1. Gymnospermae
Reproduksi aseksual pada jenis tertentu dengan dengan membentuk tunas, kultur jaringan.
Reproduksi seksual dengan biji. Alat reproduksi pada gymnosperma berupa sporofil-sporofil yang
membentuk struktur khusus berbentuk kerucut pada ujung tunas fertile/ujung cabang yang disebut
dengan strobilus. Strobilus jantan tersusun dari banyak mikrosporofil. Srobilus betina tersusun dari
banyak megasporofil. Pada Pinus sp, Setiap miko/megasporofil terdapat dua sporangium.
Megasporangium/ovulum/bakal biji tidak dilindungi oleh daun buah (berbiji terbuka) sehingga biji
dapat terlihat dari luar di antara daun-daun.
Polinasi/penyerbukan dengan bantuan angin. Polen menempel pada tertes polinasi di ujung
mikropil. Bersamaan dengan mengeringnya tetes polinasi, polen terbawa masuk ovulum sampai
ke ruang polen. Persiapan perkembangan mikrogametofit di dalam ruang polen dapat terjadi dalam
waktu lama (berbulan-bulan) sambil menunggu pertumbuhan dan perkembangan gametofit
betina/masaknya sel telur. Pembuahan terjjadi dengan diawali masuknya buluh serbuk sari yang
membawa sperma menembus nuselus dan gametofit betina sampai menemukan sel telur yang ada
di dalam archegonium. Pembuahan/peleburan antara 1 sel sperma dengan sel telur membentuk
zygot (pembuahan tunggal). Awal pertumbuhan dan perkembangan ebrio diawali adanya
pembelahan inti bebas. Peristiwa ini tidak terjadi pada golongan tumbuhan lainnya. Selulerisasi
diikuti dengaan terbentuknya deretan sel penyusun embrio dalam 4 deretan. Setiap satu zigot
terbentuk 4 embrio belahan. Dalam satu bakal biji dapat terbentuk lebih dari satu sel telur sehingga
dimungkinkan terjadi poliembrioni.
2. Angiospermae