Anda di halaman 1dari 2

Siklus Hidup Tumbuhan Angiospermae Secara

Generatif dan Vegetatif


Siklus hidup adalah kemampuan makhluk hidup bertahan mulai dari pertama kali terbentuk sampai berkembang
biak sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Siklus hidup yang akan dosen biologi bahas kali ini
adalah siklus hidup tumbuhan angiospermae. Setelah teman-teman mengetahui pengertian dan ciri-ciri tumbuhan
berbiji dan contoh tumbuhan berbiji, tentunya teman-teman penasaran mengenai siklus hidup tumbuhan
angiospermae ?. Yuk mari disimak penjelasan dosen biologi mengenai siklus hidup tumbuhan angiospermae berikut
ini.

Fase Siklus Hidup


Pertama-tama, perlu teman-teman ketahui bersama kalau siklus hidup tumbuhan ada 2 (dua) yaitu sporofit dan
gametofit. Berikut ini penjelasannya secara singkat.

 Sporofit : Fase siklus hidup tumbuhan dengan cara menghasilkan spora pada proses reproduksinya.
 Gametofit : Fase siklus hidup tumbuhan dengan cara menghasilkan gamet pada proses reproduksinya.

Pada tumbuhan angiospermae fase sporofit lebih dominan daripada fase gametofit dalam siklus hidupnya. Fase
sporofit lebih dominan dari fase gametofit pada tumbuhan angiospermae karena fase gametofit cenderung lebih
membutuhkan waktu perkembangbiakan yang lebih lama dibandingkan dengan fase sporofit. Selain itu, fase
gametofit pada tumbuhan berbiji menentukan pula fase sporofit karena fase gametofit adalah bentuk evolusi dari
fase sporofit.

Perkembangbiakan Secara Generatif


Terjadinya siklus hidup tumbuhan angiospermae karena adanya pembuahan (fertilisasi). Kegiatan pembuahan
(fertilisasi) terjadi apabila ada pertemuan antara serbuk sari dengan kepala putik. Pada tumbuhan angiospermae,
keberadaan serbuk sari dan kepala putik bisa terdapat pada 1 individu bunga yang sama (bunga berkelamin
dua/ganda/hermaprodit) dan ada pula yang tidak memiliki serbuk sari dan kepala putik pada 1 individu bunga yang
sama (bunga berkelamin satu/tunggal).

Dengan demikian perlu adanya bantuan untuk bisa melakukan kegiatan pembuahan (fertilisasi) lewat proses
terjadinya penyerbukan pada bunga oleh angin, hewan, air dan manusia.

 Penyerbukan oleh angin (Anemogami) : Serbuk sari ringan sehingga mudah dibawa angin.
 Penyerbukan oleh hewan (Zoogami) : Serbuk sari menggumpal sehingga mudah dibawa oleh hewan (semut,
kelelawar, lebah).
 Penyerbukan oleh Air (Hidrogami) : Serbuk sari yang dibawa adalah tumbuhan yang hidup di air.
 Penyerbukan oleh Manusia : Serbuk sari yang ukurannya sulit dibawa oleh hewan dan angin. Biasanya tanaman
budidaya.

Adapun proses penyerbukan bisa terjadi apabila bunga yang memiliki kepala sari membelah dengan cara meiosis.
Pembelahan meiosis pada kepala sari terjadi karena ada sel induk mikrospora. Hasil pembelahan akan membentuk
mikrospora yang haploid (n). Selanjutnya terjadi pembelajan mitosis dimana mikrospora akan membentuk gamet
jantan yang haploid (n). Lalu apabila ada penyerbukan gamet jantan akan membentuk buluh serbuksari yang akan
menghasilkan inti sperma I dan II.

Kemudian dilain pihak, bakal biji akan membelah sel induk megaspora melalui pembelahan meiosis dan
menghasilkan 4 sel yang haploid (n). Selanjutnya 4 sel yang haploid akan membentuk megaspora dan akan ada yang
mati. Megaspora dari hasil perkembangbiakan 4 sel yang haploid akan membentuk gametofit betina. Gametofit
betina selanjutnya akan membelah secara mitosis sebanyak 3 kali sehingga menghasilkan 8 inti yaitu 1 ovum (n), 2
sel sinergid (n), 3 sel antipoda (n) dan 2 (inti lembaga sekunder).

Selesai sudah pembentukan inti sperma dari gamet jantan dan inti dari gametofit betina maka selanjutnya akan
terjadi penyerbukan yang menghasilkan proses pembuahan (fertilisasi). Pembuahan (fertilisasi) pada tumbuhan
angiospermae terjadi 2 (dua) kali yang bisa disebut sebagai pembuahan ganda. Berikut ini perbedaan pembuahan
(fertilisasi) ganda dari tumbuhan angiospermae.

 Pertemuan Inti Sperma dan Ovum : Pertemuan inti sperma dengan ovum disebut haploid (1n). Pertemuan
keduanya akan menghasilkan zigot yang diploid (2n). Zigot ini akan menghasilkan individu baru.
 Pertemuan Inti Sperma dengan Inti Lembaga Sekunder : Pertemuan inti sperma dengan inti lembaga sekunder
disebut sebagai diploid (2n). Hasil dari pertemuan keduanya akan menghasilkan endosperma yang triploid (3n).
Endosperma berfungsi sebagai cadangan makanan.

Inti sperma bisa terbentuk karena dihasilkan oleh serbuk sari sebagai alat kelamin jantan. Pada betina alat kelamin
terdiri dari beberapa inti yaitu inti sel polar (inti lembaga sekunder), inti sel telur dan inti sel sinergid.

Perkembangbiakan Secara Vegetatif


Apabila bunga pada tumbuhan angiospermae sulit berbunga, maka akan dilakukan kegiatan perkembangbiakan
secara vegetatif. Manfaat dari perkembangbiakan secara vegetatif pada tumbuhan angiospermae membantu
tumbuhan angiospermae agar tetap bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Cara perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif dilakukan dengan tidak terjadi peleburan antara inti sperma
dengan ovum. Beberapa cara perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan angiospermae bisa dilakukan
menggunakan cara menggunakan batang, akar, rhizoma, akar rimpang dan lainnya.

Kelangsungan hidup tumbuhan angiospermae selain dari kemampuannya sendiri perlunya beberapa bantuan dari
makhluk hidup lain seperti hewan dan manusia. Dengan terjaganya kelangsungan hidup tumbuhan angiospermae
maka proses siklus hidup tumbuhan angiospermae yang dijelaskan dosen biologi selanjutnya bisa terjadi. Sekian
Penjelasan dari dosen biologi. Belajar biologi jadi asyik dan menyenangkan bersama dosen biologi. Sampai jumpa
dipertemuan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai