Teknologi Organisasi
Teknologi organisasi adalah dasar dari subsistem produksi, termasuk teknik dan cara yang
digunakan untuk mengubah input organisasi menjadi output. Dewasa ini, teknologi
mengganti kerja manusia dengan permesinan dalam mengubah input menjadi output. Tidak
ada bidang teknologi yang lebih mengubah organisasi dibanding teknologi elektronik.
Sebagai contoh, istilah seperti e-organization, e-commerce dan e-business telah menjadi
bagian baku dari dunia kamus masa kini. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai definisi
istilah-istilah tersebut dan pengaruhnya terhadap perilaku individu dan perilaku kelompok di
tempat kerja.
E-Organization
Istilah e-organization (e-org) hanya merujuk pada aplikasi konsep e-business pada semua
organisasi. E-org tidak hanya mencakup perusahaan bisnis, melainkan juga rumah sakit,
sekolah, museum, perwakilan pemerintah dan militer. Sebagai contoh, U.S. Internal Revenue
Service adalah e-organisasi karena memberikan akses kepada para pembayar pajak melalui
internet.
Cara terbaik untuk memahami konsep e-organizational adalah melihat pada tiga komponen
yang melandasinya internet, intranet, dan extranet. Internet adalah jaringan komunikasi
global yang menghubungkan seluruh komputer di dunia. Intranet adalah sebuah jaringan
komputer berbasis protokol TCP / IP seperti internet, hanya saja digunakan dalam internal
perusahaan atau kantor dengan aplikasi berbasis web dan teknologi komunikasi data seperti
internet, bahkan warung internet (warnet) dapat dikategorikan sebagai intranet dan ekstranet
adalah intranet yang diperluas yang dapat diakses hanya oleh karyawan-karyawan tertentu
dan orang luar yang diberi wewenang. Pada intinya e-org didefinisikan sebagai sejauh mana
organisasi itu menggunakan hubungan jaringan global (Internet) dan pribadi (intranet dan
ekstranet)
Tipe A adalah organisasi-organisasi tradisional seperti pengecer kecil dan persahaan jasa.
Kebanyakan organisasi dewasa ini masuk ke dalam kategori ini. Tipe B adalah organisasi
kontemporer yang sangat mengandalkan intranet dan ekstranet. Tipe C adalah kebanyakan
perusahaan e-commerce yang kecil. Dan akhirnya yang itpe D adalah perusahaan-perusahaan
seperti eBay, Cisci systems, Amazon.com dan Wal-Mart. Perlu dicatat bahwa ketika
organisasi beralih dari Tipe A ke Tipe D, berarti ada penambahan tingkatan penggunaan
E-business
E-business adalah seluruh kegiatan yang termasuk ke dalam perusahaan berbasis internet
yang berhasil. E-business mencakup pengembangan strategi untuk menjalankan perusahaan
berbasis internet; memperbaiki komunikasi antara para karyawan, pemasok dan pelanggan;
dan berkolaborasi dengan para mitra untuk mengkoordinasi rancangan dan produksi secara
elektronik cakupan penuh aktivitas yang ada dalam perusahaan berbasis internet yang sukses.
Internet dalam bisnis digunakan untuk pertukaran informasi, katalog produk, media promosi,
surat elektronik, bulletin boards, kuesioner elektronik, dan mailing list. Internet juga bisa
digunakan untuk berdialog, berdiskusi, dan konsultasi dengan konsumen secara on-line,
sehingga konsumen dapat dilibatkan secara proaktif dan interaktif dalam perancangan,
pengembangan, pemasaran, dan penjualan produk.
E-commerce
Dalam lingkup yang luas e-commerce bisa dikatakan sama dengan e-business. Secara
sederhana e-commerce didefinisikan sebagai pemanfaatan teknologi internet dalam
perdagangan. E-commerce dapat juga diartikan sebagai segala bentuk transaksi perdagangan /
perniagaan barang atau jasa (trade of goods and service) dengan menggunakan media
elektronik. Jelas bahwa kegiatan perniagaan tersebut merupakan bagian dari kegiatan bisnis
Tiga point utama dalam melangsungkan aktivitas bisnis e-commerce adalah adanya proses
baik penjualan maupun pembelian secara elektronis, adanya konsumen atau perusahaan dan
adanya jaringan penggunaan komputer secara on-line untuk melakukan transaksi bisnis.
Dengan demikian e-commerce berkembang karena dipicu oleh perkembangan pesat dalam
bidang elektronika, khususnya di bidang informasi dan komunikasi elektronik.
Masalah utama yang sering terjadi dalam e-commerce adalah masalah keamanan. Ditinjau
dari masalah keamanan, traksaksi e-commerce lebih merupakan persepsi dari pada kenyataan.
Adanya faktor belum pernah bertemu atau belum kenal sama sekali dalam melakukan
aktivitas bisnis secara on-line, memaksa pihak yang bertransaksi melalui internet harus saling
percaya. Dalam mendapatkan kepercayaan (trust) dalam e-commerce, ada beberapa prinsip
yang harus dipenuhi, antara lain keterbukaan (business practice disclosure) akan melakukan
transaksi sesuai dengan yang dijanjikan, Integritas transaksi (transaction integrity) tagihan
yang sesuai dengan transakasi. Dan juga perlindungan terhadap informasi (information
protection) penjagaan informasi agar tidak jatuh ke pihak yang tidak berkaitan dengan
bisnisnya.
semacam itu dapat merusak kepercayaan terhadap organisasi dan sebaliknya mempengaruhi
semangat kerja karyawan.
b. Etika
Pengawasan elektronik yang dilakukan majikan terhadap karyawan adalah isu yang membuat
organisasi berlomba mengendalikan hak privasi karyawan. Perkembangan perangkat lunak
pengawasan yang semakin canggih hanya menambah dilema etis tentang sejauh mana
organisasi berhak memantau perilaku karyawan yang melakukan pekerjaan mereka pada
komputer. Sebagai contoh, aktivitas Web dari masing-masing 92.000 karyawan Xerox (di
negara-negara seluruh) secara rutin dipantau oleh perusahaan. Perusahaan itu sesungguhnya
memecat 40 karyawannya yang terperangkap sedang melakukan surfing pada situs Web yang
terlarang. Perangkat lunak pemantauan Xerox merekam kujungan yang tidak berizin ke situs
perbelanjaan dan pornografi, dan setiap menit yang dihabiskan pada situs-situs ini. Para
majikan berpendapat bahwa mereka membutuhkan pengendalian atas kejahatan keryawan.
Pengendalian ini memungkinkan mereka memastikan bahwa karyawan bekerja dan tidak
menyia-nyiakan waktu; bahwa karyawan tidak menyebarluaskan rahasia organisasi; dan
melindungi organisasi terhadap karyawan yang mungkin menciptakan lingkungan
permusuhan bagi karyawan lain.
Dilema pengendalian kejahatan itu diperburuk oleh kaburnya parameter tempat kerja.
Tampaknya masih ada sedikit perselisihan bahwa majikan mempunyai hak memantau
karyawan di tempat kerja, ketika karyawan menggunakan peralatan organisasi, dan ketika
karyawan tahu mereka diawasi. Tetapi ketika kehidupan rumah dan kehidupan kerja semakin
bercampur aduk misalnya, karyawan melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan
jabatan kantornya di rumah dan bukannya di kantor etika dan legalitas pengendalian
kejahatan karyawan itu menjadi kurang jelas.
a. Pengambilan Keputusan
Pendekatan tradisional yang dilakukan dalam OB ketika membahas pengambilan keputusan
perlu dimodifikasi untuk e-organization. Terdapat dua model. Pertama model pengambilan
5. Umpan balik : Sejauh mana pelaksanaan kegiatan pekerjaan yang dituntut oleh pekerjaan
itu menghasilkan perolehan atas informasi yang langsung dan jelas oleh individu mengenai
keaktifan kerjanya.
Sudah diperkirakan bahwa selama dasawarsa lalu, ruang kantor pribadi yang disediakan oleh
organisasi bagi karyawan administratif telah menyusut sebesar 5 sampai 50 persen. Sebagian
dari penyusutan ini dimotivasi oleh alasan ekonomis.
b. Penataan
Jika ukuran merujuk ke ukuran besarnya ruangan per karyawan sedangkan penataan merujuk
ke jarak antara orang dan fasilitas. Penataan tempat kerja merupakan sesuatu yang penting
karena sangat mempengaruhi interaksi sosial.
Sejumlah riset mendukung bahwa kita lebih mungkin berinteraksi dengan individu-individu
yang dekat secara fisik. Oleh karena itu, lokasi kerja karyawan itu mungkin mempengaruhi
informasi yang ingin diketahui seseorang dan penyertaan atau penghindaran seseorang dari
peristiwa-peristiwa organisasi-organisasi.
c. Privasi
Privasi merupakan fungsi dari besarnya ruang per orang dan pengaturan ruang itu. Namun
privasi juga dipengaruhi oleh dinding, partisi, dan sekatan-sekatan fisik lainnya. Salah satu
trend rancangan ruang kerja yang paling tersebar luas di tahun tahun terakhir adalah
menghapuskan setahap demi setahap kantor-kantor yang tertutup dan menggantikannya
dengan rancangan kantor yang terbuka yang memuliki sedikit, jika ada, dinding atau pintu.
Ruang tertutup akan membatasi interaksi. Maka organisasi-organisasi berusha meningkatkan
kelenturan dan kolaborasi karyawan dengan menyingkirkan hambatan fisik seperti dinding
yang tinggi, kantor tertutup dan pintu. Namun, ada kekecualian bagi yang terlibat dalam
pekerjaan yang menuntut konsentrasi yang dalam sehingga membutuhkan privasi atau
menempati tempat kerja yang tertutup.
Waktu lentur (flextime) adalah singkatan dari jam kerja yang luwes (flexible work hours).
Para karyawan diberikan keluasaan menentukan kapan datang dan kapan pulang. Mereka
harus bekerja selama sejumlah jam per minggu, tetapi mereka juga bebas membuat variasi
jam kerjanya di dalam batas-batas tertentu itu
Sebagian besar bukti kerja memang mendukung. Waktu lentur cenderung mengurangi
kemangkiran dan sering memperbaiki produktivitas kerja karena beberapa alasan. Cacat
uttamanya adalah bahwa waktu lentur tidak berlaku untuk semua jenis pekerjaan. Waktu
lentur berhasil baik hanya pada tugas-tugas tata usaha dimana interaksi karyawan dengan
orang-orang di luar departemennya terbatas.
b. Berbagi Pekerjaan
Inovasi penjadwalan kerja terbaru ini adalah berbagi pekerjaan. Berbagi pekerjaan
memungkinkan dua individu atau lebih memecah pekerjaan 40 jam sepekan yang tradisional.
Berbagi pekerjaan memungkinkan organisasi itu memanfaatkan bakat lebih individu dalam
pekerjaan tertentu. Berbagi pekerjaan juga membuka kesempatan unutk memperoleh
pekerjaan yang terampil, misalnya wanita yang mempunyai anak kecil dan para pensiunan.
Dari sudut karyawan, berbagi pekerjaan meningkatkan kelenturan waktu kerja. Juga dapat
meningkatkan motivasi dan kepuasan bagi mereka yang menganggap pekerjaan 40 jam
sepekan itu tidak praktis. Di pihak lain, kelemahan utama dari perspektif manajemen adalah
menemukan pasangan-pasangan karyawan yang cocok satu sama lain yang dapat berhasil
mengkoordinasikan seluk beluk pekerjaan
c. Telekomuniting
Telekomuniting (telecomuniting), dan mengacu pada karyawan yang melakukan kerjanya di
rumah pada komputer yang disambungkan ke kantor mereka. Jenis pekerjaan apa saja yang
bisa dlakukan dengan telecomuniting? Tiga kategori diidentifikasi sebagai paling tepat: tugas
menangani informasi rutin, kegiatan-kegiatan yang berpindah-pindah, dan tugas-tugas
profesional dan yang berhubungan dengan pengetahuan. Penulis, pengacara, analis, dan
karyawan yang menghabiskan kebanyakan waktunya di depan komputer atau telepon adalah
calon-calon alamiah untuk telekomuniting.
Potensi keunggulan-keunggulan atas manajemen via telekomuniting mencakup kumpulan
tenaga kerja yang bisa dipilih menjadi semakin besar, produktivitas lebih tinggi, keluar
masuk karyawan lebih sedikit, semangat kerja meningkat, dan mengurangi biaya ruang
kantor. Kelemahan utama manajemen adalah kurangnya supervisi langsung atas karyawan.
Selain itu, dalam tempat kerja yang berfokus pada tim dewasa ini, telecomuniting bisa lebih
mempersulit manajemen dalam mengkoordinasi kerja tim. Dari sudut pandang karyawan,
telecomuniting menawarkan semakin besar kelenturan waktu kerja. Namun telecomuniting
tidak tanpa biaya. Bagi karyawan dengan kebutuhan sosial tinggi, telecomuniting dapat
meningkatkan rasa isolasi dan mengurangi kepuasan kerja. Dan semua telekomuter
berpotensi menderita karena efek jauh di mata, jauh di pikiran. Karyawan yang tidak ada di
meja kerja mereka, yang tidak hadir dalam pertemuan dan yang tidak berbagi interaksi tempat
kerja informal dari hari ke hari mungkin mengalami kerugian menyangkut kenaikan dan
promosi. Para bos mudah meremehkan kontribusi dari karyawan yang tidak sering mereka
lihat.
Masa depan jangka panjang telekomuniting bergantung pada beberapa pertanyaan yang
belum mendapat jawaban yang pasti.
PERILAKU KEORGANISASIAN
Desain Kerja dan Teknologi
OLEH :
MUH. ZULFIQAR KUSNO
A211 13 010
MANAJEMEN
MAKASSAR
2016