Meisin Tia Intansari - Laporanm1m2
Meisin Tia Intansari - Laporanm1m2
2020-11-152
MODUL I
HUKUM OHM DAN KIRCHOFF ARUS DAN TEGANGAN
I. TUJUAN
a. Memahami secara visual teori teori dasar dalam rangkaian listrik arus searah, khususnya yang
berkaitan dengan Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff
b. Mengenal lebih jauh hubungan antara tegangan dan arus dalam rangkaian listrik arus searah
III. TEORI
1. Tegangan
Notasi : V atau E
Satuan : Volt
Tegangan antara 2 titik adalah energi yang diperlukan (kerja yang dilakukan) untuk
menggerakkan satu unit muatan negatif (elektron) dari titik yang berpotensial lebih rendah
(lebih negatif) ke titik yang berpotensial lebih tinggi (lebih positif), atau sama dengan energi
yang dilepaskan pada saat satu unit muatan bergerak (menurun bukit) dari potensial yang
lebih tinggi ke potensial lebih rendah.
W
V=
q
2. Arus
Notasi : I atau i (untuk arus yang berubah terhadap waktu)
Satuan : Ampere
Arus adalah besarnya aliran listrik yang melalui sebuah titik dalam satu satuan waktu. Arus
sebesar 1 ampere adalah sama dengan aliran satu coulomb muatan per satu detik. Dalam
kenyataan fisiknya, aliran arus adalah partikel pembawa muatan (elektron) yang bergerak dari
potensial lebih rendah (lebih negatif) ke potensial lebih tinggi (lebih positif). Dalam
perjanjian/kesepakatan internasional, arus didefinisikan dan dianggap mengalir dari arah yang
berlawanan (mengalir dari potensial lebih positif ke potensial negative).
Laboratorium Dasar Teknik Elektro
Institut Teknologi PLN
Meisin Tia Intansari
2020-11-152
q
I=
t
3. Resistansi dan Resistor
Bila suatu beda potensial diberikan kepada suatu material, maka terjadi usaha untuk
mengalirkan muatan melalui muatan tersebut. Setiap material mempunyai sifat
melawan/menghambat aliran muatan yang disebut sebagai sifat resistansi.
Material dengan resistansi kecil disebut sebagai konduktor/penghantar arus, sedangkan
material dengan resistansi besar disebut sebagai isolator. Ada suatu jenis material yang sifat
resistansinya bisa diubah dengan cara tertentu, yang disebut sebagai semikonduktor.
Suatu benda yang dibuat dari material dengan komposisi tertentu dapat menghasilkan suatu
nilai resistansi tertentu. Benda ini disebut sebagai resistor/tahanan. Bahan yang digunakan
biasanya dari jenis material yang mempunyai sifat menghantar yang buruk.
Fungsi utama dari tahanan adalah sebagai pembatas tegangan atau arus, serta fungsi-fungsi
lain yang lebih spesifik yang dikembangkan dari sifat-sifat dasar tahanan. Misalnya bila
digabung dengan kapasitor menghasilkan suatu konstanta waktu tertentu, untuk membagi
tegangan, pengukuran tegangan dan arus dll.
4. Hukum Ohm
Bunyi Hukum Ohm: “Suatu hambatan pada suatu rangkaian tertutup apabila diberi tegangan
maka akan timbul arus listrik pada rangkaian tersebut”
I
V R
Gambar 1.1
V = I.R (Pers 1.1)
Secara matematis, persamaan di atas adalah linier, artinya dengan nilai V dan R yang tertentu
akan didapatkan suatu nilai I yang tertentu juga. Dalam prakteknya dijumpai tahanan yang
bersifat linier dan non linier, tergantung dari penggunaan dari masing-masing komponen
tahanan.
5. Hukum Kirchoff
Hukum Kirchoff untuk arus (Hukum Kirchoff I) adalah :
I1 = I2 + I3 (Pers 1.2)
Gambar 1.2
Hukum Kirchoff untuk tegangan (Hukum Kirchoff II) adalah jumlah beda tegangan pada
suatu rangkaian tertutup adalah sama dengan nol.
ƩV = 0
V = VAB + VBC + VCD (Pers 1.3)
Gambar 1.3
Hukum Kirchoff
Gustav Robert Kirchhoff adalah seorang fisikawan jerman yang berkontribusi pada pemahaman
konsep dasar teori rangkaian listrik, spektroskopi, dan emisi radiasi benda hitam yang dihasilkan oleh
benda-benda yang dipanaskan.
Dalam kelistrikan, sumbangan utamanya adalah dua hukum dasar rangkaian, yang kita kenal sekarang
dengan Hukum I dan Hukum II Kirchoff. Kedua hukum dasar rangkaian ini sangat bermanfaat untuk
menganalisis rangkaian-rangkaian listrik majemuk yang cukup rumit. Akan tetapi sebagian orang
menyebut kedua hukum ini dengan Aturan Kirchoff, karena dia terlahir dari hukum-hukum dasar yang
sudah ada sebelumnya, yaitu hukum kekekalan energi dan hukum kekekalan muatan listrik.
Untuk memecahkan persoalan-persoalan rangkaian yang rumit; yaitu rangkaian yang terdiri dari
beberapa buah sumber tegangan atau sumber arus serta beberapa buah hambatan/beban maka
dipergunakan hukum-hukum rangkaian, diantaranya hukum Kirchoff.
Hukum Kirchoff I berbunyi “jumlah aljabar dari arus yang menuju/ masuk dengan arus yang
meninggalkan/keluar pada satu titik sambungan/cabang sama dengan nol “.
Hukum I Kirchoff merupakan hukum kekekalan muatan listrik yang menyatakan bahwa jumlah
muatan listrik yang ada pada sebuah sistem tertutup adalah tetap. Hal ini berarti dalam suatu rangkaian
bercabang, jumlah kuat arus listrik yang masuk pada suatu percabangan sama dengan jumlah kuat arus
listrik yang ke luar percabangan itu. Untuk lebih jelasnya tentang Hukum I Kirchoff, perhatikanlah
rangkaian berikut ini:
Hukum Kirchoff II ini berbunyi “di dalam satu rangkaian listrik tertutup jumlah aljabar antara sumber
tegangan dengan kerugian-kerugian tegangan selalu sama dengan nol.”
Hukum II Kirchoff adalah hukum kekekalan energi yang diterapkan dalam suatu rangkaian tertutup.
Hukum ini menyatakan bahwa jumlah aljabar dari GGL (Gaya Gerak Listrik) sumber beda potensial
dalam sebuah rangkaian tertutup (loop) sma dengan nol.
Di mana V adalah beda potensial komponen komponen dalam rangkaian (kecuali sumber ggl) dan E
adalah ggl sumber. Untuk lebih jelasnya mengenai Hukum II Kirchoff, perhatikanlah sebuah rangkaian
tertutup sederhana berikut ini:
Dari rangkaian sederhana di atas, maka akan berlaku persamaan berikut (anggap arah loop searah arah
arus)
I . R + I . r – E = 0…………..1)
E = I (R + r)
I = E/(R + r)
I.R=E–I.r
Besar Arus listrik yang mengalir menuju titik percabangan sama dengan jumlah arus listrik yang
keluar dari titik percabangan.
Hubungan V=IR dapat diterapkan pada resistor apa saja di mana V adalah beda potensial antara kedua
ujung hambatan dan I adalah arus yang mengalir di dalamnya, sedangkan R adalah hambatan atau
resistansi resistor tersebut.
Hukum ohm berbunyi “kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar (hambatan) besarnya
sebanding dengan beda potensial (tegangan) antara ujung-ujung penghantar tersebut”. Pernyataan
tersebut dapat dituliskan sebagai berikut yaitu V = IR.
Dan dalam kehidupan sehari-hari kuat arus diperlukan seperti kuat arus listrik. Sebagai contoh jika
menghubungkan kawat ke baterai 6 V, aliran arus akan dua kali lipat dibandingkan jika dihubungkan
ke 3 V. Pada hokum ohm disini menghubungkan antara kuar arus, tegangan dan hambatan.Untuk
membuktikannya diperlukan sebuah percobaan.
SUMBER: https://www.gurupendidikan.co.id/hukum-ohm
V R
Gambar 1.5
a. Buat rangkaian seperti pada gambar 1.5 dengan suatu R sembarang (sebut R1).
b. Sebelum sumber tegangan dinyalakan mintalah asisten memeriksa rangkaian percobaan
sekali lagi dan pastikan selector multimeter sudah berada pada posisi yang benar
(multimeter sebagai amperemeter).
c. Naikan tegangan secara bertahap dari 0 V samapai dengan 10 V (sepuluh tahap) dan
amati besarnya arus yang mengalir pada setiap tahap kenaikan tegangan.
d. Turunkan kembali tegangan sumber dan matikan.
e. Ulangi percobaan a sampai dengan d diatas dengan tahanan yang berbeda (R2).
f. Catat nilai tahanan yang saudara gunakan berdasarkan kode warna dari masing-masing
tahanan.
g. Buat kurva I = f(V) untuk masing-masing tahanan dan hitung nilai tahanan yang
digunakan.
h. Bandingkan hasil perhitungan tersebut dengan nilai tahanan yang didapat dari kode
warna.
Gambar 1.6
Gambar 1.7
a. Buat rangkaian seperti gambar 1.7 dibawah ini
b. Gunakan tegangan tetap 5 V dan tahanan R1, R2 dan R3 sembarang.
c. Sebelum sumber tegangan dinyalakan mintalah asisten memeriksa rangkaian percobaan
sekali lagi dan pastikan selector multimeter sudah berada pada posisi yang benar
(multimeter sebagai voltmeter).
d. Nyalakan sumber tegangan, amati dan catat tegangan yang terbaca pada rangkaian (V1,
V2 dan V3) serta tegangan sumber.
e. Matikan sumber tegangan dan catat nilai tahanan yang digunakan (R1, R2 dan R3).
f. Ulangi percobaan a sampai dengan e dengan konfigurasi nilai tahanan yang berbeda
(gunakan 3 konfigurasi).
I. TUJUAN
a.Memahami konsep Analisa Rangkaian dari satu rangkaian yang terdiri dari sekumpulan tahanan
seri dan pararel
b. Mempelajari hubungan arus dan tegangan pada rangkaian seri dan pararel
c.Memahami konsep rangkaian transformasi Wye – Delta beserta persamaannya
III. TEORI
1. Rangkaian Beberapa Tahanan
a. Rangkaian Tahanan Secara Seri
Gambar 2.1 Rangkaian Tahanan Seri
Rangkaian seri dari R1, R2, R3 dihubungkan dengan sumber tegangan V, maka arus
yang melewati R1= arus yang melewati R2= arus yang melewati R3 = I
V AD = V AB + V BC +V CD
V AB = I . R1
V BC = I . R2
V CD = I . R3
b. Rangkaian Tahanan Secara Paralel
Gambar 2.5
Berlaku aturan yang disebut “Aturan Pembagian Tegangan” yang berbunyi : jika sejumlah
n tahanan dirangkai secara seri dan dihubungkan dengan sumber tegangan E, maka
besarnya tegangan antara ujung - ujung salah satu tahanannya, Rn, sama dengan tegangan
antara rasio tahanan Rn, terhadap jumlah semua tahanan yang di seri tersebut dengan
tegangan sumbernya, E.
Aturan Pembagian Tegangan tersebut dapat ditulis dengan rumus :
Rn
E Rn= xE
R 1+ R 2+ R 3+ …+ Rn
b. Aturan Pembagian Arus
Pada rangkaian beberapa tahanan secara paralel yang dihunbungkan dengan sumber
tegangan seperti pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.6
1. Kuat arus listrik yang mengalir pada tiap bagian besarnya sama.
2. Cara pembuatannya mudah karena bentuknya sederhana.
3. Rangkaian seri tidak membutuhkan terlalu banyak komponen karena pemasangannya secara
sejajar.
4. Rangkaian seri membutuhkan kabel yang lebih sedikit sehingga lebih murah.
Oleh karena itu, rangkaian seri pada lampu tepat digunakan pada ruangan atau area yang yang
berukuran besar seperti misalnya gedung perkantoran, gedung sekolah atau kampus, hotel dan juga
bangunan besar lainnya karena penerapannya yang sangat murah dan praktis.
2.2. Kekurangan/Kerugian Rangkaian Seri
Namun, disamping memiliki kelebihan, rangkaian seri juga memiliki beberapa kekurangan atau
kerugian, yaitu:
1. Rangkaian seri jika salah satu alat listrik dilepas atau rusak maka arus listrik akan terputus.
2. Rangkaian seri memerlukan daya listrik lebih banyak sehingga boros listrik, akibatnya baterai
cepat habis.
3. Rangkaian seri yang digunakan pada lampu akan menghasilkan nyala lampu yang agak redup
dan tidak stabil, semakin banyak lampu makin redup.
3. Rumus Rangkaian Seri
Rumus yang berlaku pada rangkaian seri adalah rumus hukum Ohm dan rumus hambatan pengganti
(Rs). Rumus hambatan pengganti sendiri merupakan hasil penurunan rumus hukum Ohm berdasarkan
analisis rangkaian seri. Pada rangkaian seri, nilai kuat arus di titik a dan b (I ab) sama dengan yang
mengalir di setiap hambatan:
Iab = I1 = I2 = I3....(1)
Berbeda dengan arus, tegangan dari titik a sampai b (V ab) merupakan hasil penjumlahan dari tegangan
pada masing-masing hambatan. Dengan kata lain, tegangan di antara kaki-kaki hambatan (R) yang
disusun seri memiliki nilai yang berbeda-beda:
Vab = V1 + V2 + V3...(2)
Berdasarkan Hukum Ohm (V = I . R), berlaku:
1. Memiliki percabangan
2. Hambatan total lebih kecil
3. Tegangan listrik pada setiap komponen sama besar
4. Arus listrik yang mengalir pada setiap komponen besarnya tidak sama
SUMBER : https://www.fisika.co.id/2020/09/rangkaian-listrik.html
a. Buat rangkaian seperti gambar 2.7 (tentukan sendiri nilai R 1 sampai dengan R6 dan catat
nilai tahanannya masing-masing)
b. Beri tegangan sebesar 5 V dan catat arus yang mengalir.
c. Dengan metode transformasi wye-delta hitung tahapan pengganti rangkaian tersebut dan
pilih tahanan yang nilainya sama / mendekati hasil perhitungan.
d. Buat rangkaian seperti gambar 2.8
e. Beri tegangan 5 V dan catat arus yang mengalir
f. Ulangi langkah a – e sampai 3 konfigurasi