Anda di halaman 1dari 14

Iqbal Nurkhidayatullah

2029-11-015
MODUL I
RANGKAIAN GATE PENYEARAH TERKONTROL (SCR)

I. TUJUAN
1. Mempelajari bagaimana SCR dihidupkan dan dimatikan oleh control terisolasi.
2. Percobaan cara trigger menggunakan transformator jenuh (saturable transformer).

II. PERLENGKAPAN PERCOBAAN


Jumlah Nama Alat Kode Alat
1 PS Control Console ED-2900 atau ED-5060 M
1 Trigger by Saturable Reactor Module U-5060C
1 Oscilloscope ADS 1042CM
Iqbal Nurkhidayatullah
2029-11-015
III. TEORI
Rangkaian percobaan menghidupkan dan mematikan dengan penyalaan sendiri
(self trigger) sesuai dengan modul U-5060C, seperti gambar dibawah ini.

Pada gambar diatas trafo jenuh terhubung parallel dengan gate SCR. Jika
sekunder trafo T1 menjadi jenuh, maka reaktransi turun mendekati 0 sehingga SCR
mati. Tetapi jika tidak jenuh reaktansi tak terhingga sehingga SCR hidup, karena arus
bias yang mengalir melalui R1, R2 dan D2 akan mengalir menuju gate SCR dan
memenuhi syarat SCR hidup. Dengan demikian SCR tidak dapat hidup jika jenuh dan
nilai reaktansi kecil, sebab arus bias R1, R2 dan D2 akan mengalir menuju belitan
sekunder T1, sehingga arus yang mengalir menuju gate SCR tidak memenuhi syarat
SCR hidup. Ketika pulsa (-) terjadi pada masukan primer T1 maka T1 akan jenuh.
Pada waktu arus jenuh mengalir di sekunder, T1 akan berada dalam keadaan jenuh
tanpa masukan sinyal T1, karena dalam keadaan terkunci. Ketika pulsa (+) terjadi pada
masukan primer T1 yang jenuh, T1 akan reset seketika ke keadaan normal dan kondisi
jenuh dan reaktans sekunder besar. Rangkaian ini digunakan untuk mengontrol arus
pulsa control primer dan T1 secara beban dengan perbandingan belitan primer dan
sekunder.

REFERENSI
Mohammad H. Rashid, ”Elektronika Daya”, Penerbit Erlangga, 2006.
Mohammad H. Rasid, ”Power Electronics”, Edisi Ke Empat, Penerbit Pearson,
2014. Mohan, Undeland,”Power Electronics:Converter, Aplication and Design”,
Jhon Willey and Son, Singapore, 1994
Sed, P, C,”Power Electronics”, 1 ed General Electric, New York, 1979
Iqbal Nurkhidayatullah
2029-11-015
IV. TEORI TAMBAHAN
Penyearah terkontrol merupakan bagian terbesar dari inverter yang menggunakan
power semi conductor. Kegunaan dari alat ini adalah untuk mengatur tegangan dcrat rata yang
dipakai oleh beban dan sebagai pengatur phasa (phasa controller) dipakai SCR.
Aplikasi dari penyearah terkontrol adalah :

1. Sistim pengaturan keeepatan motor dc, umumnya dipakai pada pabrik baja, pabrik kertas
dan lain-lain.
2. Proses elektrokemis dan elektro metalugi.
3. Berguna sebagai power supply untuk elektro magnet.
4. Sebagai converter pada sisi' input dari saluran transmisi DC.
5. Portable hand tool drives.

Rangkaian penyearah merupakan rangkaian yang mengkonversikan tegangan ac


menjadi dc. Gambar 2.1 menunjukkan rangkaian penyearah terkontrol gelombang yang
menggunakan empat thyristor untuk mengontrol tegangan pada beban. Pada setengah siklus
positif dari tegangan sumber, thyristor dan akan ON jika terminal gate diberikan sinyal trigger
dengan sudut penyalaan α. Kemudian pada setengah siklus berikutnya, yaitu pada siklus
negatif, thyristor dan akan ON jika terminal gate diberikan sinyal trigger dengan sudut
penyalaan α. Gambar tegangan keluaran penyearah terkontrol setengah gelombang
ditunjukkan oleh Gambar 2.2. Gambar 2.1 Rangkaian penyearah terkontrol gelombang penuh
dengan beban R.
Iqbal Nurkhidayatullah
2029-11-015
Tegangan rata-rata dari beban ditunjukkan oleh persamaan berikut:
(2.1) merupakan tegangan puncak dari sumber tegangan. adalah sudut penyalaan gate
thyristor. Dari persamaan (2.1),
Tegangan rata-rata dari beban ditunjukkan oleh persamaan berikut:

perubahan sudut penyalaan akan mengatur tegangan rata-rata dari beban.


Tegangan rms pada beban ditunjukkan oleh persamaan berikut:
(2.2)

 Type dari Benyearah terkontrol.


Penyearah terkontrol dapat di klarifikasikan dalam dua cara yaitu :
1. Berdasarkan jumlah phasa dari sumber tegangan ac yang memberikan supply.
2. Berdasarkan jumlah pulsa dari arus yang melalui rangkaian beban dalam satu cycle dari
tegang an sumber.
Tiap rangkaian dari penyearah terkontrol mempunyai perbedaan antara yang satu dengan
lainnya.
Perbedaan-perbedaan itu adalah dalam hal :
1. Transfer karakteristik yang berhubungan dengan output
voltage dan sudut a.
2. Harmonisa- harmonisa dalam input.
3. Output ripple.
4. Control range yang di butuhkan ( range dari variasi a) dalam disain.
 Penyearah terkontrol satu phasa
A. Single-phase half-wave circuit
Bentuk rangkaian dari operasi penyearahan dengan beban tahanan dapat dilihat pada gambar
3.1
Iqbal Nurkhidayatullah
2029-11-015

Gambar 3.1 Single-phase half-wave circuit

Dari rangkaian di atas dapat dihasilkan satu pulsa untuk arus beban dalam tiap cycle dari
tegangan sumber. Oleh karena itu maka penyearah terkontrol jenis ini
di klasifikasikan sebagai penyearahan satu pulsa. Di dalam rangkaian tersebut terdapat
komponen dc dan arus dari sumber, sehingga sumber tegangan yang akan dipak ai harus
merupakan sumber tegangan yang ideal. Untuk menghilangkan komponen dc dalam beban
dapat digunakan suatu rangkaian jembatan (bridge).
 Single-Phase Full- Wave Circuit

Gambar 3.2 Single-Phase Full- Wave Circuit


Iqbal Nurkhidayatullah
2029-11-015
Dalam rangkaian ini terdapat sepasang SCR dalam keadaan konduksi pada setiap setengah
cycle sehingga dihasilkan penyearahan gelombang penuh dan arus sumber ac yang
simetri. Berbe da dengan rangkaian pada single phase half wave circuit karena p ada
rangkaian ini sumber tidak mempunyai komponen dc sehingga pemakaian sumber tidak
ideal seperti trafo adalah d i mungkinkan.
Pad a rangkaian ini terdapat du a pulsa dari arus beban dalam tiap cycle karena itu
diklasifikasikan sebagai penyearahan terkontrol gelombang penuh satu phasa atau dikenal
sebagai penyearahan terkontrol dua pulsa.
Sumber : file:///C:/Users/ASUS/Downloads/jiunkpe-is-s1-1991-483040-25250-jembatan-
chapter3.pdf
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/penyearah_terkontrol_full_wave.pdf
Iqbal Nurkhidayatullah
2029-11-015
V. LANGKAH PERCOBAAN DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

1. Saklar sumber utama konsul ED-5060M dalam keadaan terbuka (turn-off) dan
hubungkan sumber tegangan AC 100V masuk ke terminal U-5060C.
2. S1 terbuka dan hubungkan oscilloscope ke J3 dan J4.
3. Hidupkan konsul dan atur tegangan DC 20V.
4. Hubungkan lampu pada konsul sebagai beban dan masukan saklar s1. Jika lampu
menyala berarti dalam keadaan tidak jenuh dan T1 juga dalam keadaan tidak jenuh.
5. Jika T1 dalam keadaan tidak jenuh, hubungkan polaritas (+) DC 20V ke polaritas
(+) sinyal masuk secara seketikan dan lepaskan hubungkan ke (-), amati nyala
lampu.
6. Sekarang hubungkan polaritas (+) sumber DC ke polaritas (-) sinyal masuk secara
seketika dan lepaskan. Hubungkan (-) dan sumber DC ke (+) dan sinyal masuk.
Periksa bahwa lampu tidak menyala.
7. Pada tahap butri 5 dan 6, amati dan gambar sket bentuk gelombang sesaat ketika
SCR dihidupkan dan dimatikan.
Iqbal Nurkhidayatullah
2029-11-015
VI. TABLE DATA PENGAMATAN

KONDISI TRAFO KONDISI LAMPU


MENYALA
Tak Jenuh

Tidakmenyala
Jenuh
Iqbal Nurkhidayatullah
2029-11-015
VII.PENGOLAHAN DATA
Pada Data Pengamatan Ada 2 kondisi Trafo dan dua kondisi lampu, yang pertama
ada kondis trafa pada saat tidak jenuh dan terjadi kondisi lampu menyala karena kondisi
trafo tidak jenuh dan kondisi lampu menyala ketika trafo di suply AC maka trafo akan
bereaktansi sangat tinngi mengakibatkan lampu menyala maka pada rangkaian Tak jenuh
SCR lebih banyak ke Trafo dari pada arus Sehingga lampu menyala, dan yang kedua pada
kondis trafonya jenuh dan kondisi lampu tidak menyala dikarenakan kondisi jenuh dan
lampu tidak menyala ketika trafo di suply arus DC maka trafo bereaktansi sangat rendah
atau mendekati 0 maka pada rangkaian ini arus lebih banyak ke trafo dari pada SCR,
sehingga kaki Gate pada SCR tidak akan ke trigger dan menyebabkan SCR tidak menyala
sehingga lampu mati.
Iqbal Nurkhidayatullah
2029-11-015
VIII. TUGAS AKHIR
1. Bagaimana prinsip kerja menghidupkan dan mematikan SCR dengan kontrol
terisolasi?
2. Jelaskan karakteristik operasi transformator jenuh!
3. Jelaskan karakteristik operasi transformator tak jenuh!
4. Buatlah kesimpulan dari praktikum yang anda lakukan!
Jawab
1. Untuk mengaktifkan SCR adalah kaki gate harus di picu, besar arus yang mengalir
pada kaki gate harus 80% dari arus pada rangkaiannya, anoda harus lebih positif dari
katoda, dan besaran nilai tegangan beban harus mendekati tegangan sumber, untuk
mematikannya yaitu caraaa mematikan SCR adalah pada komutasi. Komutasi adalah
cara mematikan thyristor. Komutasi dibagi menjadi 2 yaitu komutasi alami dan
komutasi paksa. Komutasi alami adalah mematikan thyristor hanya dengan
meminimumkan potensiometernya. Sedangkan Komutasi Paksa adalah cara
mematikan Thyristor dengan bantuan beberapa komponen lain pada rangkaian seperti
minimumkan potensiometer, Mematikan semua saklar, dan dengan menekan push
button berfungsi untuk mengosongkan arus alat.
2. Karena ketika disuplai DC maka transformator bereaktansi sangat tinggi atau
menjauhi nol, sifat aliran arus akan memilih mengalir ke komponen yang lebih rendah
maka pada rangkaian ini arus lebih banyak mengalie ke scr dar pada ke trafo
sehingga kaki gate akan ter trigger dan menyebabkan SCR menyala dan Lampu Pun
menyala.
3. Karena ketika disupelai arus DC maka transformator bereaktansi sangat rendah atau
mendekati nol. Sifat arus akan memilih mengalir ke yang lebih rendah maka pada
rangkaian nol arus mengalir lebih banyak ke trafo daripada SCR Sehingga kaki Gate
tidak ter triger dan menyebabkan SCR tidak menyala dan lampu mati.
4. Untuk Mengaktkan SCR adalah Kaki Gate harus dipicu Arus, Besar Arus yang
mengalir pada kaki gate harus 80 % dari arus pada rangkaian, anoda harus lebih positif
dari katoda , dan besar nilai tegangan sumber.
Iqbal Nurkhidayatullah
2029-11-015
IX. ANALISA
Pada Praktikum Modul 1 Kali ini yang berjudul “RANGKAIAN GATE
PENYEARAH TERKNOTROL (SCR)” Rangkaian Gate Penyearah Terkontrol adalah
Rangkaian yang menggunakan Thyristor (SCR) sebagai komponen penyearah yang dapat
mengendalikan tegangan keluar DC (Direct Current. Tujuan pada praktikum kali Rangkaian
Gate PenyearahYerkontrol (SCR) adalah yang pertama Mempelajari bagaimana SCR
dihidupkan dan dimatikan oleh control terisolasi, yang ke dua percobaan cara trigger
menggunakan Transformatorjenuh (saturable transformator). Selanjutnya Kita ke
perlengkapan untuk percobaan Yang pertama kita siapkan Ps Control ConsoleDengan Kode
Alat ED-2900 atau ED-5060 M dengan jumlah 1 Unit, Yang kedua ada alat Trigger by
Saturable Reactor Module Dengan Kode U-5060 dengan jumla 1 Unit, Selanjutnya
Oscilloscop Dengan kode alat ADS 1042 CM.
Selanjutnya pada Penyearah Terkontorol merupakan rangkaian yang menggunakan
Thrystor sebagai komponen penyearah yang dapat mengendalikan tegangan keluaran DC.
Penyearah terkontrol ini dapat digunakan sebagai penggerak dan pengatur motor arus searah.
SCR (Sillicon Controlled Rectifier) Atau Thrystor Yang berfungsi sebagai pengendali,
Berbeda dengan Dioda pada umumnya yang hanya mempunyai 2 kaki terminal, Scr memiliki
3 kaki terminal. SCR memiliki 3 Terminal yaitu anoda-katoda dan Gate. Karakteristik dasar
Thyristor, Thyristor termasuk jenis konduktor terdiri dari lengkapan yang sangat berguna,
jenis yang banyak dipakai yaitu : Silicon Controlled Rectifier (SCR), Banyaknya penggunaan
peralatan dengan ini adalah untuk fungsi lingkungan kecepata dan spesifik yang tidak di
dapay dipenuhi oleh lengkap elektromagnetik, Karena kegunaannya untuk menggunakan
karakteristik maka banyak karakteristik, terus dan parameter perlu di pahami.tujuannya adgar
SCR digunakan dengan baik sesuai dengan karakteristik .
SCR Memerlukan tegangan positif pada kaki “Gate (GERBANG)” untuk dapat
mengaktifkannya, Pada sat kaki Gate dapat diberikan tegangan positif sebagai pemicu
(Trigger), SCR akan menghantarkan arus listrik dari Anoda (A) ke KATODA(K). Sekali SCR
mencapai keadaan “ON” maka selamanya akan ON Meskipun Tegangan positif yang
berfungsi sebagai pemicu (triger) tersebut dilepaskan. Untuk membuat SCR menjadi kondisi
OFF. Arus maju Anoda –Katoda harus diturunkan hingga berada pada titik Ih (Holding
Current) SCR. Seperti halnya penyearah satu fasa gelombang penuh tak terkontrol, penyearah
ini memiliki 2 jenis, Yaitu penyearah dengan tap tengah (2 Dioda) dan Penyearah jembatan
( Bridge/ 4 Dioda). Yang membedakan antara keduanya adalah komponen penyearah yang
digunakan. Peneyarah jenis ini merupakan penyearah terkontrol, Seperti thyristor atau SCR
(Sillicon Contralled Rectifier). Terkontrol dalam Hal ini maksudnya adalah penyearah ini
Iqbal Nurkhidayatullah
2029-11-015
dapat dipicu pada sudut tertentu sehingga dapat menghasilkan keluaran sesuai dengan yang di
inginkan. Untuk memicu komponen penyearah tersebut, kita harus mengetahui terlebih
dahulu karakteristik dari masing-masing komponennya.
Selanjutnya Percobaan Rangkaian, menghidupkan dan mematikan penyalaan sendiri
(self trigger) sesuai dengan modul U-50-60C, Seperti yang ada di modul. Pada gambar di
modul gambar Trafo jenuh terhubung parallel dengan Gate SCR. Jika Sekunder trafo T1
menjadi jenuh, Maka reaktansi turun mendekati 0 sehingga SCR hidup, karena arus bias yang
mengalir melalui R1,R2 dan D2 akan mengalir menuju gate SCR dan memenuhi syarat SCR
hidup. Dengan demikian SCR tidak dapat hidup jika jenuh dan nilai reaktansinya kecil, sebab
arus bias R1, R2, Dan D2 akan mengallir menuju belitan sekunder T1, sehingga arus yang
mengalir menuju gate SCR tidak memenuhi syarat SCR hidup. Ketika pulsa (-) terjadi pada
masukan primer T1 maka T1 jenuh. Pada waktu arus jeuh mengalir di sekunder, T1 akan
berada dalam jenuh tanpa masuka T1., karena dalam keadaan terkunci. Ketika pulsa (+)
terjadi pada masukan primer T1 yang jenuh, T1 akan reset seketika ke keadaan normal dan
kondisi jenuh dan reaktans sekunder besar. Rangkaian ini digunakan untuk mengontrol arus
pulsa control primer dan T1 secara beban dengan perbandingan belitan primer dan sekunder.
Pada sumber AC lampu balik ke beban resistif setelah itue mengalir ke resistor.
Selanjutnya kita ke prosedur merangkai kita mulai merangkai satu per satu
komponen yang pertama kita rangkai dari saklar sumber utama konsul Yaitu Trigger by
Saturable Reactor Module dengan kode ED-5060M, yang kedua S1 terbuka dan hubungka
osilloscope ke J3 dan J4, yang ke tiga hidupkan Konsuk sebagai beban dan masukan saklar
s1, Jika lampu menyala berarti dalam keadaan tidak jenuh. Yang kelima jika T1 dalam
keadaan tidak jenuh, hubungkan polaritas (+) DC 20 V ke polaritas (+) sinyal masuk secara
seketika dan lepaskan, Hubungan antara (-) dan sumber DC ke (-) dan sinyal masuk, Yang ke
enam sekarang hubungkan polaritas (+) sumber DC ke polaritas (-) sinyal masuk secara
seketika dan lepaskan , hubungkan (-) dan sumber DC ke (+) dan sinyal masuk.=, Periksa
bahwa lampu tidak menyala.=, Yang ke tujuh Pada Tahap butri 5 dan gambar sket bentuk
gelombang sesaat seketika SCR dihidupkan dimatikan.

Pada Data Pengamatan Ada 2 kondisi Trafo dan dua kondisi lampu, yang pertama
ada kondis trafa pada saat tidak jenuh dan terjadi kondisi lampu menyala karena kondisi trafo
tidak jenuh dan kondisi lampu menyala ketika trafo di suply AC maka trafo akan bereaktansi
sangat tinngi mengakibatkan lampu menyala maka pada rangkaian Tak jenuh SCR lebih
banyak ke Trafo dari pada arus Sehingga lampu menyala, dan yang kedua pada kondis
trafonya jenuh dan kondisi lampu tidak menyala dikarenakan kondisi jenuh dan lampu tidak
Iqbal Nurkhidayatullah
2029-11-015
menyala ketika trafo di suply arus DC maka trafo bereaktansi sangat rendah atau mendekati 0
maka pada rangkaian ini arus lebih banyak ke trafo dari pada SCR, sehingga kaki Gate pada
SCR tidak akan ke trigger dan menyebabkan SCR tidak menyala sehingga lampu mati.
Adapun kemungkinan terjadinya kesalahan dalam praktikum kali ini yaitu komponen
ada yang sudah rusak mengakibatkan terkendalanya praktikum, selanjutnya kesalahan dalam
merangkai pada praktikan yang tidak teliti membaca gambar rangkaian, sebelum merangkai
tidak teliti tidak mengecek sumber dalam keadaan ada tegangan mengakibatkan berbahaya
pada praktikan yang mengakibatkan praktikan tersetrum.
Iqbal Nurkhidayatullah
2029-11-015
X. KESIMPULAN
- Berdasarkan praktikum kali ini bisa kita simpulkan Mempelajari bagaimana SCR dihidupkan
dan dimatikan oleh control terisolasi, Dan Percobaan cara trigger menggunakan
transformator jenuh (saturable transformer).
- Berdasarkan praktikum kali ini bisa kita simpulkan pada data pengamatan, saat trafo di
suply dan arus DC maka trafo bereaktansi sangat rendah atau mendekati 0. Sifat aliran
arus yang bereaktansi akan memilih mengalir ke komponen yang bereaktansi lebih
rendah . maka pada rangkaian ini arus lebih banyak ke trafo dari pada SCR, sehingga kaki
Gate pada SCR tidak akan Di trigger dan menyebabkan SCR tidak menyala sehimgga
lampu Mati.

Anda mungkin juga menyukai