‘Herbarium Bogoriense’, Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi - LIPI, Cibinong Science Center, Jl.
Raya Jakarta Bogor Km 46. E-mail: narti_supeno@yahoo.com
ABSTRACT
Gymnosperm is a group of plant having seed not enclosed in an ovary. The seed develop either on the surface of
scale or leaves, often modified to form cones or at the end of short stalks. The group consist of Conifers, Cycads,
Ginkgo and Gnetales. About 800-900 species recognized and Conifer conducted reported as the highest species
diversity (500-600 species) followed by Cycads (75-80 species). Inventory and exploration has been carried in
Wawonii island, since 2003 to 2006. Six species of Gymnosperm were identified included in 3 families, namely
Cycadaceae (Cycas rumphii), Gnetaceae (Gnetum gnemon and Gnetum cuspidatum), Podocarpaceae (Podocarpus neriifo-
lius, Dacrydium nidulum and Nageia wallichiana). One of these is a new record for South East Sulawesi. Identifica-
tion key and its distribution will be presented in the paper.
ABSTRAK
Gymnospermae adalah sekelompok tumbuhan yang memiliki biji tidak tertutup dalam bakal buah. Biji berkem-
bang baik pada permukaan sisik atau daun, sering bermodifikasi membentuk kerucut atau di bagian akhir tangkai
yang pendek. Kelompok ini terdiri dari Conifers, Cycads, Ginkgo dan Gnetales. Ada sekitar 800 - 900 jenis dan
telah dilaporkan bahwa Conifer mempunyai keanekaragaman jenis tertinggi (500 - 600 jenis) diikuti oleh Cycad
(75 - 80 jenis). Inventarisasi dan eksplorasi telah dilakukan di Pulau Wawonii, sejak tahun 2003 sampai 2006.
Enam jenis Gymnospermae yang diidentifikasi termasuk dalam 3 suku, yaitu Cycadaceae (Cycas rumphii), Gnetaceae
(Gnetum gnemon dan G. cuspidatum), Podocarpaceae (Podocarpus neriifolius, Dacrydium nidulum dan Nageia wal-
lichiana). Salah satu diantaranya merupakan rekaman baru untuk Sulawesi Tenggara.
83
Sunarti & Rugayah
menyerupai palem, memiliki daun majemuk me- jenis dan pemanfaatannya oleh masyarakat
nyirip membentuk roset batang, sedang pada tu- Wawonii, akan dibahas dalam makalah ini.
nas daun mudanya menggulung menyerupai ke-
lompok paku-pakuan. Pada kelompok lain yang BAHAN DAN CARA KERJA
berhabitus pohon seperti Gnetaceae memiliki daun
yang bertulang daun menyirip menyerupai tum- Metode koleksi dilakukan dengan cara
buhan dikotil, dan memiliki kayu yang berikatan menjelajah setiap sudut hutan (pada lokasi yang
pembuluh menyerupai kayu pada kelompok tum- sama dapat dilakukan lebih dari satu kali), untuk
buhan Angiospermae (Rugayah 1989). mengoleksi semua jenis tumbuhan (Rugayah dkk.
Jenis-jenis tumbuhan baik liar maupun 2004). Koleksi dilakukan dengan cara
budidaya, merupakan sumber daya biologi, tempat mengumpulkan material tumbuhan tersebut
manusia mendapatkan seluruh kebutuhan hidup, untuk dibuat herbariumnya. Tumbuhan
baik untuk kebutuhan makan, kesehatan maupun diawetkan dalam alkohol 70 %, kemudian
produk industri (Walujo 2011). Salah satu sumber dikirim ke Bogor untuk diproses lebih lanjut.
daya biologi tersebut antara lain dari kelompok Pemrosesan spesimen dengan melakukan
tumbuhan Gymnospermae. Kelompok tumbuhan pengeringan, pengidentifikasian, pembuatan
tersebut mempunyai nilai ekonomi penting se- label, pengeplakan, pemrosesan dalam data base,
bagai bahan dasar produk industri. Beberapa jenis preservasi dan kemudian penyimpanan ke dalam
diantaranya sebagai penghasil kayu yang dapat koleksi herbarium. Data yang perlu dicatat antara
dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk industri lain ciri morfologi, lokasi, tanggal koleksi, nama
kertas dan triplek (contoh Pinus, Agathis), korek daerah dan kegunaan. Informasi pemanfaatan
api (contoh Pinus, Agathis), obat-obatan (contoh tumbuhan selain diperoleh dari data primer yaitu
Pinus, Podocarpus), makanan (contoh Gnetum dengan mewawancarai masyarakat lokal, juga
gnemon) dan tanaman hias (contoh Araucaria, Cu- diperoleh dari data sekunder yaitu dari pustaka
pressus, Cycas). Selain itu Gymnospermae dan label herbarium.
menghasilkan resin atau getah dan dapat juga
digunakan sebagai bahan pembuat sabun, fernis, HASIL
cat kuku, permen dan parfum (Anonim 2010).
Pulau Wawonii merupakan salah satu pulau Keanekaragaman jenis Gimnospermae di
kecil yang terletak di bagian tenggara Sulawesi. Sulawesi berdasarkan pustaka (1951 s/d 1998)
Upaya pengungkapan keanekaragaman tumbuhan terekam 23 jenis. Jumlah jenis tersebut ber-
di pulau-pulau kecil menjadi salah satu program tambah menjadi 32 jenis setelah sekitar 4 tahun
Puslit Biologi, LIPI. Pemilihan lokasi ini berikutnya (Tabel 1.). Sehingga secara kese-
berdasarkan tidak adanya data mengenai luruhan di pulau Sulawesi terekam 38 jenis. Dari
tumbuhan yang berasal dari pulau Wawonii. jumlah tersebut yang penyebarannya di Sulawesi
Kemudian pada tahun 2003 – 2006 dilakukan Tenggara hanya ada 9 jenis, 6 jenis diantaranya
kegiatan eksplorasi dan inventarisasi baik ada di pulau Wawonii. Jika dibandingkan dengan
tumbuhan maupun hewan ke daerah tersebut. Pulau Sulawesi, keanekaragaman jenis Gimno-
Gymnospermae, termasuk komponen penyusun spermae di pulau Wawonii tidak begitu besar
keanekaragaman yang ada di pulau tersebut yang hanya sekitar 15.79 %, akan tetapi lebih berane-
menarik untuk diungkapkan. Keanekaragaman karagam (66,67 %) jika dibandingkan yang ada
84
Keanekaragaman Jenis Gymnospermae Di Pulau Wawoni,
di Sulawesi Tenggara. Di samping itu, ditemukan Dari 6 jenis tersebut, 3 jenis dijumpai dalam
satu rekaman baru untuk Sulawesi Tenggara yaitu keadaan fertil dan 3 jenis steril. Di pulau
Nageia wallichiana. Jenis tersebut dilaporkan Wawonii kelompok Gymnospermae yang paling
dijumpai di Sulawesi Utara dan Tengah. banyak populasinya adalah dari jenis Nageia wal-
Dari hasil eksplorasi tumbuhan kelompok lichiana dan Gnetum gnemon. Jenis-jenis tersebut
Gimnospermae telah dikumpulkan sebanyak 6 dijumpai di hutan pada ketinggian rendah sampai
jenis yang tergolong dalam 5 marga dan 3 suku. 500 m dpl. Untuk G. gnemon selain tumbuh liar
Tabel. 1. Perbedaan jumlah jenis Gimnospermae di Sulawesi berdasakan pustaka dan hasil eksplorasi di P.
Wawonii
85
Sunarti & Rugayah
di hutan juga sering ditanam oleh penduduk di betina dan jantan terpisah, berukuran besar,
kebunnya. Podocarpus neriifolius dan Dacrydium tumbuh di ujung atau di ketiak. Hanya ada satu
nidulum dijumpai di hutan Waworete pada marga dan satu jenis dari suku Cycadaceae yang
ketinggian sekitar 800 - 850 m, dan menurut dijumpai di pulau Wawonii.
Purwaningsih dan Hidayat (2005) jenis ini men-
dominasi lokasi tersebut. Adapun Gnetum cuspi- I.1. Cycas L.
datum dan Cycas rumphii populasinya lebih sedi- Marga Cycas tersebar dari Afrika Timur
kit dibandingkan jenis yang disebut terdahulu, dan Madagaskar melintasi India sampai China
dan jarang dijumpai. C. rumphii ditemukan di Selatan dan Jepang, seluruh pulau-pulau di Asia
tepi pantai dan di tempat dengan ketinggian ren- Tropik sampai Kep. Marshall dan Tonga, dan
dah di daerah Tumbu-tumbu, Munse dan Dom- sepanjang pantai utara dan timur Australia. Cycas
po-dompo Jaya. Sedangkan G. cuspidatum terdiri dari 4 submarga, 30 jenis. Cycas rumphii
ditemukan di hutan Sidangea pada ketinggian 40 termasuk dalam submarga Truncata.
– 80 m dpl dan di hutan Puungkikima pada
ketinggian 60 – 90 m dpl. Untuk mengenal ke- I. 1. 1. Cycas rumphii Miq.
lompok suku-suku Gymnospermae ini, berikut Sinonim.
kunci identifikasinya Cycas glauca Lam. ex Loudon; C. glauca
Miq.; C. bougainvilleana K.D. Hill
Kunci Suku dari kelompok Gimnospermae Diskripsi.
(Tumbuhan Berbiji Terbuka) di Pulau Wawonii Pohon menyerupai palem tinggi 2 m, be-
1a. Daun majemuk menyirip, tersusun meng- rumah dua. Daunnya majemuk menyirip,
gerombol di ujung batang menyerupai pohon- menggerombol di ujung batang membentuk roset
palem…..………………….........I. Cycadaceae batang. Daun panjang 150 cm, setiap sisi ada 100
b. Daun tunggal, tersusun tidak meng- pinak daun, tangkai daun 30 cm, tepinya berduri
gerombol di ujung batang…………….……...2 tajam. Pinak daun 25 – 28 cm x 1.2 – 1.4 cm,
2a. Daun berurat daun sejajar ………….. ujung melancip; pangkal membaji; ibu tulang
…………...…………………..II.Podocarpaceae daun menonjol pada kedua permukaaannya. Or-
b. Daun berurat daun mnyirip gan generatif umumnya tumbuh di terminal, diu-
………,.….……………….…III. Gnetaceae jung batang. Pada pohon jantan memiliki strobi-
lus jantan yang membawa microsporofil yang
PEMBAHASAN mengandung microsporangia, umumnya tumbuh
TAXONOMY di ujung batang, bentuk kerucut/ runjung
berwarna jingga. Sedang pada pohon betina
I . Cycadaceae memiliki strobilus betina panjang 13 – 17 cm,
Suku Cycadaceae perawakannya berupa berbulu, berwarna kuning emas yang membawa
pohon yang menyerupai palem, memiliki daun biji, tumbuh di sela-sela tangkai daunnya. Biji
majemuk menyirip membentuk roset batang, membulat telur-menjorong berwarna hijau
sedang pada tunas daun mudanya menggulung kekuningan, berukuran 4 x 3 cm , diameter 6 cm.
menyerupai kelompok paku-pakuan. Organ ge- Nama daerah.
neratifnya mengerucut, berkelamin tunggal yang Mburu-mburu
86
Keanekaragaman Jenis Gymnospermae Di Pulau Wawoni,
87
Sunarti & Rugayah
sampai jelas melengkung, berbentuk menyerupai cm, batang bebas cabang sampai 20 m; tajuk se-
jarum, panjang 1 – 5 mm, lebar umumnya 0.5 ring berbentuk kubah. Daun menggerombol di
mm dan tebal 0.2 -0.3 mm, penampang bagian ujung; bersilang hadapan; bentuk pita,
melintang berbentuk segitiga. panjang 6.7 – 8.7 cm, lebar 0.7 cm, tangkai 0.5
Nama daerah. mm; ujung melancip/ ujungnya tajam, runcing,
Ogu pangkal membaji, ibu tulang daun pada per-
Kegunaan. - mukaan atas menonjol; tepi melekuk ke bawah.
Persebaran: Nama daerah.
Tersebar di Polynesia Barat (Fiji), di Sisio bula; sisio
kawasan Malesia terdapat di seluruh New Guinea Kegunaan.
(termasuk pulau Normanby dan Yapen), sampai Di Wawonii tidak ada data, akan tetapi
Maluku (Halmahera), Sulawesi Tengah dan menurut Laubenfels (1988) kayunya di gunakan
Tenggara (termasuk P. Wawonii) dan Sumba. Di untuk konstruksi sedangkan menurut Nasution
P. Wawonii dijumpai di Waworete. dkk. (1995) digunakan untuk furnitur dan alma-
Ekologi dan habitat. ri. Buahnya dimakan dan rebusan daunnya untuk
Tumbuh di hutan hujan primer dan obat rematik
sekunder dari permukaan laut sampai 1200 m Persebaran.
dpl, tetapi umumnya dibawah ketinggian 600 m. Dari Nepal, Sikkim, Assam (Khasya), Thai-
Di Waworete tumbuh pada ketinggian 850 m land dan Indo-China seluruh Malesia sampai P.
dpl.
Material yang dikoleksi.
Spesiman bukti ekologi WWT-850-14
88
Keanekaragaman Jenis Gymnospermae Di Pulau Wawoni,
89
Sunarti & Rugayah
90
Keanekaragaman Jenis Gymnospermae Di Pulau Wawoni,
Langsilowo, Lampeapi, Wungkolo, Waworete, Jenis ini tumbuh liar di hutan hujan sampai pada
Munse, Tekonia) ketinggian 1600 m, akan tetapi di P. Wawonii
Ekologi dan habitat. dijumpai di Lampeapi pada ketinggian dibawah
Tumbuh di hutan hujan pada ketinggian 200 m dpl.
rendah, dibawah 1000 m. Di pulau Wawonii Material yang dikoleksi.
dijumpai pada ketinggian sampai 500 m dpl. R 989, spesimen bukti 34
Melinjo dijumpai tumbuh meliar atau di tanam.
Material yang dikoleksi. DAFTAR PUSTAKA
R 1027; spesimen bukti 6; ekologi WWR-
500 C1-281, C3 234 Anonim. 2010. Gymnospermae. http://biologi
pedia.blogspot.com/2010/12/gymnosper-
III. 1. 2. Gnetum cuspidatum Blume mae.html Diakses 2/1/2013
Sinonim. Anonim. 2013. Gymnosperm-wikipedia, the free
Gnemon cuspidata (Blume) Kuntze; Gne- encyclopedia. http://en.wikipedia.org/wiki/
tum neglectum var. procerum Blume; Gnetum ne- Gymnosperm Diakses 2/1/2013 3: 46
glectum var. macrostachyum Blume De Laubenfels. 1988. Coniferales. Fl. Malesiana
Diskripsi. Seri 1. 10 (3): 337 – 453
Liana berkayu tinggi sampai 10 m, diame- De Laubenfels, DJ. & F. Adema. 1998. A Taxo-
ter 5 cm. Batangnya sering membelit ke pohon- nomic Revision of The Genera Cycas and
pohon lain. Daunnya berbentuk menjorong, pan- Epicycas Gen. Nov. (Cycadaceae). Blumea
jang 17.5 cm, lebar 6.8 cm; ujung lancip; pangkal 43: 351 – 400
agak membulat; urat daun sekunder 7–9 menon- Judd, WS. , CS. Campbell, EA. Kellogg, PE. Ste-
jol pada permukaan bawah; tangkai 0.6 cm. Per- vens, & MJ. Donoghue. 2002. Plant System-
buahan panjang 19 cm; buah membulat telur, atics. A Phylogenetic Approach. Second edi-
panjang 2.2 cm, tidak bertangkai; berwarna tion. Sinauer Associates, Inc. Publisher. Sun-
kuning-hijau. derland, Massachusett, USA.
Nama daerah. Keng, H. 1969. Orders and Families of Malayan
Doudoule Seed Plants. Singapore. University of Malaya
Kegunaan. Press. Kuala Lumpur.
Di Lampeapi kulit batang digunakan un- Keβler, PJA., MM. Bos, SEC. Sierra Daza, A.
tuk tali. Kop, LPM. Willemse, R. Pitopang & SR.
Persebaran. Gradstein. 2002. Checklist of woody plants
Semenanjung Siam, di Malesia tersebar di of Sulawesi, Indonesia. Blumea. Sup. 14: 1-
Malay Peninsula, Sumatra, Bangka, Jawa, Bor- 160
neo, Sulawesi, P. Talaud, Maluku (P. Sula), dan Markgraf, F. 1951. Gnetaceae. Fl. Malesiana Seri
New Guinea. Di P. Wawonii tersebar di Lampea- 1, Vol 4: 337 – 347.
pi. Nasution, RE., DS. Alonzo & J. Ilic, 1995. Po-
Ekologi dan habitat. docarpus L’Her. ex Persoon. In. RHMJ.
Lemmens, I. Soerianegara & WJ. Wong (eds.)
Timber Trees: Minor, Commercial
91
Sunarti & Rugayah
timbers. PROSEA no.5 (2): 399-400. Rugayah. 1989. Suku Tumbuhan dalam kuliah:
Purwaningsih & A. Hidayat. 2005. Penelitian Seberapa banyak atau sesedikit berapa.
Vegetasi Hutan Primer Di Gunung Waworete, Sisipan Floribunda 1: 4-7
Pulau Wawonii-Sulawesi Tenggara. Laporan Utami, N. 1989. Biji atau Buah ? Penamaan
Teknik Bidang Botani, Pusat Penelitian Bi- Konsep Gymnospermae. Sisipan Floribunda
ologi – LIPI 2005: 47 - 56 1: 11-12
Rugayah, A. Retnowati, FI. Windadri, & A. Walujo, EB. 2011. Sumbangan Ilmu Etnobotani
Hidayat. 2004. Pengumpulan data taksono- dalam Memfasilitasi Hubungan Manusia
mi. Dalam Rugayah, EA. Widjaja & dengan Tumbuhan dan Lingkungannya. J.
Praptiwi (Eds.). Pedoman Pengumpulan Biol. Indonesia 7 (2): 375 - 391
Data Keanekaragaman Flora. Pusat
Penelitian Biologi-LIPI
92