ORGANISASI
Prinsip-prinsip Etika
Dalam peradaban sejarah manusia sejak abad keempat sebelum
Masehi para pemikir telah mencoba menjabarkan berbagai corak
landasan etika sebagai pedoman hidup bermasyarakat. Para pemikiritu
telah mengidentifikasi sedikitnya terdapat ratusan macam ide agung
(great ideas). Seluruh gagasan atau ide agung tersebut dapatdiringkas
menjadi enam prinsip yang merupakan landasan penting etika, yaitu
keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran
Prinsip Keindahan
Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa
senang terhadap keindahan. Berdasarkan prinsip ini, manusia
memperhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin menampakkan sesuatu
yang indah dalam perilakunya. Misalnya dalam berpakaian, penataan
ruang, dan sebagainya sehingga membuatnya lebih bersemangat untuk
bekerja.
Prinsip Persamaan
Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab
yang sama, sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara
laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan dalam
berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku yang tidak
diskrminatif atas dasar apapun.
Prinsip Kebaikan
Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat
kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip ini
biasanya berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat-
menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan sebagainya.
Manusia pada hakikatnya selalu ingin berbuat baik, karena dengan
berbuat baik dia akan dapat diterima oleh lingkungannya.
Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat sesungguhnya bertujuan untuk menciptakan kebaikan bagi
masyarakat.
Prinsip Keadilan
Pengertian keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk
memberikan kepada setiap orang apa yang semestinya mereka
peroleh. Oleh karena itu, prinsip ini mendasari seseorang untuk
bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang
menjadi hak orang lain
Prinsip Kebebasan
Kebebasan dapat diartikan sebagai keleluasaan individu untuk
bertindak atau tidak bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri.
Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap manusia
mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya
sendiri sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang
lain. Oleh karena itu, setiap kebebasan harus diikuti dengan tanggung
jawab sehingga manusia tidak melakukan tindakan yang semena-mena
kepada orang lain. Untuk itu kebebasan individu disini diartikan
sebagai :
1. Kemampuan untuk berbuat sesuatu atau menentukan pilihan
2. Kemampuan yang memungkinkan manusia untuk melaksana-
kanpilihannya tersebut
3. Kemampuan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Prinsip Kebenaran
Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul
dari hasil pemikiran yang logis/rasional. Kebenaran harus dapat
dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu dapat diyakini oleh
individu dan masyarakat. Tidak setiap kebenaran dapat diterima
sebagai suatu kebenaran apabila belum dapat dibuktikan.
Semua prinsip yang telah diuraikan itu merupakan prasyarat dasar
dalam pengembangan nilai-nilai etika atau kode etik dalam hubungan
antar individu, individu dengan masyarakat, dengan pemerintah, dan
sebagainya. Etika yang disusun sebagai aturan hukum yang akan
mengatur kehidupan manusia, masyarakat, organisasi, instansi
pemerintah, dan pegawai harus benar-benar dapat menjamin
terciptanya keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan
kebenaran bagi setiap orang.
Birokrasi
Nilai-nilai yang berlaku dalam suatu organisasi secara konseptual
telah dikembangkan sejak munculnya teori tentang organisasi. Salah
satu teori klasik tentang organisasi yang cukup dikenal dan sangat
berpengaruh terhadap pengembangan organisasi adalah birokrasi.
Menurut teori ini, ciri organisasi yang ideal yang sekaligus menjadi
nilai-nilai perilaku yang harus dianut oleh setiap anggota organisasi
adalah
a. Adanya pembagian kerja
b. Hierarki wewenang yang jelas
c. Prosedur seleksi yang formal
d. Aturan dan prosedur kerja yang rinci, serta
e. Hubungan yang tidak didasarkan atas hubungan pribadi.
Pembagian Kerja
Pembagian kerja yang sangat spesifik dapat meningkatkan kinerja
dengan cara membuat para pekerja lebih produktif. Para spesialis
dipandang akan sangat mahir dengan spesialisasinya karena hanya
melakukan bagian tertentu dari suatu pekerjaan.
Wewenang
Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, setiap anggota harus
diberi kewenangan tertentu seimbang dengan tugas yang dipikulnya.
Selanjutnya setiap wewenang yang diberikan harus diikuti dengan
tanggung jawab yang seimbang pula.
Disiplin
Para pegawai harus menaati dan menghormati peraturan yang
mengatur organisasi. Disiplin yang baik merupakan hasil dari
kepemimpinan yang efektif, saling pengertian yang jelas antara
pimpinan dan para pegawai tentang peraturan organisasi, serta
penerapan sanksi yang adil bagi yang menyimpang dari
peraturantersebut.
Kesatuan Perintah
Setiap pegawai hanya menerima perintah dari satu orang atasan. Tidak
boleh terjadi ada dua nakhoda dalam satu kapal
Karakteristik Individu
Kemampuan Kebutuhan
Keyakinan Pengalaman Harapan
Karakteristik Organisasi
Visi dan Misi
Gambar. Pembentukan nilai-nilai yang berlaku dalam organisasi
Hierarki
Tugas
Tanggung jawab
SistemOrganisasi
reward memiliki visi, misi, dan tujuan yang diharapkan akan
dicapai melalui interaksi dan kerja sama seluruh anggota organisasi.
Pengawasan
Sebagai anggota organisasi individu dituntut untuk menyesuaikan diri
dengan apa yang telah ditetapkan oleh organisasi. Setiap orang dalam
organisasi memiliki tugas, tanggung jawab, dan wewenang sesuai
dengan peran atau kedudukannya dalam organisasi tersebut. Selain itu,
penghargaan yang diberikan oleh organisasi kepada anggotanya juga
turut memengaruhi perilaku individu dalam organisasi. Kesemuanya
ini disebut sebagai karakteristik organisasi.
Adanya interaksi antara karakteristik individu dengan karakteristik
organisasi akan mewujudkan perilaku organisasi. Dengan demikian, dalam
suatu organisasi terdapat dua kepribadian, yaitu kepribadian perorangan
dan kepribadian organisasi. Gabungan kedua kepribadian tersebut harus saling
menunjang untuk mencapai tujuan organisasi. Perilaku organisasi inilah yang
kemudian diwujudkan dalam tindakan-tindakan individu dalam berinteraksi
dengan lingkungannya baik didalam maupun di luar organisasi.
Pola tindakan tersebut secara umum adakalanya dituangkan ke dalam
berbagai ketentuan atau aturan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota
organisasi. Pola perilaku atau tindakan yang telah disepakati bersama oleh
setiap anggota organisasi akan mewarnai setiap tindakan individu dalam
berinteraksi dengan individu yang lain atau dengan lingkungannya. Pola ini
akan dianut oleh anggota individu sehingga menjadi suatu kebiasaan. Pola
kebiasaan ini lama kelamaan menjadi suatu budaya dalam organisasi
yang akan menjadi ciri khas organisasi bersangkutan.