Anda di halaman 1dari 14

1.

Keanekaragaman tingkat gen, spesies, ekosistem


Keanekaragaman hayati tingkat GEN
Keanekaragaman hayaati ini didasarkan adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah,
tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya yang sedikit berbeda. Sehingga menyebabkan
adanya variasi antar individu sespesies.
Contoh Flora:
Musa paradisiaca L.

A. Pisang Kepok matang, B.Pisang Agung semeru muda, C. Pisang Raja sereh muda, D.
Pisang Raja matang
Oryza sativa

Oryza sativa L. var. indica / Padi Hitam Oryza sativa L. var. Marong

Oryza sativa L. var Inpara / Padi Rawa Padi Sertani

Padi BEUREUM SEUNGIT (Beras Merah Wangi).

Zea mays
varietas Master Sweet Var. Bicolour sweet

Var. Bisi sweet 2 Jagung Ketan ( Pulut ) F1 KUMALA

Contoh Fauna:
Cyprinus carpio

Ikan Koi Kohaku

Ikan Koi Showa Sanshoku Ikan Koi Tancho

Columba livia
Merpati Priest Merpati Polish LYNX

Merpati Saint Merpati Highflier


Panthera leo

Kerajaan: Animalia Kerajaan: Animalia


Divisi: Chordata Divisi: Chordata
clade: Sinapsida Kelas: Mammalia
Kelas: Mammalia Memesan: carnivora
Memesan: carnivora Keluarga: Felidae
Keluarga: Felidae Marga: Panthera
Marga: Panthera Jenis: Panthera leo
Jenis: P. leo subspesies: P. l. bleyenberghi
subspesies: P. l. krugeri

Kerajaan: Animalia Kerajaan: Animalia


Divisi: Chordata Divisi: Chordata
Kelas: Mammalia clade: Sinapsida
Memesan: carnivora Kelas: Mammalia
Keluarga: Felidae Memesan: carnivora
Marga: Panthera Keluarga: Felidae
Jenis: P. leo Marga: Panthera
subspesies: P. l. nubica/massaieus Jenis: P. leo
subspesies: P. l. persica

1. Keanekaragaman hayati tingkat Spesies


Keanekaragaman ini didasarkan pada perbedaan yang lebih nyata pada morfologi. Sehingga
lebih mudah dibedakan hanya dengan pengamatan sesaat. Mengakhibatkan adanya variasi
dalam satu genus.

Contoh Flora:
Musa sp.

Musa acuminata Musa balbisiana

Musa sapientum Musa coccinea

Oryza sp.

(a) Oryza longistaminata (b) Oryza glaberrima 1 (c) Oryza glaberrima 2 (d) Oryza
brachyantha (e) Oryza eichingeri (f) Oryza punctata (g) Oryza barthii.
Oryza glaberrima Oryza brachyantha

Oryza australiensis Oryza barthii

Zea sp

Zea diploperennis Zea perennis


Zea luxurians. Zea mays

Contoh Fauna:
Gallus sp.

Gallus sonneratii Gallus gallus

Gallus bankiva Gallus lafayetii

2. Keanekaragaman hayati tingkat Ekosistem

Keanekaragaman ekosistem menunjukkan adanya berbagai spesies yang memiliki


kemampuan adaptasi yang berbeda-beda terhadap lingkungannya ,sehingga membentuk
ekosistem yang berbeda. Di dalam ekosistem, interaksi antar organisme ditentukan oleh
komponen biotik (berbagai jenis makhluk hidup) dan komponen abiotik meliputi factor
fisik(iklim, cahaya, suhu, air, tanah, kelembaban) dan factor kimia (salinitas, tingkat
keasaman/pH, kandungan mineral).
Beberapa contoh keaekaragaman ekosistem antara lain:
a) Ekosistem Pantai: didominasi oleh formasi pes-caprae dan formasi baringtonia.
b) Ekosistem Padang Rumput: didominasi oleh tumbuhan rumput
c) Ekosistem Gurun : didominasi oleh tumbuhan kaktus
d) Ekosistem Hutan Hujan Tropis: ditumbuhi oleh berbagai macam pohon, terutama
tumbuhan epifit ,dan liana( misalnya rotan )

Keanekaragaman ekosistem (a) padang rumput (b) padang tundra (c) gurun pasir

Peranan Keanekaragaman hayati di Indonesia

Selama hidupnya, suatu jenis makhluk hidup selalu memerlukan makhluk hidup yang
lain. Tidak ada satu makhluk hidup pun yang dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari
makhluk hidup yang lain. Demikian pula manusia. Manusia selalu membutuhkan manusia
lain, hewan, tumbuhan bahkan mikroorganisme. Tanpa mereka itu, manusia tidak dapat
hidup. Sesungguhnya, banyak sekali manfaat yang dapat kita peroleh dari keanekaragaman
hayati, tetapi baru sedikit sekali yang kita ketahui dan kita manfaatkan. Beberapa manfaat
keanekaragaman hayati bagi kehidupan manusia antara lain sebagai sumber bahan pangan,
bahan sandang, bahan bangunan dan alat-alat rumah tangga, bahan obat-obatan, dan
sebagai sumber keindahan.
1. Sumber Bahan Pangan
Berbagai jenis hewan dan tumbuhan dapat digunakan manusia sebagai sumber bahan
pangan, diantaranya adalah sebagai makanan pokok, sayuran, buah-buahan, dan lauk
pauk.
a. Bahan yang berfungsi sebagai makanan pokok meliputi padi, jagung, gandum,
sagu, singkong,ubi dan talas.
b. Bahan yang berfungsi sebagai sayuran antara lain bayam, kangkung, sawi, kubis,
panjang.
c. Bahan yang berfungsi sebagai buah-buahan misalnya apel, jambu, duku.
d. Bahan yang berfungsi sebagai lauk pauk contohnya ikan, ayam, sapi
2. Sumber Bahan Sandang
Beberapa jenis hewan dan tumbuhan yang dapat dijadikan sumber bahan sandang antara
lain kapas, biri-biri, ulat sutera.
3. Sumber Bahan Bangunan dan Alat-Alat Rumah Tangga
Bambu, jati, sengon, gaharu, eboni, merbau, kruing, dan bangkirae adalah beberapa
contoh tumbuhan yang dapat dijadikan sumber bahan bangunan dan alat-alat rumah
tangga.
4. Sumber Bahan Obat-Obatan
Banyak jenis tumbuhan yang dapat dijadikan bahan obat-obatan, seperti mengkudu, jahe,
temulawak, dan lainnya. Walaupun rupanya buruk, mengkudu berkhasiat sebagai obat.
Selain tumbuhan, hewan juga dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan, misalnya
cacing tanah untuk obat tifus.
5. Sumber Plasma Nutfah
Plasma nutfah (germ plasm) merupakan substansi yang terdapat dalam setiap kelompok
makhluk hidup dan merupakan sumber sifat keturunan yang dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan untuk menciptakan jenis unggul baru. Untuk memudahkan pengertian,
plasma nutfah terkadang juga diartikan sebagai gen. Banyak jenis makhluk hidup baik
hewan maupun tumbuhan memiliki sifat-sifat unggul, misalnya tahan penyakit, tahan
kekeringan, dan tahan air asin. Hal ini berarti mereka memiliki plasma nutfah atau gen
unggul.
6. Sumber Keindahan
Beberapa jenis tumbuhan dan hewan merupakan sumber keindahan, baik bentuk, warna
ataupun suaranya, yang dapat dijadikan sebagai hewan atau tanaman hiasan, seperti ikan
mas koki, ikan lou han, ikan arwana, burung kutilang, burung kenari, anggrek bulan,
mawar, dan bougenvil.

Penyebaran flora di Indonesia

Penyebaran flora di Indonesia: Menurur Dr. Sampurno Kadarsan, Indonesia termasuk


kawasan Malesiana yang terdiri atas Indonesia, Filipina, Semenanjung Malaysia dan Papua
Nugini
 Daerah hutan hujan tropis : Sumatera, Kalimantan, Papua, Sulawesi. Ciri : Hutan lebatm
heterogen, dan kelembapan tinggi. Tumbuhan yang biasa ditemukan : pohon eboni, rotan,
kamper, meranti, damar

 Daerah hutan musim : Seluruh pulau Jawa, Beberapa dari sebagian kecil hutan musim
juga terdapat di wilayah Sumatera dan Kalimantan, kebanyakan jati, sengon dan pinus. di
Sumatera dan Kalimantan sebagian besar adalah hutan musim dengan jenis tanaman
pohon karet. Ciri : Satu jenis tumbuhan (homogen) dengan daun-daunnya yang
meranggas di musim kemarau misalnya pohon jati
 Hutan Bakau
di daerah rawa atau tepi pantai. tumbuh dengan alur sejajar sepanjang garis pantai.
tanaman yang tumbuh subur di sana hanyalah satu jenis, yakni tanaman mangrove/bakau.
tanaman air yang mampu tumbuh dan beradaptasi baik di kawasan perairan, baik tawar,
payau maupun asin. ungsi dari hutan bakau sangatlah banyak, beberapa diantaranya
adalah sebagai pemecah ombak, pencegah abrasi dan pelestari lingkungan. Sebab di
hutan bakau sendiri banyak hidup jenis-jenis ikan berbagai macam ukuran. Selain itu
beberapa spesies burung juga berdiam diri di sana.
di pantai utara Jawa, pantai timur Sumatera, Riau dan Kepulauan Riau.

 Daerah sabana: memiliki luas persebaran paling kecil. di Nusa Tenggara Timur dan
Barat, Pulau Madura dan sebagian kecil ada di Bali. Ciri : Tumbuhan vegetasi rumput
yang diselingi semak-semak dan pohon-pohon rendah dan jarang ditemui adanya pohon
berkayu, sehingga beberapa mamalia berukuran sedang dan beberapa burung saja,
vegetasi (flora fauna) yang minim. Kawasan yang mengalamai musim kemarau panjang,
curah hujan sedikit.
 Padang rumput (stepa) : Pulau Sumba, Sumbawa, Flores, dan Timor. Padang rumput
yang luas dan mengalami musim kemarau yang panjang. Berpotensi untuk peternakan
sapi dan kuda-kuda lokal

Penyebaran fauna di Indonesia

o Letak Indonesia, yaitu di antara kawasan oriental (Benua Asia) di sebelah barat,
dan kawasan Australia (Benua Australia) di sebelah Timur
o Garis Wallace : Garis yang memisahkan jenis fauna Indonesia bagian barat
dengan bagian tengah
o Garis Weber : Garis yang memisahkan jenis fauna Indonesia bagian tengah
dengan bagian timur
o Berdasarkan garis pemisah fauna Wallace dan Weber, Indonesia terbagi menjadi
3 wilayah fauna :
1. Fauna tipe Asiatis (Indonesia bag. barat)
 Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali
 Karakteristik : Banyak terdapat jenis hewan menyusui yang
berukuran besar serta berbagai macam kera dan ikan air tawar,
sedikit burung yang bewarna
 Contoh : Monyet probosis, orangutan, badak bercula satu, beruang
matahari, babi hutan, bebek pohon, burung heron, gajah, burung
merak
2. Fauna tipe peralihan (Australia-Asiatik)
 Sulawesi dan kepulauan Nusa Tenggara (bagian tengah)
 Contoh : Babirusa, beruang, kuskus, anoa, kuda, kuskus kerdil, dan
komodo
3. Fauna tipe Australis (Indonesia bag. Timur)
 Papua dan kep. Aru
 Karakteristik : Hewan menyusui yang berukuran kecil dan
berkantong, tidak ada kera, sedikit jenis ikan air tawar, dan banyak
jenis burung bewarna
 Contoh : Kangguru pohon, kuskus bertutul, walabi, landak
pemakan semut, burung cendrawasih, burung kasuari, burung
kakatua

Klasifikasi Keanekaragaman Hayati


Keanekaragaman hayati dipelajari dalam dunia pengetahuan untuk pengembangan
teknologi guna meningkatkan kesejahteraan manusia. Cabang-cabang ilmu biologi seperti
botani dan zoology memerlukan data atau gambaran menyeluruh tentang tumbuhan dan
hewan yang ada di bumi ini, disinilah diperlukannya klasifikasi. Jika keanekaragaman
hayati dipelajari tanpa klasifikasi, sangat mungkin terjadi kerancuan pengertian tentang
suatu jenis makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya.
Manfaat klasifikasi, antara lain :
1. Penelitian lebih lanjut, sehingga makhluk hidup yang telah dikenal melalui klasifikasi
dapat lebih dimanfaatkan
2. Dipelajari untuk melestarikan keanekaragaman hayati di masa mendatang
3. Mengetahui hubungan antar organisme

Proses klasifikasi dilakukan berdasarkan persamaan dan perbedaan cirri-ciri yang


dimiliki makhluk hidup. Hewan atau tumbuhan yang memiliki cirri yang sama, ditempatkan
dalam satu kelompok. Misalnya kambing dan sapi adalaha satu kelompok mammalian karena
memiliki rambut pada kulitnya dan memiliki kelenjar susu. Suatu kelompok akan terbentuk
dari berbagai jenis hewan yang memiliki persamaan cirri tubuh, langkah selanjutnya adalah
memberikan nama untuk tiap-tiap kelompok tersebut.
Tata Nama Makhluk Hidup
Sistem penulisan makhluk hidup diperkenalkan olah Carolus Linnaeus yaitu binomial
nomenclature. Prinsip utamanya adalah menggunakan bahasa latin, menggunakan kategori dan
terdiri dari dua kata (terdiri dari nama genus dan spesies).
Klasifikasi taksonomi dibagi dalam beberapa tingkatan, yaitu :
a. Kingdom
b. Filum atau Divisi
c. Kelas
d. Ordo
e. Famili
f. Genus
g. Spesies
Penamaan suatu jenis atau spesies memiliki beberapa ketentuan, diantaranya adalah :
- Huruf pertama dari kata yang menunjukkan marga (genus) ditulis dengan huruf besar.
Kata kedua ditulis dengan huruf kecil semua
- Jika nama jenis ditulis tangan, harus diberi garis bawah pada kedua nama tersebut. Apabila
dicetak, harus memakai huruf miring tanpa garis bawah
- Jika nama penunjuk jenis pada tumbuhan lebih dari dua kata, kedua kata tersebut harus
dirangkai dengan tanda penghubung

Anda mungkin juga menyukai