Anda di halaman 1dari 6

1.

Carilah artikel tentang kasus di koran/media online/ televise yang dilakukan oleh
anak usia 5-18 tahun

Tiga Anak Dibawah Umur, Cabuli Tiga anak Dibawah


Umur di Sawah
Tiga anak di bawah umur di Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal sebut saja
Kuntum (7) Mekar (6) dan Wangi (5) menjadi korban kejahatan seksual tiga bersaudara.

PAGERBARANG - Tiga anak di bawah umur di Kecamatan Pagerbarang Kabupaten


Tegal sebut saja Kuntum (7), Mekar (6), dan Wangi (5) menjadi korban kejahatan
seksual tiga bersaudara. Ironisnya, ketiga pelaku pencabulan itu juga masih di bawah
umur.

Ketiga pelaku itu yakni Mj (15), N (9), dan R (5). Saat ini, ketiganya masih menjalani
pemeriksaan dan dimintai keterangannya di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak
(PPA) Polres Tegal.

Terungkapnya kasus itu, setelah keluarga korban mengadu ke Unit PPA Polres Tegal
beberapa hari lalu. Kepada orang tuanya, ketiga korban yang masih bau kencur itu,
menceritakan apa yang dilakukan ketiga pelaku terhadapnya.

Kasus ini tergolong unik, karena ketiga pelaku masih dikategorikan anak-anak.
Sehingga saat menjalani pemeriksaan, kamis (19/5), ketiganya didampingi Balai
Pemasyarakatan (Bapas) Pekalongan, Dinas Sosial Kabupaten Tegal, Pusat Pelayanan
Terpadu Kabupaten Tegal, LSM, serta perangkat desa setempat.

Kapolres Tegal AKBP RH. Wibowo SIK, melalui Kasubbaghumas Polres Tegal AKP
Suwarno SH mengatakan, pihaknya tengah melakukan penyelidikan dan penyidikan
lebih lanjut kasusnya. Orang tua ketiga pelaku dan korban selalu mendampingi anak-
anaknya, saat proses penyidikan.

Dari keterangan pelaku, papar AKP Suwarno, awalnya korban dengan pelaku bermain
di areal persawahan. Kemudian timbul untuk melakukan perbuatan tersebut, karena
pernah melihat adegan sebuah film syur di handphone temannya beberapa hari
sebelumnya.

"Karenanya saya imbau kepada para orang tua untuk lebih waspada lagi mengawasi
lingkungan bermain maupun jenis permainan di gadget anak-anaknya. Supaya putra-
putrinya tidak terpengaruh atau meniru perilaku yang menyimpang," kata AKP
Suwarno.

Hingga kini, kasus kejahatan seksual yang melibatkan enam anak di bawah umur itu
masih terus diselidiki Unit PPA Polres Tegal. (muj/zul)
2. Analisislah kasus tersebut dengan cara menentukan perilaku/pikiran/perasaan
yang salah pada individu (pelaku) dalam kasus tersebut

Pada kasus tersebut perilaku yang salah adalah melakukan pencabulan terhadap
teman sebayanya sendiri dimana pelaku pencabulan sendiri juga masih dibawah umur.
Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya pelecehan seksual/pencabulan karena
rendahnya internalisasi ajaran agama serta longgarnya pengawasan dalam lingkungan
keluarga dan masyarakat sehingga menyebabkan terjadinya pelecehan
seksual/pencabulan.

Dalam hal ini peran orang orang tua lah yang sangat dibutuhkan dalam
menanggapi masalah pelecehan seksual/pencabulan terhadap anak-anak mereka. Dalam
kasus diatas pelaku melakukan perbuatan tersebut karena pernah melihat adegan film
syur dihandphone temannya,yang namanya anak usia perkembangan pasti mempunyai
rasa ingin tahu yang sangat tinggi, jika ia melihat sesuatu yang baru pastilah ia ingin
mencoba, sehingga tidak heran apabila pelaku melakukan pelecehan seksual/pencabulan
terhadap teman sebayanya akibat melihat adegan film syur. Dimana anak pada usia
tersebut belajar bagaimana bertingkah laku melalui peniruan tingkah laku orang lain
dan pada usia tersebut perilaku mereka sangatlah mudahdipengaruhi oleh berbagai hal
seperti dari media massa yang berupa tayangan televise, internet dan smartphone.
Dalam kasus ini tingkah laku orang yang ditiru oleh pelaku adalah tingkah laku orang
yang ada dalam adegan film syur tersebut yang seharusnya belum waktunya untuk ia
tonton.

Seharusnya pelaku harus dikontrol kegiatan yang dilakukan sehari-hari,


memberikan pendidikan tentang seks sejak dini dan mengawasi penggunaan gadget
pada anak-anak yang masih dibawah umur.
3. Analisislah perilaku/pikiran/perasaan yang telah anda tentukan dengan teori
perkembangan individu ( teori kognitif, teori psikososial, dan teori moral )

 Teori Kognitif
Psikologi kognitif pada studi tentang bagaimana orang berpikir, mengerti dan
mengetahui. Penekanannya pada bagaimana orang belajar memahami dan
mempresentasi dunia luar dalam dirinya sendiri dan bagaimana cara seseorang
berpikir tentang dunia mempengaruhi perilaku.
Menurut teori kognitif, pemrosesan stimulus dalam proses mental manusia
sangat berpengaruh dalam pembentukan perilaku manusia dan pemrosesan
informasi ternyata mudah mengalami distorsi. Teori distorsi kognisi oleh Beck.et. al
(Torres, 2002) memberikan gambaran yang cukup jelas tentang bagaimana
kesalahan proses kognisi mendorong/menjadi alasan seseorang untuk melakukan
tindakan yang menyimpang.
Dalam kasus tersebut perilaku dari pelaku merupakan termasuk dalam teori
distorsi kognisi yang dijelaskan sebagai bias dalam pemrosesan informasi yang
mereduksi konflik antara stimulus eksternal dengan skema berfikir yang
mempresentasi pandangan terhadap dunia. Sehingga perilaku menyimpang
dilakukan oleh pelaku seolah-olah sebagai suatu perilaku yang sudah seharusnya

 Teori Psikososial
Teori Erik Erikson membahas tentang perkembangan manusia dikenal dengan
teori perkembangan psiko-sosial. Teori perkembangan psikososial ini adalah salah
satu teori kepribadian terbaik dalam psikologi. Salah satu elemen penting dari teori
tingkatan psikososial Erikson adalah perkembangan persamaan ego. Persamaan
ego adalah perasaan sadar yang kita kembangkan melalui interaksi sosial. Menurut
Erikson, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi
baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain.
Dalam kasus tersebut menurut teori psikososial adalah adanya perkembangan
ego yang berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang didapatkan dalam
berinteraksi dengan orang lain, dari kasus pelaku melakukan perbuatan tersebut
akibat melihat adegan film syur dari handphone temannya, sehingga dapat
disimpulkan bahwa interaksi dengan orang lain menunjukkan dapat memberi
dampak pada seseorang baik dampak positif maupun dampak negative.
Pendekatan yang dapat dijadikan acuan untuk melihat dan memahami perilaku
anak pada kasus pelecehan seksual/pencabulan ini salah satunya adalah dengan
menggunakan psikoanalisa. Pada pendekatan psikoanalisa ini lebih menekankan
pengaruh kecemasan anak, hasrat, motivasi dalam pemikiran, perilaku yang tidak
disadari, dan perkembangan sifat-sifat kepribadian serta masalah-masalah
psikologi yang tidak tersalurkan.
Sedangkan anak-anak korban dari pencabulan juga dapat mengganggu
perkembangan psikososialnya, mulai dari kecemasan, depresi dan pemisahan diri
karena malu akan kejadian yang telah menimpannya.

 Teori Moral
Perkembangan moralitas pertama kali berasal dari proses kognitif, struktur
kognitif dan kemampuan kognitif anak adalah dasar dari pengembangan moralnya.
Kemampuan kognitif itulah yang kemudian akan membantu anak untuk
mengembangan penalaran yang berkaitan dengan masalah sosial faktor penentu
perkembangan moral ialah tindakan, afeksi, dan kognisi.
Dalam kasus tersebut perilaku dari pelaku merupakan tindakan yang tidak
bermoral, anak sebagai individu harus mengenali bahwa ada situasi-situasi yang
dapat mengundang respon moral. Disini peranan orang tua sangatlah berpengaruh
dalam membentuk pribadi anak sehingga anak tersebut dapat membedakan mana
yang memiliki moral yang baik dan mana moral yang tidak baik.
4. Bagaimana proses belajar individu tersebut ? ditinjau dari teori belajar yang
telah dibahas (teori belajar behavioristik/kontruktivis)

Proses belajar individu tersebut menurut behaviorisme, Menurut teori


behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi
antara stimulus (rangsangan) dan respon (tanggapan) perilaku menyimpang dapat
terjadi karena adanya penguatan sosial, paparan model melalui definisi asosiasi yang
salah, tidak adanya efek buruk dari perilaku dan atausanksi negative dari lingkungan
social dan hukum.
1. Adanya penguatan yang salah
Biasanya terjadi karena adanya penguatan yang salah sehingga dapat
menimbulkan perbuatan yang menyimpang, dalam kasus tersebut dapat
dianalsisi kemungkinan dimana ketika anak tersebut ketika dapat melakukan
hubungan tersebut dianggap sebagai anak gaul.
2. Paparan model dari lingkungan
Perkembangan teknologi, komunikasi, dan informasi berdampak pada
semakin pesatnya era globalisasi. Sangat disayangkan tidak semua informasi
yang beredar bersifat positif. Informasi negative tidak hanya dari internet yang
cenderung lebih luas. Film dan acaran hiburan televisi juga berdampak.
Dalam kasus pelaku melakukan perbuatan tersebut karena setelah
melihat adegan film syur dari handphone temannya sehingga pelaku tersebut
memiliki rasa ingin tauyang berlebihan sehingga dilampiaskan pada teman
sebayanya.

Pada teori behaviorisitik ini merupakan teori yang cocok untuk anak yang
masih membutuhkan pendampingan dari orang dewasa.karena pada teori ini anak
akan lebih suka mengulang dan suka meniru. Maka dari itu penggunaan gadget pada
anak usia dini perlu pengawasan dari orang dewasa agar dapat meminimalisir terjadi
hal-hal seperti ini, akibat dari melihat adegan syur dari handphone teman sebayanya.

Anda mungkin juga menyukai