PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui struktur morfologi dari Bunga Biduri (Calotropis
gigantea)
b. Untuk mengetahui struktur anatomu dari Bunga Tabebuia sp.
c. Untuk mengetahui analisi buah dan biji dari tanaman jambu air
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Asteridae
Ordo : Scrophulariales
Famili : Bignoniaceae
Genus : Tabebuia
13.
15. 16. Tipe perbungaan 18. Inflorescentia racemosa dengan
2. bentuk seperti payung (Umbella
composita)
17.
19. 20. Kelengkapan bunga 22. Flos complectus
3.
21.
23. 24. Bagian bagian bunga A. Putik (Pistillum)
B. Benang sari (Stamen)
4. 25.
C. Mahkota (Petalae)
A D. Kelopak (Sepalae)
E. Tangkai Bunga (Pedicellus)
26.
B D
29.
33.
35. 36. Berdasarkan pembagian tempat antara 41. Cyclis
7. bagian bunga yang satu dengan yang lain
37.
38.
39.
40.
42. 43. Simetri pada bunga 45. Polysimetris
8.
44.
46. 47. Vernatio kuncup bunga 49. Rata (Vernatio plana)
48.
50. 51. Aestivatio kuncup bunga 53. Bersentuhan dan berlekatan
9.
52.
54. 55. Bentuk dasar bunga Berbentuk Rata
56. Pendukung Putik (Ginofor)
10.
Hiypogynus
60.
61.
57.
58.
59.
62. 63. Calyx Berwarna putih keunguan
11. Terdiri dari 5 sepala
Aktinomorf
Gamosepalus partitus
64.
65. 66. Corolla Berwarna ungu keputihan
12. Terdiri dari 5 petala
Gamopetalus
Regularis rotatus
67.
68. 69. Stamen Menempel pada korola membentuk
13. (Benang Sari) suatu bangunan
70. Berjumlah 5
Ujung stamen bergabung dengan
stigma
Episepalus
71. 72. Pistillum (Putik) Compositus
14. 2 karpelum
Bagian stigma membentuk bangun
segilima
Pistillum syncarpum
73.
74. 75. Bakal Buah dan Plasenta Superus
15. Unilocularis
Plasenta : parietalis marginalis
76.
79.
82. 83. Diagram Bunga 85.
17.
84.
86. 87. Rumus bunga Polysimetri
88. Hermaphroditus
18.
89. 5 melopak (calyx) saling berlekatan
5 mahkota saling berlekatan, dan
berlekatan dengan benang sari yang
berjumlah 5
Putik terdiri dari 2 daun buah yang
superus
90.
91.
92. 4.1.2 Anatomi Bunga Tabebuya (Tabebuia chrysantha)
93. Tabel 2. Anatomi Bunga Tabebuya (Tabebuia chrysantha)
94.
95. Gambar Hasil Pengamatan 96. Keterangan
97. 98. Preparat Irisan Melintang A. Stele
B. Vaskuler
Pedicellus
C. Epidermis
D. Parenkim
E. Klorenkim
E 99.
B
D
A
B
C
D
E
C
D
147.
148.
149.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
4.1.3 Analisis Buah dan Biji
158.Tabel 3. Analisis Buah dan Biji
159. 160. Gambar Hasil Pengamatan 161. Keterangan
No.
162. 163. Bagian bunga yang tidak gugur 165. Bagian yang tidak ikut gugur
1. adalah :
A. Daun Kelopak (Sepalae)
B. Putik (Pistillum)
166.
B
164.
167. 168. Bagian bunga yang ikut tumbuh 170. Ovarium
2.
169.
171. 172. Buah sejati tunggal 174.
175.
3.
173.
176. 177. Buah sejati tunggal yang berdaging 179.
4. (carnosus)
178.
180. 181. Termasuk buah buni (bacca) A. Kulit luar (exocarpium)
B. Lapisan dalam (pericarpium)
5.
A
182.
183. 184. Bagian bagian biji A. Kulit biji (spermodermis) dari
6. dalam berwarna coklat susu, dari
A
B luar putih
B. Tali pusar (funiculus)
C. Inti biji (nucleus seminis) putih
C
kecoklatan, terdiri dari 2 inti biji
186. C1. Lembaga (embryo)
187.
C1
185.
188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.
197.
198.
199.
200.
201.
202.
203.
204.
205.
4.2 Pembahasan
206. 4.2.1 Morfologi Bunga Biduri (Calotropis gigantea)
207. Bunga yang diamati dalam penelitian ini merupakan Bunga Biduri
(Calotropis gigantea). Biduri merupakan suatu tanaman yang hidup didaerah
pesisir pantai. Biduri (Calotropis gigantea) adalah tanaman yang tahan hidup pada
daerah kering dan toleran pada kadar garam yang relatif tinggi, tumbuh liar hingga
900 Mdpl. Tumbuh pada daerah yang memiliki curah hujan rata-rata tahunan
(Haryanto, 2013).
208. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
Bunga Biduri mempunyai letak perbungaan Flos lateralis, dimana bunga terletak
pada ketiak pada ketiak daun. Tipe perbungaannya adalah Inflorescentia racemosa
atau bunga majemuk tak berbatas, digolongkan kedalam bunga majemuk tak
berbatas karena mekar bunganya dimulai dari pangkal bukan dari ujung, sehingga
dimasukkan kedalam bunga majemuk tak berbatas. Bentuk perbungaanya adalah
Umbella compasita atau seperti payung, dapat diketahui bahwa apabila bunga
digambar dalam bentuk skema, maka terlihat jelas bahwa bentuknya seperti payung
(Tjitrosoepomo, 2009).
209. Bunga Biduri termasuk Flos complectus (bunga lengkap atau
sempurna), dikatakan sebagai bunga sempurna karena didalam Bunga Biduri dapat
ditemukan kelopak (Sepalae), mahkota (Petalae), benang sari (Stamen), serta putik
(Pistillum). Ibu tangkai Bunga Biduri panjangnya sekitar 7 cm, sedangkan panjang
tangkai bunganya adalah 2,5 cm. Tangkai bunganya berbentuk bulat dan berambut
halus. Bunga Biduri merupakan Hermaphroditus (bunga banci) karena dalam satu
bunga dapat ditemukan adanya alat kelamin jantan (stamen) serta alat kelamin
betina (pistillum). Bagian bunga satu dengan bagian bunga lainnya tersusun secara
Cyclis, dimana kelopak, mahkota serta benang sari tersusun dalam satu lingkaran.
Simetri Bunga Biduri merupakan Polysimetri, yaitu dapat dibuat banyak bidang
simetri untuk membagi bunga tersebut dalam dua bagian yang setangkup
(Tjitrosoepomo, 2009).
210. Vernatio pada kuncup Bunga Biduri adalah Vernatio plana atau rata,
karena daun daun dalam kuncup rata dan tidak memperlihatkan suatu lipatan.
Sedangkan untuk aestivatio nya atau letak daun daun kelopak dan mahkota
terhadap sesamanya adalah bersentuhan dan berlekatan. Dasar bunga biduri
berbentuk rata, dengan sifat Hypogynus karena hiasan bunganya tertanam pada
bagian dasar bunga yang lebih rendah daripada tempat duduknya putik
(Tjitrosoepomo, 2009).
211. Calyx Bunga Biduri berwarna putih keunguan terdiri dari 5 buah sepala
(daun kelopak) dengan bentuk beraturan seperti bintang (aktinomorf) dan termasuk
gamosepalus partitus, karena daun daun kelopaknya saling berlekatan namun
hanya bagian bagian kecil daun saja yang berlekatan, sehingga puncung
puncungnya panjang lebih dari separoh panjang daun kelopaknya. Sedangkan
untuk Corolla nya berwatna ungu keputihan dan saling berlekatan (gamosepalus)
dengan bentuk regularis rotatus yaitu beraturan dengan bentuk seperti bintang.
Stamen Bunga Biduri terlihat sangat unik, karena membentuk suatu bangunan
(seperti pada gambar) dan menumpang diatas korola (Corolliflorae) dengan jumlah
5. Ujung dari stamen bergabung dengan stigma. Stamen Bunga Biduri termasuk
episepalus yaitu suatu keadaan dimana stamen berhadapan dengan sepal. Bunga
Biduri mempunyai putik majemuk (compositus) karena terdiri dari dua daun buah
atau karpelum. Stigma bunga biduri ini saling berlekatan dan membentuk sebuah
bangun segilima. Putik pada Bunga Biduri merupakan pistillum syncarpum yaitu
pelekatan daun buah terbentuk dengan jumlah ruang sama dengan jumlah karpelum
(jumlah karpel 2 dan jumlah ruang juga 2). Bakal buah terlihat superus atau
menumpang, terlihat bahwa bakal buah duduk diatas dasar bunga, sehingga bakal
buah terlihat lebih tinggi dari tepi dasar bunga. Bakal buah bunga biduri
merupakan unilocularis yaitu tersusun dari satu bakal buah dalam satu karpelum,
sedangkan untuk plasentanya memiliki tipe parietalis marginalis dimana bakal biji
melekat pada dinding ditepi daun buah. Sedangkan untuk posisi bakal bijinya
adalah atropus, yaitu liang bakal biji letaknya pada satu garis atau sejajar dengan
tali pusar (funiculus) dengan arah yanng berlawanan (Tjitrosoepomo, 2009).
212. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dan setelah didapatkan data,
dapat digambar diagram menurut data data tersebut beserta dengan rumus
255.
256.
257.
258.
259.
260.
261. DAFTAR RUJUKAN
262.
263. Alzaini, Hamdan. 2012. Klasifikasi dan Ciri-ciri Morfologi Jambu Air. (Online)
(http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-jambu-air/)
diakses pada 28 November 2016 pukul 14.03
264. Campbell, Neil A., Reece, Jane B., Mitchell, Lawrence G. 2003. Biologi Edisi Kelima
Jilid III. Jakarta : Erlangga
265. Dalimartha, Setiawan. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Depok :
Trubus Agriwidya
266. Haryanto, Yudi. 2013. Kamus Pertanian Umum. Jakarta : Penebar
Swadaya
269. Kelana, Dina. 2014. Struktur Morfologi dan Anatomi Bunga pada Tumbuhan.
(Online)( http://www.perpusku.com/2014/05/struktur-morfologi-dan-anatomi-
bunga.html) diakses pada 28 November 2016 pukul 16.05
270. Sulisetijono., Kartini, Endang., Sri Sulasmi, Eko., Sunarmi., Saptasari Murni. 2013.
Struktur Perkembangan Tumbuhan I. Malang: Universitas Negeri Malang Press.
271. Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
272.
273.
274.