Anda di halaman 1dari 8

Tumbuhan paku atau Pteridophyta bereproduksi secara vegetatif (vegetatif) maupun generatif

(generatif). Reproduksi secara vegetatif terjadi dengan pembentukan spora melalui pembelahan
meiosis sel induk spora yang terdapat di dalam sporangium (kotak spora).

Spora akan tumbuh menjadi gametofit. Selain melalui pembentukan spora, reproduksi secara
vegetatif juga dapat dilakukan dengan rizom. Rizom akan tumbuh menjalar dan membentuk
tunas-tunas tumbuhan paku yang berkoloni (bergerombol). Reproduksi generatif terjadi melalui
fertilisasi ovum oleh spermatozoid berflagel yang menghasilkan zigot. Zigot tersebut akan
tumbuh menjadi sporofit. Dalam siklus hidupnya, tumbuhan paku mengalami pergiliran
keturunan (metagenesis) antara generasi gametofit yang berkromosom haploid (n) dan generasi
sporofit yang berkromosom diploid (2n). Generasi sporofit hidup lebih dominan atau memiliki
masa hidup yang lebih lama dibanding generasi gametofit.

Metagenesis pada sikius hidup tumbuhan paku homospora adalah sebagai berikut.

1) Spora berkromosom haploid (n) bila jatuh di habitat yang cocok akan berkecambah, sel-
selnya membelah secara mitosis dan tumbuh menjadi protalium (gametofit) yang haploid (n).

2) Protalium membentuk alat kelamin jantan (anteridium) dan betina (arkegonium) yang
haploid (n).

3) Anteridium menghasilkan spermatozoid berflagel (n) dan arkegonium menghasilkan ovum


(n).

4) Spermatozoid (n) membuahi ovum (n) di dalam arkegonium dan menghasilkan zigot yang
diploid (2n).

5) Zigot (2n) mengalami pembelahan secara mitosis dan tumbuh menjadi tumbuhan paku
(sporofit) yang diploid (2n). Tumbuhan paku tersebut tumbuh keluar dan arkegonium induknya.

6) Sporofit (tumbuhan paku) dewasa menghasilkan sporofil (2n) atau daun penghasil spora.

7) Sporofil (2n) memiliki sporangium (2n). Di dalam sporangium terdapat sel induk spora
berkromosom diploid (2n). Sel induk spora (2n) mengalami pembelahan meiosis dan
menghasilkan spora yang haploid (n).

Pteridophyta sering dikenl msyarakat umum sebagai tumbuhan paku. Tumbuhan paku umunya
hidup di daratan pada tempat-tempat yang basah atau lembap. Hanya beberapa jenis saja yang
hidup di air. Tumbuhan ini banyak di jumpai di daerah tropis hingga daerah beriklim sedang.
siklus hidup tumbuhan paku
homospora

Tumbuhan paku adalah satu divisio tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati
(kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya. Tumbuhan paku mendominasi
vegetasi suatu tempat sehingga membentuk belukar yang luas dan menekan tumbuhan yang lain.
Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena
menghasilkan spora. Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh
(Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut yaitu xilem dan floem. Xilem adalah
pembuluh pengangkut senyawa anorganik berupa air dan mineral dari akar ke seluruh bagian
tumbuhan. Floem adalah pembuluh pengangkut nutrien organik hasil fotosintesis dari daun ke
seluruh bagian tubuh tumbuhan.
Reproduksi tumbuhan paku (Pteridophyta)
Oleh fungsi Pada 25 June 2018

Pteridophyta adalah salah satu filum tanaman. Mereka adalah tumbuhan vaskular (mereka yang
memiliki jaringan xilem dan floem) yang berkembang biak dengan melepaskan spora dan bukan
biji, dan mereka termasuk tumbuhan pakis yang sangat beragam dan anggun, tanaman terutama
yang tinggal di hutan lainnya. Ada sekitar sebelas ribu spesies yang berbeda dari Pteridophyta,
membuat mereka tanaman darat paling beragam setelah tanaman berbunga (angiosperma).

Tumbuhan paku dapat bereproduksi secara aseksual dengan stolon yang menghasilkan gemma
atau tunas. Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora,
sedangkan reproduksi seksual tumbuhan paku ditandai dengan pembentukan sel kelamin jantan
dan betina oleh alat kelamin (gametangium). Gametagium jantan (anteridium) menghasilkan set
sperma dan gametangium betina [arkegonium) menghasilkan set telur. Seperti pada tumbuhan
lumut, tumbuhan paku jug mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Metagenesis ini
berbeda antara paku heterospora dan paku homospora.

Pada metagenesis Pteridophyta, fase sporofit lebih dominan bila dibandingkan dengan
fasegametoft Fase sporofit tumbuhan paku berupa tumbuhan paku itu sendiri yang bersifat
diploid, sedangkan fase gametofitnya, protalium yang memiliki umur pendek. Protalium ini
hanya berumur sekitar beberapa minggu. Pada protalium, terdapat anteridium dan arkegonium
yang berperan untuk menghasilkan set kelamin jantan dan betina.

Metagenesis pada siklus hidup tumbuhan paku homospora sebagai berikut:

1. Spora haploid (n) bila jatuh di tempat yang sesuai akan berkecambah dan sel-selnya akan
membelah secara mitosis serta tumbuh menjadi protalium (gametofit) yang haploid. Protalium
akan membentu k anteridum dan arkegonium yang haploid.

3. Anteridium akan menghasilkan spermatozoid berflagel (n) dan arkegonium akan


menghasilkan set telur (n).

4. Spermatozoid akan membuahi set telur di dalam arkegonium dan menghasilkan zigot yang
diploid (2n).

Zigot akan mengalami pembelahan mitosis dan tumbuh menjadi tumbuhan paku (sporofit) yang
diploid (2n). Tumbuhan paku tersebut keluar dari arkegonium induknya.

6. Tumbuhan paku akan menghasilkan sporofil atau daun pembentuk spora yang bersifat diploid
(2n).
7. Sporofil memiliki sporangium yang di dalamnya terdapat set induk spora yang berkromosom
diploid (2n). Sel induk spora yang diploid akan mengalami pembelahan secara meiosis
membentu k spora yang haploid (n).

Berikut adalah skema metagenesis Pteridophyta

skema daur hidup paku homospora

skema daur hidup paku peralihan


skema daur hidup paku heteropora
Cara Reproduksi

Tumbuhan paku berkembang biak secara vegetatif dan generatif. Berikut penjelasannya.

(a). Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi secara aseksual, tanpa adanya peleburan sel kelamin
jantan dan betina. Perkembangbiakan vegetatif dengan spora haploid (n) yang dihasilkan oleh tumbuhan
paku. Pembentukan spora dalam sporangium (kotak spora) terjadi melalui pembelahan miosis.

Reproduksi vegetatif bisa terjadi secara alami maupun buatan, antara lain sebagai berikut:

1. Fragmentasi

Fragmentasi terjadi dengan cara pemisahan rhizoma dari koloni induk. Pangkal rhizoma atau akar tunggal
mati dan cabang-cabangnya akan tumbuh menjadi individidu baru. Perkembangbiakan semacam ini
dijumpai pada tumbuhan paku yang tumbuh menjalar, misalnya Pteridium aquilinum, dan Dryopteris
rigida.

2. Kuncup Tunas

Tunas dibentuk pada:

⇒ sisi bawah helai daun, misalnya pada Asplenium buldiferum,

⇒ sisi atas helai daun, misalnya pada Asplenium viviparum dan Displazium celtidiforum,

⇒ pangkal daun, misalnya pada Cystopteris bulbifera

3. Tunas Ujung Daun

Dibentuk oleh tunas ujung daun yang bersifat embrional. Bila ujung daun ini menyentuh tanah yang
lembab maka akan segera membentuk tunas dengan akar-akar yang tumbuh ke dalam tanah.
Selanjutnya, tunas ini tumbuh menjadi individu baru. Misalnya pada Asplenium pentifidium

4. Umbi Batang

Umbi yang dihasilkan dapat bertahan pada tanah yang kering. Dapat dijumpai pada semanggi atau
Marsilea crenata.

5. Tunas Akar

Dapat dijumpai pada Platycerum, Asplenium, dan Ophioglosum.

(b). Reproduksi generatif adalah perkembangbiakan tumbuhan secara kawin atau seksual, ditandai
dengan adanya peleburan sel kelamin jantan (spermatozoid) dan sel kelamin betina (sel telur atau ovum)
yang kemudian menghasilkan zigot. Sel telur dihasilkan oleh arkegonium, sedangkan sel spermatozoid
dihasilkan oleh anteridium. Anteridium dan arkegonium dihasilkan di dalam protalium
Dalam reproduksi paku terjadi metagenesis, yaitu terjadinya pergiliran keturunan yang teratur antara
tahap vegetatif dan generatif

Anda mungkin juga menyukai