PENDAHULUAN
Tambang bawah tanah adalah suatu sistim penambangan mineral atau batubara dimana
seluruh aktivitas penambangan tidak berhubungan langsung dengan udara terbuka.
Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah: development
(pengembangan) dan production (produksi). Pada tahap development, semua yang digali
adalah batuan tak berharga. Tahap development termasuk pembuatan jalan masuk dan
penggalian fasilitas-fasilitas bawah tanah lain.
Sedang tahap production adalah pekerjaan menggali sumber bijih itu sendiri. Tempat
bijih digali disebut stope (lombong). Disini uang mulai bisa dihasilkan.
Dengan semua pekerjaan yang dilakukan di bawah tanah dengan panjang terowongan
yang mencapai ribuan meter, maka diperlukan usaha khusus untuk mengalirkan udara ke
semua sudut terowongan. Pekerjaan ini menjadi tugas tim ventilasi tambang.
1
Selain mensuplai jumlah oksigen yang cukup, ventilasi juga mesti memastikan agar
semua udara kotor hasil pembuangan alat-alat diesel dan gas beracun yang ditimbulkan oleh
peledakan bisa segera dibuang keluar. Untuk memaksa agar udara mengalir ke terowongan,
digunakanlah fan (kipas) raksasa dengan berbagai ukuran dan teknik pemasangan.
Untuk menjaga kestabilan terowongan diperlukan pula penyangga-penyangga
terowongan. Berbagai metode penyanggaan (ground support) telah dikembangkan.
Penyanggaan yang optimal akan mendukung kelangsungan kinerja dan juga keselamatan
semua pekerja. Prinsip pokok eksploitasi tambang bawah tanah adalah memilih metode
penambangan yang paling cocok dengan keunikan karakter (sifat alamiah, geologi,
lingkungan, dll) endapan mineral dan batuan yang akan ditambang, dengan memperhatikan
batasan tentang keamanan, teknologi dan ekonomi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Greenwood dkk (1989), batuan bijih emas yang layak untuk dieksploitasi
sebagai industri tambang emas, kandungan emasnya sekitar 25 g/ton (25 ppm).
Pada umumnya emas ditemukan dalam bentuk logam (native) yang terdapat di dalam
retakan-retakan batuan kwarsa dan dalam bentuk mineral yang terbentuk dari proses
magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena
proses metasomatisme kontak dan aktifitas hidrotermal, yang membentuk tubuh bijih dengan
kandungan utama silika. Cebakan emas primer mempunyai bentuk sebaran berupa urat/vein
dalam batuan beku, kaya besi dan berasosiasi dengan urat kuarsa.
Emas juga ditemukan dalam bentuk emas aluvial yang terbentuk karena proses
pelapukan terhadap batuan-batuan yang mengandung emas (gold-bearing rocks, Lucas,
1985). Proses oksidasi dan pengaruh sirkulasi air yang terjadi pada cebakan emas primer pada
atau dekat permukaan menyebabkan terurainya penyusun bijih emas primer.
Proses tersebut menyebabkan juga terlepas dan terdispersinya emas. Terlepas dan
tersebarnya emas dari ikatan bijih primer dapat terendapkan kembali pada rongga-rongga
3
atau pori batuan, rekahan pada tubuh bijih dan sekitarnya, membentuk kumpulan butiran
emas dengan tekstur permukaan kasar. Akibat proses tersebut, butiran-butiran emas pada
cebakan emas sekunder cenderung lebih besar dibandingkan dengan butiran pada cebakan
primernya (Boyle, 1979).
3. Cebakan Primer
Beberapa karakteristik dari bijih tipe vein ( urat ) yang mempengaruhi teknik
penambangan antara lain :
1. Komponen mineral atau logam tidak tersebar merata pada badan urat.
2. Mineral bijih dapat berupa kristal-kristal yang kasar.
3. Kebanyakan urat mempunyai lebar yang sempit sehingga rentan dengan
pengotoran ( dilution ).
4
4. Kebanyakan urat berasosiasi dengan sesar, pengisi rekahan, dan zona geser
(regangan), sehingga pada kondisi ini memungkinkan terjadinya efek dilution
pada batuan samping.
5. Perbedaan assay ( kadar ) antara urat dan batuan samping pada umumnya
tajam, berhubungan dengan kontak dengan batuan samping, impregnasi pada
batuan samping, serta pola urat yang menjari ( bercabang ).
6. Fluktuasi ketebalan urat sulit diprediksi, dan mempunyai rentang yang
terbatas, serta mempunyai kadar yang sangat erratic ( acak / tidak beraturan )
dan sulit diprediksi.
7. Kebanyakan urat relatif keras dan bersifat brittle.
Cara penambangan ini umumnya tanpa penyangga yang memadai dan penggalian
umumnya dilakukan tanpa alat-alat mekanis. Metode tambang emas seperti ini umum
5
diterapkan di berbagai daerah operasi tambang rakyat di Indonesia, seperti di Ciguha,
Pongkor-Bogor; Gunung Peti, Cisolok-Sukabumi; Gunung Subang, Tanggeung-Cianjur;
Cikajang-Garut; Cikidang, Cikotok-Lebak; Cineam-Tasikmalaya; Kokap-Kulonprogo;
Selogiri-Wonogiri; Punung-Pacitan; Tatelu-Menado; Batu Gelas, RataTotok-Minahasa;
Bajuin-TanahLaut; Perenggean-Palangka Raya; Ketenong-Lebong; dan lain-lain.
.
Lubang masuk dibuat sangat sederhana dengan diameter umumnya hanya
dapat untuk akses 1 orang saja.
2. Pembangunan akses menuju badan bijih.
Akses menuju badan bijih dibuat sesuai lokasi badan bijih yang menjadi
target. Terdapat 2 cara untuk menuju badan bijih berdasarkan lokasi dari cebakan,
yaitu:
a. Menggunakan drift ( lubang masuk horizontal, nembak ), jika lokasi
badan bijih relatif sejajar dengan jalan masuk utama.
6
b. Menggunakan shaft ( lubang masuk vertikal, nyumur ), jika lokasi
badan bijih relatif di bawah jalan masuk utama.
Seperti halnya lubang masuk ke tambang, akses menuju badan bijih dibuat
secara sederhana, dengan lokasi kerja yang hanya cukup untuk dipakai satu orang
saja dengan diameter sekitar 1 1,5 meter. Lubang masuk tersebut dibuat tanpa
penyangga atau hanya dengan penyangga sederhana untuk daerah yang
diperkirakan rawan runtuh.
Jalan masuk menuju urat bijih emas harus dibuat lebih dari satu buah, dan
dapat dibuat datar/horizontal, miring/inclined maupun tegak lurus/vertikal sesuai
dengan kebutuhan. Ukuran jalan masuk dapat disesuaikan dengan kebutuhan,
disarankan diameter > 100 cm.
Lokasi jalan masuk berada pada daerah yang stabil ( kemiringan < 30 o ) dan
diusahakan tidak membuat jalan masuk pada lereng yang curam. Lubang bukaan
harus dijaga dalam kondisi stabil/tidak runtuh, bila diperlukan dapat dipasang suatu
sistem penyanggaan yang harus dapat menjamin kestabilan lubang bukaan ( untuk
lubang masuk dengan kemiringan > 60o disarankan untuk selalu memasang
penyangga ). Kayu penyangga yang digunakan disarankan kayu kelas 1 ( kayu jati,
kihiang, rasamala, dll ). Ukuran diameter/garistengah kayu penyangga yang
digunakan disarankan tidak kurang dari 7 cm. Jarak antar penyangga disarankan
tidak lebih dari 0.75 x diameter bukaan ( tergantung kelas kayu penyangga yang
digunakan dan kekuatan batuan yang disangga ).
Sirkulasi udara harus terjamin sehingga dapat menjamin kebutuhan minimal 2
m3 /menit, bila perlu dapat menggunakan blower / kompresor untuk men-supply
7
kebutuhan oksigen ke dalam lubang. Disekitar lubang masuk dibuat paritan untuk
mencegah air masuk, dan paritan diarahkan menuju ke kolam pengendap dengan
pengendapan dilakukan bertahap, bila perlu dapat menggunakan pompa air
submersible untuk membuang genangan air dari dalam lubang.
4. Cebakan Sekunder
Cebakan emas sekunder atau yang lebih dikenal sebagai endapan emas aluvial
merupakan emas yang diendapkan bersama dengan material sedimen yang terbawa
oleh arus sungai atau gelombang laut adalah karakteristik yang umum mudah
ditemukan dan ditambang oleh rakyat, karena kemudahan penambangannya.
Cebakan emas aluvial dicirikan oleh kondisi endapan sedimen bersifat lepas dengan
kandungan logam emas berupa butiran, dapat ditambang dan diolah dengan cara
pemisahan emas secara fisik, menggunakan peralatan sederhana.
Cebakan emas aluvial dengan sebaran berada pada permukaan atau dekat
permukaan mudah dikenali, dengan karakteristik bersifat lepas, dan emas sudah
dalam bentuk logam (native), cukup diolah dengan cara pemisahan secara fisik.
Butir emas sudah terlepas sehingga bijih hasil galian langsung mengalami
proses pengolahan. Berdasarkan lokasi keterdapatan, pada umumnya kegiatan
penambangan dilakukan pada lingkungan kerja berair seperti sungai-sungai dan
rawa-rawa, sehingga dengan sendirinya akan memanfaatkan air yang ada di tempat
sekitarnya.
Karakteristik dari endapan emas aluvial akan menentukan sistem dan peralatan
dalam melakukan kegiatan penambangan. Berdasarkan karakteristik endapan emas
tersebut, metode penambangan terbuka yang umum diterapkan dengan
menggunakan peralatan berupa :
1. Pendulangan
8
Pendulangan ( panning )
Penambangan dengan cara pendulangan banyak dilakukan oleh pertambangan
rakyat di sungai atau dekat sungai. Cara ini banyak dilakukan oleh penambang
perorangan dengan menggunakan nampan pendulangan untuk memisahkan
konsentrat atau butir emas dari mineral pengotornya.
Pada tambang semprot digunakan alat semprot ( monitor ) dan pompa untuk
memberaikan batuan dan selanjutnya lumpur hasil semprotan dialirkan atau
9
dipompa ke instalasi konsentrasi ( sluicebox / kasbok ). Cara ini banyak dilakukan
pada pertambangan skala kecil termasuk tambang rakyat dimana tersedia sumber
air yang cukup, umumnya berlokasi di atau dekat sungai.
3. Dredging
10
Alat-alat yang dipakai pada penambangan kapal keruk berdasarkan alat
galinya dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a. Multy bucket dredge, kapal keruk yang alat galinya berupa rangkaian
mangkok (bucket)
b. Cutter suction dredge, alat galinya berupa pisau pemotong yang menyerupai
mahkota.
c. Bucket wheel dredge, alat galinya dilengkapi dengan timba yang berputar
(bucket wheel)
Meskipun metode ini sebagian besar telah digantikan oleh metode
modern, dredging masih banyak dilakukan oleh penambang skala kecil dengan
menggunakan kapal keruk hisap. Ini adalah mesin kecil yang mengapung di
atas air dan biasanya dioperasikan oleh beberapa orang. Sebuah rangkaian
dredging hisap terdiri dari mesin pompa hisap, kotak konsentrator, dan
kompresor yang didukung oleh ponton. Pada selang isap dikendalikan oleh
penambang bekerja di bawah air (penyelam). Para penyelam menggunakan
kompresor untuk mencukupi kebutuhan oksigen.
Pada dasarnya setiap metode tambang bawah tanah bersifat spesifik. Meski
demikian, pada prakteknya sangat susah secara menyeluruh memenuhi kondisi
idealnya. Dilain pihak, bijih juga memungkinkan mempunyai kondisi yang cocok untuk
aplikasi beberapa metode, sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap metode-metode
tambang bawah tersebut.
Setiap metode mempunyai aplikasi yg spesifik, tetapi karakteristik bijih dan
country rock tidak senantiasa ideal Karakteristik bijih dan country rock kadang
memungkinkan aplikasi dua atau lebih metode. Eksploitasi mineral dimana seluruh
ekstraksinya dilakukan di bawah permukaan bumi disebut dengan istilah underground
mining (tambang bawah tanah), atau deep mining (tambang dalam). Metode
tambang bawah tanah diterapkan apabila kedalaman cebakan atau eksploitasi material
tidak dapat dilakukan dari permukaan
11
Pemilihan metode yang cocok, mencakup aspek:
1. Kayu (Timber)
12
keuntungan penyangga kayu :
13
Keuntungan penyangga semen atau beton :
14
2.2.3 Dasar Pemilihan Material
a. Faktor ekonomis
b. Faktor teknis
Apabila kedua faktor ini bertolak belakang, maka dapat dipertimbangkan faktor :
Ada dua macam penyanggaan lubang bukaan, Natural support dan Artificial support.
1. Natural support adalah penyangga yang dibuat dari batuan itu sendiri dan
dibentuk sepertipilar yang biasanya dibuat dari batuan yang berkadar rendah (barren
rock).Pembuatan pilar ada 2 yaitu:
a. Random pilar atau irangular yaitu pilar yang bentuk letak satu sama lain tidak
seimbang. Biasanya dapat ditemui pada tambang rakyat dan tambang kecil
b. Reguler pilar yaitu bentuk letak pilar satu sama lain saling teratur. Dapat
berbentuk bulat, persegi empat, dan empat persegi panjang (rib pilar) Sedangkan
Penyanggaan sendiri berfungsi untuk mengontrol masa batuan disekitar lubang bukaan,
seperti :
15
1. Menahan perpindahan tegangan pada dinding lubang
bukaan
2. Menyangga batuan yang potensial untuk runtuh
atau memperkecil deformasi masa batuan.
2.2.6 Sifat Penyanggaan
1. Penyangga aktif :
a. Hidraulic props
Tiang penyangga yang pada dasarnya terdiri dari dua silinder, dimana silinder
yang satu bergerak didalam silinder yang lainnya dengan mekanismenya
menggunakan siatem hidraulic.
Penyangga yang diterapkan pada tambang batubara bawah tanah metode "long
wall" fully mechanized.
Penyangga ini tidak hanya berfungsi menyangga atap, tetapi juga untuk
mendorong conveyor bergerak maju dengan tenaga hidraulic.
Penjangkaran baut batuan harus pada massa batuan yang relatif keras dan
stabil yang berada diatas lapisan berpotensial runtuh.
16
Baut batuan tidak dapat mencegah terjadinya pecah batuan tetapi dapat
memperbaiki kekuatan dan integritas
2. Penyangga pasif :
Bersifat mendukung batuan yang akan runtuh dan membatasi pergerakan batuan
tersebut (rigid) yaitu dengan bahan material seperti,
1. Penyangga kayu,
a. Cribbing (pack)
Digunakan pada lubang bukaan yang berbentuk persegi panjang dan terdiri dari
tiga bagian utama yaitu, bagian atas cap, samping dn tiang (post)
c. Square set
17
Penyangga ini umumnya digunakan pada lubang vertikal (raise/winze)
3. Penyangga besi
Campuran antara semen, pasir dan air yang kadang-kadang ditambah CaCl2
(calcium clorida) yang berfungsi mempercepat waktu pengerasan (curing time)
18
Pujon adalah sebuah desa terpencil yang letaknya di Kecamatan
Kapuas Tengah, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah. Meski
letaknya cukup jauh dari perkotaan, ada banyakpilihan transportasi untuk
menuju desa ini. Selain menjadi tempat transit bagi para penambang
batubara dan petani kelapa sawit, Desa Pujon merupakan desa yang terkenal
akan hasil tambang emasnya yang sangat banyak.
Tak heran hampir sebagian besar warga di sini berprofesi sebagai
penambang emas. Pun karena saking banyaknya bijih emas yang ditemukan
di dalam hutan, desa ini sampai dijuluki Desa Emas. Jika menyempatkan
diri berkunjung kedesa ini, kita akan melihat hamparan luas berwarna putih
terang seperti padang pasir, area ini adalah lokasi pembuangan limbah pasir
dari
aktivitaspenambanganemasyagrutindikerjakanwargahampirsetiapharinya.
2. Tambang EmasGosowong, Halmahera
Lokasi penambangan emas di Indonesia yang kedua terletak di
Gosowong, Halmahera. Kegiatan penambangan di Gosowong sendiri
dikelola oleh BUMN di bawah naungan PT Aneka Tambang yang bekerja
sama dengan Newcrest. Selain emas, di sini juga terdapat pertambangan
perak.Dalam rentang waktu hampir 20 tahun sejak pertambangan pertama
kali dibuka, diperkirakan sudah ada sekitar 20 juta ons bijih emas yang
diangkat dari perut bumi.
3. Tambang Emas Cikotok, Jawa Barat
Cikotokmerupakansebuahdesakecil yang terletak di KecamatanBayah,
KabupatenLebak Selatan, ataukuranglebih 130 km di Selatan
Rangkasbitung, ProvinsiBanten. Meski ukurannya tidak terlalu luas,
sesungguhnya desa ini memliliki potensi tambang yang sangat luar biasa.
Adalah logam mulia berjenis emas yang bisa dengan mudah ditambang di
sini. Tambang emas Cikotok sendiri bermula dari ditemukannya endapan
emas dan batubara di kawasan Bayah, Cimandiri, Cikotok, dan sekitarnya
oleh ahli geologi asal Belanda pada tahun 1839 sebelum akhirnya diadakan
eksplorasi besar-besaran dan diadakan penambangan di wilayah Pasir
Gombong dan Cikotok. Sayangnya produksi dihentikan ketika Jepang
menduduki Indonesia. Nah, sejak 5 Juli 1968, bersama dengan perusahaan
19
pertambangan lain, PN Tambang EmasTjikotok kemudian menjadi bagian
dari PN Aneka Tambang dengan nama Unit Pertambangan Emas Cikotok.
Tambang ini sendiri sudah dibuka sejak tahun 2000 lalu. Pada tahun
2005, pemerintah mencatat sebanyak 2.77 juta ton tembaga yang memiliki
rata-rata 0,69g/ton emas terkumpul dari tambang ini.Sayangnya, Tambang
Emas Batu Hijau masih dikelola pihak asing
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Dengan memperhatikan karakteristik bahan galian, metode penambangan yang
umum diterapkan adalah tambang bawah tanah ( underground ) adalah metode
Gophering, yaitu suatu cara penambangan yang tidak sistematis, tidak perlu
mengadakan persiapan-persiapan penambangan ( development works ) dan arah
penggalian hanya mengikuti arah larinya cebakan bijih. Oleh karena itu ukuran
lubang ( stope ) juga tidak tentu, tergantung dari ukuran cebakan bijih di tempat itu
dan umumnya tanpa penyanggaan yang baik.
Cara penambangan ini umumnya tanpa penyangga yang memadai dan
penggalian umumnya dilakukan tanpa alat-alat mekanis. Metode tambang emas
seperti ini umum diterapkan di berbagai daerah operasi tambang rakyat di
Indonesia, seperti di Ciguha, Pongkor-Bogor; Gunung Peti, Cisolok-Sukabumi;
Gunung Subang, Tanggeung-Cianjur; Cikajang-Garut; Cikidang, Cikotok-Lebak;
Cineam-Tasikmalaya; Kokap-Kulonprogo; Selogiri-Wonogiri; Punung-Pacitan;
Tatelu-Menado; Batu Gelas, RataTotok-Minahasa; Bajuin-TanahLaut; Perenggean-
Palangka Raya; Ketenong-Lebong; dan lain-lain.
Penambangan dilakukan secara sederhana, tanpa development works, dan
langsung menggali cebakan bijih menuruti arah dan bentuk alamiahnya. Bila
cebakan bijih tersebut tidak homogen, kadang-kadang terpaksa ditinggalkan pillar
yang tak teratur dari bagian-bagian yang miskin.
2. Sistem penyanggaan dalam penambangan emas yaitu kayu, besi atau baja dan beton
21