Anda di halaman 1dari 9

SIKLUS HIDUP LUMUT PAKU

ANGIOSPERMAE DAN GYMNOSPERMAE

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Biologi

Oleh:
1. Al Ghina Alifa (2208103010028)
2. Alya Mumtazah (22081040100010)
3. Alya Putri Zulaikha (2208103010029)
4. Elvia Rosalinda (2208103010023)
5. Gita Jazila Arista (2208104010011)
6. Nurul Aulia (2208103010024)
7. Sri Lestari (2208103010027)
8. Syathira Tamami (2208103010026)
9. Syifa Omaira (2208103010025)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS


SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH
2022
 Tumbuhan Lumut
Pada lumut dan tumbuhan paku. lumut dan tumbuhan paku dalam siklus hidupnya
mengalami dua tahap perkembangan, yaitu tahap menghasilkan spora (generasi sporofit,
aseksual) dan tahap menghasilkan gamet (generasi gametrofit, seksual). Pergiliran dari
generasi sporofit ke gametofit atau sebaliknya disebut metagenesis.

 Urutan Siklus Daur Hidup Lumut


Tumbuhan lumut atau Bryophyta merupakan tumbuhan dengan spesies terbesar di
dunia yang jumlahnya 25.000 spesies. Berbeda dengen tumbuhan lainnya, lumut tidak
memiliki floem dan xilem, melainkan jaringan pembuluh bernama empulur. Secara garis
besar, siklus daur hidup lumut yaitu:

1. Protonema
Fase awal siklus daur hidup lumur dimulai dengan spora. Jika lumut hidup dalam
lingkungan yang menguntungkan, spora akan menjadi benang hijau yang bercabang atau
yang disebut dengan protonema. Protonema kemudian akan tumbuh menjadi tanaman lumut
dan bergenerasi gametofit berupa gamet jantan dan betina yang disebut dengan antredium dan
arkegonium.
2. Antredium
Antredium adalah pucuk pada tanaman lumut yang merupakan gamet jantan. Antredium
kemudian menghasilkan beberapa sel sperma yang motil atau bisa bergerak karena dilengkapi
dengan alat gerak berupa flagela.
3. Arkegonium
Arkegonium adalah pucuk tanaman lumut untuk gamet betina. Arkegonium kemudian
menghasilkan sel telur.
4. Zigot
Sel sperma kemudia berenang menuju arkegonium dengan bantuan air. Hal inilah yang
menyebabkan lumut membutuhkan air untuk berkembang biak. Sel sperma kemudian akan
bertemu dengan sel telur dan terjadilah pembuahan. Pembuahan tersebut akan menghasilkan
zigot dan memulai fase sporofit.
5. Sporangium
Setelah menghasilkan zigot, kemudian akan terjadi pembelahan secara mitosis dan
menghasilkan sporangium. Di dalam sporangium bersisi sel induk spora yang disegel oleh
operkulum dan tertutup dengan kaliptra.
6. Spora
Sel induk spora yang ada di dalam sporongium kemudian akan membelah secara meiosis
dan menghasilkan sel haploid. Dengan begitu operkulum dan kaliptra akan terbuka dan
melepaskan spora.

 Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku atau pakis adalah tumbuhan pembuluh sejati yang dapat mengalirkan air
dan nutrisi ke seluruh tubuhnya. Berbeda dengan jenis tumbuhan lainnya, tumbuhan paku
mempunyai siklus hidup yang unik. Tumbuhan paku mempunyai dua siklus hidup agar bisa
memperbanyak diri atau istilahnya pergiliran keturunan, yaitu fase gametofit dan fase
sporofit. Fase gametofit adalah menghasilkan sel gamet jantan dan betina, yang nantinya akan
terjadi pembuahan dan menjadi sebuah zigot diploid (2n). Sedangkan, fase sporofit adalah
tumbuhan paku menghasilkan spora untuk berkembang biak secara aseksual

1. Meiosis
Meiosis adalah tahapan di mana sel membelah untuk menghasilkan sel gamet yang
mengandung setengah jumlah kromosom sel induk. Pada tanaman paku, mereka akan
menghasilkan spora yang mempunyai setengah jumlah kromosom dari tanaman induk paku
yang besar.
2. Spora
Spora adalah alat reproduksi yang ukurannya kecil dan dikeluarkan oleh sporangium.
Jadi, spora adalah hasil produksi dari proses meiosis yang nantinya disimpan dalam kotak
spora.
3. Perkecambahan Spora
Setelah spora dilepaskan dari sporangium melalui bantuan angin. Nantinya mereka akan
mendarat di suatu tempat. Jika tempatnya cocok, spora tumbuhan paku akan tumbuh menjadi
gametofit, yaitu tumbuhan paku yang baru. Ukurannya sangat kecil dan tumbuh menjadi daun
berwarna hijau yang tipis.
4. Gametofit Muda (Protalium)
Gametofit muda atau protalium tumbuh untuk menghasilkan organ kelamin betina
(arkegonium) dan jantan (anteridium). Arkegonium yang dihasilkan bentuknya seperti labu
dan menghasilkan sel telur. Lalu, anteridium yang dihasilkan bentuknya seperti bola kecil dan
mempunyai alat gerak seperti cambuk. Kematangan organ kelamin betina dan jantan ini
berbeda-beda. Sehingga, menghasilkan pembuahan silang dan variasi genetik.

5. Pembuahan
Pembuahan terjadi ketika sel telur dan sperma tumbuhan paku bertemu dan bergabung
membentuk zigot, agar bisa menghasilkan tumbuhan pakis yang baru. Untuk melakukannya,
tumbuhan paku membutuhkan air, sehingga sperma bisa bergerak mencapai sel telur dan
melebur jadi satu. Oleh karena itu, tumbuhan paku sering kali hidup di tempat lembap atau
basah.
6. Sporofit Muda
Zigot yang sudah dihasilkan dari pembuahan sel telur dan sperma akan berkembang
menjadi tanaman pakis muda.
7. Sporofit Dewasa
Setelah semakin tumbuh dan berkembang, tanaman pakis muda sudah mempunyai tiga
bagian utama, yaitu rimpang, daun, dan kotak sporangia. Sporangia yang ada di bagian
bawah daun ini berkumpul menjadi sori

 Daur hidup tumbuhan paku


Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara generasi
gametofit dan generasi sporofit, dengan generasi sporofit sebagai yang dominan. Di samping
itu, protalium merupakan bagian dari daur hidup paku yang juga disebut gametofit tampak
berukuran kecil, tebalnya hanya satu sel, berumur pendek, dan di bawahnya terdapat rizoid.
Protalium biasanya ditemukan di tempat-tempat lembap, seperti tanah atau di tepi sebelah
luar pot bunga. Berikut adalah penjelasan daur hidup tumbuhan paku:
-Jika spora berkromosom haploid (n) jatuh pada tempat yang cocok, ia akan berkecambah
dan sel-selnya membelah secara mitosis tumbuh menjadi protalium yang haploid (n).
-Protalium membentuk alat kelamin jantan (anteridium) dan alat kelamin betina (arkegonium)
yang haploid.
-Anteridium menghasilkan spermatozoid (n) dan arkegonium mengahasilkan ovum (n).
-Spermatozoid membuahi ovum di dalam arkegonium dan menghasilkan zigot yang diploid
(2n).
-Zigot mengalami pembelahan secara mitosis dan tumbuh menjadi tumbuhan paku (sporofit)
yang diploid (2n).
-Sporofit dewasa menghasilkan sporofil (daun penghasil spora) yang diploid.
-Sporofil memiliki sporangium (2n) yang memiliki sel induk spora berkromosom diploid
(2n).
-Sel induk spora mengalami pembelahan meiosis menghasilkan spora yang haploid

 Angiospermae
Angiospermae berasal dari bahasa Yunani, yaitu angeion (wajah) dan sperma (biji).
Angiospermae merupakan tumbuhan dengan bakal biji yang dilindungi oleh suatu badan
yang berasal daun buah atau disebut bakal buah. Maka, tak heran jika tumbuhan ini disebut
sebagai tumbuhan biji tertutup. Tubuh Angiospermae terdiri dari akar, batang, daun, dan
bunga. Akar tumbuhan ini bisa berserabut atau tunggang. Pada batangnya, terdapat xilem
floem yang bertugas sebagai pembuluh angkut. Pada umumnya, daun buah berdaging tebal.
Misalnya, mangga, melon, dan pepaya. Daun buah berfungsi untuk melindungi biji agar tidak
kekeringan. Pada kacang-kacangan, daun buah berupa kulit kacang yang tipis.

Bagian-bagian bunga:
1) Tangkai bunga (petiola/pedisella), berfungsi menyangga bunga.
2) Kelopak bunga (kaliks/sepal), berfungsi melindungi bunga saat kuncup.
3) Mahkota bunga (korolla/petal), berfungsi menarik perhatian serangga untuk membantu
penyerbukan.
4) Benang sari (stament), adalah alat kelamin jantan penghasil serbuk sari (pollen) yang
berasal dari mikrospora. Benang sari terdiri dari kepala (anthera) dan tangkai (filamen).
5) Putik (karpel), adalah alat kelamin betina penghasil ovum dan inti kandung lembaga
sekunder (IKLS) yang berasal dari megaspora. Putik terdiri dari kepala (stigma), tangkai
(stillus), dan buluh serbuk (tuba pollen).
6) Ovarium, yaitu bakal buah yang akan membesar menjadi buah setelah pembuahan.
7) Ovulum, yaitu bakal biji yang terdapat dalam ovarium yang mengandung sel kandung
lembaga (embrio) yang akan menjadi biji.
8) Dasar bunga (reseptakel), tempat melekatnya mahkota bunga, benang sari dan putik.

Proses pembuahan terjadi di dalam putik

Mikrosporogenesis (dalam buluh serbuk sari)


1) Serbuk sari yang dihasilkan benang sari jatuh ke atas putik (penyerbukan).
2) Mikrosporosit (sel induk, 2n) mengalami meiosis menjadi inti vegetatif (inti tabung, n) dan
inti generatif (sperma, n).
3) Inti vegetatif berfungsi untuk membentuk buluh serbuk (tuba pollen), sedangkan sperma
akan mengalami mitosis dalam buluh serbuk menjadi inti sperma 1 (n) dan inti sperma 2 (n).

Megasporogenesis (dalam ovulum)


1) Megasporosit (sel induk, 2n) mengalami meiosis menjadi empat sel megaspora (n).
Kemudian tiga sel megaspora mati.
2) Sel megaspora yang tersisa mengalami mitosis inti (kariokinesis) tanpa pembelahan sel
menjadi sel kandung lembaga yang mengandung delapan inti.
3) Inti sel kandung lembaga lalu bergerak:
a. Tiga inti menuju mikrofil menjadi ovum (n) dan 2 sinergid.
b. Dua inti berada di tengah bergabung menjadi IKLS (2n).
c. Tiga inti menuju kalaza menjadi antipoda, kemudian mati.

Fertilisasi
1) Inti sperma 1 yang sampai di mikrofil akan membuahi ovum, menjadi zigot (2n). Zigot
adalah embrio yang akan menjadi calon tumbuhan.
2) Inti sperma 2 yang sampai di mikrofil akan membuah IKLS, menjadi endosperm (3n).

Endosperm adalah cadangan makanan sementara biji selama berkecambah. Kesatuan zigot
(embrio) dan endosperm (cadangan makanan) disebut biji.
1. Fase Gametofit
Fase ini akan dimulai ketika serbuk sari menempel pada kepala putik dan membentuk
buluh serbuk sari. Di Dalam buluh serbuk sari terdapat 3 inti sel, yaitu inti vegetatif, inti
generatif I dan inti generatif II yang masing-masing bersifat haploid. Sementara pada bagian
pangkal putik terdapat ovarium atau bakal buah. Di dalam bakal buah, terdapat bakal biji
yang mengandung 1 sel telur, 2 sel sinergid, 2 inti kandung lembaga sekunder, dan 3 sel
antipoda.
Inti generatif I yang haploid akan berfusi dengan inti sel telur, sehingga membentuk zigot
diploid. Sementara inti generatif II akan berfusi dengan inti kandung lembaga sekunder untuk
membentuk endosperm yang triploid. Hasil dari proses fertilisasi tersebut akan tumbuh dan
membentuk buah yang memiliki biji.

2. Fase Sporofit
Bila biji jatuh di tempat yang mendukung, mereka kemudian tumbuh menjadi tumbuhan
baru, yang akan memiliki akar, batang, daun, dan pada suatu saat terbentuk bunga. Tumbuhan
Angiospermae dewasa bersifat diploid dan dikenal dengan generasi sporofit (penghasil
spora).

Tumbuhan berbunga atau Angiospermae sangat mudah kita temukan, dengan lebih dari
64 Ordo, 416 Famili, lebih dari 13.000 Genus, dan 300.000 lebih spesies yang ada di muka
bumi ini. Kebanyakan tumbuhan yang mudah untuk kita temui adalah tumbuhan yang
tergolong Spermatophyta, merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki biji. Biji yang ada
berasal dari bakal biji dan mengandung calon individu baru. Kelompok Spermatophyta ini
akan kembali terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Angiospermae yaitu tumbuhan berbiji
tertutup dan Gymnospermae tumbuhan berbiji terbuka. Siklus hidup Angiospermae tentu
akan berbeda dengan siklus hidup yang dialami oleh Gymnospermae.

C. Gymnospermae
Dalam bahasa Yunani, Gymnospermae dapat diartikan menjadi 2 (dua) suku kata yaitu
gymnos artinya telanjang dan spermae yang artinya biji. Dengan begitu, gymnospermae dapat
diartikan juga sebagai tumbuhan yang menghasilkan biji. Beberapa spesies gymnospermae
memiliki kemampuan menggugurkan daunnya pada saat musim gugur agar bisa
mempertahankan diri dari kekeringan.
Tumbuhan gymnospermae merupakan tumbuhan yang paling mendominasi dibanding
tanaman siklus hidup tumbuhan angiospermae atau tumbuhan dengan biji tertutup. Oleh
karena itu tumbuhan gymnospermae dan angiospermae termasuk tumbuhan tingkat tinggi
yang dapat digolongkan ke dalam tumbuhan spermatophytae atau tumbuhan berbiji. Ada
sekitar kurang lebih 1057 spesies gymnospermae tersebar di penjuru dunia.
Fase Sporofit
Tanaman Gymnospermae diploid dewasa, akan berfotosintesis dan menghasilkan strobilus
jantan (penghasil serbuk sari) dan strobilus betina (penghasil ovum) yang akan berkembang
pada tumbuhan yang sama (berumah satu) atau tumbuhan berbeda (dioecious). Ketika berada
di tanaman yang sama, Strobilus betina akan diproduksi di bagian atas cabang, sedangkan
strobilus jantan penghasil serbuk sari bisa ditemukan di bagian bawah. Sporofil strobilus
jantan mengandung mikrospora, sedangkan sporofil betina membentuk megaspora. Keduanya
akan berperan penting pada fase atau generasi berikutnya yaitu gametofit.

Fase Gametofit
Mikrospora akan menghasilkan serbuk sari (gametofit jantan) setelah menjalani meiosis.
Demikian pula, megaspora yang dibawa oleh strobilus yang berovulasi berkembang menjadi
megagametofit (gametofit betina). Kedua gametofit ini hanya memiliki umur yang singkat,
dan diakhiri dengan produksi sel sperma oleh gametofit jantan dan sel telur oleh gametofit
betina.Mereka bergantung pada tanaman sporofit untuk nutrisi. Gametofit betina tetap
melekat hingga pembuahan terjadi dan benih menyebar.

Proses penyerbukan Gymnospermae terjadi melalui angin dan bahan alami. Butir serbuk sari
yang mengandung sel sperma akan dibawa ke gametofit betina dari sel telur yang berovulasi,
melalui angin atau serangga, serbuk sari ini akan menyebar. Yang pada akhirnya akan
membentuk tabung serbuk sari.
Tabung serbuk sari mengirimkan sel sperma untuk membuahi sel telur, menghasilkan sporofit
dan dibungkus dalam biji berbentuk embrio. Ketika kondisi yang menguntungkan tiba, benih
akan disebarkan melalui angin dan hujan. Mereka menyebar ke berbagai tempat, di mana
sporofit berkecambah dan berkembang menjadi tanaman baru.

Jadi, siklus hidup Gymnospermae dimulai dengan tanaman induk penghasil spora, yang
bergantian dengan generasi gametofit dengan durasi yang singkat, dan kemudian akan
kembali ke fase sporofit

Anda mungkin juga menyukai