ELEKTRONIKA DAYA
DISUSUN OLEH:
Pada praktikum kali ini modul satu tentang rangkaian gate penyearah terkontrol atau sering disebut
dengan SCR yang dimana memiliki tujuan mempelajari bagaimana cara SCR dihidupkan dan dimatikan
oleh alat terkontrol isolasi dan percobaan trigger menggunakan transfomator jenuh ( saturable transfomator
). Kemudian alat dan bahan yang digunakan pada praktiukm kali ini adalah PS Control Console ED-2900
atau ED-5060 M Trigger by Saturable Reactor Module U-5060C dan Oscilloscope ADS 1042CM yang
dimana Langkah percobaannya adalah Saklar sumber utama konsul ED-5060M dalam keadaan terbuka
(turn-off) dan hubungkan sumber tegangan AC 100V masuk ke terminal U-5060C. S1 terbuka dan
hubungkan oscilloscope ke J3 dan J4. Hidupkan konsul dan atur tegangan DC 20V. Hubungkan lampu pada
konsul sebagai beban dan masukan saklar s1. Jika lampu menyala berarti dalam keadaan tidak jenuh dan
T1 juga dalam keadaan tidak jenuh. Jika T1 dalam keadaan tidak jenuh, hubungkan polaritas (+) DC 20V
ke polaritas (+) sinyal masuk secara seketikan dan lepaskan hubungkan ke (-), amati nyala lampu. Sekarang
hubungkan polaritas (+) sumber DC ke polaritas (-) sinyal masuk secara seketika dan lepaskan. Hubungkan
(-) dan sumber DC ke (+) dan sinyal masuk. Periksa bahwa lampu tidak menyala. Pada tahap butri 5 dan 6,
amati dan gambar sket bentuk gelombang sesaat ketika SCR dihidupkan dan dimatikan.
Pengertian dari SCR sendiri adalah licon Controlled Rectifier (SCR) atau Thrystor pertama kali
diperkenalkan secara komersial pada tahun 1956. SCR memiliki kemampuan untuk mengendalikan
Tegangan dan daya yang relatif tinggi dalam suatu perangkat kecil. Oleh karena itu SCR atau Thyristor
sering difungsikan sebagai Saklar (Switch) ataupun Pengendali (Controller) dalam Rangkaian Elektronika
yang menggunakan Tegangan / Arus menengah-tinggi (Medium-High Power). Beberapa aplikasi SCR di
rangkaian elektronika diantaranya seperi rangkaian Lampu Dimmer, rangkaian Logika, rangkaian osilator,
rangkaian chopper, rangkaian pengendali kecepatan motor, rangkaian inverter, rangkaian timer dan lain
sebagainya. Pada dasarnya SCR atau Thyristor terdiri dari 4 lapis Semikonduktor yaitu PNPN (Positif
Negatif Positif Negatif) atau sering disebut dengan PNPN Trioda. Terminal “Gate” yang berfungsi sebagai
pengendali terletak di lapisan bahan tipe-P yang berdekatan dengan Kaki Terminal “Katoda”. Cara kerja
sebuah SCR hampir sama dengan sambungan dua buah bipolar transistor (bipolar junction transistor).
Cara menghidupkannya yaitu dengan memberikan tegangan positif/DC pada anoda dan kaki gate SCR ,
lalu pada kaki katoda diberikan tegangan negative. Nanti arus yang mengalir pada gate menunggu sampai
sekitar 70-80% agar anoda bisa mengalirkan arus pada katoda dan SCR menyala.
SCR ini memiliki prinsip kerja yang dimana Pada prinsipnya, cara kerja SCR sama seperti dioda
normal, namun SCR memerlukan tegangan positif pada kaki “Gate (Gerbang)” untuk dapat
mengaktifkannya. Pada saat kaki Gate diberikan tegangan positif sebagai pemicu (trigger), SCR akan
menghantarkan arus listrik dari Anoda (A) ke Katoda (K). Sekali SCR mencapai keadaan “ON” maka
selamanya akan ON meskipun tegangan positif yang berfungsi sebagai pemicu (trigger) tersebut
dilepaskan. Untuk membuat SCR menjadi kondisi “OFF”, arus maju Anoda-Katoda harus diturunkan
Pada SCR Ketika SCR dinyalakan hubungan arus gate dengan tegangan anoda katoda yaitu apabila
arus gate diberikan arus dc dan tegangan positif maka tegangan yang ada di anoda dapat mengalir menuju
katoda begitu juga sebaliknya apabila arus gate diberikan arus ac dan tegangan negative maka tegangan
yang ada di anoda tidak dapat mengalir ke katoda. Cara kerja dari SCR yaitu sebagai control arus searah.
Dimana kaki gate harus diberikan arus dc dan tegangan positif, anoda diberikan tegangan positif dan katoda
diberikan tegangan negative baru nanti SCR akan menyala. Pada SCR juga terdapat voltage breakover
dimana tegangan harus melebihi batas itu ( sekitar 0,7 – 0,8V ) agar nantinya SCR dapat menyala. Cara
mematikan SCR ada 2 yaitu dengan menggunakan komutasi alami dan komutasi paksa, komutasi alami
yaitu Ketika arus yang diberikan adalah arus AC karena SCR hanya bekerja secara Forward. Komutasi
paksa yaitu mematikan SCR dengan cara mengatur tahanan pada potensiometer, mematikan semua saklar
dan juga mematikan power supply.
Pada SCR ini terdapat SCR tak hanya terdiri dari satu macam saja. Jika dilihat dari bentuk fisiknya,
komponen ini dibagi menjadi 5 jenis, yaitu Stud SCE atau SCR baut Diamond pack, disebut demikian
karena bentuknya yang mirip seperti berlian Press diode atau SCR kancing.SCR SOT atau sering juga
disebut sebagai SCR Isotop SCR TO, inilah jenis yang paling sering dijumpai di pasaran. Bentuknya sangat
mirip seperti transistor yang memiliki 3 buah kaki. Selain dari bentuk fisiknya, SCR juga terbagi menjadi
3 jenis menurut karakteristik bias gate yang dimilikinya.Forward blocking mode dimana SCR dihubungkan
dengan jaringan yang membuat anoda dan katoda menjadi bernilai positif. Gate pun masih tetap terbuka.
J1 dan J3 di dalam rangkaian ini menjadi bias maju, sedangkan bias balik dimiliki oleh J2.Forward
conducting mode dimana Di dalam mode kedua ini, SCR bergerak dari pemblokiran menuju ke konduksi.
Untuk melakukan pergerakan tersebut dapat memakai dua metode, yaitu menaikkan tegangan ke depan
serta mengaplikasikan pulse positif. Reverse blocking mode yang dimana Mode ini adalah kebalikan dari
yang pertama. J2 di sini memiliki peran bias maju, sedangkan J1 dan J3 adalah bias balik. Anoda berselaras
dengan katoda menjadi positif.
Pada praktikum kali dengan modul dua yang berjudul rangkaian penyearah setengah gelombang
satu fasa dengan tujuan Untuk memahami struktur, karakteristik, dan metode komputasi untuk rangkaian
penyearah tak terkontrol setengah gelombang satu fasa dengan menggunakan dioda Untuk memahami jenis
karakteristik beban yang berbeda-beda. Dengan prosedur pengerjaannya menggunakan Hubungkan sirkuit
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1-2, lalu sambungkan sirkuit dengan anoda dan katoda ke terminal
masing-masing. Semua kontrol harus berada pada posisi minimumnya. Terapkan V = 45 V sebagai
tegangan input. AKTIFKAN modul GOTT dari 588 001 & 588 002. Gunakan osiloskop digital untuk
mengamati bentuk gelombang pada terminal 1.
Pada praktiku ini menghasilkan perbedaan antara diode dan SCR yang dimana Diode adalah
perangkat semikonduktor yang paling sederhana dan terdiri dari dua lapisan semikonduktor (satu tipe P dan
satu tipe N) yang terhubung satu sama lain. Oleh karena itu dioda adalah persimpangan PN. Diode memiliki
dua terminal yang dikenal sebagai anoda (lapisan tipe-P) dan katoda (lapisan tipe-N) , dan SCR adalah jenis
thyristor dan banyak digunakan dalam aplikasi perbaikan saat ini. SCR terbuat dari empat lapisan
semikonduktor bolak-balik (dalam bentuk P-N-P-N) dan oleh karena itu terdiri dari tiga persimpangan PN.
Dalam analisis, ini dianggap sebagai pasangan BJT yang erat (satu PNP dan lainnya dalam konfigurasi
NPN).
Dan pada praktikum ini juga fungsi diode pada rangkaian adalah diode pada rangkaian berfungsi
sebagai penyearah yang dimana Diode memungkinkan arus yang mengalir melaluinya hanya dalam satu
arah yaitu anoda ke katoda. Arah arus ditandai pada simbolnya sebagai panah. Karena dioda membatasi
arus hanya ke satu arah, ia dapat digunakan sebagai penyearah. Sirkuit penyearah jembatan penuh yang
terbuat dari empat dioda dapat memperbaiki arus alternatif (AC) menjadi arus searah (DC).
Dalam hal ini yang kita sama sama ketahui diode dapat bertindak sebagai konduktor ketika
tegangan kecil diterapkan ke arah anoda ke katoda. Penurunan tegangan ini (dikenal sebagai penurunan
tegangan maju) selalu ada ketika aliran arus terjadi. Tegangan ini biasanya sekitar 0,7 V untuk dioda silikon
normal. Dan Dalam operasi, SCR bertindak ketika pulsa diberikan ke gerbang. Ini beroperasi di dalam
keadaan 'on' atau 'off'. Setelah gerbang dipicu dengan denyut nadi, SCR pergi ke keadaan 'on' dan terus
melakukan sampai arus maju menjadi kurang dari ambang yang dikenal sebagai 'menahan arus'. SCR adalah
perangkat daya dan sering digunakan dalam aplikasi yang melibatkan arus dan voltase tinggi. Aplikasi SCR
yang paling banyak digunakan adalah mengendalikan (memperbaiki) arus bolak-balik. Penyearah daya
merupakan rangkaian elektronika daya yang berfungsi untuk mengubahtegangan sumber masukan arus
bolakbalik dalam bentuk sinusoida men!adi tegangan luarandalam bentuk tegangan searah
yang tetap. jenis sumber tegangan
mencaturangkaian penyearah daya dapat digunakan tegangan bolakbalik satu fasa dan tiga fasa.Penyearah
satu fasa merupakan rangkaian penyearah daya dengan sumber masukan tegangan bolak balik satu
fasa. #angkaian penyearahan dapat dilakukan dalam bentuk. Rangkaian penyearah setengah gelombang
Pada pratikum kali ini modul tiga dengan judul rangkaian penyearah satu fasa gelombang penuh dengan
tujuan Memahami struktur, karakteristik dan metode komputasi untuk rangkaian penyearah gelombang
penuh dioda satu fasa tak terkendali dan Memahami karakteristik beban. Dengan prosedur percobaan
Hubungkan sirkuit seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1-2, lalu sambungkan sirkuit dengan anoda dan
katoda ke terminal masing-masing. Semua kontrol harus berada pada posisi minimumnya. Terapkan V1 =
45 V sebagai tegangan input. AKTIFKAN modul GOTT dari 588 001 & 588 002. Gunakan osiloskop
digital untuk mengamati bentuk gelombang pada terminal 1. Dengan variasi nilai beban yang telah
ditentukan, lihatlah gelombang yang dihasilkan pada osiloskop dan masukkan gambar gelombang pada
tabel 2-1.
Penyearah gelombang (rectifier) adalah bagian dari komponen power supply atau catu daya yang
dimana fungsinya adalah untuk mengubah sinyal tegangan AC (alternating current) menjadi tegangan DC
(direct current). Komponen utama dalam penyearah gelombang baik itu penyearah gelombang penuh
maupun setengah penuh adalah dioda yang dikonfigurasikan secara forward bias. Hal ini dilakukan,
karenakan dioda memiliki karakteristik yang hanya melewatkan arus listrik yang searah dan menghambat
arus listrik dari arah sebaliknya. Jika sebuah dioda dialiri arus bolak-balik, maka dioda tersebut hanya akan
melewatkan setengah gelombang, sedangkan setengah gelombangnya lagi diblokir. Dalam sebuah power
supply tegangan rendah sebelum tegangan AC tersebut diubah menjadi tegangan DC maka tegangan AC
tersebut perlu diturunkan menggunakan transformator stepdown.
Yang dimana dalam praktikum ini Rangkaian penyearah gelombang penuh adalah penyearah
yang mengonversikan kedua siklus positif dan negative dari sinyal AC menjadi sinyal DC yang berdenyut.
Rangkaian penyearah gelombang penuh juga bisa dibuat dengan memakai trafo centre tapped. Penyearah
gelombang penuh dipakai untuk merektifikasi keluaran AC dari sebuah lilitan sekunder trafo stepdown
230/12 V. Diode merupakan komponenelektronuika yang paling sederhana, yang tersusun dari dua jenis
semikonduktor,yaitu semikonduktor jenis-n dan jenis-p. Salah satu penggunaan umum diodeadalah untuk
aplikasi penyearah. Untuk mengurangi besarnya tegangan sampai kediode digunakan trafo, yang kumparan
primernya dapat langsung dihubungkan kejala-jala listrik. Jumlah lilitan kumparan kedua harus di hitung
sedemikian rupasehingga tegangan sekundernya masih dalam batas tegangan diode yangdiperkenankan.
Dalam praktikum ini Transformator adalah alat yang berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan
tegangan, mengubah tegangan bolak-balik tertentu menjadi tegangan yang sesuai untuk disearahkan.
Untuk dapat mengamati secara langsung grafik yang dihasilkan oleh arus bolak-balik maupun arus yang
sudah dikonversi ke arus searah , maka digunakanlah osiloskop. Dari gambar sinusoidal yang terlihat pada
layar osiloskop, kita dapat menentukan nilai maksimum dan nilai puncak ke puncak dari arus bolak-bali.
Osiloskop adalah piranti pengujian yang dapat digunakan dalam beragam pengukuran,dimana aplikasi
terpentingnya adalah tampilan berupa bentuk gelombang tegangan terhadap waktu. Rangkaian penyearah
setengah lingkaran artinya hasil penyearah hanya pada bagian positif, yaitu setengah panjang gelombang
Dalam modul ini juga Resistansi resistor adalah nilai hambatan dari resistor yang digunakan sebagai
beban dalam rangkaian ini. Nilai tersebut ditentukan berdasarkan hasil pembacaan cincin warna pada
resistor. Satuan resistansi resistor adalah ohm (Ω ). Kapasitansi kapasitor adalah yang tertera pada kapasitor
yang digunakan sebagai filter dalam rangkaian penyearah gelombang ini. Nilai kapasitansi kapasitor
ditentukan berdasarkan keterangan yang tertera pada alat dan memiliki satuan microfarad(µF).
Tegangan sumber adalah nilai tegangan awal yang berasal dari power supply dan selanjutnya
mengalir dalam rangkaian. Tegangan sumber ditentukan beradasarkan penunjukan yang tertera pada power
supply dan memiliki satuan volt (V). egangan output adalah tegangan keluaran yang berasal dari dalam
rangkaian setelah penyearahan gelombang oleh dioda berlangsung. Tegangan output ditentukan
berdasarkan jumlah skala yang ditunjukkan pada osisloskop sinar katoda. Tegangan output memiliki satuan
volt (V).
Pada kegiatan praktikum kali ini, mengenai Penyearah Gelombang, dimana diketahui Penyearah
merupakan rangkaian elektronika yang berfungsi menyearahkan gelombang arus listrik. Arus listrik yang
semula berupa arus bolak-balik (AC) jika dilewatkan rangkaian penyearah akan berubah menjadi arus
searah (DC).
Pada praktikum kali ini yang berjudul single phase PWM controller yang dimana tujuannya adalah
Memahami prinsip operasi pengontrol PWM satu fasa. Untuk mengukur bentuk gelombang keluaran dari
pengontrol PWM satu fasa. Dan Untuk membandingkan perbedaan antara sinyal kontrol persegi dan sinyal
kontrol PWM . yang dimana prosedurnya adalah Letakkan modul PE-5310-1A, PE-5310-2A, PE-5310-2B
dan PE-5310-4H dalam Bingkai Eksperimental. Tempatkan DSO di meja kerja. Lengkapi sambungan yang
ditunjukkan pada Gambar 5-1-3 menggunakan JUMPER (garis lengkung) dan kabel penghubung.
Hubungkan daya AC 220V ke modul Catu Daya DC dan Penguat Diferensial dengan mencolokkan
stopkontak 3cabang yang diarde. Kemudian Pada Differential Amplifier, sambungkan input Ch.A DIF ke
sinθ (+ ke sinθ, - ke 0V) dan input Ch.C DIF ke CLK (+ ke CLK, - ke 0V). Atur V Range Selectors (SWA,
SWC) ke 100V dan atur Ch Selectors (SW1, SW2) ke A dan C. Nyalakan semua catu daya. Pada Reference
Variabel Generator, atur sakelar Vc Range Selector (SW1) ke 0~+10V, atur knob kontrol V ke posisi 50%
untuk membuat Vc=5V. Menggunakan DSO (DC input coupling), ukur dan catat bentuk gelombang
tegangan pada output sinθ dan CLK. Hitung frekuensi dan amplitudo Sesuaikan knob kontrol V dari
Reference Variabel Generator ke posisi 100%, kirakira Vc=10V. Dengan menggunakan DSO, ukur dan
catat bentuk gelombang tegangan pada output sinθ dan CLK. Hitung frekuensi keluaran Hz dan amplitude
Vpp. Sesuaikan knob kontrol V secara perlahan dari Reference Variabel Generator dan atur frekuensi
output sinθ dan CLK ke 50Hz dengan tepat. Baca dan catat nilaiV. Sesuaikan knob kontrol V dari
Reference Variabel Generator untuk mengatur Vc=2.5V. Dengan menggunakan DSO, ukur dan catat
bentuk gelombang tegangan pada output sinθ dan CLK. Pada Differential Amplifier, sambungkan input
Ch.A DIF ke sinθ (+ ke sinθ, - ke 0V) dan input Ch.C DIF ke output Multiplier (+ ke output Multplier, - ke
0V). Atur V Range Selectors (SWA, SWC) ke 100V dan atur Ch Selectors (SW1, SW2) ke A dan C.
Sesuaikan knob kontrol V dari Reference Variabel Generator untuk mengatur Vc=5V. Dengan
menggunakan DSO, ukur dan catat bentuk gelombang tegangan pada output sinθ dan Multiplier. Hitung
frekuensi Hz dan amplitudo Vpp .
Pada praktikum kali ini pengertian dari PWM adalah Rangkaian-rangkaian seperti Inverter,
Konverter, Switch mode power supply (SMPS) dan Pengontrol kecepatan (Speed Controller) adalah
rangkaian-rangkaian memiliki banyak sakelar elektronik di dalamnya. Sakelar-sakelar elektronik yang
digunakan pada rangkaian tersebut umumnya adalah komponen elektronik daya seperti MOSFET, IGBT,
TRIAC dan lain-lainnya. Untuk mengendalikan sakelar elektronik daya semacam ini, kita biasanya
menggunakan sesuatu yang disebut sinyal PWM (Pulse Width Modulation). Selain itu, sinyal PWM juga
sering digunakan untuk mengendarai motor Servo dan juga digunakan untuk melakukan tugas-tugas
sederhana lainnya seperti mengendalikan kecerahan LED.
Siklus kerja dan frekuensi sinyal PWM sering membingungkan. Seperti yang kita ketahui bahwa
sinyal PWM adalah gelombang persegi dengan waktu ON dan waktu OFF. Jumlah dari Waktu ON (ON-
Time) dan Waktu OFF (OFF-Time) ini disebut sebagai satu periode waktu. Kebalikan dari satu periode
waktu disebut frekuensi. Sementara jumlah waktu sinyal PWM harus tetap dalam satu periode waktu
ditentukan oleh siklus kerjaPWM.
Sederhananya, seberapa cepat sinyal PWM harus dihidupkan (ON) dan dimatikan (OFF) ditentukan
oleh frekuensi sinyal PWM dan kecepatan berapa lama sinyal PWM harus tetap ON (hidup) ditentukan
oleh siklus kerja sinyal PWM.
Pada praktikum kali ini dengan judul single phase inverter yang dimana tujuannya adalah Praktikan
dapat memahami prinsip kerja dari Single-Phase Full-Bridge Inverter Praktikan dapat mengerti sinyal
gating (trigger) dan tegangan keluaran dari singlephase inverter Praktikan dapat mengukur sinyal gating
(trigger) dan tegangan keluaran dari singlephase inverter Praktikan dapat mengukur tegangan keluaran dan
arus keluaran dari single-phase inverter dengan beban resistif asalnya Praktikan dapat mengukur tegangan
keluaran dan arus keluaran dari single-phase inverter dengan beban resistif dan beban induktif .
Yang dimana prosedurnya adalah Letakkan modul PE-5310-1A, PE-5310-2A, PE-5310-2B, PE-5310-
4H, PE-5310-4J, PE-5310-5B dan PE-5310-5F pada bingkai percobaan. Letakkan DSO, PE-5340-3A, PE-
5310-3C dan PE-5310-3E diatas meja kerja. Dengan daya masih dalam keadaan mati, hubungkan seperti
menggunakan kabel penghubung. Hubungkan sumber tegangan 220v AC power to DC power, Current
Transducer, IGBT Drive Set, dan Differential Amplifier modul. Hidupkan DC Power Supply, lalu pada
Reference Variable Generator ubah SW1 Switch ke 0~+10V dan atur knob kontrol V ke Vc=5V Pada Single
Phase PWM Generator, atur PWM/CLK Selector (SW2) switch ke CLK (Clock) dan atur Saklar Seleksi
Frekuensi (SW1) dari gelombang segitiga ke x1 (1KHz) Nyalakan IGBT Drive Set. Letakkan Trigger
Selector (SW1) dari T1…T4 posisi. Pada Differential AAmplifier, atur V Range Selector (SWB,SWD)
pada Ch.B dan Ch.D ke 100V dan letakkan Ch Selectors (SW1,SW2) di B dan D. Hubungkan Ch.B DIF
input ke T1 (+ ke T1, - ke DC-) dan hubungkan Ch.D DIF input ke T2 (+ ke T2, - KE dc). Menggunakan
DSO, atur dan rekam sinyal masukan dari IGBTs T1 dan T2 Atur SEC/DIV dari DSO untuk melihat sinyal
masukan dari T1 dan T2 seperti yang ditampilkan oleh Gambar 5-2-4. atur dan rekam The Dead Time =
µs. dan terakhir adalah Lihat kembali koneksi dari Gambar 5-2-2. Hubungkan beban induktor dengan 50mH
terminal induktor. Kontruksi ini hanya menggunakan beban resisitf (100Ω) pada keluaran terminal O/P1
dan O/P2. Pada Differential Amplifier, atur V Range Selector (SWA) pada Ch.A ke 500V dan atur V Range
Selector (SWC) pada Ch.C ke 100V, letakkan Ch Selectors (SW1,SW2) pada A dan C. pada Current
Transducer Modul, atur I Range Selector ke 5Ap. Pada Single Phase PWM Generator, atur PWM/CLK
Selector (SW2) Switch ke CLK. Lalu hidupkan semua daya. Dengan perlahan atur knob V kontrol pada
Reference Variable Generator mencapai Vc=5V. menggunakan DSO, atur dan rekam tegangan beban VL
dan arus beban IL dengan bentuk gelombang seperti Gambar 5-2-12. hitung dan rekam frekuensi keluaran
=Hz (30Hz) .
Kemudian pada mudul ini membahas tentang inverter yang dimana pengertian Inverter adalah salah
satu komponen terpenting dan paling kompleks dari sistem independen. Meski Anda tidak harus selalu
memahami cara kerja bagian dalam inverter, namun Anda harus memahami beberapa fungsi, kemampuan,
dan batasan dasar dari komponen ini. Sistem tenaga listrik independen adalah sistem yang terlepas dari
jaringan utilitas listrik. Sistem seperti itu bervariasi ukurannya dari lampu halaman kecil hingga rumah-
rumah di lokasi terpencil, desa, taman nasional, fasilitas medis, dan militer. Mereka juga mencakup sistem
cadangan seluler, portabel, dan darurat. inverter adalah perangkat yang daya yang dapat mengubah arus
Pada pertemuan kali dengan membahas modul enam dngan judul “ PENGUKURAN
KARAKTERISTIK MOSFET DAYA “ dengan tujuan dapat memahami prinsip pengoperasian MOSFET
daya , dan dapat emahami karakteristik MOSFET daya . Yang dimana pengertian MOSFET (Metal Oxide
Semiconductor Field Effect Transistor) adalah sebuah perangkat semionduktor yang secara luas di gunakan
sebagai switch dan sebagai penguat sinyal pada perangkat elektronik. MOSFET adalah inti dari sebuah IC
( integrated Circuit ) yang di desain dan di fabrikasi dengan single chip karena ukurannya yang sangat kecil.
MOSFET memiliki empat gerbang terminal antara lain adalah Source (S), Gate (G), Drain (D) dan
Body(B). Keuntungan utama dari MOSFET lebih transistor biasa adalah bahwa ia memerlukan sangat
sedikit saat ini untuk mengaktifkan (kurang dari 1mA), sementara memberikan yang jauh lebih tinggi saat
ini untuk beban (10 sampai 50A atau lebih). Namun, MOSFET memerlukan tegangan gerbang tinggi (3-
4V) untuk mengaktifkan.
MOSFET bekerja secara elektonik memvariasikan sepanjang jalur pembawa muatan ( electron atau
hole ). Muatan listrik masuk melalui Saluran pada Source dan keluar melalui Drain. Lebar Saluran di
kendalikan oleh tegangan pada electrode yang di sebut dengan Gate atau gerbang yang terletak antara
Source dan Drain. ini terisolasi dari saluran di dekat lapisan oksida logam yang sangat tipis. Kapasitas MOS
pada komponen ini adalah bagian Utama nya MOSFET memiliki dua mode yaitu Depletion Mode dimana
ketika tidak ada tegangan pada Gate maka kondusi channel berada pada kondisi maksimum. Karena
tegangan pada gerbang positif atau negative konduksi pada channel menurun. Kemudian Enhancement
Mode adalah keadaan Ketika tidak ada tegangan pada Gate, MOSFET tidak akan bersifat konduksi.
Tegangan yang meningkat pada Gate, maka sifat konduksi pada Channel semakin lebih baik.
Cara kerja MOSFET Tujuan dari MOSFET adalah mengontrol Tegangan dan Arus melalui antara
Source dan Drain. Komponen ini hampir seluruh nya sebagai switch. Kerja MOSFET bergantung pada
kapasitas MOS. Kapasitas MOS adalah bagian utama dari MOSFET. Permukaan semikonduktor pada
lapisan oksida di bawah yang terletak di antara terminal sumber dan saluran pembuangan. Hal ini dapat
dibalik dari tipe-p ke n-type dengan menerapkan tegangan gerbang positif atau negatif masing-masing.
Ketika kita menerapkan tegangan gerbang positif, lubang yang ada di bawah lapisan oksida dengan gaya
dan beban yang menjijikkan didorong ke bawah dengan substrat.
Daerah penipisan dihuni oleh muatan negatif terikat yang terkait dengan atom akseptor. Elektron mencapai
saluran terbentuk. Tegangan positif juga menarik elektron dari sumber n dan mengalirkan daerah ke saluran.
Sekarang, jika voltase diterapkan antara saluran pembuangan dan sumber, arus mengalir bebas antara
sumber dan saluran pembuangan dan tegangan gerbang mengendalikan elektron di saluran. Alih-alih
tegangan positif jika kita menerapkan tegangan negatif, saluran lubang akan terbentuk di bawah lapisan
oksida.
Kemudian , transistor MOSFET dapat dikelompokan menjadi tiga, antara lain NMOS