Anda di halaman 1dari 15

Salam Tambang

Kamis, 26 Mei 2011

Estimasi Sumber Daya Mineral


Penambangan (mining) dapat dilakukan dengan menguntungkan bila sudah jelas diketahui berapa
besar cadangan mineral (mineral reserves) yang ditemukan. Cadangan mineral ini merupakan hasil
kajian kelayakan dari sumber daya mineral (mineral resources) yang didasarkan pada sejumlah
faktor yaitu ekonomi, teknologi, lingkungan, perundang-undangan, dsb. Kajian kelayakan dapat
mulai dilakukan terhadap sumber daya mineral yang sudah diketahui besaran atau kuantitas dan
kualitasnya dengan kelas (kategori) tertentu yang berdasarkan eksplorasi mempunyai tingkat
keyakinan yang tinggi, atau mempunyai kesalahan yang rendah bila ditambang.
Besaran sumber daya mineral dapat diperoleh (diestimasi) dengan berbagai macam cara atau
metode. Jenis bahan galian (mineral), tipenya, dan desain eksplorasinya merupakan faktor yang
dijadikan pertimbangan dalam memilih metode mana yang akan digunakan. Kelas sumber daya
mineral yang biasanya bertalian dengan tingkat kesalahan dapat diperoleh berdasarkan tahap
eksplorasi.
Estimasi sumber daya mineral merupakan kegiatan akhir dalam eksplorasi mineral yang
keberhasilannya sangat tergantung pada kompetensi ahli yang menanganinya. Berbagai macam cara
estimasi sumber daya mineral dapat dilakukan dengan mempertimbangkan pola atau desain
eksplorasinya.
Pemilihan cara estimasi yang tepat guna dan berhasil guna harus dilakukan oleh seorang penyelidik
mineral agar hasilnya mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi sehingga kelayakan ekonominya
dapat diperhitungkan dengan lebih tepat.
Perhitungan cadangan ini merupakan hal yang paling vital dalam kegiatan eksplorasi. Perhitungan
yang dimaksud di sini dimulai dari sumberdaya sampai pada cadangan yang dapat di tambang yang
merupakan tahapan akhir dari proses eksplorasi. Hasil perhitungan cadangan tertambang kemudian
akan digunakan untuk mengevaluasi apakah sebuah kegiatan penambangan yang direncanakan layak
untuk di tambang atau tidak.
Perhitungan cadangan berperan penting dalam menentukan jumlah, kualitas dan kemudahan dalam
eksplorasi secara komersial dari suatu endapan. Sebab hasil dari perhitungan cadangan yang baik
dapat menentukan investasi yang akan ditanam oleh investor, penentuan sasaran produksi, cara
penambangan yang akan dilakukan bahkan dalam memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh
perusahaan dalam melaksanakan usaha penambangannya.
Dalam ilmu perhitungan cadangan terdapat berbagai metode yang dapat dipergunakan untuk
menentukan kadar hingga akhirnya besar cadangan suatu endapan.
2.2 Perhitungan Sumberdaya
Perhitungan sumberdaya bermanfaat untuk hal-hal berikut ini :
Memberikan besaran kuantitas (tonase) dan kualitas terhadap suatu endapan bahan galian.
Memberikan perkiraan bentuk 3-dimensi dari endapan bahan galian serta distribusi ruang (spatial)
dari nilainya. Hal ini penting untuk menentukan urutan/tahapan penambangan, yang pada
gilirannya akan mempengaruhi pemilihan peralatan dan NPV (net present value).
Jumlah sumberdaya menentukan umur tambang. Hal ini penting dalam perancangan pabrik
pengolahan dan kebutuhan infrastruktur lainnya.
Batas-batas kegiatan penambangan (pit limit) dibuat berdasarkan besaran sumberdaya. Faktor ini
harus diperhatikan dalam menentukan lokasi pembuangan tanah penutup, pabrik pengolahan,
bengkel, dan fasilitas lainnya.
Karena semua keputusan teknis di atas sangat tergantung pada besaran sumberdaya, perhitungan
sumberdaya merupakan salah satu tugas terpenting dan berat tanggung jawabnya dalam
mengevaluasi suatu kegiatan pertambangan. Perlu diingat bahwa perhitungan sumberdaya
menghasilkan suatu taksiran. Model sumberdaya yang disusun adalah pendekatan dari realitas,
berdasarkan data/informasi yang dimiliki, dan masih mengandung ketidakpastian.
2.3 Persyaratan Perhitungan Sumberdaya
Dalam melakukan perhitungan sumberdaya harus memperhatikan persyaratan tertentu, antara lain
:
Suatu taksiran sumberdaya harus mencerminkan secara tepat kondisi geologi dan karakter/sifat dari
endapan bahan galian.
Selain itu harus sesuai dengan tujuan evaluasi. Suatu model sumberdaya yang akan digunakan untuk
perancangan tambang harus konsisten dengan metode penambangan dan teknik perencanaan
tambang yang akan diterapkan.
Taksiran yang baik harus didasarkan pada data aktual yang diolah/ diperlakukan secara objektif.
Keputusan dipakai-tidaknya suatu data dalam penaksiran harus diambil dengan pedoman yang jelas
dan konsisten. Tidak boleh ada pembobotan data yang berbeda dan harus dilakukan dengan dasar
yang kuat.
Metode perhitungan yang digunakan harus memberikan hasil yang dapat diuji ulang atau
diverifikasi. Tahap pertama setelah perhitungan sumberdaya selesai, adalah memeriksa atau
mengecek taksiran kualitas blok (unit penambangan terkecil). Hal ini dilakukan dengan
menggunakan data pemboran yang ada di sekitarnya. Setelah penambangan dimulai, taksiran kadar
dari model sumberdaya harus dicek ulang dengan kualitas dan tonase hasil penambangan yang
sesungguhnya.
2.4 Metode Perhitungan Cadangan
Perhitungan cadangan bahan galian industri sangat sederhana dibandingkan dengan bahan galian
yang lain. Hal ini pada dasarnya disebabkan oleh kesederhanaan geometri endapan bahan galian
tersebut. Penilaian suatu cadangan bahan galian industri dapat dilakukan dengan beberapa metode
seperti metode poligon, penampang melintang atau metode geometri lainnya. Adapun rumus
metode perhitungan cross section dan metode isoline yaitu :
Metode Cross Section
Masih sering dilakukan pada tahap-tahap paling awal dari perhitungan. Hasil perhitungan secara
manual ini dapat dipakai sebagai alat pembanding untuk mengecek hasil perhitungan yang lebih
canggih dengan menggunakan komputer.
Rumus prismoida :
V = (S1 + 4M + S2) L/6
Keterangan :
S1, S2 = Luas penampang ujung
M = Luas penampang tengah
L = Jarak antara S1 dan S2
V = Volume
Gambar 1
Sketsa Perhitungan Volume Rumus Prismoida
Rumus kerucut terpancung :
V=L/(( S1 + S2 + S1S2 ))
Keterangan :
S1 = Luas penampang atas
S2 = Luas penampang alas
L = Jarak antar S1 dan S2
V = Volume

Gambar 2
Sketsa Perhitungan Volume Rumus Kerucut Terpancung

Rumus luas rata-rata (mean area) :


V=(S1 + S2)/L
Keterangan :
S1, S2 = Luas penampang
L = Jarak antar penampang
V = Volume cadangan

S1

Gambar 3
Sketsa Perhitungan Volume dengan Rumus Mean Area

Untuk menghitung luas penampang digunakan penggabungan metode simpson 1/3 dan simpson 3/8.
Lsimp1/3 = h/3 (f0+fn) + h/3 (4f1+4f3+4f5+...+4fn-1) + h/3 (2f2+2f4+2f6+...+2fn-2)
h/3 (f0+fn) + 4h/3 (f1+f3+f5+...+fn-1) + 2h/3 (f2+f4+f6+...+fn-2)
Lsimp1/3 = h/3 ( f0 + 4 f ganjil + 2 f genap + fn )
Lsimp3/8 = h/8 (f0+fn) + h/8 (3f1+3f3+3f5+...+3fn-1) + h/8 (3f2+3f4+3f6+...+3fn-2)
h/8 (f0+fn) + 3h/8 (f1+f3+f5+...+fn-1) + 3h/8 (f2+f4+f6+...+fn-2)
Lsimp3/8 = h/8 ( f0 + 3 f ganjil + 3 f genap + fn )
fo f1 f2 f3 h

Gambar 4
Sketsa Perhitungan Luas Penampang

Sedangkan, untuk menghitung tonase digunakan rumus :


T = V x Bj
Keterangan :
T = Tonase (Ton)
V = Volume (m3 )
Bj = Berat Jenis (Ton/m3)
Metode Isoline (Metode Kontur)
Metoda ini dipakai untuk digunakan pada endapan bijih dimana ketebalan dan kadar mengecil dari
tengah ke tepi endapan.
Volume dapat dihitung dengan cara menghitung luas daerah yang terdapat di dalam batas kontur,
kemudian mempergunakan prosedur-prosedur yang umum dikenal.

Gambar 5
Sketsa topografi metode isoline

Kadar rata-rata dapat dihitung dengan cara membuat peta kontur, kemudian mengadakan
weighting dari masing-masing luas daerah dengan contour grade.

go = kadar minimum dari bijih


g = interval kadar yang konstan antara dua kontur
Ao = luas endapan dengan kadar go dan lebih tinggi
A1 = luas endapan bijih dengan kadar go + g dan lebih tinggi
A2 = luas endapan bijih dengan kadar go + 2g dan lebih tinggi, dst.
Bila kondisi mineralisasi tidak teratur maka akan muncul masalah. Hal ini dapat dijelaskan melalui
contoh berikut ini (Seimahura, 1998).

Gambar 6
Kontur mineralisasi yang tidak merata
Di dalam hal ini :

Metode Model Blok (Grid)


Aspek yang paling penting dalam perhitungan cadangan adalah metode penaksiran, terdapat
bermacam-macam metode penaksiran yang bisa dilakukan yaitu metode klasik yang terdiri dari NNP
(Neighborhood Nearest Point) dan IDW (Inverse Distance Weighting) serta metode non klasik yaitu
penaksiran dengan menggunakan Kriging. Metode Kriging adalah yang paling baik dalam hal
ketepatan penaksirannya (interpolasi), metode ini sudah memasukkan aspek spasial (posisi) dari
titik referensi yang akan digunakan untuk menaksir suatu titik tertentu. Salah satu keunggulan
dalam memperhatikan posisi dalam metode Kriging adalah adanya proses screening, yaitu titik
referensi yang terletak tepat di belakang suatu titik yang lebih dekat akan diabaikan. Kelebihan ini
tidak mungkin ditemui pada metode klasik yang selama ini digunakan.
Setelah data-data hasil uji kualitas dari conto dimasukkan ke dalam basis data, kemudian dilakukan
penaksiran data kualitas pada titik-titik (grid) yang belum mempunyai data kualitas. Nilai data hasil
taksiran tersebut merupakan nilai rata-rata tertimbang (weighting average) dari data conto yang
telah ada.
Dalam penaksiran data kadar (kualitas) ini dilakukan teknik-teknik pembobotan yang umumnya
didasarkan pada :
Letak grid atau blok yang akan ditaksir terhadap letak data conto,
Kecenderungan penyebaran data kualitas,
Orientasi setiap conto yang menunjukkan hubungan letak ruang antar contoh.
Pemodelan dengan komputer untuk merepresentasikan endapan bahan galian umumnya dilakukan
dengan model blok (block model). Dimensi block model dibuat sesuai dengan disain
penambangannya, yaitu mempunyai ukuran yang sama dengan tinggi jenjang. Semua informasi
seperti jenis batuan, kualitas, dan topografi dapat dimodelkan dalam bentuk blok.
Metode Neighborhood Nearest Point
Neighborhood Nearest Point (NNP), memperhitungan nilai di suatu blok didasari oleh nilai titik yang
berada paling dekat dengan blok tersebut. Dalam kerangka model blok, dikenal jenis penaksiran
poligon dengan jarak titik terdekat (rule of nearest point), yaitu nilai hasil penaksiran hanya
dipengaruhi oleh nilai conto yang terdekat (lihat Gambar 9), atau dengan kata lain titik (blok)
terdekat memberikan nilai pembobotan satu untuk titik yang ditaksir, sedangkan titik (blok) yang
lebih jauh memberikan nilai pembobotan nol (tidak mempunyai pengaruh).

Gambar 7
Metode NNP pada model blok.
Metode Invers Distance Weighting (IDW)
Metoda ini merupakan suatu cara penaksiran yang telah memperhitungkan adanya hubungan letak
ruang (jarak), merupakan kombinasi linier atau harga rata-rata tertimbang (weighting average) dari
titik-titik data yang ada di sekitarnya.
Suatu cara penaksiran di mana harga rata-rata suatu blok merupakan kombinasi linier atau harga
rata-rata berbobot (wieghted average) dari data lubang bor di sekitar blok tersebut. Data di dekat
blok memperoleh bobot lebih besar, sedangkan data yang jauh dari blok bobotnya lebih kecil.
Bobot ini berbanding terbalik dengan jarak data dari blok yang ditaksir.
Untuk mendapatkan efek penghalusan (pemerataan) data dilakukan faktor pangkat. Pilihan dari
pangkat yang digunakan (ID1, ID2, ID3, ) berpengaruh terhadap hasil taksiran. Semakin tinggi
pangkat yang digunakan, hasilnya akan semakin mendekati metode poligon conto terdekat.
Sifat atau perilaku anisotropik dari cebakan mineral dapat diperhitungkan (space warping).
Merupakan metode yang masih umum dipakai.
Metoda seperjarak ini mempunyai batasan. Metode ini hanya memperhatikan jarak saja dan belum
memperhatikan efek pengelompokan data, sehingga data dengan jarak yang sama namun
mempunyai pola sebaran yang berbeda masih akan memberikan hasil yang sama. Atau dengan kata
lain metode ini belum memberikan korelasi ruang antara titik data dengan titik data yang lain.

Gambar 8
Contoh dimensi hasil penaksiran dengan model blok.

Metode Geostatistik dan Kriging


Kriging adalah penaksir geostatistik yang dirancang untuk penaksiran kadar blok sebagai kombinasi
linier dari conto-conto yang ada di dalam/sekitar blok, sedemikian rupa sehingga taksiran ini tidak
bias dan memiliki varians minimum. Secara sederhana, kriging menghasilkan seperangkat bobot
yang meminimumkan varians penaksiran (estimation variance) sesuai dengan geometri dan sifat
mineralisasi yang dinyatakan dalam fungsi variogram yang mengkuantifikasikan korelasi spatial
(ruang) antar conto.
Metode ini menggunakan kombinasi linier atau weighted average dari data conto lubang bor di
sekitar blok, untuk menghitung harga rata-rata blok yang ditaksir.
Pembobotan tidak semata-mata berdasarkan jarak, melainkan menggunakan korelasi statistik
antar-conto yang juga merupakan fungsi jarak. Karena itu, cara ini lebih canggih dan perilaku
anisotropik dapat dengan mudah diperhitungkan.
Cara ini memungkinkan penafsiran data kualitas secara probabilistik. Selain itu dimungkinkan pula
interpretasi statistik mengenai hal-hal seperti bias, estimation variance, dan lainnya.
Merupakan metode yang paling umum dipakai dalam penaksiran kualitas/kadar blok dalam suatu
model cadangan.
Dengan teknik rata-rata tertimbang (weighted average), kriging akan memberikan bobot yang tinggi
untuk conto di dalam/dekat blok, dan sebaliknya bobot yang rendah untuk conto yang jauh
letaknya. Selain faktor jarak, bobot ini ditentukan pula oleh posisi conto relatif terhadap blok dan
terhadap satu sama lain. Metode kriging yang digunakan adalah teknik linier (ordinary kriging).
Ordinary kriging cenderung menghasilkan taksiran blok yang lebih merata atau kurang bervariasi
dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya (smoothing effect). Bobot yang diperoleh dari
persamaan kriging tidak ada hubungannya secara langsung dengan kadar conto yang digunakan
dalam penaksiran. Bobot ini hanya tergantung pada konfigurasi conto di sekitar blok dan satu sama
lain, serta pada variogram (yang walaupun merupakan fungsi kadar namun didefinisikan secara
global).
Pemodelan pada endapan berlapis misalnya batubara atau lainnya akan lebih sesuai jika dilakukan
dengan cara gridded seam model.
Secara garis besar pemodelan ini mempunyai aturan sebagai berikut :
Secara lateral endapan berlapis dan daerah sekitar-nya dibagi menjadi sel-sel yang teratur, dengan
lebar dan panjang tertentu.
Adapun dimensi vertikalnya tidak dikaitkan dengan tinggi jenjang tertentu, melainkan dengan unit
stratigrafi dari cebakan yang bersangkutan. Pemodelan dilakukan dalam bentuk puncak, dasar
Metode Poligon (area of influence)
Metoda poligon ini merupakan metoda perhitungan yang konvensional. Metoda ini umum diterapkan
pada endapan-endapan yang relatif homogen dan mempunyai geometri yang sederhana.
Kadar pada suatu luasan di dalam poligon ditaksir dengan nilai conto yang berada di tengah-tengah
poligon sehingga metoda ini sering disebut dengan metoda poligon daerah pengaruh (area of
influence). Daerah pengaruh dibuat dengan membagi dua jarak antara dua titik conto dengan satu
garis sumbu.
Andaikan ketebalan endapan bijih pada titik 1 adalah t1 dengan kadar rata-rata k1, maka volume -
assay - produk (V%) = S1 x t1 x k1 (volume pengaruh). Bila spec. gravity dari bijih = ,
maka tonnage bijih = S1 x t1 x k1 x ton.
Untuk data-data yang sedikit, metoda poligon ini mempunyai kelemahan, antara lain :
Belum memperhitungkan tata letak (ruang) nilai data di sekitar poligon,
Tidak ada batasan yang pasti sejauh mana nilai conto mempengaruhi distribusi ruang.

Gambar 9
Metode area of influence (poligon)
Diposkan oleh Hadie_WB di 21.29 1 komentar:Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Endapan Mineral
Secara umum genesa bahan galian mencakup aspek-aspek keterdapatan, proses pembentukan,
komposisi, model (bentuk, ukuran, dimensi), kedudukan, dan faktor-faktor pengendali pengendapan
bahan galian (geologic controls).
Tujuan utama mempelajari genesa suatu endapan bahan galian adalah sebagai pegangan dalam
menemukan dan mencari endapan-endapan baru, mengungkapkan sifat-sifat fisik dan kimia
endapan bahan galian, membantu dalam penentuan (penyusunan) model eksplorasi yang akan
diterapkan, serta membantu dalam penentuan metoda penambangan dan pengolahan bahan galian
tersebut.
Endapan-endapan mineral yang muncul sesuai dengan bentuk asalnya disebut dengan endapan
primer (hypogen). Jika mineral-mineral primer telah terubah melalui pelapukan atau proses-proses
luar (superficial processes) disebut dengan endapan sekunder (supergen).

A. KETERDAPATAN MINERAL BIJIH


Kerak bumi terdiri dari batuan-batuan beku, sedimen, dan metamorfik.Pengertian bijih adalah
endapan bahan galian yang dapat diekstrak (diambil) mineral berharganya secara ekonomis, dan
bijih dalam suatu endapan ini tergantung pada dua faktor utama, yaitu tingkat terkonsentrasi
(kandungan logam berharga pada endapan), letak serta ukuran (dimensi) endapan tsb.
Untuk mencapai kadar yang ekonomis, mineral-mineral bijih atau komponen bahan galian yang
berharga terkonsentrasi secara alamiah pada kerak bumi sampai tingkat minimum yang tertentu
tergantung pada jenis bijih atau mineralnya.
Batuan merupakan suatu bentuk alami yang disusun oleh satu atau lebih mineral, dan kadang-
kadang oleh material non-kristalin. Kebanyakan batuan merupakan heterogen (terbentuk dari
beberapa tipe/jenis mineral), dan hanya beberapa yang merupakan homogen. Deret reaksi Bowen
(deret pembentukan mineral pada batuan) telah dimodifikasi oleh Niggli, V.M. Goldshmidt, dan H.
Schneiderhohn.

Gambar Diagram urutan pengendapan mineral


diagram mineral
Sedangkan proses pembentukan mineral berdasarkan komposisi kimiawi larutan (konsentrasi suatu
unsur/mineral), temperatur, dan tekanan pada kondisi kristalisasi dari magma induk telah didesign
oleh Niggli.
Gambar Diagram Temperatur-Konsentrasi-Tekanan (Diagram Niggli)
diagram niggli

Jika pembentukan endapan mineral dikelompokkan menurut proses pembentukannya, maka salah
satu pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut :

Klasifikasi Lindgren (Modifikasi)


1. Endapan yang terbentuk melalui proses konsentrasi kimia (Suhu dan Tekanan Bervariasi)
a. Dalam magma, oleh proses differensiasi
*) Endapan magmatik (segresi magma, magmatik cair); T 700-15000C; P sangat tinggi.
*) Endapan Pegmatit; T sedang-sangat tinggi; P sangat tinggi

b. Dalam badan batuan


*) Konsentrasi karena ada penambahan dari luar (epigenetik)

*) Asal bahan tergantung dari erupsi batuan beku


- Oleh hembusan langsung bekuan (magma)
+ Dari efusif; sublimat; fumarol, T 100-6000C; P atmosfer-sedang
+ Dari intrusif, igneous metamorphic deposits; T 500-8000C, P sangat tinggi
- Oleh penambahan air panas yang terisi bahan magma
+ Endapan hipothermal; T 300-5000C, P sangat tinggi
+ Endapan mesothermal; T 200-3000C, P sangat tinggi
+ Endapan epithermal; T 50-2000C, P sangat tinggi
+ Endapan telethermal; T rendah, P rendah
+ Endapan xenothermal; T tinggi-sedang, P sedang-atmosfer

*) Konsentrasi bahan dalam badan batuan itu sendiri :


- Konsentrasi oleh metamorfosis dinamik dan regional, T s/d 4000C; P tinggi.
- Konsentrasi oleh air tanah dalam; T 0-1000C; P sedang
- Konsentrasi oleh lapukan batuan dan pelapukan residu dekat permukaan; T 0-1000C; P sedang-
atmosfer

c. Dalam masa air permukaan


*) Oleh interaksi larutan; T 0-700C; P sedang
- Reaksi anorganik
- Reaksi organik

*) Oleh penguapan pelarut


2. Endapan-endapan yang dihasilkan melalui konsentrasi mekanis; T & P sedang.

B. PENGERTIAN MENDALA METALOGENIK

Istilah Mendala Metalogenik atau Metallogenic Province memiliki pengertian suatu area yang
dicirikan oleh kumpulan endapan mineral yang khas, atau oleh satu atau lebih jenis-jenis
karakteristik mineralisasi. Suatu mendala metalogenik mungkin memiliki lebih dari satu episode
mineralisasi yang disebut dengan Metallogenic Epoch.

Beberapa contoh mendala metalogenik antara lain ; segregasi lokal dari kromium dan nikel di
bagian yang paling dalam dari kerak samudera, dan pengendapan sulfida-sulfida masif dari tembaga
dan besi di tempat-tempat yang panas, metal-bearing brine menuju samudra melalui zona
regangan, endapan-endapan mineral magmatik-hidrotermal berhubungan dengan proses-proses
subduksi. Tumbukan dan subduksi membentuk gunung-gunung yang besar seperti di Andes, yang
mana endapan-endapan mineral dibentuk oleh diferensiasi magma.
Gambar Diagram Skematis yang Menggambarkan
Setting Geologi Endapan-endapan Mineral, dan Hubungannya dengan
Proses-proses Tektonik Lempeng (Gocht, Zantop, Eggert; 1988)
diagram setting geologi

Contoh mendala metalogenik yang terdapat di Indonesia antara lain: mendala metalogenik Malaya
(terdiri dari batuan beku asam dengan mineral berharga kasiterit), manda metalogenik Sunda
(terdiri dari batuan intermediet dengan mineral berharga elektrum (Au, Ag)), serta mendala
metalogenik Sangihe-Talaut (terdiri dari batuan ultrabasa dengan mineral berharga nikel).

C. PROSES PEMBENTUKAN ENDAPAN MINERAL PRIMER

Pembentukan bijih primer secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis endapan,
yaitu :
a. Fase Magmatik Cair
b. Fase Pegmatitil
c. Fase Pneumatolitik
d. Fase Hidrothermal
e. Fase Vulkanik

Dari kelima jenis fase endapan di atas akan menghasilkan sifat-sifat endapan yang berbeda-beda,
yaitu yang berhubungan dengan :
1. Kristalisasi magmanya

2. Jarak endapan mineral dengan asal magma


a. intra-magmatic, bila endapan terletak di dalam daerah batuan beku
b. peri-magmatic, bila endapan terletak di luar (dekat batas) batuan beku
c. crypto-magmatic, bila hubungan antara endapan dan batuan beku tidak jelas
d. apo-magmatic, bila letak endapan tidak terlalu jauh terpisah dari batuan beku
e. tele-magmatic, bila disekitar endapan mineral tidak terlihat (terdapat) batuan beku

3. Bagaimana cara pengendapan terjadi


a. terbentuk karena kristalisasi magma atau di dalam magma
b. terbentuk pada lubang-lubang yang telah ada
c. metosomatisme (replacement) yaitu :reaksi kimia antara batuan yang telah ada dengan larutan
pembawa bijih

4. Bentuk endapan, masif, stockwork, urat, atau perlapisan

5.Waktu terbentuknya endapan


a. syngenetic, jika endapan terbentuk bersamaan waktunya dengan pembentukan batuan
b. epigenetic, jika endapan terbentuk tidak bersamaan waktunya dengan pembentukan batuan.

a. Fase Magmatik Cair (Liquid Magmatic Phase)

Liquid magmatic phase adalah suatu fase pembentukan mineral, dimana mineral terbentuk langsung
pada magma (differensiasi magma), misalnya dengan cara gravitational settling (Gambar 6). Mineral
yang banyak terbentuk dengan cara ini adalah kromit, titamagnetit, dan petlandit (lihat juga
Gambar 4). Fase magmatik cair ini dapat dibagi atas :
1. Komponen batuan, mineral yang terbentuk akan tersebar merata diseluruh masa batuan. Contoh
intan dan platina.
2. Segregasi, mineral yang terbentuk tidak tersebar merata, tetapi hanya kurang terkonsentrasi di
dalam batuan.
Injeksi, mineral yang terbentuk tidak lagi terletak di dalam magma (batuan beku), tetapi telah
terdorong keluar dari magma.
b. Fase Pegmatitik (Pegmatitic Phase)

Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma. Sebagai akibat kristalisasi
pada magmatik awal dan tekanan disekeliling magma, maka cairan residual yang mobile akan
terinjeksi dan menerobos batuan disekelilingnya sebagai dyke, sill, dan stockwork.
Kristal dari pegmatit akan berukuran besar, karena tidak adanya kontras tekanan dan temperatur
antara magma dengan batuan disekelilingnya, sehingga pembekuan berjalan dengan lambat.
Mineral-mineral pegmatit antara lain : logam-logam ringan (Li-silikat, Be-silikat (BeAl-silikat), Al-
rich silikat), logam-logam berat (Sn, Au, W, dan Mo), unsur-unsur jarang (Niobium, Iodium (Y), Ce,
Zr, La, Tantalum, Th, U, Ti), batuan mulia (ruby, sapphire, beryl, topaz, turmalin rose, rose quartz,
smoky quartz, rock crystal).
Gambar Skematik proses differensiasi magma pada fase magmatik cair
sketsa differensiasi magma
Keterangan untuk Gambar :
1. Vesiculation, Magma yang mengandung unsur-unsur volatile seperti air (H2O), karbon dioksida
(CO2), sulfur dioksida (SO2), sulfur (S) dan klorin (Cl). Pada saat magma naik kepermukaan bumi,
unsur-unsur ini membentuk gelombang gas, seperti buih pada air soda. Gelombang (buih) cenderung
naik dan membawa serta unsur-unsur yang lebih volatile seperti sodium dan potasium.
2. Diffusion, Pada proses ini terjadi pertukaran material dari magma dengan material dari batuan
yang mengelilingi reservoir magma, dengan proses yang sangat lambat. Proses diffusi tidak
seselektif proses-proses mekanisme differensiasi magma yang lain. Walaupun demikian, proses
diffusi dapat menjadi sama efektifnya, jika magma diaduk oleh suatu pencaran (convection) dan
disirkulasi dekat dinding dimana magma dapat kehilangan beberapa unsurnya dan mendapatkan
unsur yang lain dari dinding reservoar.
3. Flotation, Kristal-kristal ringan yang mengandung sodium dan potasium cenderung untuk
memperkaya magma yang terletak pada bagian atas reservoar dengan unsur-unsur sodium dan
potasium.
4. Gravitational Settling, Mineral-mineral berat yang mengandung kalsium, magnesium dan besi,
cenderung memperkaya resevoir magma yang terletak disebelah bawah reservoir dengan unsur-
unsur tersebut. Proses ini mungkin menghasilkan kristal badan bijih dalam bentuk perlapisan.
Lapisan paling bawah diperkaya dengan mineral-mineral yang lebih berat seperti mineral-mineral
silikat dan lapisan diatasnya diperkaya dengan mineral-mineral silikat yang lebih ringan.
5. Assimilation of Wall Rock, Selama emplacement magma, batu yang jatuh dari dinding reservoir
akan bergabung dengan magma. Batuan ini bereaksi dengan magma atau secara sempurna terlarut
dalam magma, sehingga merubah komposisi magma. Jika batuan dinding kaya akan sodium,
potasium dan silikon, magma akan berubah menjadu komposisi granitik. Jika batuan dinding kaya
akan kalsium, magnesium dan besi, magma akan berubah menjadi berkomposisi gabroik.
6. Thick Horizontal Sill, Secara umum bentuk ini memperlihatkan proses differensiasi magmatik asli
yang membeku karena kontak dengan dinding reservoirl Jika bagian sebelah dalam memebeku,
terjadi Crystal Settling dan menghasilkan lapisan, dimana mineral silikat yang lebih berat terletak
pada lapisan dasar dan mineral silikat yang lebih ringan.
c. Fase Pneumatolitik (Pneumatolitik Phase)
Pneumatolitik adalah proses reaksi kimia dari gas dan cairan dari magma dalam lingkungan yang
dekat dengan magma. Dari sudut geologi, ini disebut kontak-metamorfisme, karena adanya gejala
kontak antara batuan yang lebih tua dengan magma yang lebih muda. Mineral kontak ini dapat
terjadi bila uap panas dengan temperatur tinggi dari magma kontak dengan batuan dinding yang
reaktif. Mineral-mineral kontak yang terbentuk antara lain : wolastonit (CaSiO3), amphibol, kuarsa,
epidot, garnet, vesuvianit, tremolit, topaz, aktinolit, turmalin, diopsit, dan skarn.

Gejala kontak metamorfisme tampak dengan adanya perubahan pada tepi batuan beku intrusi dan
terutama pada batuan yang diintrusi, yaitu: baking (pemanggangan) dan hardening (pengerasan).
Igneous metamorfism ialah segala jenis pengubahan (alterasi) yang berhubungan dengan
penerobosan batuan beku. Batuan yang diterobos oleh masa batuan pada umumnya akan ter-
rekristalisasi, terubah (altered), dan tergantikan (replaced). Perubahan ini disebabkan oleh panas
dan fluida-fluida yang memencar atau diaktifkan oleh terobosan tadi. Oleh karena itu endapan ini
tergolong pada metamorfisme kontak.
Proses pneomatolitis ini lebih menekankan peranan temperatur dari aktivitas uap air.
Pirometamorfisme menekankan hanya pada pengaruh temperatur sedangkan pirometasomatisme
pada reaksi penggantian (replacement), dan metamorfisme kontak pada sekitar kontak. Letak
terjadinya proses umumnya di kedalaman bumi, pada lingkungan tekanan dan temperatur tinggi.
Mineral bijih pada endapan kontak metasomatisme umumnya sulfida sederhana dan oksida misalnya
spalerit, galena, kalkopirit, bornit, dan beberapa molibdenit. Sedikit endapan jenis ini yang betul-
betul tanpa adanya besi, pada umumnya akan banyak sekali berisi pirit atau bahkan magnetit dan
hematit. Scheelit juga terdapat dalam endapan jenis ini (Singkep-Indonesia).
d. Fase Hidrothermal (Hydrothermal Phase)
Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai hasil differensiasi magma.
Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif ringan, dan merupakan sumber terbesar (90%)
dari proses pembentukan endapan. Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal dua macam
endapan hidrothermal, yaitu :
1. Cavity filing, mengisi lubang-lubang (opening-opening) yang sudah ada di dalam batuan.
2. Metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan unsur-unsur baru
dari larutan hidrothermal.
Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal beberapa jenis endapan hidrothermal, antara lain
Ephithermal (T 00C-2000C), Mesothermal (T 1500C-3500C), dan Hipothermal (T 3000C-5000C).
Setiap tipe endapan hidrothermal diatas selalu membawa mineral-mineral yang tertentu (spesifik),
berikut altersi yang ditimbulkan barbagai macam batuan dinding. Tetapi minera-mineral seperti
pirit (FeS2), kuarsa (SiO2), kalkopirit (CuFeS2), florida-florida hampir selalu terdapat dalam ke tiga
tipe endapan hidrothermal.
Paragenesis endapan hipothermal dan mineral gangue adalah : emas (Au), magnetit (Fe3O4),
hematit (Fe2O3), kalkopirit (CuFeS2), arsenopirit (FeAsS), pirrotit (FeS), galena (PbS), pentlandit
(NiS), wolframit : Fe (Mn)WO4, Scheelit (CaWO4), kasiterit (SnO2), Mo-sulfida (MoS2), Ni-Co sulfida,
nikkelit (NiAs), spalerit (ZnS), dengan mineral-mineral gangue antara lain : topaz, feldspar-
feldspar, kuarsa, tourmalin, silikat-silikat, karbonat-karbonat

Sedangkan paragenesis endapan mesothermal dan mineral gangue adalah : stanite (Sn, Cu) sulfida,
sulfida-sulfida : spalerit, enargit (Cu3AsS4), Cu sulfida, Sb sulfida, stibnit (Sb2S3), tetrahedrit
(Cu,Fe)12Sb4S13, bornit (Cu2S), galena (PbS), dan kalkopirit (CuFeS2), dengan mineral-mineral
ganguenya : kabonat-karbonat, kuarsa, dan pirit.
Paragenesis endapan ephitermal dan mineral ganguenya adalah : native cooper (Cu), argentit (AgS),
golongan Ag-Pb kompleks sulfida, markasit (FeS2), pirit (FeS2), cinabar (HgS), realgar (AsS),
antimonit (Sb2S3), stannit (CuFeSn), dengan mineral-mineral ganguenya : kalsedon (SiO2), Mg
karbonat-karbonat, rhodokrosit (MnCO3), barit (BaSO4), zeolit (Al-silikat).
Gambar Endapan bijih perak berupa endapan hidrothermal tipe epithermal
dengan pengkayaan bijihdi sepanjang rekahan-rekahan dan urat-urat di Pachuca Meksiko (Dari Park,
1975 p 349)
endapan bijih perak
e. Fase Vulkanik (Vulkanik Phase)

Endapan phase vulkanik merupakan produk akhir dari proses pembentukkan bijih secara primer.
Sebagai hasil kegiatan phase vulkanis adalah :
1. Lava flow
2. Ekshalasi
3. Mata air panas
Ekshalasi dibagi menjadi : fumarol (terutama terdiri dari uap air H2O), solfatar (berbentuk gas
SO2), mofette (berbentuk gas CO2), saffroni (berbentuk baron). Bentuk (komposisi kimia) dari mata
air panas adalah air klorida, air sulfat, air karbonat, air silikat, air nitrat, dan air fosfat.
Jika dilihat dari segi ekonomisnya, maka endapan ekonomis dari phase vulkanik adalah : belerang
(kristal belerang dan lumpur belerang), oksida besi (misalnya hematit, Fe2O3). Sulfida masif
volkanogenik berhubungan dengan vulkanisme bawah laut, sebagai contoh endapan tembaga-
timbal-seng Kuroko di Jepang, dan sebagian besar endapan logam dasar di Kanada.
Gambar Model Geologi Endapan Tembaga-Timbal-Seng volkanogenik
(After Horikoshi & Sato, 1970; Sato,1981)
endapan tembaga

D. PROSES PEMBENTUKAN ENDAPAN SEDIMENTER

Mineral bijih sedimenter adalah mineral bijih yang ada kaitannya dengan batuan sedimen, dibentuk
oleh pengaruh air, kehidupan, udara selama sedimentasi, atau pelapukan maupun dibentuk oleh
proses hidrotermal. Mineral bijih sedimenter umumnya mengikuti lapisan (stratiform) atau
berbatasan dengan litologi tertentu (stratabound). Endapan sedimenter yang cukup terkenal karena
proses mekanik seperti endapan timah letakan di daerah Bangka-Belitung dan endapan emas placer
di Kalimantan Tengah maupun Kalimantan Barat. Endapan sedimenter karena pelapukan kimiawi
seperti endapan bauksit di Pulau Bintan dan laterit nikel di Pomalaa/Soroako Sulawesi Tengah/
Selatan.
Y. B. Chaussier (1979), membagi pembentukan mineral sedimenter berdasarkan sumber metal dan
berdasarkan host rock-nya. Berdasarkan sumber metal dibagi dua yaitu endapan supergen endapan
yang metalnya berasal dari hasil rombakan batuan atau bijih primer), serta endapan hipogen
(endapan yang metalnya berasal dari aktivitas magma/epithermal). Sedangkan berdasarkan host-
rock (dengan pengendapan batuan sedimen) dibagi dua, yaitu endapan singenetik (endapan yang
terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan) serta endapan epigenetik (endapan mineral
terbentuk setelah batuan ada).

Terjadinya endapan atau cebakan mineral sekunder dipengaruhi empat faktor yaitu : sumber dari
mineral, metal atau metaloid, supergene atau hypogene (primer atau sekunder), erosi dari daerah
mineralisasi yang kemudian diendapkan dalam cekungan (supergene), dari biokimia akibat bakteri,
organisme seperti endapan diatomae, batubara, dan minyak bumi, serta dari magma dalam kerak
bumi atau vulkanisme (hypogene).
1. Mineral Bijih Dibentuk oleh Hasil Rombakan dan Proses Kimia Sebagai Hasil Pelapukan Permukaan
dan Transportasi

Secara normal material bumi tidak dapat mempertahankan keberadaanya dan akan mengalami
transportasi geokimia yaitu terdistribusi kembali dan bercampur dengan material lain. Proses
dimana unsur-unsur berpindah menuju lokasi dan lingkungan geokimia yang baru dinamakan dispersi
geokimia. Berbeda dengan dispersi mekanis, dispersi kimia mencoba mengenal secara kimia
penyebab suatu dispersi.

Dalam hal ini adanya dispersi geokimia primer dan dispersi geokimia sekunder. Dispersi geokimia
primer adalah dispersi kimia yang terjadi di dalam kerak bumi, meliputi proses penempatan unsur-
unsur selama pembentukan endapan bijih, tanpa memperhatikan bagaimana tubuh bijih terbentuk.
Dispersi geokimia sekunder adalah dispersi kimia yang terjadi di permukaan bumi, meliputi
pendistribusian kembali pola-pola dispersi primer oleh proses yang biasanya terjadi di permukaan,
antara lain proses pelapukan, transportasi, dan pengendapan. Bahan terangkut pada proses
sedimentasi dapat berupa partikel atau ion dan akhirnya diendapkan pada suatu tempat. Mobilitas
unsur sangat mempengaruhi dispersi. Unsur dengan mobilitas yang rendah cenderung berada dekat
dengan tubuh bijihnya, sedangkan unsur-unsur dengan mobilitas tinggi cenderung relatif jauh dari
tubuh bijihnya. Selain itu juga tergantung dari sifat kimianya Eh dan Ph suatu lingkungan seperti Cu
dalam kondisi asam akan mempunyai mobilitas tinggi sedangkan dalam kondisi basa akan
mempunyai mobilitas rendah.

Sebagai contoh dapat diberikan pada proses pengkayaan sekunder pada endapan lateritik. Dari
pelapukan dihasilkan reaksi oksidasi dengan sumber oksigen dari udara atau air permukaan.
Oksidasi berjalan ke arah bawah sampai batas air tanah. Akibat proses oksidasi ini, beberapa
mineral tertentu akan larut dan terbawa meresap ke bawah permukaan tanah, kemudian
terendapkan (pada zona reduksi). Bagian permukaan yang tidak larut, akan jadi berongga,
berwarna kuning kemerahan, dan sering disebut dengan gossan. Contoh endapan ini adalah endapan
nikel laterit.

2. Cebakan Mineral Dibentuk oleh Pelapukan Mekanik


Mineral disini terbentuk oleh konsentrasi mekanik dari mineral bijih dan pemecahan dari residu.
Proses pemilahan yang mana menyangkut pengendapan tergantung oleh besar butir dan berat jenis
disebut sebagai endapan plaser. Mineral plaser terpenting adalah Pt, Au, kasiterit, magnetit,
monasit, ilmenit, zirkon, intan, garnet, tantalum, rutil, dsb.

Berdasarkan tempat dimana diendapkan, plaser atau mineral letakan dapat dibagi menjadi :
1. Endapan plaser eluvium, diketemukan dekat atau sekitar sumber mineral bijih primer. Mereka
terbentuk dari hanya sedikit perjalanan residu (goresan), material mengalami pelapukan setelah
pencucian. Sebagai contoh endapan platina di Urals.

2. Plaser aluvium, ini merupakan endapan plaser terpenting. Terbentuk di sungai bergerak kontinu
oleh air, pemisahan tempat karena berat jenis, mineral bijih yang berat akan bergerak ke bawah
sungai. Intensitas pengayaan akan didapat kalau kecepatan aliran menurun, seperti di sebelah
dalam meander, di kuala sungai dsb. Contoh endapan tipe ini adalah Sn di Bangka dan Belitung. Au-
plaser di California.
3. Plaser laut/pantai, endapan ini terbentuk oleh karen aktivitas gelombang memukul pantai dan
mengabrasi dan mencuci pasir pantai. Mineral yang umum di sini adalah ilmenit, magnetit, monasit,
rutil, zirkon, dan intan, tergantung dari batuan terabrasi.

4. Fossil plaser, merupakan endapan primer purba yang telah mengalami pembatuan dan kadang-
kadang termetamorfkan. Sebagai contoh endapan ini adalah Proterozoikum Witwatersand, Afrika
Selatan, merupakan daerah emas terbesar di dunia, produksinya lebih 1/3 dunia. Emas dan uranium
terjadi dalam beberapa lapisan konglomerat. Mineralisasi menyebar sepanjang 250 km. Tambang
terdalam di dunia sampai 3000 meter, ini dimungkinkan karena gradien geotermis disana sekitar 10
per 130 meter.
Gambar Sketsa mekanisme endapan bijih sedimenter
endapan sedimenter
3. Cebakan Mineral Dibentuk oleh Proses Pengendapan Kimia
a. Lingkungan Darat
Batuan klastik yang terbentuk pada iklim kering dicirikan oleh warna merah akibat oksidasi Fe dan
umumnya dalam literatur disebut red beds. Kalau konsentrasi elemen logam dekat permukaan
tanah atau di bawah tanah tempat pengendapan tinggi memungkinkan terjadi konsentrasi larutan
logam dan mengalami pencucian (leaching/pelindian) meresap bersama air tanah yang kemudian
mengisi antar butir sedimen klastik. Koloid bijih akan alih tempat oleh penukaran kation antara Fe
dan mineral lempung atau akibat penyerapan oleh mineral lempung itu sendiri.

b. Lingkungan Laut
Kejadian cebakan mieral di lingkungan laut sangat berbeda dengan lingkungan darat yang umumnya
mempunyai mempunyai pasokan air dengan kadar elemen yang tinggi dibandingkan kandungan di
laut. Kadar air laut mempunai elemen yang rendah. Sebagai contoh kadar air laut untuk Fe 2 x 10-7
% yag membentuk konsentrasi mineral logam yang berharga hal ini dapat terjadi kalau mempunyai
keadaan yang khusus (terutama Fe dan Mn) seperti :
a. Adanya salah satu sumber logam yang berasal dari pelapkan batuan di daratan atau dari sistem
hidrotermal bawah permukaan laut.
b. Transport dalam larutan, mungkin sebagai koloid. Besi adalah logam yang dominan dan terbawa
sebagai Fe(OH) soil partikel.
c. Endapan di dalam cebakan sedimenter, sebagai Fe(OH)3, FeCO3 atau Fe-silikat tergantung
perbedaanpotensial reduksi (Eh).

Bijih dalam lingkungan laut ini dapat berupa oolit, yang dibentuk oleh larutan koloid membungkus
material lain seperti pasir atau pecahan fosil. Bentuk kulit yang simetris disebabkan perubahan
komposisi (Fe, Al, SiO2). Dengan pertumbuhan yang terus menerus, oolit tersebut akan stabil di
dasar laut dimana tertanam dalam material lempungan karbonatan yang mengandung beberapa besi
yang bagus. Di dasar laut mungkin oolit tersebut reworked. Dengan hasil keadaan tersebut bijih besi
dan mangan sebagai contoh ferromanganese nodules yang sekarang ini menutupi daerah luas
lautan.
E. CONTOH BEBERAPA ENDAPAN MINERAL YANG PENTING

1. Endapan mineral yang berhubungan dengan proses-proses magmatik


Tergantung pada kedalaman dan temperatur pengendapan, mineral-mineral dan asosiasi elemen
yang berbeda sangat besar , sebagai contoh oksida-oksida timah dan tungsten di kedalaman zona-
zona bertemperatur tinggi; sulfida-sulfida tembaga, molibdenum, timbal, dan seng dalam zona
intermediet; sulfida-sulfida atau sulfosalt perak dan emas natif di dekat permukaan pada zona
temperatur rendah. Mineral-mineral dapat mengalami disseminated dengan baik antara silikat-
silikat, atau terkonsentrasi dalam rekahan yang baik dalam batuan beku, sebagai contoh endapan
tembaga porfiri Bingham di Utah.
Gambar Model Geologi Jenis Endapan Tembaga Porfiri di Amerika Selatan
(After Sillitoe,1973)
endapan tembaga porfiri
Batugamping di dekat intrusi bereaksi dengan larutan hidrotermal dan sebagian digantikan oleh
mineral-mineral tungsten, tembaga, timbal dan seng (dalam kontak metasomatik atau endapan
skarn). Jika larutan bergerak melalui rekahan yang terbuka dan logam-logam mengendap di
dalamnya (urat emas-kuarsa-alunit epithermal), sehingga terbentuk cebakan tembaga, timbal,
seng, perak, dan emas.
Gambar Model Geologi Endapan Urat Logam Mulia (After Buchanan,1981)
model geologi urat

Larutan hidrotermal yang membawa logam dapat juga bermigrasi secara lateral menuju batuan
yang permeabel atau reaktif secara kimia membentuk endapan blanket- shaped sulfida, atau
bahkan mencapai permukaan dan mengendapkan emas, perak, dan air raksa dalam pusat mata air
panas silikaan atau karbonatan, seperti kadar emas tinggi yang terdapat dalam beberapa lapangan
geotermal aktif di New Zealand. Jika larutan volkanik yang membawa logam memasuki lingkungan
laut, maka akan terbentuk kumpulan sedimen-volkanik dari tembaga- timbal-seng.
2. Endapan mineral yang berhubungan dengan proses sedimentasi

Erosi benua dan pengisian cekungan sedimen di samudera memerlukan siklus geologi dan kimia yang
dapat berhubungan dengan formasi dari jenis endapan mineral selama pelapukan, perombakan
menjadi unsur-unsur pokok berupa fragmental (sebagai contoh kwarsa atau kadang-kadang emas
atau mineral-mineral berat), dan menjadi elemen-elemen yang larut secara kimiawi (sebagai
contoh adalah kalsium, sodium, atau elemen-elemen metalik pembentuk bijih yang potensial
seperti besi, tembaga, timbal, dan seng). Unsur-unsur pokok fragmental tertransportasi oleh air
permukaan diendapkan sebagai batuan.

Klastik-klastik sedimen di benua dan di lingkungan tepi laut cenderung berbutir kasar dan bisa
mengisi pengkayaan lokal mineral-mineral berharga yang telah tertransportasi dengan fraksi klastik,
sebagai contoh konsentrasi emas placer pada endapan Witwatersrand di Afrika Selatan dan timah
placer di Asia bagian selatan.

Seringkali formasi endapan sulfida stratiform tidak tampak berhubungan dengan proses
magmatisme atau vulkanisme, tetapi agak berhubungan dengan sirkulasi larutan hidrotermal dari
sumber-sumber yang lain, sebagai contoh penirisan dari cekungan sedimen yang dalam. Endapan-
endapan yang dihasilkan sangat mirip dengan beberapa asal-usul volkanogenik karena mekanisme
traping yang sama. Hanya mineral-mineral sulfida yang dapat mengalami presipitasi pada sediment-
water interface atau dalam batuan yang tidak terkonsolidasi, waktu dari formasi bijih berhubungan
terhadap waktu pengendapan sedimen, terhadap waktu kompaksi dan konsolidasinya, atau
terhadap waktu-waktu berikutnya saat sedimen-sedimen mengalami indurasi penuh dan dapat
termineralisasi oleh larutan yang bergerak melalui batuan yang porous atau struktur-struktur
geologi. Untuk proses ini, contoh yang bagus adalah endapan timbal-seng di Mississippi Valley.
Gambar Model Geologi Endapan Sediment-Ekshalatif Timbal-Seng (After Lydon, 1983)
model geologi sediment

Proses-proses sedimentasi juga membentuk akumulasi fosil-fosil bahan bakar, batu bara, minyak
dan gas alam. Untuk membentuk batu bara, gambut terkompaksi dan mengalami pemanasan akibat
penurunan dan proses burial. Demikian juga, minyak dan gas terbentuk oleh maturasi unsur-unsur
organik dalam batuan sedimen oleh peningkatan temperatur dan tekanan. Minyak dan gas dapat
bermigrasi melalui batuan yang porous membentuk reservoir yang besar dalam struktur yang baik,
atau tetap di dalam batuan sumber membentuk oil shale.

3. Endapan Mineral Yang Berhubungan Dengan Proses Metamorfisme


Metamorfisme yaitu proses rekristalisasi dan peleburan akhir dari batuan beku atau batuan
sedimen, yang disebabkan oleh intrusi dari magma baru atau oleh proses burial yang dalam .
Endapan hidrotermal kontak metasomatik terbentuk di sekitar magma yang mengalami intrusi,
seperti yang digambarkan di atas. Metamorfisme burial yang dalam dapat menimbulkan overprinting
terhadap akumulasi mineral yang ada sebelumnya, sebagai contoh yang besar adalah endapan
sediment-hosted lead-zinc di Broken Hill, Australia.
Metamorfisme burial juga membebaskan sebagian besar larutan hidrotermal yang melarutkan
logam-logam dari country rock, diendapkan saat larutan bertemu dengan suatu lingkungan dengan
kondisi temperatur, tekanan, dan kimia yang tepat untuk formasi bijih. Formasi endapan emas di
beberapa jalur metamorfik Precambrian berhubungan terhadap transportasi emas oleh metamorfic
water menuju urat kwarsa yang mengandung emas. Kecuali jenis endapan tersebut, metamorfisme
regional tidak terlalu banyak membentuk formasi dari endapan bijih metalik.

sumber: http://geologycika.blogspot.com/2010/06/endapan-mineral.html
Diposkan oleh Hadie_WB di 21.11 2 komentar:Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda


Langganan: Entri (Atom)
Mengenai Saya

Hadie_WB
Lihat profil lengkapku
Pengikut
Arsip Blog Daftar Blog Saya
2012 (1)
Real Miners
2011 (13)
o Mei (2)
Estimasi
Sumber Daya
Mineral
Endapan [News]Tambang Pendorong
Mineral Utama IHSG
o April (3)
4 bulan yang lalu
o Maret (8)

DUNIA ATAS - Sharing
Informasi IT dan
Pertambangan

Download Ebook Tambang


- Teknik Perhitungan Debit
Rencana Air
1 tahun yang lalu

Belajar Bersama

Pengertian Fiksasi Nitrogen


2 tahun yang lalu

Anak Tambang
GEOTEKNIK DAN
HIDROGEOLOGI
4 tahun yang lalu

GEOLOGY.EXPLORATION

Morphology
7 tahun yang lalu

Senyawa

Total Tayangan Laman

58,426
Template Perjalanan. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai