Anda di halaman 1dari 4

Tugas Embriologi Tumbuhan

Nama : Erik Aprilian Donesia

NIM : 4411415064

Rombel : 2 Biologi

1. Metagenesis heterospora,
Metagenesis (pergiliran keturunan) pada tumbuhan paku merupakan bagian dari
mekanisme reproduksi tumbuhan ini. Reproduksi generatif tumbuhan paku
dilakukan melalui peleburan spermatozoid dan ovum. Reproduksi vegetatifnya
dengan membentuk spora. Reproduksi generatif dan reproduksi vegetatif
berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut
metagenesis.
Tahapan-tahapan dalam metagenesis tumbuhan paku secara umum
adalah sebagai berikut:
Sporangium pada daun mengeluarkan spora (n) yang kemudian mengalami
pematangan dengan mitosis menjadi protallus atau protalium (n)
Protalium atau protallus (n) kemudian berkembang sehingga berkembang
menjadi alat reproduksi seksual seperti anteridium yang menghasilkan
spermatozoid (n) dan arkegonium yang menghasilkan sel telur (n). Terbentuknya
protalium atau protallus menjadi awal fase gametofit dalam metagenesis
tumbuhan paku.
Sel telur (n) dan spermatozoid (n) bertemu dan membentuk zigot (2n)
Zigot berkembang membentuk tumbuhan paku dewasa (2n). Pada tingkat ini
fase sporofit dimulai kembali,
FASE SPOROFIT (FASE DOMINAN)
Fase sporofit tumbuhan paku terjadi pada tumbuhan paku dewasa yang sering
kita lihat. Tumbuhan paku berkembang dari embrio hasil fertilisasi. Tumbuhan
paku bersifat diploid (2n). Spora spora ini terbentuk melalui pembelahan
meisois sehingga spora yang dihasilkan bersifat haploid (n). Spora tumbuhan
paku dilindungi oleh kotak spora (sporangium), sementara indusium merupakan
kotak yang berisi banyak sporangium. Spora spora ini terletak di permukaan
bawah daun. Tidak semua daun tumbuhan paku memiliki spora. Sporofil ialah
daun tumbuhan paku yang berfungsi mengandung spora di bawah permukaan
daunnya. Sementara tropofil ialah daun yang berfungsi untuk berfotosintesis.
Sporotropofil ialah daun yang berfungsi untuk fotosintesis dan mengandung
spora di bawah permukaan daunnya.

Perkembangan dan pertumbuhan tumbuhan paku diawali dari proses reproduksi


seksual yang melibatkan peleburan sel gamet jantan (sperma) dan sel gamet
betina (ovum). Adalah protalium yang berperan sebagai penghasil sel gamet
(gametofit). Setelah pembuahan, zigot diploid akan membelah secara mitosis
membentuk embrio dan kemudian bekembang menjadi tumbuhan paku yang
bersifat diploid (2n). Tumbuhan paku telah memiliki akar sejati berupa akar
serabut, batang, dan daun. Pada umumnya daun tumbuhan paku merupakan
daun majemuk, dan ciri khas yang paling mencolok pada daun tumbuhan paku
ialah akan menggulung ketika masih muda. Di organ daun inilah akan terbentuk
spora spora yang menjadi alat perkembangbiakan aseksual tumbuhan paku.

Fase sporofit merupakan fase yang dominan pada tumbuhan paku. Spora yang
dihasilkan oleh tumbuhan paku sangat beragam, hal ini didasarkan pada jenis
dari tumbuhan paku. Tumbuhan paku homospora (contoh paku kawat) ialah
tumbuhan paku yang menghasilkan spora yang sama dalam hal ukuran dan
jenisnya. Sementara tumbuhan paku heterospora (contoh paku rene)
menghasilkan spora yang berbeda ukuran dan jenisnya. Spora yang jatuh
ditempat yang lembab (habitat tumbuhan paku) akan berkembang menjadi
protalium yang akan menghasilkan sel gamet dan bersifat haploid (n).

FASE GAMETOFIT
Fase gametofit pada tumbuhan paku diperankan oleh protalium. Fase ini
merupakan fase seksual pada tumbuhan paku dan berlangsung sangat singkat.
Protalium bersifat haploid karena berkembang melalui pembelahan mitosis dari
spora. Protalium akan menghasilkan sel gamet jantan dan betina. Pada
tumbuhan paku heterospora, akan menghasilkan mikrospora yaitu spora yang
berukuran kecil dan akan menjadi protalium jantan yang menghasilkan sel
sperma melalui pembentukan anteridium. Sementara makrospora merupakan
spora yang berukuran besar dan akan berkembang menjadi protalium betina
yang akan menghasilkan sel ovum melalui arkegonium. Sementara pada
tumbuhan paku homospora, protalium akan menghasilkan sel sperma dan sel
ovum.

Spora yang jatuh ditempat yang lembab berkembang menjadi protalium yang
berbentuk seperti tumbuhan talus. Protalium memiliki masa hidup yang sangat
singkat dan berukuran kecil, sehingga kita hampir tidak pernah melihat bentuk
dari protalium tumbuhan paku. Seperti yang telah diuraikan, protalium akan
membentuk sel gamet untuk reproduksi seksual. Hasil dari pembuahan sel
gamet akan menghasilkan zigot diploid (2n) yang akan berkembang menjadi
tumbuhan paku (2n). Dan selanjutnya tumbuhan paku akan berkembang
menjadi tumbuhan sporofit.

Anda mungkin juga menyukai