Anda di halaman 1dari 11

Faktor-faktor yang mempengaruhi cara kerja Enzim

1.Suhu (Temperatur)
Faktor pertama yang bisa mempengaruhi aktivitas enzim adalah suhu atau
temperatur. Aktivitas enzim akan semakin meningkat dengan semakin
tingginya suhu hingga batas optimum. Hal itu disebabkan karena enzim
tersusun atas protein. Oleh karena itu, pada temperatur yang tinggi dan
melebihi batas maksimum, hal itu bisa menyebabkan denaturasi protein atau
enzim sudah rusak.
2. Derajat Keasaman atau pH
Perlu dipahami bahwa enzim memiliki pH optimum yang khas. pH optimum
pada enzim bisa bersifat basa ataupun asam. Sebagian besar enzim yang ada di
dalam tubuh manusia memiliki pH optimum antara 6 hingga 8. Misalnya saja
enzim tripsin pendegradasi protein. Akan tetapi, ada beberapa enzim yang
aktif pada kondisi asam, misalnya saja enzim pepsin. Perubahan pH bisa
mempengaruhi perubahan asam amino pada sisi aktif. Sehingga bisa
menghalangi sisi aktif enzim yang berkombinasi dengan substratnya.
3. Konsentrasi Enzim dan Substrat
Biasanya, konsentrasi enzim dan substrat berbanding lurus dengan kecepatan
reaksi. Hal tersebut berarti apabila konsentrasi enzim menjadi dua kali lipat,
sementara faktor lainnya tetap, yaitu kecepatan reaksinya akan menjadi dua
kali lipat. Kondisi konstan dicapai jika enzim sudah mengikat semua substrat
yang akan dikatalisir. Meskipun kadar enzim tersebut dinaikkan. Ketika kadar
enzim tetap, namun kadar substrat dinaikkan, maka kecepatan reaksi akan naik
hingga mencapai kondisi konstan, yaitu saat semua substrat sudah diikat oleh
enzim.
4. Zat-zat Penggiat
Adapun zat kimia tertentu yang bisa meningkatkan aktivitas enzim. Misalnya
saja, garam-garam dan juga logam alkali dalam konsentrasi encer yaitu 2
persen hingga 5 persen, bisa memacu kerja enzim. Begitu juga dengan ion
logam Co, Mg, Ni, Mn, dan Ci. Hal tersebut bisa mendukung teori Ketepatan
Terinduksi.
5. Zat-zat Penghambat
Beberapa zat kimia bisa menghambat kinerja enzim. Misalnya saja garam yang
mengandung raksa dan juga sianida. Terdapat tiga jenis inhibitor atau
penghambat yang perlu dipahami. Berikut adalah informasi selengkapnya:
a. Inhibitor Kompetitif
Pada penghambatan ini, terdapat zat penghambat yang memiliki struktur
hampir sama dengan struktur substrat. Dengan begitu, zat penghambat
dengan substrat ini akan saling berebut dan bersaing untuk bisa bergabung
dengan sisi aktif enzim. Proses penghambatan tersebut bisa diatasi dengan
cara meningkatkan konsentrasi substrat.

b. Inhibitor Nonkompetitif
Inhibitor nonkompetitif bisa berhubungan dengan enzim yang ada di luar sisi
aktif. Sehingga enzim akan kehilangan aktivitasnya. Oleh karena itu,
permukaan sisi aktif tidak bisa berhubungan dengan substrat.

c. Inhibitor Umpan-balik
Hasil akhir dari suatu reaksi dapat menghambat proses kerja enzim pada reaksi
itu sendiri.
Tuliskan dan jelaskan tahapan-tahapan respirasi aerob
Tahapan-Tahapan Respirasi Aerob.Reaksi yang terjadi pada respirasi aerob ini
terbagi menjadi empat tahapan.
1. Glikolisis
Glikolisis merupakan tahap pertama respirasi aerob yang terjadi di dalam
sitoplasma atau sitosol. Pada tahap ini molekul glukosa akan diuraikan menjadi
senyawa yang lebih sederhana. Hasil penguraian molekul glukosa pada
glikolisis berupa 2 molekul ATP, 2 molekul asam piruvat, dan 2 molekul NADH.
Untuk lebih lengkapnya, perhatikan bagan berikut.
Urutan proses yang terjadi pada bagan di atas adalah sebagai berikut.

~Glukosa diubah menjadi glukosa, 6-fosfat disertai pemecahan ATP menjadi


ADP. ATP harus dipecah menjadi ADP karena dibutuhkan sumber energi.
~Glukosa, 6-fosfat diubah menjadi fruktosa, 6-fosfat.
~Fruktosa, 6-fosfat diubah menjadi fruktosa, 1,6-bifosfat disertai pemecahan
ATP menjadi ADP.
~Fruktosa, 1,6-bifosfat (6 atom C) dipecah menjadi 1 molekul gliseraldehid 3-
fosfat atau PGAL (3 atom C) dan 1 molekul dihidroksiaseton fosfat atau DHAP
(3 atom C). Molekul DHAP diubah menjadi senyawa PGAL, sehingga terbentuk
2 molekul PGAL.
~ Molekul PGAL diubah menjadi senyawa 1,3-bifosfogliserat dengan cara
mengikat Pi (fosfat organik). Setiap 1 molekul PGAL menghasilkan 1 NADH.
~1,3-bifosfogliserat diubah menjadi 3-fosfogliserat. Pada reaksi ini, dihasilkan
ATP sebagai sumber energi.
~3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat.
~2-fosfogliserat diubah menjadi senyawa fosfoenolpiruvat (PEP).
~Fosfoenolpiruvat diubah menjadi asam piruvat disertai pembentukan ATP.
ATP (adenosin trifosfat) merupakan sumber energi yang nantinya digunakan
untuk transpor aktif menuju mitokondria. Untuk 2 molekul NADH yang
dihasilkan akan ditransfer ke tahap transpor elektron.
2. Dekarboksilasi Oksidatif
Tahap kedua setelah glikolisis adalah dekarboksilasi oksidatif. Tahap ini
berlangsung di dalam mitokondria. Reaksi pertama diawali dengan perubahan
asam piruvat menjadi asetil koenzim A (asetil koA). Perubahan tersebut
menghasilkan molekul CO2 dan NADH. Artinya, satu molekul asam piruvat
akan menghasilkan 1 molekul asetil koA, CO2, dan NADH. Oleh karena pada
tahap glikolisis dihasilkan 2 asam piruvat, maka dekarboksilasi oksidatif
menghasilkan 2 molekul asetil koA, 2 molekul CO2, dan 2 molekul NADH.
Urutan prosesnya adalah sebagai berikut.

•Asam piruvat yang terbentuk pada tahap glikolisis akan melepaskan gugus
karboksilat (COO–). Gugus tersebut akan diubah menjadi CO2.
•Sisa atom C dalam bentuk CH3COO– akan mentransfer kelebihan elektronnya
pada molekul NAD+ menjadi NADH. Untuk CH3COO– akan diubah menjadi
asam asetat.
•Asam asetat akan berikatan dengan koenzim A membentuk asetil koenzim A
(asetil koA).
3. Siklus Krebs
Siklus Krebs adalah tahapan ketiga dari serangkaian proses respirasi aerob.
Pada tahap ini akan dihasilkan 2 molekul ATP, 6 molekul NADH, 2 molekul
FADH2, dan 4 molekul CO2. Untuk urutan prosesnya adalah sebagai berikut.
3.Siklus Krebs
Siklus Krebs adalah tahapan ketiga dari serangkaian proses respirasi aerob.
Pada tahap ini akan dihasilkan 2 molekul ATP, 6 molekul NADH, 2 molekul
FADH2, dan 4 molekul CO2. Untuk urutan prosesnya adalah sebagai berikut.
•Asetil koA (2 atom C) berikatan dengan asam oksaloasetat (4 atom C)
membentuk asam sitrat (6 atom C). Itulah mengapa siklus Krebs biasa disebut
siklus asam sitrat.
•Asam sitrat diubah menjadi asam isositrat.
•Asam isositrat (6 atom C) diubah menjadi asam α-ketoglutarat (5 atom C).
Reaksi ini disertai pelepasan CO2 dan pembentukan NADH.
•Asam α-ketoglutarat (5 atom C) diubah menjadi suksinil koA yang memiliki 4
atom C. Reaksi ini juga disertai pelepasan CO2 dan pembentukan NADH.
•Suksinil koA yang terbentuk diubah menjadi asam suksinat (4 atom C). Reaksi
ini menghasilkan GTP. Selanjutnya, GTP diubah menjadi ATP.
•Lalu, asam suksinat diubah menjadi asam fumarat disertai pembentukan
FADH2.
•Asam fumarat yang terbentuk diberi tambahan air agar berubah menjadi
asam malat (4 atom C).
•Asam malat diubah menjadi asam oksaloasetat kembali disertai pembentukan
NADH.
4. Transpor Elektron
Tahap ini merupakan tahap akhir pada respirasi aerob yang disertai
pembentukan ATP paling banyak. Transpor elektron berlangsung di dalam
krista, yaitu membran dalam mitokondria. Reaksi yang berlangsung di dalam
transpor elektron adalah reaksi reduksi dan oksidasi antara senyawa NADH dan
FADH2. Kedua senyawa tersebut dihasilkan dari tahapan sebelumnya. Senyawa
yang terlibat dalam transpor elektron adalah koenzim Q, sitokrom B, sitokrom
C, sitokrom A, sitokrom A3, dan oksigen.
Adapun penjabaran bagan di atas adalah sebagai berikut.

•NADH mampu menghasilkan elektron berenergi tinggi melalui proses


oksidasi. Lalu, elektron tersebut ditransfer ke koenzim Q. Oleh karena tingginya
energi elektron, ADP dan fosfat anorganik bersatu membentuk ATP.
•Koenzim Q akan dioksidasi oleh sitokrom B. Akibatnya, koenzim Q akan
melepaskan elektron dan 2 ion H+.
•Sitokrom B akan dioksidasi oleh sitokrom C, sehingga dihasilkan energi cukup
tinggi. Akibatnya, ADP dan fosfat anorganik akan bersatu membentuk ATP.
•Selanjutnya, sitokrom C akan mereduksi sitokrom A.
•Sitokrom A akan mengoksidasi sitokrom A3. Reaksi ini juga memicu
bersatunya ADP dan fosfat anorganik membentuk ATP.
•Sitokrom A3 dioksidasi oleh sebuah atom oksigen. Hasil akhir dari reaksi ini
adalah terbentuknya molekul H2O.
Transpor elektron yang melibatkan oksidasi NADH akan menghasilkan 3 ATP
dan 1 H2O. Demikian halnya dengan oksidasi FADH2. Pada oksidasi FADH2,
jumlah ATP yang dihasilkan lebih sedikit, yaitu 2 ATP. Hal itu disebabkan oleh
kecilnya energi yang dihasilkan dari oksidasi FADH2. Secara ringkas,
pembentukan ATP dari NADH dan FADH2 ditulis sebagai berikut.
Dari tahapan glikolisis sampai siklus Krebs NADH dan FADH2 yang dihasilkan
berturut-turut adalah 10 dan 2 molekul. Artinya,
Dari keempat tahapan itu dapat disimpulkan bahwa empat tahapan itu
menghasilkan total 36 ATP dengan rincian Glikolisis 2 ATP, Dekarboksilasi
Oksidatif tidak, Siklus krebs 2 ATP, dan Transpor Elektron 34 ATP.
Berikut ini adalah gambaran skema respirasi aerob:
Sebutkan contoh-contoh respirasi ANAEROB
Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob adalah respirasi sel yang tidak membutuhkan oksigen bebas.
Asam piruvat yang dihasilkan dari proses glikolisis akan diubah menjadi
molekul lain karena di dalam sel tidak tersedia oksigen bebas. Energi yang
dihasilkan dari proses respirasi anaerob lebih kecil dibandingkan dari respirasi
aerob. Contoh respirasi anaerob adalah fermentasi. Berdasarkan produk yang
dihasilkannya, fermentasi dibedakan menjadi fermentasi alkohol dan
fermentasi asam laktat.
1) Fermentasi Alkohol
Fermentasi ini dinamakan fermentasi alkohol karena salah satu produk Gamb
yang dihasilkannya adalah etil alkohol atau etanol. Proses pernapasan pada
tumbuhan rendah seperti pada jamur ragi (Saccharomyces cereviceae)
menghasilkan etanol atau alkohol. Fermentasi alkohol secara sederhana dapat
dituliskan sebagai berikut.
2).Fermentasi Asam Laktat

Fermentasi ini dinamakan fermentasi asam laktat karena salah satu produk
yang dihasilkannya adalah asam laktat. Fermentasi asam laktat dilakukan oleh
sel otot dan beberapa bakteri asam laktat. Contoh produk makanan yang
dibuat dengan menggunakan bantuan bakteri asam laktat adalah yoghurt,
keju, mentega, dan produk fermentasi lainnya. Secara sederhana dapat
dituliskan pada proses pembuatan yoghurt berikut.
Glukosa-> Asam piruvat + ATP
Asam piruvat·>Asam laktat
Jika kadar oksigen pada otot sedikit, sel otot akan membentuk ATP. Melalui
fermentasi asam laktat. Akan tetapi, penumpukan asam laktat yang berlebihan
dapat menyebabkan otot lelah dan kejang.

Contoh anabolisme sama dengan fotosintesis jelaskan pengertian


fotosintesis
Anabolisme tersebut terjadi pada saat senyawa sederhana serta unsur-
unsur tersebut direaksikan pada makhluk hidup untuk kemudian
menghasilkan senyawa organik yang lebih kompleks. Anabolisme
tersebut menggunakan sumber energi seperti halnya cahaya matahari
atau pun juga zat kimia, supaya senyawa serta unsur-unsur tersebut bisa
atau dapat digabungkan menjadi senyawa kompleks. Contoh dari
anabolisme ialah fotosintesis yang terjadi pada tanaman.
Fotosintesis ini merupakan suatu proses yang digunakan oleh tanaman
yangmana energi dari sinar matahari tersebut digunakan untuk dapat
mengubah karbon dioksida (CO2) serta air (H2O) itu menjadi molekul zat
gula atau juga glukosa (C6H12O6) yang dibutuhkan sebagai
pertumbuhan. Proses tersebut kemudian dibantu oleh enzim serta
klorofil. Klorofil ini merupakan pigmen hijau daun yang terdapat di
kloroplas, organel di dalam sel tanaman.
Reaksi kimia fotosintesis diantaranya : 6 CO2 (Karbon dioksida) + 6 H2O
(air) + cahaya matahari –> C6H12O6 (glukosa) + 6 O2 (oksigen)

Pada fotosintesis ada reaksi gelap dan terang, apa yang terjadi pada reaksi
gelap dan terang
Dalam prosesnya, fotosintesis terdiri atas dua tahapan utama, Tahap
yang pertama adalah reaksi terang dan tahap yang kedua adalah reaksi
gelap.
Reaksi Terang
Reaksi terang terjadi pada grana, tepatnya pada bagian membran tilakoid.
Pada reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan
menghasilkan produk yang akan digunakan saat reaksi gelap, yaitu ATP dan
NADPH, serta hasil samping berupa oksigen (O2) yang akan dikeluarkan ke
lingkungan melalui stomata.
Dalam reaksi terang, klorofil yang ada pada daun akan menangkap
cahaya matahari. Ingat, cahaya menjadi unsur penting di
fotosintesis! Jika tidak ada cahaya, maka tidak akan terjadi reaksi
terang. Energi yang ditangkap klorofil tersebut akan digunakan untuk
mentransfer elektron yang akan dipakai dalam
pembentukan NADP menjadi NADPH, selain itu tahapan ini juga
melibatkan proses pemecahan molekul air (fotolisis air)
menjadi H+ dan Oksigen (O2). H+ kemudian akan digunakan dalam
pembentukan ATP, sedangkan oksigen sebagai hasil samping akan
dikeluarkan melalui stomata ke lingkungan.
Reaksi Gelap
Selanjutnya yaitu reaksi gelap atau yang dikenal sebagai siklus Calvin-Benson.
Reaksi gelap merupakan lanjutan dari reaksi terang. Reaksi gelap terjadi pada
stroma. Tujuan utama reaksi ini adalah menghasilkan karbohidrat dengan cara
mengikat karbondioksida di udara.
Reaksi gelap secara umum terdiri atas 3 tahap utama, yaitu tahap fiksasi
karbon, tahap reduksi, dan tahap regenerasi.
Tahap Fiksasi Karbon
Pada tahap fiksasi karbon, karbondioksida (CO 2) akan diikat oleh enzim
rubisco untuk digabungkan dengan RuBP. Selanjutnya, terbentuklah
atom karbon yang labil dan akan segera memecah menjadi 3-
fosfogliserat (PGA).
Tahap Reduksi
Pada tahap ini, PGA selanjutnya akan direduksi oleh ATP yang
diperoleh dari reaksi terang menjadi 1,3 bisfosfogliserat (PGAL). PGAL
kemudian akan direduksi lagi oleh NADPH yang juga diperoleh dari
reaksi terang menjadi gliseraldehid-3-fosfat (G3P).
Tahap Regenerasi
Pada tahap regenerasi, selanjutnya G3P yang dihasilkan akan dibawa
untuk membentuk glukosa dan sebagian besarnya akan digunakan
kembali untuk membentuk RuBP dengan bantuan ATP.

Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi


Kimia dan menghasilkan oksigen (O2). Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi
seri
Reaksi siklik yang membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi
(ATP dan NADPH). Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari
Reaksi terang. Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya Matahari.
Reaksi Gelap bertujuan untuk mengubah senyawa yang mengandung atom
karbon menjadi molekul gula.

Faktor-faktor apa yang mempengaruhi fotosintesis


Keberhasilan tumbuhan dan autotrof dalam membuat makanan melalui
fotosintesis dipengaruhi dan dibutuhkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Cahaya

Cahaya adalah bahan utama untuk fotosintesis yang baik.

A. Intensitas Cahaya

Setiap tanaman memiliki kebutuhan cahaya yang berbeda. Tanaman C3


(kacang, kapas, kedelai, kentang, gandum) memiliki toleransi cahaya
yang rendah, sehingga saat menghadapi intensitas cahaya tinggi
fotosintesis tidak meningkat. Sedangkan toleransi cahaya tanaman C4
(tebu, jagung dan sorgum) tinggi. Pada intensitas cahaya yang tinggi
akan meningkatkan intensitas fotosintesis.

B. Panjang Gelombang Cahaya

Setiap spektrum warna memiliki panjang gelombang yang berbeda.


Namun, klorofil dapat menyerap lebih banyak warna merah dan biru
karena panjang gelombang cahaya sangat efisien.

2. Suhu
Semua tanaman membutuhkan suhu yang berbeda. Untuk tanaman C3,
suhu optimum yang dibutuhkan adalah sekitar 20-26 . Sedangkan untuk
tanaman C4, suhu optimum yang diperlukan untuk fotosintesis adalah
sekitar 35-40 .

3. Umur Tanaman
Ketika tanaman sudah dewasa, jaringan-jaringan akan terbentuk
semakin sempurna, hal ini membantu meningkatkan efektifitas dan laju
proses fotosintesis.

4. Konsentrasi Karbon Dioksida (CO2) dan Oksigen (O2)


Karbondioksida sangat mempengaruhi fotosintesis. Semakin tinggi
konsentrasi karbon dioksida di udara akan meningkatkan laju
fotosintesis. Berbeda dengan karbon dioksida, semakin banyak
konsentrasi O2 akan membuat intensitas fotosintesis menurun.

5. Air dan Kandungan Hara


Fotosintesis akan terganggu jika tanaman kekurangan air. Begitu juga
dengan air yang melimpah juga menghambat fotosintesis. Klorofil
sebenarnya membutuhkan unsur Mg (magnesium) dan Nitrogen n). Bila
kedua unsur tersebut kurang, maka laju fotosintesis akan menurun.

Anda mungkin juga menyukai