Anda di halaman 1dari 21

Bab 2 Sistem Reproduksi pada

Tumbuhan
1. Reproduksi Tumbuhan
Reproduksi tumbuhan secara umum ada 2 yaitu
aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif). Reproduksi
vegetatif terjadi karena tumbuhan mampu menghasilkan
individu baru tanpa proses fertilisasi. Sedangkan reproduksi
generatif adalah reproduksi melalui proses fertilisasi
(pembuahan sel kelamin betina oleh sel kelamin jantan). 
Tumbuhan dapat melakukan reproduksi
vegetatif dikarenakan memiliki sel meristem yaitu sel yang
mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel penyusun
jaringan dan organ. Keturunan yang dihasilkan reproduksi
vegetatif memiliki sifat/karakter yang sama dengan induk. 
2. Reproduksi Vegetatif Angiospermae
Reproduksi vegetatif tumbuhan Angiospermae ada 2
yaitu vegetatif alami dan vegetatif buatan. Vegetatif alami
adalah reproduksi vegetatif tanpa bantuan manusia.
Vegetatif alami ada 5 yaitu Rhizoma, Stolon, Umbi Lapis,
Umbi Batang dan Kuncup Adventif Daun. 
 Rhizoma adalah batang yang ada didalam tanah.
Rhizoma ini beruas dan berbuku. Pada setiap bukunya,
terdapat tunas yang bisa berkembang menjadi individu
baru. Contoh Rhizoma yaitu Kunyit (Curcuma domestica),
Jahe (Zingiber officinale), Temulawak (Curcuma
zanthorrizha) dan Lengkuas (Alpinia galangga). 
Stolon (geragih) adalah batang tumbuhan yang menjalar
diatas tanah. Stolon ini berbuku – buku, setiap bukunya
terdapat tunas yang bisa berkembang menjadi individu
baru. Contoh Stolon yaitu Strawberry, pegagan (Centela
asiatica). 
Umbi lapis (bulbus) merupakan modifikasi batang dan
daun, tersusun atas lapisan daun dan batang (cakram).
Pada umbi lapis terdapat kuncup samping (anak umbi atau
siung) yang apabila dipisahkan dari umbi induk, akan
tumbuh menjadi individu baru. Contohnya Bawang merah
(Allium cepa). 
Umbi batang merupakan modifikasi batang yang
mengalami pembengkakan didalam tanah. Pada umbi
batang ini terdapat mata tunas yang dapat berkembang
menjadi individu baru. Selain itu, umbi batang ini bisa untuk
cadangan makanan. Contoh Umbi Batang yaitu Kentang
(Solanum tuberosum). 
Kuncup Adventif Daun adalah kuncup yang terdapat
pada tepi daun, disebut juga tunas liar tepi daun. Kuncup ini
dapat berkembang menjadi individu baru. Contoh Kuncup
adventif daun yaitu Cocor Bebek. 
Vegetatif buatan : reproduksi vegetatif dengan bantuan
manusia. Vegetatif buatan ada 5 yaitu Cangkok, Merunduk,
Menyambung, Menempel (Okulasi) dan Stek. 
Cangkok dilakukan dengan mengelupas kulit tangkai
tanaman berkayu, kemudian dibalut dengan tanah dan
dibungkus dengan serabut kelapa atau plastik. Apabila
pada bagian tersebut tumbuh akar, maka tangkai dapat
dipotong kemudian ditanam di tanah. 
Hasil dari tumbuhan cangkok adalah cepat berbuah
tetapi perakarannya kurang kuat. Contoh Cangkok yaitu
Mangga (Mangifera indica), Jeruk (Citrus sp.), Rambutan
dan Kelengkeng (Dimocarpus longan). 
Merunduk dilakukan dengan membenamkan tangkai
tanaman kedalam tanah, sehingga bagian yang tertanam
dalam tanah akan tumbuh akar. Marunduk dapat dilakukan
pada tumbuhan yang memiliki batang panjang dan lentur,
contohnya bunga Alamanda (Alamanda catartica). 
Okulasi dilakukan dengan menempelkan mata tunas kulit
tanaman pada batang tanaman yang sejenis. Okulasi
digunakan untuk mendapatkan tumbuhan jenis unggul.
Contohnya pohon jeruk yang masih muda menghasilkan
buah banyak dan rasa manis. 
Stek dilakukan dengan memotong bagian tumbuhan,
kemudian ditanam untuk menghasilkan individu baru.
Contohnya singkong (Manihot utilissima) dan mawar
(Rosa sp.) dipotong batangnya kemudian ditanam di tanah
(stek batang), sukun (Artocarpus comunis) dipotong
akarnya kemudian ditanam di tanah (stek akar). 
3. Reproduksi Generatif Angiospermae
Organ reproduksi generatif pada Angiospermae berupa
bunga dan biji. Reproduksi Generatif Tumbuhan
Angiospermae ada 4 yaitu Penyerbukan (Polinasi),
Pembuahan (Fertilisasi), Penyebaran Biji dan
Perkecambahan. 

Penyerbukan adalah proses menempelnya serbuk sari


pada kepala putik. Sel kelamin jantan pada tumbuhan
berbunga adalah serbuk sari, sel kelamin betinanya adalah
putik. 
Penyerbukan dapat terjadi apabila adanya perantara,
misalnya lebah yang hinggap pada bunga yang satu,
dikakinya menempel serbuk sari kemudian hinggap ke
bunga lain yang sejenis kemudian menempel pada kepala
putik. Sehingga, lebah disebut sebagai perantara
penyerbukan. 
Jenis perantara penyerbukan yang lain yaitu Angin
(Anemogami), Serangga (Entomogami), Burung
(Ornitogami), Kelelawar (Kiropterogami) dan Manusia
(Antropogami). 
Anemogami : penyerbukan oleh angin, terjadi pada
tumbuhan yang memiliki bunga kecil, banyak, ringan, tidak
berbau dan tidak memiliki nektar. Contohnya padi (Oriza
sativa). 
Entomogami : penyerbukan oleh serangga, terjadi pada
bunga yang memiliki warna menarik, berbau harum dan
memiliki nektar. Contohnya bunga matahari (Helianthus
annus). Contoh serangganya lebah madu (Apis mellifera),
kupu – kupu (Eurema sp.) 
Ornitogami : penyerbukan oleh burung, terjadi pada bunga
berwarna merah, besar, berbentuk terompet, tidak berbau
dan nektar banyak. Contohnya bunga dadap merah
(Erythrina variegata).  
Kiropterogami : penyerbukan oleh kelelawar, terjadi pada
bunga berwarna menarik, berbau, memiliki nektar dan
mekar pada malam hari. Contohnya bunga kaktus
(Opuntia sp.). 
Antropogami : penyerbukan oleh manusia, terjadi pada
bunga yang berumah dua yaitu bunga yang hanya memiliki
serbuk sari saja atau memiliki putik saja. Sehingga,
penyerbukannya harus dibantu oleh manusia. Contohnya
bunga vanili dan anggrek (Phalaenopsis sp.). 
Fertilisasi : pembuahan sel kelamin betina oleh sel
kelamin jantan. Serbuk sari memiliki inti vegetatif dan inti
generatif. Setelah penyerbukan, serbuk sari melekat pada
kepala putik dan membentuk buluh serbuk sari.
Selanjutnya, buluh serbuk sari menuju bakal buah dan
membelah menjadi 2 inti sel generatif, selanjutnya
membentuk 2 sperma. 
Inti sel vegetatif dalam serbuk sari berperan sebagai
penuntun gerak tumbuh buluh serbuk sari ke bakal biji.
Selanjutnya, satu inti sperma membuahi satu inti ovum, dan
satu sperma lain membuahi inti kandung lembaga sekunder
membentuk endosperm atau cadangan makanan. Pada
proses ini terjadi dua kali pembuahan dan disebut
pembuahan ganda. 

1. Reproduksi Tumbuhan Gymnospermae 


Tumbuhan Gymnospermae tidak memiliki bunga, tetapi memiliki alat
reproduksi seksual yang bernama strobilus atau runjung. Pada
tumbuhan pinus (Pinus merkusii) dan melinjo (Gnetum gnemon)
memiliki strobilus jantan dan betina dalam satu pohon. Sedangkan
pakis haji (Cycas sp.) hanya memiliki strobilus betina atau strobilus
jantan saja dalam satu pohon. 
Pada strobilus jantan terdapat sporangia, sporangia mengalami
meiosis menghasilkan mikrospora. Mikrospora berkembang
menjadi serbuk sari yang bersayap. Pada mikrospora terdapat
megasporofil, tiap megasporofil memiliki 2 megasporangium,
megasporangium mengalami meiosis menghasilkan megaspora,
megaspora mengalami mitosis menghasilkan ovum. 
Reproduksi generatif Gymnospermae terjadi melalui penyerbukan.
Penyerbukan pada Gymnospermae terjadi apabila serbuk sari
menempel pada lubang bakal biji. Serbuk sari akan tertangkap oleh
cairan pada lubang bakal biji. Jika cairan menguap, serbuk sari
akan masuk kedalam bakal biji dan terjadi pembuahan (fertilisasi). 
Reproduksi vegetatif Gymnospermae terjadi melalui pembentukan
tunas. Contohnya pada pinus dapat membentuk tunas akar dan
pada pakis haji membentuk tunas yang disebut bulbil. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan gambar berikut. 

Tunas akar pada pinus Bulbil pada pakis haji


Siklus hidup pada Gymnospermae terdiri dari 2 tahapan yaitu
Gametofit dan Sporofit. Seperti pada gambar berikut. 
2. Reproduksi Tumbuhan Paku 
Tumbuhan paku tidak memiliki bunga, organ reproduksinya berupa
spora. Namun, tumbuhan paku juga bisa bereproduksi secara
generatif. Siklus hidup tumbuhan paku dimulai dari fase sporofit. 
Pada fase sporofit, apabila kekurangan air dalam kotak spora, maka
kotak spora akan sobek dan spora didalamnya kan keluar. Spora
akan tersebar dan akan tumbuh menjadi protalium dengan
lingkungan yang sesuai. 
Tahap gametofit (generatif) dimulai ketika protalium tumbuh.
Protalium akan tumbuh menghasikan anteridium dan arkegonium.
Anteridium menghasilkan sperma berflagel dan arkegonium
menghasilkan ovum. 
Fertilisasi terjadi apabila sperma sampai pada ovum dan membentuk
zigot. Sperma memerlukan air untuk pergerakannya. Zigot yang
tumbuh dan berkembang akan memulai tahap sporofit baru. Siklus
pada tumbuhan paku ini juga disebut siklus pergiliran keturunan. 
Berikut gambar siklus hidup tumbuhan paku 
3. Reproduksi Tumbuhan Lumut 
Lumut adalah tumbuhan yang hidup didaerah lembab. Lumut belum
memiliki akar, batang dan daun sejati. lumut disebut sebagai
tumbuhan perintis (pioneer) yaitu tumbuhan yang pertama kali
tumbuh pada lingkungan yang telah rusak akibat aliran lava atau
kebakaran hutan. 
Sebagai pioneer, lumut akan tumbuh dan mati membentuk nutrisi
tanah. Proses ini bersamaan dengan pelapukan bebatuab akibat
panas, pelapukan fisika dan pelapukan kimia yang akhirnya
membentuk tanah, sehingga tumbuhan lain dapat tumbuh pada
tanah tersebut. 

Lumut dapat membantu menyimpan nitrogen dalam tanah.


Berdasarkan Kelasnya, lumut dibagi menjadi 2 yaitu lumut hati
(Hepaticae) dan lumut daun (Musci). Lumut hati terdiri dari bangsa
Anthocerotales (Lumut tanduk), Marchantiales dan Jungermaniales.
Lumut daun terdiri dari bangsa Andreales, Sphagnales (Lumut
Gambut) dan Bryales. 

Lumut ada yang berfungsi sebagai obat, contohnya Marchantia


polymorpha untuk mengobati Hepar (penyakit hati pada manusia).
Berfungsi sebagai bahan bakar batu bara ketika lumut sudah lapuk,
contohnya Sphagnum sp. 
Lumut dapat mengalami pergiliran turunan. Reproduksi lumut yang
dapat dijumpai adalah fase gametofit. Alat reproduksi lumut yaitu
Arkegonium (gamet betina) dan Anteridium (gamet jantan).
Fertilisasi lumut terjadi ketika musim hujan, yaitu ketika sperma
berenang menuju ovum dan terjadilah pembuahan, sehingga
membantuk zigot. 
Zigot tumbuh dan berkembang menghasilkan Sporofit muda,
kemudian sporofit muda tumbuh menjadi sporofit dewasa dan
menghasilkan sporangium (kotak spora). Sporangium mengalami
meiosis menghasilkan spora yang haploid (n). 
Selanjutnya, spora tersebut apabila lingkungannya seseuai, akan
tumbuh menajadi individu baru. Berikut gambar siklus hidup
Lumut : 
Lumut mengalami reproduksi vegetatif melalui kuncup (Gemmae)
dan Fragmentasi. Fragmentasi terjadi ketika Lumut melepaskan
sebagian tubuhnya untuk tumbuh menjadi individu baru. 
4. Teknologi Reproduksi pada Tumbuhan 
Hidroponik adalah teknik budidaya tanaman menggunakan larutan
nutrisi dan mineral dalam air. Sayuran seperti paprika, tomat,
terong, selada dan timun dapat ditumbuhkan secara hidroponik
atau ditambahkan media yang tak larut dalam air seperti : spons,
arang, sekam, kerikil, serbuk kayu dan sebaginya. 
Vertikultur adalah teknik budidaya tanaman menggunakan instalasi
secara bertingkat (vertikal) dengan tujuan untuk meningkatkan
jumlah produksi tanaman. Vertikultur ini cocok untuk penghijauan di
daerah lahan terbatas dan daerah perkotaan. 
Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tumbuhan dengan cara
mengambil bagian sel, jaringan, atau organ tumbuhan. Bagian
tersebut ditumbuhkan dalam kondisi steril pada medium yang
mengandung zat nutrisi dan zat pengatur tumbuh (hormon). 
Selanjutnya, bagian tumbuhan tersebut akan memperbanyak diri
dan berkembang menjadi tumbuhan yang memiliki organ lengkap
seperti akar, batang dan daun. Kultur jaringan menerapkan prinsip
reproduksi secara vegetatif. 

Kultur jaringan disebut juga kultur in vitro. teori dari kultur in vitro


adalah Totipotensi, yaitu setiap bagian tumbuhan dapat
berkembang baik karena seluruh bagian tumbuhan terdiri atas
jaringan hidup. Sehingga, hasil dari kultur jaringan memiliki sifat
yang sama persis dengan induknya. 

1. Reproduksi Aseksual pada Hewan


Hewan juga bisa mengalami reproduksi
aseksual. Reproduksi aseksual hewan ada 3 yaitu
Tunas, Fragmentasi dan Partenogenesis. Tunas adalah
reproduksi aseksual dengan membentuk tunas seperti pada
tumbuhan. Contohnya kelompok Porifera, Coelentarata
dan Hydra sp. 
Berikut contoh pembentukan tunas pada Hydra sp. 

Fragmentasi adalah reproduksi aseksual pada hewan


dengan cara memotong tubuhnya. Framentasi ada 2 tahap
yaitu : 1). Fragmentasi : pematahan atau pemotongan
tubuh induk menjadi 2 bagian atau lebih, 2). Regenerasi :
setiap potongan tubuh induk membentuk bagian tubuh lain
yang tidak ada pada tubuh induk. 
Contoh hewan yang mengalami fragmentasi adalah cacing
pipih yaitu planaria (Planaria sp). 
Partenogenesis adalah reproduksi aseksual yang betina
menghasilkan ovum tanpa proses fertilisasi. Contohnya
lebah, semut, kutu daun dan kutu air. Pada lebah, ovum
yang dibuahi akan tumbuh menjadi lebah betina (steril),
yang tidak dibuahi akan tumbuh menjadi lebah jantan
(fertil). 
Lebah betina bertugas sebagai pekerja, lebah jantan
bertugas menghasilkan sperma untuk membuahi ovum
yang dihasilkan lebah ratu. Lebah ratu adalah lebah yang
menghasilkan telur dan telur tersebut akan mentetas
menjadi lebah betina dan lebah jantan. 

2. Reproduksi Seksual pada Hewan


Reproduksi seksual pada hewan terjadi melalui
perkawinan yang selanjutnya terjadi proses fertilisasi
sehingga menghasilkan zigot. Zigot akan tumbuh dan
berkembang menjadi embrio dan kemudian menjadi
individu baru. Pada hewan, fertilisasi ada 2 cara yaitu
internal dan eksternal. 
Fertilisasi internal terjadi apabila proses peleburan ovum
oleh sperma terjadi didalam tubuh hewan betina.
Contohnya : ayam, kucing, burung dan
sebagainya. Fertilisasi eksternal terjadi apabila proses
peleburan ovum oleh sperma terjadi diluar tubuh hewan
betina. Contohnya : katak, ikan dan sebagainya. 
Berdasarkan cara perkembangan dan kelahiran
embrionya, reproduksi aseksual hewan dibagi menjadi 3
yaitu : Vivipar, Ovipar dan Ovovivipar. 
Vivipar adalah hewan embrionya berkembang didalam
rahim hewan betina (induknya). Disebut juga hewan
beranak. Embrio akan memperoleh nutrisi melalui plasenta.
Pada Mammalia, bayi hewan diberi nutrisi berupa susu (ASI
jika pada manusia) yang dihasilkan oleh induknya. 
Contoh hewan vivipar : sapi (Bos taurus), kambing (Capra
aegagrus), kuda (Equus caballus), kucing (Felis catus) dan
sebagainya . 
Ovipar adalah hewan yang embrionya berkembang
didalam telur. Disebut juga hewan bertelur. Telur ini
dikeluarkan dari tubuh hewan betina dan dilengkapi oleh
cangkang. Embrio yang berkembang didalam telur
mendapatkan nutrisi dari kuning telur (yolk). 
Seringkali telur hewan di konsumsi oleh
manusia, misalnya telur ayam. Telur adalah embrio yang
dapat menetas jika dierami atau mendapat perlakuan
seperti dierami. Telur terdiri atas kuning telur (yolk),
membran vitelin, putih telur (albumin), kalaza, embrio,
ruang udara, cangkang telur dan membran cangkang telur
seperti gambar berikut : 
Pada telur ayam kampung, embrio tetap dijaga agar tetap
berada diatas kuning telur oleh tali yang berada disamping
kuning telur yaitu kalaza. Kuning telur mengandung protein,
lemak, ion fosfor, zat besi, pigmen karoten dan air. Putih
telur mengandung protein albumin, beberapa ion, air dan
beberapa mineral, berfungsi melindungi embrio dari
goncangan.

Ruang udara berfungsi menyediakan oksigen untuk


embrio. Cangkang berfungsi melindungi telur dari
kerusakan akibat goncangan atau kuman penyakit dan juga
terdapat pori yang memungkinkan pertukaran gas
pernapasan. 
Telur dapat menetas menjadi individu baru apabila
dierami atau lingkungannya sesuai. Pada ayam, itik dan
burung, telur dierami dibawah tubuh induknya. Sedangkan
pada kura – kura dan penyu, telur dierami di bawah tanah
sekitar pantai. 
Contoh hewan ovipar : burung, ayam (Gallus gallus), katak
(Rana sp.), penyu (Celonia mydas) dan sebagainya. 
Hewan ovovivipar adalah hewan beranak dan bertelur.
Embrio hewan ovovivipar berkembang didalam telur,
namun telur tidak dikeluarkan dari tubuh hewan betina,
melainkan hanya embrionya saja (anaknya) yang
dilahirkan. Contohnya : kadal (Mabouya multifasciata) dan
beberapa jenis ular. 
Hewan juga mengalami siklus hidup, sebagai contoh,
hewan laut ubur – ubur (Aurelia aurita). Ubur – ubur
bereproduksi secara seksual dan aseksual. Ubur – ubur
sering dijumpai dalam bentuk medusa atau tahap generatif
(menghasilkan sel kelamin). Sel kelamin yang dihasilkan,
dilepaskan ke air dan mengalami fertilisasi sehingga
membentuk zigot. 
Kemudian zigot berkembang menjadi larva, selanjutnya
larva tumbuh menjadi skifistoma kemudian menjadi polip.
Polip dapat berkembangbiak aseksual dengan membentuk
tunas. Polip akan berkembang dan tersusun atas strobilus.
Polip strobilus mengalami reproduksi aseksual yaitu dapat
terlepas dan menjadi medula. 

Berikut gambar siklus hidup ubur – ubur : 


Pada siklus hewan yang diawali dengan bertelur, ketika
telurnya menetas hingga menjadi dewasa bentuknya
berubah – ubah. Hal ini disebut metaformosis. Hewan
yang mengalami metamorfosis contohnya kupu – kupu,
kecoak, katak dan sebagainya. 
Berikut contoh metamorfosis pada katak : 
1. Teknologi Reproduksi pada Hewan
Teknologi reproduksi pada hewan contohnya Inseminasi
Buatan (IB). IB disebut juga kawin suntik. Hal ini karena IB
adalah proses memasukkan cairan sperma sapi jantan
unggul kedalam saluran reproduksi sapi betina
menggunakan alat seperti suntikan. 
IB memiliki manfaat yaitu efisiensi waktu, efisiensi biaya,
dan memperbaiki kualitas anakan sapi. Perbaikan kualitas
misalnya sebagai penghasil daging yang berkualitas (sapi
potong). Contohnya untuk menghasilkan anakan sapi
dengan kualitas daging baik dan jumlah banyak maka
diambil sperma sapi brahman (India) untuk diinseminasikan
ke sapi betina lokal. 
Selain IB, ada juga teknologi reproduksi pada hewan yaitu
kloning. Kloning adalah proses menghasilkan individu
baru yang sejenis dan menghasilkan anakan yang sama
persis dengan induknya secara penampilan dan genetik. 
Prinsip kerja kloning adalah menyalin materi genetik
(DNA) dari suatu individu dan memasukkankan kedalam
suatu embrio untuk menggantikan materi genetik (DNA)
embrio tersebut. Setelah embrio tumbuh akan
menghasilkan individu baru seperti yang di kloning. 
Contoh dari kloning yaitu domba dolly. Domba dolly
merupakan Mammalia pertama yang berhasil di kloning.
Hewan yang selanjutnya berhasil di kloning yaitu sapi,
kelinci, monyet dan sebagainya. 
2. Adaptasi
Adaptasi adalah penyesuaian makhluk hidup terhadap
lingkungannya. Adaptasi pada hewan ada 3 yaitu adaptasi
untuk memperoleh energi, adaptasi fisik dan adaptasi
tingkah laku. 

Herbivora adalah hewan pemakan tumbuhan. Contohnya


kelinci, rusa, jerapah, monyet dan sebagainya. Karnivora
adalah hewan pemakan daging atau hewan lain contohnya
serigala, singa, harimau, elang dan sebagainya. Omnivora
adalah hewan pemakan segala contohnya babi dan rakun. 
Perbedaan antara ketiga jenis hewan tersebut adalah
pada struktur gigi, saluran pencernaan dan enzim
pencernaan. Beberapa kumbang dan lipan merupakan
detritivor yaitu organisme pemakan detritus (zat yang telah
hancur dan busuk). 
Adaptasi fisik yaitu adaptasi hewan mangsa yang
memiliki bentuk fisik tertentu agar terhindar dari predator.
Adaptasi fisik terjadi pada hewan yang memiliki bentuk
tubuh tertentu dan terlihat seolah – olah menyatu dengan
lingkungan. Beberapa serangga memiliki kulit yang keras.
Kura – kura, penyu dan hewan perairan memiliki pelindung
tubuh agar terhindar dari predator. 
Ukuran tubuh juga merupakan perlindungan diri. Hewan
yang bertubuh besar biasanya lebih aman daripada hewan
bertubuh kecil. 

Mimikri adalah kemampuan hewan hasil adaptasi yang


memiliki kemiripan dengan hewan lain secara tingkah laku
maupun penampilan. Contohnya ular scarlet king yang
menyerupai ular karang dan belalang menyerupai bunga
anggrek untuk menghindar dari predator. 
Ular scarlet king bukanlah ular yang berbahaya, sedang
ular karang adalah ular berbahaya. Ular scarlet king
mengalami perubahan genetik untuk berkembang
menyerupai ular karang. Jika ada predator yang tidak bisa
membedakan kedua ular tersebut, predator tidak akan
memangsa keduanya. 
Berikut gambar ular king scarlet dan ular karang 

Kamuflase adalah hewan yang memiliki penampilan


(seperti tanda atau warna) menyerupai lingkungan.
Kamuflase juga digunakan oleh predator untuk
mengelabuhi mangsa. 
Contoh kamuflase : belalang berwarna hijau yang tinggal
di rerumputan, bunglon dapat mengubah warna tubuhnya
sesuai dengan lingkungan, macan memiliki lurik yang
membuatnya dapat bersembunyi pada rumput yang tinggi. 
Adaptasi tingkah laku memungkinkan hewan untuk
menangkap mangsa atau menghindar dari predator. Zat
kimia merupakan zat yang sering digunakan beberapa
hewan untuk menghindari predator. 
Contoh adaptasi tingkah laku : beberapa semut dan
belalang mengelurkan cairan berbau tidak enak; ketika
cumi, gurita dan ubur – ubur merasa terancam, akan
mengeluarkan tinta sehingga dapat melepaskan diri dari
predator. 
Perilaku berkelompok juga merupakan adaptasi tingkah
laku untuk melindungi kawanan hewan dari predator.
Contohnya : ikan yang membentuk kawanan akan terlihat
seperti organisme yang besar, sehingga predator tidak
akan memangsa kawanan ikan tersebut. 
Tumbuhan juga melakukan adaptasi agar dapat bertahan
hidup di daratan. Adaptasi yang dilakukan berupa
perlindungan dan penyokong, substansi tambahan pada
dinding sel dan adaptasi pada reproduksi. 
Adaptasi perlindungan pada tumbuhan salah satunya
mempertahankan kadar air didalam tubuhnya. Batang,
daun dan bunga memiliki lapisan epidermis yang dilindungi
oleh kutikula. Kutikula adalah lapisan lilin yang
diseksesikan oleh sel menuju permukaan tumbuhan.
Kutikula memperlambat kehilangan air pada tumbuhan. 
Penyokong adalah bentuk adaptasi yang dilakukan
tumbuhan agar tumbuh dengan kuat di daratan. Tumbuhan
memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa. Selulosa
memberikan bentuk dan kekuatan pada tumbuhan. 
Pada permukaan daun, terdapat stomata yang
membuka pada siang hari dan menutup pada malam hari.
Stomata membuka ketika tumbuhan membutuhkan zat
untuk fotosintesis. Stomata dapat menutup ketika
tumbuhan kehilangan air. Adaptasi ini juga dapat
mempertahankan kadar air didalam daun. 
Tumbuhan juga memiliki substansi tambahan untuk
beradaptasi. Contohnya daun pada pinus (Pinus merkusii)
tahan terhadap es yang membeku diatasnya. Hal ini karena
ada substansi tambahan yang membuat daun pinus tidak
membeku. 
Adaptasi pada reproduksi dapat membantu tumbuhan
hidup di daratan. Contohnya : tumbuhan memiliki spora
yang tahan terhadap kekeringan; tumbuhan memiliki biji
yang dilindungi lapisan yang dapat mencegah dari
kekyrangan air. 

Adaptasi pada persebaran biji : biji memiliki struktur yang


membantunya tersebar dan jatuh pada tempat yang sesuai.
Contohnya : biji dandelion memiliki sayap yang dapat
membantunya terbang jika tertiup angin; biji rerumputan
memiliki kait yang membuatnya terikat pada baju manusia
atau bulu burung, sehingga tersebar melalui perantara
manusia atau burung. 
3. Seleksi Alam
Menurut teori evolusi, teori seleksi alam menyatakan
bahwa organisme yang tidak mampu beradaptasi dengan
lingkungannya akan punah. Sedangkan organisme yang
mampu beradaptasi dengan lingkungannya akan saling
bersaing untuk mempertahankan hidup. 
Contoh seleksi alam teori evolusi : ngengat jenis Biston
bitularia yang berwarna putih dan yang berwarna hitam.
Sebelum revolusi industri, jumlah B. bitularia putih lebih
banyak daripada yang hitam. Namun, setelah revolusi
industri, jumlah B. bitularia hitam lebih banyak daripada
yang putih. Hal ini karena B. bitularia putih tidak dapat
bertahan hidup dalam lingkungannya. 
Selain itu, di alam terdapat rantai makanan, hubungan
mangsa memangsa dimana organisme baik tumbuhan,
hewan, manusia dan sebagainya bersaing untuk
memperoleh makanan dan mempertahankan hidup.
Organisme yang berhasil mempertahankan hidup dan
menjaga kelestariannya adalah yang lolos dari seleksi
alam. 

Anda mungkin juga menyukai