Anda di halaman 1dari 25

RANGKAIAN LISTRIK

Struktur
Atom
• Sekumpulan atom dapat berikatan satu dengan yang lainnya
membentuk sebuah molekul.
• Atom dikelompokkan pada jumlah proton dan neutron pada inti
atom tersebut.
• Jumlah proton dan neutron menentukan berat atom yang
bersangkutan.
• Gerakan elektron dari atom ke atom dikatakan sebagai arus listrik.
Tegangan dan Arus
Tegangan listrik (voltage) dapat dinyatakan sebagai
dorongan atau tenaga untuk memungkinkan terjadinya
aliran arus listrik. Tegangan listrik dibedakan menjadi dua
macam yaitu:
a. tegangan listrik searah (direct current / DC)
b. tegangan listrik bolak-balik (alternating current / AC)

Arus listrik merupakan sejumlah elektron yang mengalir


dalam tiap detiknya pada suatu penghantar. Arus Listrik
dilambangkan dengan huruf I dan diukur dalam satuan A
(ampere)

3
Arus Listrik
Bila ada beda potensial antara dua buah benda (plat
bermuatan) kemudian kedua benda dihubungkan dengan
suatu bahan penghantar, maka akan terjadi aliran muatan
dari plat dengan potensial yang tinggi ke plat dengan
potensial rendah.
Aliran muatan dalam suatu penghantar inilah yang
dinamakan sebagai arus listrik.
ARUS LISTRIK
• Tiga hal tentang arus listrik
– Arus listrik didefinisikan
sebagai aliran partikel-partikel
bermuatan positif (walaupun
sesungguhnya yang bergerak
adalah elektron-elektron
bermuatan negatif ).

– Mengalir hanya dalam Potensial tinggi


rangkaian tertutup.

Ar
– Arus listrik mengalir dari titik us
berpotensial tinggi ke titik lis
tr i
berpotensial rendah (elektron Al k
ira
mengalir dalam arah n
el
berlawanan, dari potensial (b ek
e da te tro
rendah ke potensial tinggi). g
an n
po g
te
ns an Potensial rendah
ia
l)
PENGERTIAN KUAT ARUS
LISTRIK

Kuat Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang


mengalir dalam suatu penghantar per satuan waktu.
Secara matematis dinyatakan sebagai :

Q
I 
t
𝑑𝑄
𝐼=
𝑑𝑡

Q= muatan listrik ( Coulomb )


t = waktu ( detik )
I= Kuat arus listrik (Coulomb / detik atau Ampere)
Konduktor dan Isolator

Kli Kayu isolator


k
Plastik isolator
kayu
Alluminium
plastik konduktor
alluminiu
m Besi konduktor
besi
tembag Tembaga konduktor
a
Kerapatan Arus Listrik
Kerapatan Arus Listrik.

Kerapatan arus listrik adalah kerapatan aliran muatan pada


suatu penghantar.
Kerapatan arus listrik dapat juga dikatakan sebagai arus
listrik per luas penampang penghantar.

J = Kerapatan arus listrik (A/m2)


A = Luas penampang (m2)
I = Arus listrik (A)
Konduktivitas dan Resistivitas 𝐼𝑑𝑥 =− 𝜎 𝐴𝑑𝑉
Konduktivitas listrik (/sigma): 𝐿 𝑏
kemampuan suatu bahan untuk 𝐼 ∫ 𝑑𝑥=− 𝜎 𝐴∫ 𝑑𝑉
menghantarkan arus listrik 0 𝑎
perbandingan rapat J 𝐼𝐿=− 𝜎 𝐴 ( 𝑉 𝑏 − 𝑉 𝑎 )
𝐽
dengan medan listrik E 𝜎= 𝐼𝐿= 𝜎 𝐴 𝑉 𝑎 𝑏
yang menimbulkan arus 𝐸
𝐼𝐿
dengan satuan σ : 𝑉 𝑎𝑏 =
𝜎 𝐴
𝑑𝑉
𝐸 =− Konstanta disebut tahanan
𝑑𝑥
listrik (hambatan listrik) dari
𝐼 kawat dan diberi notasi R , jadi
𝐽 = =𝜎 𝐸
𝐴
𝐿
( )
𝐼 𝑑𝑉 𝑅=
𝐽= =𝜎 − 𝜎 𝐴
𝐴 𝑑𝑥
𝑉 = 𝐼𝑅
atau 𝑎𝑏

𝐼 =𝜎 𝐴 −
𝑑𝑉
𝑑𝑥 ( )
Fisika Dasar II
Arus Listrik
Kebalikan dari kondukivitas
didefinisikan sebagai resistivitas
ρ, sehingga 1
𝜌=
𝜎
Dengan satuan ohm.m (Ω.m)

Sehingga hambatan listrik dari


kawat dengan Panjang L, luas
penampang A, dan resistivitas ρ
adalah
𝐿
𝑅= 𝜌
𝐴

Fisika Dasar II
Arus Listrik
HAMBATAN PENGHANTAR
• Hambatan kawat penghantar besarnya
ditentukan oleh :
1. Hambat jenis kawat (.m)
2. Panjang kawat (m)
3. Luas penampang kawat (m²)
A = luas
• Rumus :  = hambat penampang
jenis
L
penghantar
R = .
A
L = Panjang
penghantar
PENGARUH SUHU TERHADAP
HAMBATAN PENGHANTAR
• Hambatan kawat penghantar
bila suhunya berubah nilainya
berubah dan dipengaruhi
oleh :
• Hambatan pada suhu awal
adalah Ro ()
• Koefisien suhu hambatan
jenis  (per ºC)
• Hambatan pada suhu t
adalah Rt ()
• Maka besar hambatan Rt
adalah :

∆R = Ro..∆t
Rt = Ro ( 1 + .∆t )
Daya Listrik (P)

“Usaha (W) tiap satuan muatan


yang dibutuhkan untuk memindah
partikel muatan dari titik P ke titik
yang lain” 𝑑𝑊 =𝑑𝑄 ( 𝑉 𝑎 − 𝑉 𝑏 )
𝑑𝑊 =𝐼𝑑𝑡 𝑉 𝑎 𝑏
POTENSIAL LISTRIK (V) 𝑑𝑊
𝑃= =𝐼 𝑉 𝑎𝑏
𝑑𝑡
𝑊 Jika terdapat suatu hambatan R,
𝑉=
𝑞 𝑃 =maka 𝐼2 𝑅
𝑉 2𝑎𝑏
𝑃=
𝑅

Fisika Dasar II
Arus Listrik
HUKUM OHM
• Hukum ohm berbunyi :
Tegangan V pada ujung-
ujung sebuah komponen
listrik adalah sebanding
dengan kuat arus listrik I
yang melalui komponen
itu, asalkan suhu
komponen dijaga tetap.
George Simon Ohm (1887 – 1954)

Fisikawan Jerman
RUMUS OHM
• Besarnya tegangan listrik pada ujung-ujung
penghantar listrik :
V = beda potensial (volt)
V = I.R I = arus listrik (ampere)
R = hambatan listrik ( ohm ,  )
R
I

V
HAMBATAN LISTRIK
• Dengan menggunakan hukum Ohm, jika
tegangan V tetap, hambatan diperkecil
maka kuat arus listrik bertambah besar.
R jikaRLI mengecil dengan

I 
cara menambah R,maka
lampu RL menjadi redup
artinya R nilainya dapat
diubah-ubah.
V
Sifat-sifat hambatan jenis zat :
• Semakin besar hambatan jenis suatu zat,
maka zat tersebut semakin baik sebagai
isolator, tetapi semakin buruk sebagai
konduktor.
• Semakin kecil hambatan jenis suatu zat,
maka zat tersebut semakin baik sebagai
konduktor, tetapi semakin buruk sebagai
isolator.
Daya Listrik
• Dengan menggunakan hukum ohm ( v = IR ), akan
di dapatkan :
• P = IV ( Daya, Arus, Tegangan)
• P = I (I x R) = I²R ( Daya, Arus, Resistansi)
• P= xV= ( Daya, Tegangan, Resistansi )

• Satuan daya = joule/watt


EMF
• Muatan cenderung mengalir ke potensial yang rendah
• Untuk mempertahankan arus, harus menaikkan muatan
ke potensial yang lebih tinggi (batere atau generator)
• Muatan mengalir jika ada resistansi dan pemasok energi
• contoh pemasok energi: Batere
• Electromotive, Ɛ, force (EMF= Gaya Gerak listrik=GGL)
adalah kerja yang dilakukan persatuan muatan untuk
berpindah dari terminal negatif ke terminal positif, satuan
Volts (Joule/Coulomb)
• EMF adalah suatu potensial, bukan gaya.
Tahanan dalam (Internal Resistance)
• Sebuah batere mempunyai tahanan dalam
• Tegangan terminal tergantung pada arus yang
mengalir.
• Arus mengalir melalui tahanan
dalam r , memberikan tegangan = I r
• Tegangan terminal VT = E – I r I
• Arus yang mengalir di rangkaian luar r VT R
adalah :

VT = – I r 
I
Rr
Tahanan Seri
Tahanan seri dialiri oleh arus listrik yang sama besar pada
setiap tahanan.
Tegangan pada tahanan adalah Vn = I Rn.
Tegangan total adalah jumlah dari masing-masing tegangan.
R2
Tahanan ekuivalen dapat dihitung dari tegangan total dibagi
arus
VTot V1  V2 IR1  IR2 I
R    R1  R2
I I I R1
Tahanan total lebih besar dari masing-masing tahanan.
Tahanan Paralel
Tahanan paralel mempunyai tegangan yang sama.
Arus yang mengalir pada setiap tahanan adalah : In =
V / Rn .
Tarus total = jumlah masing-masing arus.
Tahanan ekuivalen dapat dihitung dari tegangan total R1 R2
dibagi arus V V 
1 I Tot I1  I 2 R1 R2 1 1
    
R V V V R1 R2
Tahanan total lebih kecil dari tahanan terkecil.
Hukum Kirchhoff
Hukum Kirchoff 1 : Jumlah arus yang melewati
suatu cabang rangkaian sama dengan nol
Σ I = 0 atau I1 + I2 – I3 – I4 = 0

I1 I3 + V1 - +
+
V2
I4 V
-
I2 -
V3
+
-

Hukum Kirchoff 2 : Jumlah tegangan di dalam


rangkaian tertutup sama dengan nol
Σ V = 0 atau -V + V1 + V2 + V3 = 0

Anda mungkin juga menyukai