita akan ketemu potensio logaritmik,
potensio logaritmik adalah jika kita putar kekanan maksimal maka arus yang dihasilkan akan kecil
berkebalikan dengan potensio yang biasanya dari potensio arus lanjut dan bertemu dengan diode dan
diode disini kita gunakan untuk membaca gelombang dan arus akan diteruskan lalu diteruskan ke
saklar s4 yang sudah on dan aru akan masuk ke ampermeter yang digunakan untuk arus GATE, arus
akan melewati j4 dan karena arus tadi sudah diatur oleh potnsio tadi maka arus akan memicu gerbang
SCR kemudian arus akan keluar di katoda dan terus ke s3 yg on dan arus akam berputar di area s3,
karena kita menggunakan sumber dc sekali kaki dipicu gatenya maka SCR akan aktif terus

SCR bekerja secara forward bias, ketika sudah mencapai tegangan blackover maka aka nada
arus holding dan arus lagging arus holding yaitu arus yg digunakan untuk menahan arus gate yang
masuk untuk mengaktifkan SCR setelah scr aktif maka arus akan di kunci oleh arus langging sehingga
SCR akan aktif terus, pada arus dc SCR aktif terus untuk mematikan SCR memalui komunitas atau
pengosongan arus listri pada suatu rangkaian terdapat du acara untuk mematikan SCR, dengan
menggunakan komunitas paksa yaitu dengan meminimumkan potnsio dengan diputar kekiri maka
arusnya akan besar terus mematikan saklar s4 dan s2 menekan s3 untuk menghilangkan arus sisa yang
akan dibuang ke ground dan yang terakhir mematikan suplay. Cara yang kedua dengan komintas alami

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Kelompok C2
AC yaitu siklus gelombang AC keluarannya gelombang sinus maka scr akan aktif pada siklus positif
saja dan pada siklus negative SCR akan mati atau tidak bekerja

Dan pada data pengamatan ketika tegangan sumber diberi 2v maka tegangan beban akan
memiliki nilai 0.38 dan arusnya 6mA, ketika sumber dinaikkan menjadi 4v tegangan beban menjadi
1,1V dan arusnya 16mA, ketika sumber dinaikkan lagi menjadi 6v maka nilai tegangan bebannya
menjadi 1,8V dan nilai arusnya 28mA , dan ketika tegangan sumber di naikkan menjadi 8v maka
tegangan bebannya memiliki nilai 5,2v dan arusnya 0, dan ketika tegangan 10v tegangan bebannya
menjadi 7v dan arusnya 0, pada saat sumber tegangan 8dan 10 maka SCR akan aktif karena tegangan
bebannya sudah mendekati tangan sumber krena itu pada saat tegangan sumber 2,4dan6 SCR belum
aktif karena selisih antara kedua tegangan masih besar dan kenapa arusnya karena pada saat itu tidak
adalagi arus yang mengalir melalui kaki gate langsung dari anoda ke katoda makan arusnya 0

Salah satu karakteristik SCR, arus anoda yang mengalir ke arus katoda lebih kecil dari arus
holdingnya maka akan mati, dank arena pada modul kita kita menggunakan arus DC dan pada DC
arusnya konstan tidak ada gelombang siklus negative dan siklus positif dia akan konstan dan tidak ada
arus holding makanya SCRnya akan on terus, dan ketika sumber tegangan yang diberikan dalam AC ,
karena pada AC ada gelomabang sinis positif dan gelombang sinus negative dan suatu saat dia akan
menyentuh arus holdingnya

hyristor adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai saklar (switch) atau pengendali
yang terbuat dari bahan semikonduktor, macam macam thryristor adalah SCR cara kerjanya Saat tidak
dialiri arus listrik, SCR akan berada di keadaan OFF. Saat terminal GATE-nya dialiri arus rendah,
SCR akan menjadi ON dan menghantarkan arus listrik dari ANODA ke KATODA. Meskipun arus
listrik GATE-nya dihilangkan, SCR akan tetap dalam keadaan ON hingga arus yang mengalir dari
ANODA ke KATODA tersebut juga dihilangkan atau 0V.CSC cara kerjanya hampir sama dengan
SCR, namun SCS dapat di-OFF-kan dengan cara memberikan tegangan tertentu pada kaki terminal
Anode Gate (Gerbang Anoda). Perangkat ini juga dapat dipicu dengan memberikan tegangan negatif
ke Anode Gate, arus listrik akan mengalir satu arah yaitu dari Anoda (A) ke Katoda (K).TRIAC cara
kerjanya juga hampir sama dengan SCR, namun TRIAC dapat mengendalikan arus listrik dari dua arah
baik dari arah MT1 ke MT2 ataupun dari MT2 ke MT1. Dengan demikian TRIAC dapat digunakan
sebagai saklar yang mengendalikan arus DC maupun arus AC. TRIAC akan berubah menjadi kondisi
ON dan menghantarkan arus listrik apabila terminal GATE-nya diberikan arus listrik, jika arus
listriknya dihilangkan makan TRIAC akan berubah menjadi OFF.  DIAC akan berada di kondisi OFF
apabila tegangan yang diberikannya masih dibawah tegangan breakover-nya. Ketika tegangan
mencapai atau melampaui batas breakover-nya, DIAC akan berubah menjadi kondisi ON dan
menghantarkan arus listrik. Setelah DIAC dipicu menjadi ON, DIAC akan terus menghantarkan arus

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN
Kelompok C2
listrik (dalam kondisi ON) meskipun tegangan yang diberikan tersebut turun dibawah tegangan
breakover. DIAC hanya akan berhenti menhantarkan arus listrik atau berubah menjadi kondisi OFF
apabila tegangan yang diberikannya menjadi “0” atau dengan kata lain arus listriknya diputuskan.

IX. KESIMPULAN

Saat pratikum kita akan mengukur tegangan benan maka data yang dihasilkan ketika ketika
tegangan sumber diberi 2v maka tegangan beban akan memiliki nilai 0.38 dan arusnya 6mA, ketika
sumber dinaikkan menjadi 4v tegangan beban menjadi 1,1V dan arusnya 16mA, ketika sumber
dinaikkan lagi menjadi 6v maka nilai tegangan bebannya menjadi 1,8V dan nilai arusnya 28mA , dan
ketika tegangan sumber di naikkan menjadi 8v maka tegangan bebannya memiliki nilai 5,2v dan
arusnya 0, dan ketika tegangan 10v tegangan bebannya menjadi 7v dan arusnya 0, pada saat sumber
tegangan 8dan 10 maka SCR akan aktif karena tegangan bebannya sudah mendekati tangan sumber
krena itu pada saat tegangan sumber 2,4dan6 SCR belum aktif karena selisih antara kedua tegangan
masih besar dan kenapa arusnya 0 karena pada saat itu tidak adalagi arus yang mengalir melalui kaki
gate langsung dari anoda ke katoda makan arusnya 0

Laboratorium Mesin Listrik


IT-PLN

Anda mungkin juga menyukai