LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara yang dikenal dengan negara yang banyak memiliki
keanekaragamaan plasma nutfah. Salah satunya adalah Nepenthes sp. yang merupakan
tumbuhan khas daerah tropis yang dikenal dengan nama kantong semar. Nepenthes sp. tergolong
dalam carnivorous plant atau tumbuhan pemangsa yang sering juga disebut dengan insectivorous
plant atau tumbuhan pemangsa serangga. Tumbuhan ini memiliki kantung unik yang memiliki
fungsi sebagai sumber hara seperti nitrat dan fosfat. Pada umumnya Nepenthes sp. hidup
ditempat-tempat yang memiliki unsur hara yang miskin dan memiliki kelembapan udara yang
cukup tinggi serta kemasaman tanah yang tinggi (Mardhiana et.al 2012).
Keunikan kantung semar terletak pada cara ia mendapatkan makanan. Selain dengan akar
yang menyerap nutrisi dari tanah, tanaman ini juga mampu menyerap nutrisi dari serangga yang
terjebak di dalam kantongnya. Serangga-serangga ini dihancurkan oleh semacam senyawa
menyerupai asam lambung untuk kemudian dihisap sari-sarinya. Itulah sebabnya ia mampu
bertahan di daerah yang tergolong tandus. Penyebaran kantung semar cukup luas, mulai dari
Madagaskar di Barat hingga New Caledonia di Timur. Dari China Selatan di Utara hingga
Australia Utara di Selatan. Jenis terbanyak ditemukan di Asia Tenggara, terutama Indonesia.
Dari 103 spesies kantung semar yang terdata, 61 jenis tumbuh di dataran tinggi. Sedangkan
sisanya hidup di dataran rendah, menengah, sampai tinggi (Dino et.al 2016).
Nepenthes sp. (kantong semar) tersebar luas di daerah tropis. Di dunia tercatat ada 103
jenis Nepenthes sp, sekitar 32 jenis terdapat di Indonesia, Brunei dan Malaysia. Di Indonesia
secara keseluruhan ditemukan sekitar 64 jenis Nepenthes sp. Borneo merupakan habitat dengan
spesies Nepenthes sp. terbanyak. Pulau Sumatera menduduki posisi kedua dengan jumlah jenis
29 spesies Nepenthes sp. Saat ini hanya beberapa jenis kantong seamr yang telah teridentifikasi
yang ada di Sumatera seperti Nepenthes adnata, Nepenthes albomarginata, Nepenthes bongso,
Nepenthes gracilis, Nepenthes ampullaria, Nepenthes angasanensis, Nepenthes aristolochioides,
Nepenthes diata, Nepenthes dubia, Nepenthes custachia, Nepenthes inermis, Nepenthes
jacavelineae, Nepenthes mirabilis, Nepenthes pactinata, Nepenthes raflesiana, Nepenthes
reinwardtiana, Nepenthes spathulata, Nepenthes sumatrana, Nepenthes tobaica, dan masih
beberapa jenis lagi yang merupakan silangan alami.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
hubungan kekerabatan antar Nepenthes sp. dengan menggunakan metode taksonomi numerik dan
hubungan kekerabatan antara Nepenthes sp. yang bersifat hybrid alami dengan Nepenthes sp.
yang sudah diketahui jenisnya.
Indonesia adalah negara yang dikenal dengan negara yang banyak memiliki
keanekaragamaan plasma nutfah. Salah satunya adalah Nepenthes sp. yang merupakan
tumbuhan khas daerah tropis yang dikenal dengan nama kantong semar. Nama Nepenthes
berasal dari bahasa Yunani: ne = tidak, penthos = kesedihan, kesedihan; mengacu pada obat
kuno "Nepenthe" (Mardhiana et al. 2012). Keunikan dan kekhasannya tersebut terlihat dari
variasi bentuk dan warna kantong yang merupakan modifikasi dari bagian ujung daunnya.
Sehingga nama lain dari tumbuhan ini disebut dengan pitcher plant (Mardianto et al. 2016).
Nepenthes sp. merupakan salah satu jenis tumbuhan yang dilindungi hal ini dikarenakan
populasi di habitat aslinya terus berkurang. Berkurangnya populasi Nepenthes sp. ini akibatkan
oleh ulah tangan manusia. Menurut Dino et al. (2016) menyatakan bahwa semua spesies
Endangered Species of Wild Flora and Fauna) sebagai tanaman yang terancam.N. rajah dari
Kinabalu, Malaysia, dan N. khasiana dari daerah Khasi di India, masuk dalam daftar CITES
Appendix I, sedangkan sisanya masuk dalam Appendik II. Di Indonesia, berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 7 Tahun 1999, tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa, semua jenis
dari genus Nepenthes sp. dilindungi di habitat aslinya. Siapapun yang mengambil dari alam
Habitat Nepenthes sp. umumnya berada di kawasan yang tidak subur dengan kandungan
unsur hara yang rendah (N, P, dan K), tanah masam dengan pH tanah berkisar 2-4,5 dan tingkat
kelembaban udara yang tinggi. Habitat kantong semar di Indonesia dapat ditemukan pada hutan
kerangas, hutan rawa gambut, pegunungan karst, hutan hujan tropis, hutan pegunungan atas,
padang savana serta di tepi danau . Pada umumnya jenis tanah tersebut kekurangan unsur
nitrogen dan fosfor. kekurangan unsur hara menyebabkan tumbuhan tersebut memodifikasi
ujung sulur daunnya menjadi kantung untuk menangkap serangga atau binatang kecil sebagai
Brocchinia, Nepenthes, Sarracenia, dan Catopsis. Nepenthes sp. merupakan genus terbesar dari
family Nepenthaceae dan terdiri dari 120 spesies dan tersebar di 7 lokasi yaitu Nepenthes of
Sumatra and Java, Nepenthes of the Philippines, Nepenthes of New Guinea and Maluku Islands,
dan lastly Nepenthes of the Outlying Areas.Spesies endemik dari Nepenthes sp. ada di Southeast
Asia, daerah Sunda, Borneo, Sumatra, Peninsula Malaysia, Jawa dan beberapa di Philipina
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Nepenthales
Famili : Nepenthaceae
Genus : Nepenthes
Menurut Hariyadi (2013) Nepenthes sp. merupakan salah satu tumbuhan yang tergolong
kedalam spermatophyta. Selain itu juga tumbuhan ini termasuk kedalam habitus liana
(merambat) sehingga tumbuhan ini terdiri dari beberapa bagian. Bagian-bagian dari Nepenthes
sp. itu sendiri antara lain yaitu memiliki akar, batang, daun, sulur dan kantung. Menurut Ginting
et al. (2017) kantung sendiri merupakan diferensiasi dari daun yang digunakan sebagai
perangkap serangga.
Menurut Clarke (2002) ada beberapa Nepenthes sp. yang umum ditemukan di hutan tropis seperti
1. Nepenthes gracilis
Nepenthes gracilis menggunakan tumbuhan lain sebagai penopang tubuhnya, akan tetapi
tumbuhan ini tidak merugikan tumbuhan penopang kecuali kemungkinan yang terjadi hanya
penaungan terhadap tumbuhan tersebut. Nepenthes gracilis memiliki bentuk batang segitiga,
daun berbentuk lanset, tipis sampai agak tebal. Kantong spesies ini berbentuk silindris. Kantung
atas berbentuk kendi, tutup kantung jantung, dan tunggal. Kantung bawah berbentuk kendi, dan
bergerombol. Pembungaan tangkai bunga tunggal dan tidak memiliki brakteola. Bunga
berbentuk tandan dengan warna coklat muda sampai coklat tua (Ginting et.al 2017).
2. Nepenthes ampullaria
Kantong bawah dan kantong roset Nepenthes ampullaria berbentuk tempayan atau mirip
kendi. Mulut kantong Nepenthes ampullaria berbentuk oval dengan bibir yang melebar
menghadap ke arah dalam (Sintaro et al. 2016). Nepenthes ampullaria memiliki ciri khas
berupa penutup kantong yang berbentuk lonjong dan berlawanan arah dengan lubang kantong
serta berwarna senada dengan kantong. Warna kantong pada masing-masing individu
bervariasi, yaitu hijau polos, hijau bercorak cokelat dengan peristom berwarna hijau dan hijau
3. Nepenthes rafflesiana
Nepenthes rafflesiana adalah salah satu jenis Nepenthes sp. yang memiliki tinggi kantung
sampai 20 cm. Peristome (bibir kantun) sangat sempit dan berbentuk silinder, dan kantung
bawah dan atas sangat mirip strukturnya (kantung bawah ada dua sayap dibagian depan
kantung). Warna kantungnya bervariasi dari semuanya berwarna hijau ke ungu gelap dibagian
luar, dengan bintik merah di permukaan bagian dalam. Pada Nepenthes rafflesiana sangat umum
dijumpai kantong atas dan kantong bawah secara bersamaan. Kantong atas berbentuk terompet
dengan bibir tebal dan tidak mempunyai sayap. Sedangkan kantong bawah cenderung membulat
4. Nepenthes trichocarpa
ampullaria dengan Nepenthes gracilis (Syamsi et.al 2017). Batang memanjat, bulat dan licin.
Daun bentuk lanset; ujung runcing, dasar daun runcing, asar daun memeluk batang, ibu tulang
jelas. Kantung bawah bentuk kendi mulut kantung bulat telur, bentuk bulat telur terbalik gigi
tidak jelas tunggal. Kantung atas bentuk seperti tabung, bagian bawah sempit, mulut kantung
bulat, bulat gigi tidak jelas tunggal. Perbungaan jantan berbulu halus, coklat, dan anak tangkai
Menurut Clarke (2001) hybrid merupakan individu baru yang terbentuk dari pertemuan
dua gamet yang berasal dari dua tetua yang berbeda jenis atau taksonnya. Individu yang
tetuanya atau bahkan tidak mampu menghasilkan keturunan sama sekali. Biasanya hal tersebut
Termasuk didalamnya dasar-dasar, prinsip, cara kerja dan aturan-aturan yang berlaku. Terdapat
dua metode berbeda yang digunakan untuk menentukan klasifikasi organisme yaitu fenetik
(numerik) dan filogenetik (kaldistik). Taksonomi numerik adalah suatu metode kuantitatif
mengenai kesamaan atau kemiripan sifat antar golongan organisme serta penataan golongan-
golongan tersebut melalui analisis cluster kedalam kategori takson yang lebih tinggi atas dasar
kesamaan tersebut.
Terdapat lima kegiatan dalam taksonometri yang diawali dengan pemilihan objek studi
yang mewakili golongan organisme tertentu, yang selanjutnya disebut OTU. Kegiatan
selanjutnya adalah pemilihan karakter, pengukuran kemiripan, analisis kluster, dan penarikan