Anda di halaman 1dari 12

etagenesis pada tumbuhan paku dapat anda lihat pada skema dibawah ini

Tahapan-tahapan dalam metagenesis tumbuhan paku secara umum adalah sebagai


berikut:

Sporangium pada daun mengeluarkan spora (n) yang kemudian mengalami pematangan
dengan mitosis menjadi protallus atau protalium (n)

Protalium atau protallus (n) kemudian berkembang sehingga berkembang menjadi alat
reproduksi seksual seperti anteridium yang menghasilkan spermatozoid (n) dan arkegonium yang
menghasilkan sel telur (n). Terbentuknya protalium atau protallus menjadi awal fase gametofit
dalam metagenesis tumbuhan paku.

Sel telur (n) dan spermatozoid (n) bertemu dan membentuk zigot (2n)

Zigot berkembang membentuk tumbuhan paku dewasa (2n). Pada tingkat ini fase sporofit
dimulai kembali,
Metagenesis pada tumbuhan paku

Metagenesis yang terjadi pada tumbuhan paku yang heterospora, hanya berbeda dari protalium
dan spora yang dhasilkan dikarenakan adanya istilah makro dan mikro.

Yang perlu kalian sadari, metagenesis secara utuh tidak terjadi pada satu tumbuhan akan tetapi
terjadi reproduksi diantaranya,dengan kata lain dalam metagenesis tumbuhan paku terjadi
pembentukan anakan paku baru, bukan terjadi pada satu spesies saja yang bertransformasi.

Sekian ulasan tentang metagenesis tumbuhan paku, untuk penjelasan lebih lanjut baca saja
tulisan terkait dibawah ini yang berhubungan dengan metagenesis.

Ini Akan kami sajikan tulisan sederhana tentang tumbuhan lumut dan paku yang tergolong
Dalam kingdom plantae atau kerajaan tumbuhan . Ini perlu diketahui karena tumbuhan lumut
merupakan jejak evolusi tumbuhan yang masih sederhana kemudian didapatkan tumbuhan paku
yang lebih maju berlanjut diketemukan pula tumbuhan biji Gymnospermae dan Angiospermae
yang lebih komplek lagi (Jadi urutannya Bryophyta - Pterydophyta - Spermatophyta )
Bryophyta atau lumut yang akarnya masih berupa thallus rhyzoid dan belum punya berkas
pengangkut sehingga disebut Kelompok tumbuhan Non Tracheophyta , tumbuhan Paku sudah
ada akar berupa akar serabut dan sudah punya penbuluh angkut xylem dan floem sehingga
digolongkan tumbuhan Tracheophyta , sedang tumbuhan buji Spermatophyta tentu lebihq maju
akarnya sudah ada yang serabut , tunggamg maupun lainnya , jelas Angiospermae ini
mempunyai berkas pengangkut xylem floem . OK ,
Kali ini tumbuhan yang saya ingin kenalkan adalah tumbuhan lumut dan paku , Tumbuhan
spermatophyta yang meliputi Gymnospermae dan Angispermae akan dibahas berikut yang ada di
Blog ini juga dengan mencari di search artikelnya ....semoga bermanfaat dan berkah

Detail metagenesis Lumut (Bryophyta)

Dari Spora yang jatuh ditempat lembab - mengakhiri dormancy lalu berkecambah
menjadi Protonema (bayi lumut) - Protonema tumbuh besar menjadi Tumbuhan lumut
yang berdaun namun didaunnya tidak berspora , tumbuhan lumut setelah puber kemudian
menghasilkan gametangium - gametangium menghasilkan sel kelamin , gametangium
atau gonade itu berupa anteridium yang menghasilkan sperma dan archegonium yang
menghasilkan ovum . Dengan kehidupan lumut yang higrofit maka sperma dari
anteridium dengan bantuan air bisa meluncur secara khemotaksis kearah ovum yang ada
di archegonium bersatu menjadi Zygote - Zygot tumbuh membelah terus secara mitosis
menjadi besar dan tumbuh menggembung membentuk Sporogomnium - setelah matting.
dan tua menghasilkan spora lagi OK

Sedang detail metagenesis Paku


(Pterydophyta) Spora - Prothallium - Tumbuhan Paku -Sporogomnium
BEDA METAGENESIS PAKU DAN LUMUT

Setelah diamati metagenesis lumut dan paku diatas dapat kita simpulkan bahwa

1. Gametofit paku umurnya lebih pendek dibanding sporofitnya karena yang terlihat di alam
tumbuhan pakunya bukan Prothaliumnya , sedang pada lumut sebaliknya yang dialam
tumbuhan lumutnya maka gametofitnya lebih lama / dominan hidupnya dibanding
sporogonium

2. Tumbuhan paku ada di bawah skema berarti kromosomnya diploid karena yang dibawah
selalu berasal dari zygot hasil pertemuan dua sel kelamin , sebaliknya lumut haploid
karena ada diatas skema yang terbentuknya hasil dari perkembangan spora. dan spora itu
dibentuknya secara miosis ( pembelahan reduksi)

Berikut juga kami tampilkan morfologi tanaman paku dan lumut

Berikut letak spora pada tumbuhan paku , berada di daun Paku yang di daun itu terdapat
sporogonium , sedang di Lumut tidak akan di jumpai di daun namun di Sporogonium yang
menjulang di atas tumbuhan lumut ( lihat gambatnya ya )

Untuk perbedaan ciri yang lain dari keduanya yaitu

1. Pada lumut akarnya masih rhizoid , sedang pada tumbuhan paku akarnya serabut

2. Pada lumut tubuhnya belum terdapat berkas pengangkut xilem dan floem , sedangkan di
paku sudah mempunyai xilem dan floem sehingga lumut tergolong Non tracheophyta
sedang pada tumbuhan paku tergolong Tracheophyta

3. pada lumut daun tidak dijumpai spora sedang dipaku terlihat ada sporanya ( sporofil) ,
pada daun paku ketika masih muda menggulung

4. alat pengatur keluarnya spora di lumut berupa gigi peristome sedangkan di paku berupa
anullus
5. Pada lumut spora yang setelah dormancy setelah jatuh ditempat yang lembab akan
berkecambah menjadi Protonema yang akan menjadi tumbuhan lumut jika ia ingin
menghasilkan gamet , sedang tumbuhan paku sporanya akan tumbuh menjadi Prothalium
yang mampu menghasilkan gamet berupa anteridium dan archegonium OK

SEKILAS LUMUT DAN PAKU

Hingga saat ini tumbuhan nonvaskuler (lumut daun dan lumut hati dan antocerros )
dikelompokkan bersama dalam satu divisi tunggal.

Divisio itu adalah Bryophyta yang berasal dari bahasa Yunani Brion yang berarti lumut

Gamet Bryophta berkembang di dalam gametangia.

Gametangium jantan dikenal dengan Anteredium, menghasilkan sperma berflagella.

Gametangium betina disebut dengan Arkogonium yang menghasilkan sel telur.


Sel telur tersebut dibuahi di dalam arkegonium yang kemudian terbentuk zygot
didalamnya

Zygote kemudian membelah secara mitosis terus menerus membentuk Embryo yang
kemudian menjadi badan yang menggelembung yang disebut Sporogonium

Walaupun dengan embrio yang terlindungi, bryophta tidak sepenuhnya tidak memerlukan
air , tetap haris ada air namun tidak perlu habitat perairan , cuku[ ditempat lembab saja
cukup ( Hygrophyt_.

Tumbuhan Bryophyta memerlukan air untuk bereproduksi.OK

Bryophta tidak memiliki jaringan yang diperkuat oleh lignin, yang diperlukan untuk
menyokong tumbuhan tinggi seperti tumbuhan di daratan.

Meskipun Bryopyhta dapat merentang secara horizontal sebagai hamparan lumut,


Bryophta selalu memiliki profil yang rendah.

Sebagian besar tingginya hanya 1 - 2 cm. Pada umumnya lumut mempunyai warna yang
benar-benar hijau (ever gteen)

Warna hijau itu karena Lumut mempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan
klorofil a dan b,

Sehingga lumut bisa melakukan Fotosintesis , dengan demikian lumut bersifat Autotrof.

Bryophyta tumbuh di darat dan di tempat-tempat seperti: tanah, bebatuan, gambut, kulit
pohon, dan kondisi ekstrem yang lain sehingga Lumut digologkan organisme
Kosmopoltan .

Lumut pada batangnya belum terdapat berkas pengangkut xylem dan floem

Maka kemudian dikelompokkan dalam tumbuhan Non Tracheophyta .

Tumbuhan lumut mempunyai pergiliran keturunan atau generasi antara sporofit dan
gametofit

Generasi Gametofit adalah Generasi yang menghasilkan sel kelamin Gemerasi itu
terdapat pada Tubuhnya sendiri , terletak pada ujung batangnya , sehingga Tumbuhan
lumut tidak dijumpai spora pada daunnya

Generasi Sporofit adalah menghasalailkan spora , [ada lumut pada bagian


sporogoniumnya .

Jadi bentuk gametofitnya berupa tumbuhan lumut , dan sporofitnya adalah


Sporogoniumnya yang akan menghasilkan spora yang di dalamnya terdapat sporangium.

Bryophyta berkembang biak dengan spora dan telah menunjukkan pergantian keturunan
yang nyata.

Gametofit berupa tumbuhan lumutnya., Sporofit berupa sporogonium atau kapsul spora
yang terdapat pada gametofit dan sporofit yang belum terpisah.

Dari spora tidak lalu terjadi tumbuhan lumut, melainkan protonema dulu yang kemudian
baru menjadi lumut.

Dalam sistematik lumut dibedakan menjadi tiga kelas :

1. Kelas Musci (lumut daun): Bryopsida


2. Kelas Hepatica (lumut hati) : Hepaticopsida

3. Kelas Antoceros : Anthoceropsida

Metagenesis Hepaticopsida
Metagenesis Bryopsida

Berdasarkan struktur tubuhnya, Tumbuhan Lumut telah berkormus.(batang akar dan


daunnya sudah bisa dibedakan)

Lebih tepatnya lumut merupakan peralihan antara tumbuhan bertalus dengan tumbuhan
berkormus.

Untuk lebih detailnya agar anda bisa mengetahui ke tiga lumut itu lihatlah tabel uraian ke tiga
kelas lumut ini

ADAPTASI LUMUT
Lumut melakukan adaptasi yang memungkinkan untuk tumbuh di tanah yaitu,

Pertama tumbuhnya diselubungi oleh kutikula lilin yang menolong tubuhnya menyimpan
air.

Kedua, gamet-gametnya berkembang dalam metangia, sebagai akibatnya zigot hasil


vertilisasinya berkembang didalam jaket pelindung.

Oleh karena lumut belum memiliki jaringan pengangkut, maka air masuk ke tubuh lumut
secara imbibisi.

Setelah air masuk ke tubuh lumut, kemudian didistribusikan ke bagian-bagian tumbuhan


secara Osmose dengan gaya kapilaritas maupun aliran sitoplasma.

Sistem pengangkutan air seperti itu menyebabkan lumut hanya dapat hidup di rawa dan
tempat-tempat teduh.
Lumut tidak pernah berukuran tinggi dan besar, kebanyakan hanya 1-2 cm, dan seringkali
besarnya kurang dari 20cm.

SEKILAS PAKU

Paku-pakuan merupakan golongan tumbuhan yang benar-benar telah berkormus


(mempunyai akar, batang dan daun).

Paku-pakuan merupakan kelompok tumbuhan berpembuluh yang paling sederhana.

Kurang lebih 550 juta tahun yang lalu (zaman karbon) hutan paku raksasa mendominasi
permukaan bumi.

Semua anggota divisi paku-pakuan memiliki 4 struktur penting yang tidak terdapat pada
ganggang tingkat tinggi dan terkompleks sekalipun, yaitu

1. lapisan pelindung sel (jaket steril) yang terdapat di sekeliling organ reproduksi,

2. embrio multiseluler. Yang terdapat dalam arkegonia,

3. kutikula pada bagian luar membungkus epidermis

4. sistem transfor internal yang mengangkut air dan zat makanan dari dalam tanah, sistem
ini sama baiknya seperti pengorganisasian transfor air dan zat makanan pada tumbuhan
tingkat tinggi.

JADI

Ciri tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan darat sejati, bentuknya kecil dan
panjang, menyukai tempat-tempat yang lembab atau basah seperti di bebatuan, tanah, dan
dinding tua, merupakan peralihan antara tumbuhan berthallus dan tumbuhan berkormus,
mempunyai kloroflas untuk fotosintesis, tidak mempunyai berkas pengangkut, reproduksi
secara seksual dengan perpaduan antara sel sperma dan sel telur, berkembangbiak secara
kawin (generatif) dan tidak kawin (vegetatif).

Tumbuhan lumut tubuhnya masih berupa thallus, artinya tidak memiliki akar, batang, dan
daun sejati, akan tetapi memiliki bagian yang menyerupai akar yang disebut rhizoid.

Ciri khas tumbuhan paku adalah mempunyai akar, batang dan daun, umumnya tumbuh di
tempat lembab (higrofit), belum menghasilkan bunga, daunnya yang masih muda yang
merupakan kumpulan kotak spora. Sporangium yang berkumpul akan membentuk sorus
yang kebanyakan terletak pada bagian bawah daun, reproduksi secara aseksual dengan
sporofit, dan reproduksi seksual dengan gametofit, dan pada batang sudah terdapat
epidermis, korteks dan stele.
Tumbuhan paku merupakan jenis tumbuhan kormus, artinya telah memiliki akar, batang,
dan daun sejati serta berkembangbiak dengan menggunakan spora.

Daun muda paku menggulung

PERSAMAAN TUMBUHAN LUMUT DAN PAKU

1. Sama-sama melakukan fotosintesis.

2. Sama-sama melakukan reproduksi generatif dan vegetatif.

3. Daur hidup mengalami pergiliran keturunan.

4. Sporofit merupakan keturunan generatif.

5. Berkembangbiak dengan spora.

6. Sama-sama memiliki klorofil.

7. Sama-sama menyukai habitat yang lembab.

8. Kebanyakan tinggal di daerah tropis

Anda mungkin juga menyukai