Anda di halaman 1dari 8

Oksida besi mangan di daerah ini berdasarkan penyelidikan terdahulu berupa bongkah - bongkah ini

diduga terbentuk akibat proses pelapukan/oksidasi residual dari mineral -mineral mafik yang
terkandung dalam tufa andesitik - dasitik (dasitik host rock) yang berkomposisi besi - magnesium -
aluminium silika.Proses pelapukan ini terjadi akibat fluktuasi permukaan air tanah yang naik, pada
prosesini garam garam besi yang larut di dalam air tanah diubah menjadi besi fero
hidroksida.Kemudian pada saat musim kemarau terjadi penurunan air tanah, sehingga besi
ferihidroksida yang tertinggal dipermukaan bereaksi dengan oksigen yang berasal dari udaradengan
air di permukaan, pada saat tersebut fero hidroksida diubah menjadi ferihidroksida yang lebih stabil,
yaitu limonit yang umumnya berwarna coklat kekuningandan mengendap di permukaan.

Gambar 4.Contoh Model Endapan Mangan Residual diClubhouse Mine, Batensville, Arkansas.
Mangan ditunjukkan pada bagian yangberwarna hitam sedangkan limestone dan residual clay
berwarna putih.
HOME
HOT DEALS
BERITA_WONGANTENG
COLLECTION TEMPLATE

Search

HOME
COLLECTION TEMPLATE
HOT DEALS
BERITA_WONGANTENG

BAHAN GALIAN MANGAN


17.23 Reski radcliffe , Posted in Bahan Galian , 0 Comments
Sejarah
Pertama kali dikenali oleh Scheele, Bergman dan ahli lainnya sebagai unsur dan diisolasi oleh Gahn
pada tahun 1774, dengan mereduksi mangan dioksida dengan karbon.
Sumber
Mineral mangan tersebar secara luas dalam banyak bentuk; oksida, silikat, karbonat adalah senyawa
yang paling umum. Penemuan sejumlah besar senyawa mangan di dasar lautan merupakan sumber
mangan dengan kandungan 24%, bersamaan dengan unsur lainnya dengan kandungan yang lebih
sedikit.
Kebanyakan senyawa mangan saat ini ditemukan di Rusia, Brazil, Australia, Afrika sSelatan, Gabon,
dan India. Irolusi dan rhodokhrosit adalah mineral mangan yang paling banyak dijumpai. Logam
,mangan diperoleh dengan mereduksi oksida mangan dengan natrium, magnesium, aluminum atau
dengan proses elektrolisis.
Sifat-sifat
Mangan berwarna putih keabu-abuan, dengan sifat yang keras tapi rapuh. Mangan sangat reaktif
secara kimiawi, dan terurai dengan air dingin perlahan-lahan. Mangan digunakan untuk membentuk
banyak alloy yang penting. Dalam baja, mangan meningkatkan kualitas tempaan baik dari segi
kekuatan, kekerasan,dan kemampuan pengerasan.
Dengan aluminum dan bismut, khususnya dengan sejumlah kecil tembaga, membentuk alloy yang
bersifat ferromagnetik.
Logam mangan bersifat ferromagnetik setelah diberi perlakuan. Logam murninya terdapat sebagai
bentuk allotropik dengan empat jenis. Salah satunya, jenis alfa, stabil pada suhu luar biasa tinggi;
sedangkan mangan jenis gamma, yang berubah menjadi alfa pada suhu tinggi, dikatakan fleksibel,
mudah dipotong dan ditempa.
Kegunaan
Mangan dioksida (sebagai pirolusit) digunakan sebagai depolariser dan sel kering baterai dan untuk
menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi. Mangan sendiri memberi
warna lembayung pada kaca. Dioksidanya berguna untuk pembuatan oksigen dan khlorin, dan dalam
pengeringan cat hitam. Senyawa permanganat adalah oksidator yang kuat dan digunakan dalam
analisis kuantitatif dan dalam pengobatan.
Mangan juga banyak tersebar dalam tubuh. Mangan merupakan unsur yang penting untuk penggunaan
vitamin B1.
Penanganan
Terpapar dengan debu mangan, uap dan senyawanya tidak boleh melebihi angka 5 ppm bahkan untuk
periode yang sangat pendek karena tingkat toksisitas unsurnya.

Kualitas batu Mangan dari NTT termasuk yang terbaik di dunia, dan jumlah yang terukur saat ini
cukup untuk penuhi kebutuhan Indonesia serta Korea Selatan selama lima puluh tahun mendatang.
Hal ini disampaikan seorang pejabat kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat
berkunjung ke Kupang akhir 2009 lalu. Ini kabar baik atau buruk bagi rakyat NTT? Tampak banyak
jawaban negatif. Baru-baru ini, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Nusa Tenggara Timur (DPRD
NTT) mendesak pemerintah daerah untuk menghentikan seluruh proses eksploitasi mangan di daerah
tersebut, sampai ada regulasi (peraturan daerah) di tingkat provinsi yang mengatur hal ini. Namun,
sementara tuntutan tersebut dikemukakan, proses eksploitasi terus berlangsung dengan berbagai
dampaknya. Regulasi yang menjadi pegangan sekarang adalah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
Tentang Penambangan Mineral dan Batubara dan peraturan daerah atau keputusan pemegang
wewenang di level pemerintahan daerah kabupaten. Regulasi di tingkat kabupaten ini mengatur hal
yang lebih spesifik seperti batas minimal harga komoditi, ijin usaha penambangan (IUP), dan lain-
lain.
Persoalan-persoalan
Hasil sebuah Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh LSM Simpul Demokrasi
Belu baru-baru ini menyebut empat poin dampak positif dan dua puluh tiga poin dampak negatif dari
pertambangan mangan, disertai sejumlah rekomendasi kepada pemerintah (lihat di:
http://www.simpuldemokrasi.org/news_detail.php?nid=68). Di sini penulis tidak merincikan kembali
satu per satu hasil FGD tersebut. Beberapa poin di bawah ini coba merangkum persoalan yang ada,
yaitu; pertama, aktivitas penambangan mengakibatkan kerusakan lingkungan. Di banyak tempat di
pulau Timor, bebatuan berfungsi sebagai tangkapan air hujan yang kemudian bermanfaat
menyediakan sumber air bersih bagi penduduk. Penambangan mangan dikhawatirkan mengganggu
daya tampung alam terhadap air hujan, sehingga mengganggu juga pasokan kebutuhan akan air.
Kedua, kondisi kesejahteraan rakyat tidak mengalami perubahan setelah penambangan dilakukan
secara masif selama beberapa tahun terakhir. Ada manfaat jangka pendek berupa tambahan
penghasilan, namun jumlahnya tidak cukup buat penuhi kebutuhan hidup, dan berdampak buruk
dalam jangka panjang. Angka kemiskinan di NTT tetap tinggi, dan masih tergolong provinsi yang
paling miskin atau terbelakang. Ketiga, hal-hal terkait ketenagakerjaan, seperti kesehatan dan
keselamatan kerja, keberadaan pekerja anak, pendidikan dan pengetahuan dasar yang dibutuhkan
rakyat mengenai obyek kerjanya, pengupahan, dan lain-lain. Keempat, dampak-dampak sosial budaya
di tengah masyarakat, seperti meningkatnya persaingan disertai pudarnya semangat gotong royong,
bergesernya sumber penghidupan masyarakat dari bertani menjadi penambang tradisional, dan lain-
lain.
Disadari, persoalan-persoalan tersebut tak diatasi hanya oleh regulasi yang dibuat di tingkat daerah.
Namun sebagai upaya menciptakan kondisi yang lebih baik, langkah (pembuatan regulasi) tersebut
dapat kita manfaatkan sebagai sebuah tahapan yang diposisikan sesuai dengan kapasitasnya.
Artinya, pembuatan dan pengesahan sebuah peraturan daerah tingkat provinsi, dan atau berbagai
peraturan daerah tingkat kabupaten, tidak menjamin proses yang lebih sehat dalam pemanfaatan
kekayaan alam. Acuan terbaik seharusnya [sic] adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang dengan
tegas menyatakan kekayaan alam harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Namun keadaan yang baik itu (menjadikan pasal 33 UUD 1945 sebagai acuan) tidak sedang
diterapkan oleh pemerintah Indonesia.
Mangan dalam perekonomian
Batu mangan berguna sebagai bahan baku industri, seperti untuk pembuatan baterai, keramik, bahan
kimia, dan baja. Namun saat ini mangan paling banyak digunakan untuk kebutuhan industri baja yang
penggunaannya mencapai 90% (Majalah Tambang, 3 November 2008). Kandungan mangan dapat
menghasilkan baja dengan kualitas bagus, yaitu lebih kuat dan ringan dibandingkan baja dari bahan
mentah lain. Kualitas demikian membuat batu mangan menjadi bahan baku paling banyak dicari oleh
kalangan industriwan baja akhir-akhir ini. Sebagaimana diketahui, industri baja merupakan salah satu
industri dasar (hulu) yang sangat dibutuhkan, baik untuk kebutuhan konstruksi, elektronik, otomotif,
dll. Negara yang pembeli mangan terbesar di dunia saat ini adalah Tiongkok dan India. Sementara
produsen terbesar adalah Ukraina dan Afrika Selatan. Kedua negara tersebut menguasai sekitar 80%
cadangan mangan dunia.
Eksploitasi mangan perlu juga dilihat dalam skema perkembangan ekonomi-politik global dan
nasional. Sejak penaklukkan Barat terhadap Timur (kurang lebih antara abad 16 sampai abad 20),
tercipta keadaan yang disebut kolonialisme atau penjajahan. Sistem ini berupaya menguasai sebanyak
mungkin tenaga kerja, pasar, dan bahan mentah dari negeri-negeri jajahan untuk diperdagangkan,
yang kemudian berlipatganda keuntungannya di negeri-negeri penjajah. Eksploitasi bahan mentah dari
negeri terjajah oleh negeri penjajah terus berlanjut dalam penampakan yang berganti dari sebelumnya,
namun sama dalam hakekat. Pemerintah di negeri ex-jajahan diberikan kedaulatan secara politik,
tapi tetap menciptakan ketergantungan (sebagai syarat eksploitasi) terhadap ekonomi asing.
Pentingnya komoditi mangan saat ini mungkin sebanding dengan palawija diburu-buru oleh VOC
pada masa lampau.
Fungsi strategis bahan baku mangan belum tergantikan oleh bahan lain, sehingga masih akan terus
dibutuhkan oleh industri. Namun kondisi industri saat ini tidak menjamin kestabilan produksi akibat
krisis periodik dalam sistem kapitalisme, sehingga juga tidak menjamin kestabilan harga bahan
mentah. Ada perspektif lebih maju untuk memanfaatkan pasar dalam negeri dengan pembelian
langsung misalnya oleh industri baja milik negara. Namun hal ini tidak ada dalam skema rencana
industrialisasi dari sebuah pemerintahan neoliberal. Sejauh ini Indonesia hanya memiliki satu pabrik
baja yaitu PT. Krakatau Steel (dibangun pada masa Soekarno) dan sudah berada dalam daftar
privatisasi. Pasokan kebutuhan baja sebagian besar masih dari luar negeri seperti India dan Cina. Tak
heran, di berbagai daerah masih terjadi kelangkaan produk baja sehingga harganya menjadi sangat
mahal.
NTT dalam pertambangan
Menilik situasi perekonomian di atas, kita perlu belajar dari kasus-kasus pertambangan di daerah lain.
Ekspansi kapital pertambangan ke kepulauan NTT tergolong baru dibandingkan daerah-daerah lain di
Indonesia. Bisa dikatakan tak ada perusahaan raksasa tambang yang beroperasi di NTT sebelum
liberalisasi dimulai tahun 1998. Jenis usaha atau industri yang berkembang pun lebih banyak pada
industri jasa, seperti kontraktor, pariwisata, perdagangan hasil bumi, dan sejumlah kecil percetakan.
Paling banter singgungan pada pertambangan lewat usaha kontraktor yang melakukan galian C (batu
dan pasir) untuk bahan campuran bangunan atau jalan. Demikian halnya satu-satunya industri besar
yang merupakan aset milik pemerintah daerah adalah PT. Semen Kupang yang memasok kebutuhan
di daerah. Perusahaan daerah ini mulai bangkrut sejak masuknya produk semen Tonasa dan Gresik.
Pasca 1998, terutama seiring berlakunya Undang-Undang Penanaman Modal, mulai banyak
perusahaan besar masuk dan mencari peluang keuntungan pada berbagai bidang ekonomi, terutama
yang terkait dengan keberadaan sumber daya alam. Beberapa perusahaan asal Jepang berinvestasi di
bidang kelautan, seperti budi-daya mutiara, rumput laut, penangkapan ikan, kemudian pembelian dan
penjualan ikan. Meski belum sepenuhnya menggusur kekuatan ekonomi lama, perusahaan besar
lainnya mulai masuk ke perdagangan komoditi pertanian dengan menjemput langsung ke tangan
petani. Sementara pada bidang pertambangan, eksplorasi dan eksploitasi telah dilakukan pada
marmer, pasir besi, minyak bumi, gas alam, emas, dan mangan.
Persoalan-persoalan seperti disebutkan pada awal tulisan, yang sekarang masih tampak menyerupai
gejala, di kemudian hari akan memburuk jika tidak ada perubahan yang fundamental. Pengalaman
berbagai daerah lain telah mengajarkan kita untuk tidak mengulang kesalahan. Beberapa contoh bisa
disebut, seperti penambangan emas oleh Freeport di Papua, Newmont di Nusa Tenggara Barat,
tembaga di Sulawesi Selatan, pertambangan timah di Bangka Belitung, berbagai pertambangan
Batubara di Kalimantan, dan lain-lain. Dalam ketiadaan skema industrialisasi nasional yang jelas
maka keberadaan pertambangan hanya memperkaya segelintir orang, terutama kapitalis di luar negeri,
tanpa meninggalkan nilai tambah apapun bagi rakyat.
Pencarian batu mangan ke NTT akan terus ada dan bertambah dalam beberapa tahun ke depan,
bahkan bisa lebih lama. Alasan utamanya sederhana, yaitu pemenuhan kebutuhan industri di negeri
Tiongkok dan Asia Timur lainnya (Jepang dan Korea) yang cenderung mencari sumber bahan baku
terbaik dan terdekat, dibandingkan harus mendatangkan komoditi tersebut dari Ukraina ataupun
Afrika Selatan yang memakan biaya lebih besar.
Pada saat yang sama pemiskinan sistematis dalam sistem neoliberalisme sekarang seperti jebakan
pragmatisme bagi banyak orang. Kesulitan ekonomi menggiring orang untuk memilih apapun yang
saat ini bisa diperoleh secara cepat, sambil secara sengaja ataupun tidak sengaja meluputkan perhatian
dari dampak dan keadaan jangka panjang. Dilihat dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan selama
ini, jajaran di kekuasaan pemerintahan daerah tampaknya berada di sisi pragmatisme tersebut.
Contohnya bisa dilihat dari penentuan harga jual batu mangan yang sangat murah oleh pemerintahan
daerah. Di tingkat penambang rakyat saat ini, bahkan, harga batu mangan per kilo bisa jatuh sampai
tiga ratus rupiah per kilogram. Dalam ketidakberdayaan rakyat, situasi ini cenderung diterima hanya
dengan advokasi yang minimalis dari para pemerhati, baik itu aktivis mahasiswa atau LSM tertentu.
Respon dan tawaran strategis
Kekayaan tambang adalah milik rakyat. Namun pemanfaatan oleh rakyat yang terjadi saat ini, dalam
bentuk penambangan tradisional maupun modern, sebenarnya berada di luar rencana rakyat sendiri.
Rencana atau desain ini diciptakan oleh kepentingan industri di luar negeri, didesakkan kepada
pemerintah pusat maupun daerah, kemudian rakyat menjadi korban pasif dari kehendak para pemodal.
Karena itu perlukan langkah awal yang tegas untuk menghentikan seluruh proses pertambangan
mangan di NTT. Penghentian tidak sekadar sampai ada regulasi tapi sampai ada gambaran manfaat
yang jelas untuk kepentingan rakyat dan kebutuhan industri nasional. Terkait penghentian ini,
tentunya sebagian masyarakat akan kehilangan mata pencarian dari penambangan dan penjualan
mangan yang digeluti. Oleh karena itu diperlukan jaminan modal dan lapangan kerja baru yang
disediakan oleh pemerintah. Selain itu, juga dibutuhkan kajian mendalam mengenai dampak
lingkungan sehingga dapat ditentukan daerah mana yang boleh dieksploitasi dan daerah mana yang
menjadi kawasan terlarang atau harus dilestarikan.
Sejalan dengan poin pertama, hal penting lain yang perlu diperhatikan adalah memastikan adanya
nilai tambah yang sebesar-besarnya bagi rakyat dari proses penambangan. Nilai tambah yang besar
dapat diperoleh melalui dua jalan yaitu; pertama, menaikkan harga jual batu mangan dari tangan
penambang, yang bisa dilakukan dengan memotong mata rantai perdagangan; kedua, dengan
mendirikan pabrik pengolahan batu mangan menjadi produk yang lebih siap pakai. Penjualan batu
mangan dalam bentuk bongkahan mentah ke luar pulau harus dilarang, sehingga mendorong pendirian
industri yang bisa menarik tenaga kerja. Industri yang berdiri pun harus memberikan kompensasi
yang sebesar-besarnya kepada rakyat, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, perumahan,
infrastruktur, dan lain-lain. Sampai di sini, perusahaan tidak dapat dibiarkan bergerak sendiri dengan
logika untung-rugi bagi dirinya sendiri, melainkan harus dikendalikan oleh sebuah pemerintahan yang
terus menjaga komitmennya memajukan kesejahteraan rakyat. Pengorganisasian rakyat dalam
kegiatan-kegiatan yang mencerdaskan secara politik adalah salah satu langkah kunci yang dapat
dilakukan oleh para pemerhati masalah tambang dan masalah pemiskinan yang dihadapi rakyat NTT
sekarang.

Mangan merupakan mineral berwarna putih abu-abu, seperti besi tapi lebih keras dan sangat rapuh.
Biasanya digunakan dalam campuran baja untuk meningkatkan karakteristik campuran tersebut,
seperti kekerasan. Mineral mangan juga digunakan untuk mewarnai gelas menjadi berwarna merah
amethyst.
Deposit bijih mangan tersebar secara luas pada dasar lapisan batugamping, dalam volcanic tuff, berksi
dan sebagainya. Deposit mangan biasanya sangat kecil. Di samping dua lokasi di jawa barat dan jawa
tengah, Karangunggal di selatan Tasikmalaya dan Kliripan di barat Pegunungan Progo, ada
kemungkinan deposit mangan berada pada lembah batugamping di pegunungan selatan dan
kemungkinan di seluruh kepulauan yang memiliki kondisi geologi yang sama dengan selatan jawa.
Eksplorasi bijih mangan hanya dapat dilakukan di selatan jawa dan kalimantan bagian tenggara.
Kebanyakan urat emas-perak muda di sumatera dan jawa mengandung mineral mangan, yang kadang
terkonsentrasi pada zona oksidasi seperti pada sungai Pagu di sumatera
Interpretasi Model Geologi Endapan Mangan Berdasarkan Karakter
Mineralogi dan Kimiawi Bijih Mangan di Daerah Kliripan dan Sekitarnya,
Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
post date: 01-Jan-1970

o Endapan mangan di daerah Kliripan, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta bisa dianggap sebagai lokasi tipe dari berbagai endapan mangan yang
berada pada busur vulkanik di Indonesia. Oleh karena itu, mengetahui model geologi endapan
mangan Kliripan dapat menjadi dasar untuk memahami endapan lainnya yang sejenis.

Endapan mangan di Kliripan berasosiasi dengan batugamping Formasi Sentolo. Ada dua tipe
endapan mangan di daerah penelitian, yaitu endapan primer dan sekunder. Endapan primer
terbentuk oleh proses hidrotermal yang berasosiasi dengan gunungapi bawah laut, dan disebut
sebagai volcanogenic manganese deposit . Akibat proses penambangan, saat ini endapan primer
yang tersisa adalah endapan silika akibat proses silisifikasi pada batuan dinding di sekitar feeder
zone dengan produk geometri berupa urat silika berbentuk stockwork. Zona silisifikasi ini
diinterpretasikan sebagai bagian bawah (akar) dari endapan mangan berlapis yang saat ini sudah
habis ditambang. Endapan mangan sekunder dijumpai berupa endapan sedimenter yang terbentuk
dari hasil rombakan mangan primer. Endapan ini hadir dalam bentuk perlapisan dan secara
setempat berupa fragmen mangan.

Endapan mangan hidrotermal ini diwakilkan oleh mineral seperti rodokrosit, rodonit, dan manganit,
sedangkan endapan sedimenter diperkaya oleh mineral pirolusit dan psilomelan. Mn pada endapan
hidrotermal memiliki asosiasi geokimia dengan unsur As, Ba, Sr dan Mo, dengan konsentrasi silika
yang tinggi, sedangkan Mn pada endapan sedimenter memiliki nilai korelasi positif terhadap unsur
Co dan Ni.

Anda mungkin juga menyukai