Anda di halaman 1dari 4

Hasil

Tabel 1. Koefisien Reaksi Pada Respirasi Kecambah Kacang Hijau


No Kelompok Berat Kecambah Volume V1 V2(ml) Koefisien
skala (ml) (ml) Reaksi
1 kelompok 1 10 gram perlakuan 1 80 0,5 ml 0,2 ml 0,28
2 kelompok 2 10 gram perlakuan 2 80 0,5 ml 0,5 ml 0,5
3 kelompok 3 20 gram perlakuan 1 80 1.0 ml 0.5 ml 0.3
4 kelompok 4 20 gram perlakuan 2 80 1,0 ml 0,5 ml 0,3

Rumus : KR = V2
V1 + V2
Keterangan: V1 = Volume NaCL sebelum diberi KOH
V2 = Volume NaCL setelah diberi KOH

Pembahasan
Dalam praktikum kali ini membahas mengenai respirasi pada tumbuhan. Seperti
yang kita ketahui bahwa selain melakukan fotosintesis, tumbuhan juga melakukan
respirasi. Pada dasarnya respirasi merupakan proses penguraian senyawa organik
menjadi senyawa anorganik dengan menghasilkan energi. Secara umum, proses respirasi
dapat dilihat dari reaksi di bawah ini:

C6H12O6 (aq) + 6O2 (g) → 6CO2 (g) + 6H2O (l) + E


Dari persamaan di atas diperoleh bahwa substrat yang diuraikan adalah senyawa
karbohidrat yang merupakan hasil dari proses fotosintesis. Adapun substrat yang
diuraikan dalam proses respirasi tidak hanya karbohidrat saja, melainkan dapat berupa
protein, lemak, atau asam organik. Untuk mengetahui jenis substrat yang
digunakan oleh sel tumbuhan pada proses respirasi, maka dilakukan percobaan dengan
menggunakan alat yang disebut Respirometer Ganong. Respirometer Ganong adalah alat
yang dapat digunakan untuk menentukan angka respirasi (RQ = Respiratory Quotient)
secara kuantitatif dalam suatu peristiwa pernapasan. Harga RQ merupakan harga
perbandingan CO2 yang dihasilkan dalam penapasan dengan O2 yang digunakan dalam
pernapasan tersebut (Adyla, 2015 ).

Pada praktikum respirasi kegiatan pertama adalah membagi menjadi 2 perlakuan


dan 2 pengulangan, yaitu pada kelompok 1 dan 2 berat kecambah yang pakai adalah 10
gram dan pada kelompok 3 dan 4 berat kecambah yang di pakai adalah 20 gram. Kemudian
dimasukkan ke dalam respirometer dan di masukkan larutan NaCL pada awal percobaan
dalam waktu 45 menit. Kemudian catat kembali permukaan larutan NaCL setelah 45
menit, dan setelahnya masukkan Kristal KOH ke dalam tabung melalui samping labu dan
diamkan kembali selama 45 menit kemudian mengamati perubahan yang terjadi setelah
penambahan Kristal KOH.

Dalam praktikum kali ini, digunakan kecambah kacang hijau karena tumbuhan
ini merupakan suatu organisme yang walaupun ia masih belum berkembang dengan
sempurna tetapi sudah bisa melakukan pernapasan, hal ini terbukti dari hasil percobaan
yang telah diamati dimana kecambah sebagai bahan percobaan mampu melakukan
respirasi. Digunakan pula alat yang disebut respirometer, alat ini berfungsi untuk
mengukur jumlah oksigen yang diperlukan dalam respirasi. Langkah awal dalam
praktikum ini yakni kertas saring dimasukkan ke dalam dasar labu dan dibasahi dengan
air. Hal ini dilakukan agar kondisi dalam labu lembab dan disesuaikan dengan keadaan
lingkungan kecambah sehingga aktifitas metabolisme kecambah terus berlangsung.
Kemudian kecambah diletakkan diatas kertas saring tadi sampai labu terisi penuh agar
aktifitas respirasi mudah diamati. Kecambah yang dimasukkan tadi diusahakan tidak
sampai patah. Setelah labu terisi penuh, labu ditutup agar tidak terjadi proses fotosintesis
sehingga hanya proses respirasi yang teramati. Tabung respirometer diisi dengan larutan
NaCl. Hal ini disebabkan karena larutan NaCl memiliki nilai fiskositas yang lebih
tinggi dari air sehingga tidak menempel pada dinding tabung sama dengan air raksa. 45
menit setelah penambahan NaCL, diberi pula penambahan KOH bertujuan untuk
mengikat CO2 hasil respirasi kecambah. Dengan begitu jumlah volume udara yang
diserap atau dikeluarkan oleh tumbuhan dapat teramati dengan baik ( Danang,2008 )

Pada percobaan yang di lakukan oleh kelompok 1 dengan beerat kecambah 10


gram, ditemukan kenaikan larutan Nacl setinggi 0,5 strip setelah 45 menit percobaan.
Kemudian di tambahkan Kristal KOH setelah 45 menit percobaan larutan mengalami
kenaikan kembali setinggi 0,2. Sehingga penetuan koefisien respirasi adalah rumus positif
yaitu KR=V2/(V1+V2). Dari perhitungan diperoleh koefisien respirasi sebesar 0,28.
Selanjutnya, pada percobaan yang di lakukan oleh kelompok 2 dengan berat kecambah 20
gram, di temukan kenaikan larutan NaCL setinggi 0,5 strip setelah 45 menit percobaan.
Kemudian di tambahkan Kristal KOH setelah 45 menit percobaan larutan mengalami
kenaikan kembali setinggi 0,5 strip. Penetuan koefisien respirasi adalah rumus positif
yaitu KR=V2/(V1+V2). Dari perhitungan diperoleh koefisien respirasi sebesar 0,5.
Adapun fungsi dari KOH yaitu sebagai pengikat CO2 yang di hasilkan oleh kecambah
yang berada di dalam respirometer.

Pada percobaan yang di lakukan oleh kelompok 3 dan kelompok 4 dengan berat
kecambah 20 gram menunjukkan hasil yang sama, yaitu ditemukan kenaikan larutan
NaCl setinggi 1 strip yang menandakan bahwa adanya sejumlah oksigen yang diambil dari
ruang tabung dan sejumlah karbondioksida yang dikeluarkan. Namun jumlah oksigen
yang diserap lebih banyak dibandingkan jumlah karbondioksida yang diserap, sehingga
larutan NaCl dalam tabung mengalami kenaikan. Namun pada saat ditambahkan KOH,
larutan mengalami kenaikan 0,5 strip. Adapun rumus untuk penentuan koefisien respirasi
adalah rumus positif yaitu KR=V2/(V1+V2). Dari perhitungan diperoleh koefisien
respirasi sebesar 0,3 yang berarti bahwa substrat yang dirombak untuk memperoleh energi
adalah lemak. Untuk memperoleh sejumlah energi dari lemak, terlebih dahulu subtrat
tersebut harus dipecah menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol
langsung masuk pada daur krebs dan transport elektron yang pada akhirnya menbentuk
sejumlah ATP ( Syamsuri, 2000 ).

Respirasi pada kecambah hijau dengan berat 20 gram lebih cepat dibandingkan
kecambah hijau dengan berat 10 gram, karena kecambah hijau berta 20 gram lebih banyak
menghembuskan CO2 akibatnya kadar CO2 dalam tabung lebih besar daripada O2.
Sehingga O2 yang dibutuhkan juga meningkat. Maka udara yang ada pada pipa akan
terhirup lebih cepat. Dengan demikian larutan NaCL akan menuju tabung lebih cepat.
Adapun factor-faktor yang mempengaruhi proses respirasi suatu tanaman antara lain:
umur tanaman tersebut, ukuran tanaman itu sendiri, keadaan lingkungan sekitar, serta
cahaya juga mempengaruhi rata-rata respirasi ( Kimball, 2002 ).
Dapus

Adyla. (2015). Dasar Teori Respirasi Genong. [Online]. Tersedia:


https://www.scribd.com/doc/91633233/Dasar-Teori-Respirasi-Ganong
[04Desember 2016]
Danang. (2008). Fotosintesis dan Respirasi. [Online]. Tersedia: www.indoskripsi.com [04
Desember 2016]
Kimball, J.W. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.
Syamsuri. I. 2000. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai