Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLIGI TUMBUHAN

RESPIRASI TUMBUHAN

Disusun Oleh Kelompok 3:


1. Agnes Angelika Silalahi(06091181823010)
2. Denty Pratiwi(06091181823015)
3. Diah Wulandari(06091281823067)
4. Eca Cahyani Damanik(06091181823006)
5. Lintang Septiarini(06091281823071)
6. Rahmawati(06091181823013)
7. Tondy Ukasa (06091181823004)

Dosen Pembimbing: Dr. Rahmi Susanti, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019/2020
I. Tanggal: 17 Oktober 2019

II. Judul: Respirasi Tumbuhan

III. Tujuan:

 Kegiatan 1: Untuk mengetahui Penghasilan CO2 pada Respirasi.


 Kegiatan 2: untuk mengetahui banyaknya O2 yang digunakan pada
respirasi.

IV. Dasar teori:

1.Katabolisme

Reaksi penguraian molekul–molekul yang besar menjadi molekul yang


kecil,bersifat aksergonik atau melepaskan energy.

2.Anabolisme

Reaksi pembentukan atau sintesis senyawa komplwks dari molekul


sederhana ,bersifat endergonik dan memerlukan energy.

1.Pengertian dan Fungsi Respirasi

Respirasi adalah reaksi oksidasi reduksi ,yaitu senyawa di oksidasi


menjadi CO2,sdangkan O2 yang diserap direduksi membentuk H2O .Energi yang
diperoleh selama respirasi adalah disimpan dalam bentuk ATP ,dan senyawa ATP
ini adalah yang akan digunakan untuk berbagai proses penting dalam kehidupan

Dari seluruh rangkaian reaksi respirasi (oksidasi biologis) suatu karbohidrat


(missal glukosa)dikelompokkan menjadi empat tahap,yaitu:

1. Glikolisis(Jalur Embden-Meyerhoff-Parnas=EMP)

2. Dekarboksilasi oksidatif piruvat

3.Daur asam sitrat (daur krebs,daur asam Trikarboksilat)

4.Oksidasi terminal dalam rantai respiratoris (sistem transfer electron)


Energy yang diperoleh dari reaksi oksidasi sempurna beberapa senyawa
dapat digunakan untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan.

1.Glikolisis (Jalur Embden-Meyerhoff-Parnas=EMP)

Glikolisis adalah serangkaian reaksi yang memecah satu molekul glukosa


(senyawa 6 atom C) menjadi dua molekul asam piruvat (senyawa 3 atom
C).Terjadi dalam sitoplasma ,berlangsung secara aerob (tanpa O2)

Persamaan reaksi keseluruhan glikolisis dapat dituliskan sebagai berikut:

C6H12O6 2 C3H4O3+4H

Glikolisis glukosa melibatkan reaksi enzimatik ,hasil glikolisis menghasilkan


energy dlam bentuk ATP .penguraian molekul glukosa dikelompokkan menjadi
dua fase:

a. Fase persiapan,yaitu:glukosa diubah menjadi dua senyawa


C3(dihidroksiaseton fosfat (DHAP)Dan gliseraldehid fosfat(PGAL))
b. Fase oksidasi ,yaitu kedua senyawa C3 dari fase persiapan diubah menjadi
asam piruvat.pada reaksi oksidasi dihasilkan ATP .sintesis ATP pada fase
ini disebut fosforilasi tahap substrat

Tahapan glikolisis:

 Glukosa difosforilase oleh ATP dan enzim heksokinase membentuk


glukosa 6 fosfat dan ADP
 Reaksi perubahan glukosa menjadi fruktosa .reaksi ini dikatalis oleh enzim
fosfoglukoisomerase dan menyebabkan perubahan glukosa 6 fosfat
menjadi fruktosa 6 fosfat
 Lalu fruktosa 6 fosfat di fosforilase oleh ATP dan enzim fosfofruktokinase
menghasilkan fruktosa 1,6 difosfat dan ADP
 Selanjutnya fruktosa 1,6 difosfat dipecah menjadi dua molekul senyawa
tiga carbon
 DHAP dikatalis oleh enzim fosfotriosa isomerase menjadi senyawa PGAL
 Dua senyawa PGAL diubah menjadi 1,3 difosfogliserat acid (DPGA)
 Dengan adanya ADP dan enzim fosfogliserat kinase,DPGA diubah
menjadi asan PGA dab ATP dibentuk
 Asam 3 fosfogliserat selanjutnya diubah menjadi asam 2 fosfogliserat
 Pelepasan air dari 2 fosfogliserat oleh enzim enolase membentuk asam
fosfoenolfiruvat
 Asam fosfoenolpiruvat diubah menjadi asam piruvat dan ATP
dibentuk.pada fase ini dihasilkan energy sebesar 2 NADH2 dan 4 ATP

Glikolisis mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Mengubah 1 molekul heksosa menjadi 2 molekul asam piruvat dan


terjadi oksidasi sebagian pada heksosa
b. Produksi ATP
c. Pembentukan molekul yang dapat diambil dari lintasa untuk
membentuk beberapa penyusun tumbuhan
d. Piruvat yang dihasilkan dapat dioksidasi di mitokondria umtuk
menghasilkan cukup banyak ATP

Perbandingan fermentasi dan rspirasi :

Fermentasi:akseptor ahir elektronadalah molekul organik (piruvat asetaldehid)

Respirasi: akseptor akhir electron dari NADH2 adalah oksigen

2.dekarboksilasi Oksidatif Piruvat

Sebelum menuju daur krebs piruvat hasil dari glikolisis akan mengalami
dekarboksilase oksidatif piruvat ,yaitu terjadinya oksidasi dan hilangnya CO2 dari
piruvat,kemudian penggabungan unit asetat 2-C dengan koenzim-A membentuk
asetil Ko-A. reaksi ini terjadi di mitokondria dan bersifat aerob.
3.Daur Krebs

Atau disebut juga daur asam sitrat atau daur asam trikarboksilat
(TCA).daur krebs melakukan pengambilan beberapa elektron dari asam organic
antar dan mengangkut elektron tersebut ke NAD+ untuk membentuk NADH2
atau ke ubikoinon untuk membentuk ubikuinol

Fungsi utama daur krebs :

1. Reduksi NAD+ dan FAD+ menjadi NADH2 dan FADH2 yang akan dioksidasi
untuk menghasilkan ATP

2. sintesis langsung ATP dalam jumlah terbatas(1 ATP untuk setiap pituvat yang
diakomodasi

3. pembentukan kerangka karbon yang dapat digunakan untuk mensintesis asam


amino tertentu yang kemudian akan diubah menjadi molekul yang lebih besar.

4. Sistem pengangkutan elektron dan fosforilase oksidatif

Bila NADH2 DAN FADH2 dioksidasi akan dihasilkan ATP. Walaupun


oksidasi ini melibat pengambilan O2 dan pembentukan H2O, tetapi NADH2 dan
FADH2 tidak dapat bergabung secara langsung dengan O2 untuk membentuk H2O.
elektronnya harus ditransfer melalui beberapa senyawa sebelum H2O terbentuk.
Pembawa elektron ini adalah sistem pengangkutan elektron mitokondria.
Pembentukan ATP dari ADP dan Pi secara tidak langsung didorong oleh
kecenderungan O2 tereduksi disebut fosforilase oksidatif. Proses ini dikatalis oleh
ATP sintase. Untuk tiap NADH2 yang dioksidasi akan dihasilkan 3 ATP dan
FADH2 dihasilkan hanya 2 ATP.

5. Perhitungan energy glikolisis, daur kreb dan sistem pengangkutan


elektron

Dari persamaan reaksi respirasi dihasilkan energy dan sebagian besar


energy tersebut terperangkap dalam ATP. Glikolisis menghasilkan 2ATP dan 2
NADH2 untuk tiap glukosa yang digunakan. Tiap NADH2 menghasilkan 3 ATP,
sehingga dari glikolisis menyumbang ATP per glukosa. Reaksi dikarboksilasi
oksidatif pirufat menyumbang 2 NADH2, sehingga menperoleh ATP sebesar
2x3=6 ATP. Daur krebs menyumbang ATP sebesar 2+(6x3)+(2x2)=24 ATP.
Jumlah total ATP dari glikolisis dekarboksilasi pirufat dan daur krebs adalah
8+6+24=38 ATP.

6. Kousien respirasi

Jika karbohidrat merupakan subtrat respirasi dan dioksidasi sempurna,


maka volume O2 yang diambil berimbang dengan CO2 yang dilepaskan. Nisbah
CO2 terhadap O2 disebut kousien respirasi.

7.Produksi senyawa melalui respirasi digunakan untuk sintesis senyawa lain.

Respirasi penting bagi sel karena banyak senyawa terbentuk dapat diubah
jadisenyawa lain(lipid, protein, klorofil, asam nuklet(untuk pertumbuhan).

Hasil pengamatan

V. Alat dan bahan :

Kegiatan 1:

 Botol elenmayer
 Sumbat karet berlubang
 Larutan bromtimol blue(BTB)
 Ppa plastik
 Vaselin
 Kertas pH
 Termometer
 Lartan Ca(OH)2
 Timbangan

Kegiatan 2:

Alat dan Bahan

 Respirometer
 Pipet
 Pinset
 Timbangan
 Kapas
 Vaselin
 Eosin
 Kristal KOH
 Kecambah kacang hijau (segar dan direbus)

VI. Cara kerja:

Kegiatan 1:

1. Susunlah alat terlebih dahulu


2. Timbanglah 40 gram kecambah masing masing yang segar dan sudah
direbus . masukkan masing-masing pada botol yang sudah di tentukan (A1
dan A2)
3. Isilah botol B1 dan B2 sampai setengahnya dengan larutan Ca(OH)2
4. Tetesilah B1 dan B2 dengan 10 tetes BTB ,ukurlah suhu luar dan pH
5. Olesilah botol dengan vaselin
6. Amatilah perubahan yang terjadi setelah 1 jam dan ukurlah Ph
7. Setelah itu tiup dengan larutan Ca(OH)2 pada tabung B1 dan B2 selama 5
menit.
8. Diskusikanlah gejala yang anda amati dan laporkanlah

Kegiatan 2:

1. Memasukkan 0,5 g (3 butir) Kristal KOH ke dalam botol respirometer.


2. Menutup Kristal KOH dengan selapis tipis kapas agar kecambah tidak
tersentuh Kristal
3. Memasukkan kecambah ke dalam botol respirometer sampai setengahnya.
4. Menimbang berapa berat kecambah.
5. Menutup botol dengan penutup berskala. Kemudian menutup ujung pipa
berskala dengan ujung jari selama 2 menit. Kemudian lepaskan dan
tutuplah dengan setetes eosin dengan menggunakan pipet.
6. Menutup respirometer dan menyegelnya baik-baik dengan vaselin.
7. Mengamati perubahannya pada setiap 3 menit selama 15 menit. Catatlah
pada tabel pengamatan.
8. Melakukan dengan langkah yang sama dengan kecambah yang direbus.
9. Mendiskusikan hasil pengamatan dan laporan.

VII. Hasil pengamatan:

Kegiatan 1:

- Sebelum diberi perlakuan


Suhu udara luar: 30

Larutan Ca(OH)2 berwarna biru(basa)

Perlakuan pH Perubahan warna

Perlakuan 1 (pada
erlenmeyer)
 B1(segar)  12  Biru/pekat

 B2(rebus)  12  Biru/pekat

Perlakuan 2 (pada tabung


reaksi)  12  Biru/pekat
 B1 (segar)
 12  Biru/pekat
 B2 (Rebus)

Perlakuan 3(ditiup)
 B1 (segar)  11  Pudar
 Biru/pekat
 B2 (Rebus)  12
- Setelah diberi perlakuan


Suhu udara luar: 30

Larutan Ca(OH)2 berwarna biru(basa)

Perlakuan pH Perubahan warna

Perlakuan 1(pada
elenmayer)

 B1(segar)  11  Agak memudar

 B2(rebus)  12  Biru/pekat

Perlakuan 2(pada tabung


reaksi)

 B1 (segar)  11  Agak memudar

 B2 (Rebus)  12  Biru/pekat

Perlakuan 3 (ditiup)
 B1 (segar)  11  Keruh

 B2 (Rebus)  9  Keruh
Kegiatan 2:

Oksigen yang dibutuhkan pada Respirasi setiap 3 menit

Perubahan Tiap Waktu (menit)


Perlakuan
3 menit 6 menit 9 menit 12 menit 15 menit
Kecambah
Rebus 0 0 0 0 0
Kecambah Segar 0,04 0,09 0,19 0,29 0,41

VIII. Pembahasan

Kegiatan 1:

Pada praktikum kali ini kami mengamati CO2 yang dihasilkan oleh
kecambah pada respirasi. Kami menggunakan larutan Ca(OH)2 (sebagai pengikat
CO2) yang ditetesi dengan BTB sebagai indicator basa. Dari data yang kami
dapat, dapat diketahui bahwa terjadi penurunan pH pada kecambah segar terhadap
perlakuan 1(B1 di Erlenmeyer), perlakuan 2(B1 di tabung reaksi). Namun pada
perlakuan 3 yang mengalami penurunan pH ( pada Erlenmeyer B2 tanpa mengikut
sertakan kecambah, pada Erlenmeyer ini perlakuan yang diberikan adalah dengan
cara ditiup). Sedangkan kecambah yang sudah direbus pada perlakuan 1(B2
erlenmeyer), perlakuan 2(B2 di tabung reaksi) dan perlakuan 3(B1 tanpa mengikut
sertakan kecambah, pada Erlenmeyer ini perlakuan yang diberikan adalah dengan
cara ditiup) tidak mengalami penurunan yang megalami penurunan pH terjadi
pada botol B2. Menurunnya pH diakibatkan karena ditambahkannya
BTB(indicator basa) ke dalam Ca(OH)2, yang dimana fungsi Ca(OH)2 sebagai
pengikat CO2. Kecambah segar yang mengalami respirasi menghasilkan
CO2(asam). Hal ini menandakan bahwa kecambah segar masih bisa melakukan
respirasi. Sedangkan pada kecambah yang sudah direbus, selnya sudah mati dan
tidak dapat melakukan respirasi lagi.

Selain penurunan pH juga terjadi perubahan warna pada perlakuan 1(B1 di


Erlenmeyer), perlakuan 2(B1 di tabung reaksi) dan perlakuan 3(B1 dan B2 tanpa
mengikut sertakan kecambah, pada Erlenmeyer ini perlakuan yang diberikan
adalah dengan cara ditiup). Yaitu pada perlakuan 1(B1 di Erlenmeyer), perlakuan
2(B1 di tabung reaksi) warna yang awalnya biru berubah menjadi lebih pudar.
Hal ini membuktikan bahwa kecambah menghasilkan CO2 pada proses respirasi.
Sedangkan pada perlakuan 3(B1 dan B2 tanpa mengikut sertakan kecambah, pada
Erlenmeyer ini perlakuan yang diberikan adalah dengan cara ditiup) perubahan
warnanya dari yang biru pudar menjadi keruh, hal ini dikarenakan respirasi yang
dilakukan manusia juga menghasilkan CO2.

Kegiatan 2:

Pada praktikum respirasi tumbuhan perlakuan pertama kami menggunakan


kecambah segar sebagai bahannya. Ketika kecambah segar dimasukkan ke dalam
respirometer dan ditutup, eosin pada ujung pipa berskala mengalami pergerakan.
Adapun pergerakan eosin setiap tiga menit berturut-turut adalah 0,04 mm, 0,09
mm, 0,19 mm, 0,29 mm, dan 0,41 mm. pergerakan eosin ini menunjukkan
respirasi memerlukan O2. Karbondioksida hasil respirasi terikat oleh Kristal
KOH, dan uap air hasil respirometer terserap oleh kapas, sehingga kita dapat
mengamati kecepatan respirasi kecambah dengan menggunakan respirometer.
Semakin lama pergerakan eosin pada respirometer akan semakin cepat, hal ini
karena semakin sedikit jumlah O2 dalam tabung respirometer sedangkan jumlah
CO2 selalu bertambah. Sehingga CO2 yang diserap oleh KOH semakin banyak,
hal ini lah yang membuat eosin bergerak semakin cepat.

Pada perlakuan kedua, kami menggunakan kecambah rebus sebagai


bahannya. Ketika kecambah rebus dimasukkan ke dalam respirometer dan ditutup,
eosin pada ujung pipa berskala tidak tidak mengalami pergerakan. Hal ini
menunjukkann bahwa tidak terjadinya proses respirasi pada kecambah yang telah
direbus. Kecambah yang direbus telah mati, dan sesuatu yang mati tidak bisa
melakukan proses respirasi.

IX. Kesimpulan

Kegiatan 1:
- Respirasi pada tumbuhan menghasilkan CO2
- CO2 hasil respirasi mempengaruhi perubahan warna dan pH larutan
Ca(OH)2 yang ditetesi BTB
- Kecambah segar dapat melakukan respirasi ,sedangkan kecambah yang
sudah direbus(mati)tidak dapat melakukan respirasi.

Kegiatan 2:

- KOH berfungsi untuk menyerap CO2 yang dihasilkan dalam proses


respirasi kecambah
- Respirasi hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang masih hidup.
- Semakin cepat pergerakan eosin, maka kadar O2 dalam tabung
respirometer makin sedikit.
Daftar Pustaka

Susanti, Rahmi. 2018. FISIOLOGI TUMBUHAN. FKIP Universitas Sriwijaya:


Indralaya
Jawaban pertanyaan

Kegiatan 1:

1. Sebagai pengikat CO2,sehingga mngakibatkan warna larutan Ca(OH)


yang sudah ditetesi BTB menjadi pudar
2. Sebagai indicator basa
3. Botol B1(perlakuan 1dan 2), karena kecambah segar pada botol
B1(perlakuan 1dan 2) masih melakukan respirasi yang menghasilkan CO2
sehingga warna yang awalnya biru/pekat menjadi lebih pudar dan
mengalami penurunan pH, karena ditambahkannya BTB(indicator basa) ke
dalam Ca(OH)2, yang dimana fungsi Ca(OH)2 sebagai pengikat CO2.
Kecambah segar yang mengalami respirasi menghasilkan CO2(asam). .
Namun pada perlakuan 3 yang mengalami perubahan warna terjadi dibotol
B1 dan B2, karena pengaruh tiupan manusia menghasilkan CO2 yang
mengakibatkan terjadi perubahan warna dan penurunan pH terjadi pada
B2, karena ditambahkannya BTB(indicator basa) ke dalam Ca(OH)2, yang
dimana fungsi Ca(OH)2 sebagai pengikat CO2. Kecambah segar yang
mengalami respirasi menghasilkan CO2(asam).
4. Terjadi perubahan warna dan penurunan pH. Perubahan warna terjadi
karena kecambah segar masih melakukan respirasi yang menghasilkan
CO2 sehingga warna yang awalnya biru/pekat menjadi lebih pudar.
Sedangkan penurunan pH terjadi karena ditambahkannya BTB(indicator
basa) ke dalam Ca(OH)2, yang dimana fungsi Ca(OH)2 sebagai pengikat
CO2. Kecambah segar yang mengalami respirasi menghasilkan
CO2(asam).

Kegiatan 2:

1. Fungsi kristal KOH adalah untuk mengikat CO2 agar kecambah tidak
menyerap CO2 yang dikeluarkannya setelah bernapas. Kristal KOH dapat
mengikat CO2 karena bersifat hidroskopis.

2. jika tidak menggunakan KOH maka kita tidak bisa mengamati pergerakan eosin
dalam pipa berskala. Karena tidak ada yang menyerap CO2 sisa respirasi.
3. Karena KOH bersifat korosif dan jika kecambah terkena kristak KOH,
kecambah bisa rusak, tapi jika dilapisi dengan kapas kecambah tidak teriritasi dan
kecambah tetap hidup. Selain itu untuk menyerap uap air yang dihasilkan dari
proses respirasi agar air tidak membasahi Kristal KOH. Jika terkena air Kristal
KOH akan mencair, hal ini akan menghambat pergerakan eosin pada tabung
respirometer.

4. Respirometer harus disegel dengan vaselin supaya tidak ada lagi udara dari luar
yang masuk ke dalam tabung respirometer.

5. Jumlah O2 yang terpakai adalah 0,41 mm

6. Supaya kecambahnya mati dan untuk mempermudah dalam melihat


perbandingan hasil respirasi antara kecambah segar dan kecambah yang direbus
(mati)

7. Tidak ada lagi bagian yang bisa digunakan. Karena respirasi lebih dominan
terjadi pada bagian kecambah. Selain itu karena kecambah belum bisa
berfotosintesis sebab belum mempunyai klorofil hijau.
Lampiran

Kegiatan 1:

Kegiatan 2:

Table hasil pengamatan semua kelompok

Rebus Segar
Kelompok 3 6 9 12 15 3 6 9 12 15
menit menit menit menit menit menit menit menit menit menit
1 0 0 0 0 0 0,05 0,08 0,11 0,12 0,14
2 0 0 0 0 0 0,12 0,13 0,18 0,17 0,13
3 0 0 0 0 0 0,04 0,09 0,19 0,29 0,41
4 0,03 0,2 0 0 0 0,13 0,13 0,19 0,16 0,18
5 0,02 0 0 0 0 0,08 0,17 0,23 0,35 0,49
6 0,02 0 0 0 0 0,16 0,2 0,23 0,25 0,19
7 0 0 0 0 0 0,35 0,4 0,43 0,41 0,44
8 0 0 0 0 0 0,16 0,18 0,19 0,2 0,22
Rata-rata 0,00875 0,025 0 0 0 0,13625 0,1725 0,21875 0,24375 0,275

Anda mungkin juga menyukai