Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

“RESPIRASI TUMBUHAN”

Dosen Pengampu:
Yuliawati SP., M.Si.

Disusun Oleh:
Masno Siregar
A.2010868

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
BOGOR
2022
I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Respirasi merupakan proses pembakaran yang terkendalai di dalam sel


hidup, dan menghasilkan energi yang berguna bagi sel hidup. Energi yang
dilepaskan dalam respirasi sebagian dalam bentuk panas, ini tidak berguna bagi
tumbuhan, sebagian lagi dapat digunakan oleh tumbuhan untuk kegiatan-kegiatan
sel hidup. Energi yang berguna ini digunakan dalam asmimilasi yaitu proses
pengubahan makanan menjadi dinding sel dan protoplasma. Energi mungkin pula
digunakan dalam proses kimiawi yang mengubah produk-produk fotosintesis
menjadi protein dan lemak, memelihara struktur kerja protoplasma, akumulasi zat
terlarut oleh sel, dan perpindahan bahan makanan dalam tumbuhan. Hamper
semua aktifitas sel hidup membutuhkan energi dan nergi didapat dari proses
respirasi terutama respirasi aerob. Respirasi adalah sustu proses pelepasan atau
transfer energi dari ikatan kimia molekulmolekul organic di dalam sel hidup ke
ikatan-iakatan kimia ATP yang mernergi tinggi. Dalam proses respirasi
dibutuhkan oksigen (O2), maka proses ini dinamakan respirasi aerob dan proses
ini terjadi di dalam mitolondria. Respirasi aerob ini merupakan aspek dari
metabolisme sel yang mana meliputi prosesproses oksidasi bahan organik,
bersama dengan itu terjadi reduksi molekul oksigen menjadi air dan pembebasan
energi dalam bentuk senyawa posfat berenergi tinggi (ATP). Proses respirasi ini
juga dapat dilihat dengan adanya pelepasan CO2, pembentukan air dan
penyusutan bahan kering dari jaringan yang melakukan respirasi. Menurut lakitan
(1993) bahwa respirasi aerob menggabungkan molekul-molekul organic dari
reduksi O2 dengan menghasilkan senyawa yang lebih sederhana dalam energi.
Secara sederhana reaksinya adalah sebagai berikut: Proses ini menghasilkan
sejumlah energi dan kemudian tersedia bagi sel untuk melaksanakan aktifitasnya.
Karena sel berfungsi secara isothermal, maka bentuk energi seluler yang berguna
ini bukanlah dalam bentuk panas. Karena semua proses seluler pada dasarnya
bersifat kimiawi, maka energi dari katabolisme bahan makanan disimpan dalam
bentuk kimia, seperti halnya ikatan kimia dalam iaktan fosfor-oksigen dalam
bentuk adenosine trifosfat (ATP). Terdapat tiga tahap reaksi dalam respirasi yaitu:
1. Glikolisis yaitu perubahan glukosa menjadi asam piruvat 2. Siklus Krebs yaitu
proses perubahan asam asetat menjadi molekul hydrogen dan karbon dioksida 3.
Transpor electron/lingkaran sitolrom H2 yang ditransfer melalui beberapa
persenyawaan kimia yang disebut sitokrom, sebelum bereaksi dengan oksigen
membentuk air, dengan demikian energi yang dikeluarkan bertahap dan
seluruhnya menjadi ATP Respirasi ini berlangsung pada siang hari (fase cahaya)
dan juga dapat berlangsung pada malam hari (tanpa cahaya). Respirasi merupakan
reaksi kimia murni, oleh karena itu proses ini sangat dipengaruhi oleh suhu.
Kenaikan suhu 100C (Q10) dapat meningkatkan laju kecepatan reaksi 2 – 3 kali.
Dari hasil penelitian Fernandus dalam Suseno (1974) diketahui bahwa bila suhu
diturunkan dari 250C, maka laju respirasi menurun dan bila dinaikan hingga 300C
laju respiarsi meningkat. Akan tetapi jika suhu dinaikan sampai 400C, laju
respirasi meningkat sebentar dan kemudian turun kembali. Hal ini disebabkan
karena pada suhu 400C, laju respirasi meningkat sebentar dan kemudian turun
kembali. Hal ini disebabkan karena pada suhu 400C enzim (protein) sudah mulai
rusak atau mengalami denaturasi. Laju respirasi jaringan tumbuhan dipengaruhi
oleh suhu, kelembaban, adanya luka, umur dan jenis jaringan, konsentrasi CO2
dan O2 banyaknya bahan makanan yang tersedia, dan faktor-faktor lain.

1.2 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan respirasi pada


kecambah kacang hijau.
II TINJAUAN PUSTAKA

Respirasi merupakan proses penguraian senyawa organik kompleks


menajdi senyawa sederhana yang menghasilkan energi berbentuk ATP (Adenosin
Trifosfat) dan karbonioksida serta air melalui proses oksidasi dalam molekul
organik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik di dalam sel yang
berlangsung secara aerobik dan anaerobik. Respirasi aerob memerlukan oksigen
yang akan menghasilkan karbondioksida dan energi, sedangkan respirasi anaerob
tanpa menggunakan oksigen sehingga menghasilkan senyawa seperti alkohol,
asetaldehida, atau asam asetat, dan juga energi (Tetty Setiowati dan Deswaty
Furqonita, 2007).
(Kitajima, K, and Slot, 2014) mengatakan bahwa tumbuhan memerlukan
respirasi dalam hidupnya. Respirasi ini menghasilkan energi yang diperlukan
tanaman. Respirasi juga sering dikatakan sebagai kebalikan dari fotosintesis. Hal
tersebut dikarenakan dalam fotosintesis merombak kanrbondioksida dan air
dengan bantuan energi matahari menghasilkan glukosa dan oksigen, sedangkan
pada respira oksigen dan glukosa yang menghasilkan air dan karbondioksida.
Kebutuhan oksigen yang diperlukan pada reaksi respirasi dapat dipengaruhi oleh
suhu sesuai dengan peryataan), bahwa semakin tinggi suhu lingkungan maka akan
semakin cepat kerja enzim dan semakin banyak oksigen yang dibutuhkan, begitu
juga sebaliknya. Respirasi dapat menyesuaikan diri dengan perubahan suhu dan
peningkatan CO₂ jangka panjang, dan respon fotosintesis terhadap CO₂ yang
meningkatkan dapat diatur secara turun karena keterbatasan.
Respirasi dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan kebutuhan
oksigennya, yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Ada beberapa tahapan
dalam proses respirasi aerob yaitu glikolisis, siklus krebs, dan trasnport elektron.
Glikolisis adalah kegiatan menguraikan gula. Gula berkarbon enam diuraikan
menjadi 2 gula berkarbon 3 menghasilkan NADH dan ATP. Glikolisis
berlangsung di dalam sitoplasma. Glukosa dalam proses glikolis dapat diubah
menjadi molekul asam
piruvat, yaitu 2 NADH sebagai sumber elektron berenergi tinggi dan 2
ATP yang akan ditransfer ke seluruh tubuh ( (Aulia, Azmi, dan masna, 2015).

III METODELOGI

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 04 Juni 2022 yang
berlokasi di Laboratorium Universitas Djuanda, Ciawi, Kecamatan Ciawi,
Bogor, Jawa Barat
3.2. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan pada saat praktikum meliputi akuades (kontrol), tauge,
kecambah kacang hijau, NaOH 0,2 %, dan larutan PP. Alat yang digunakan,
seperti tabung erlenmeyer, buret dan statif, corong, pipet, gelas ukur, timbangan
digital, kain, gunting.

3.3. Metode Pelaksanaan

Langkah-langkah pelaksanaan praktikum ini adalah:

1. Timbang akuades (kontrol) atau tauge atau kecambang kacang hijau seberat 25
gr, lalu bungkus menggunakkan kain serta ikat 2. Siapkan larutan NaOH sebanyak
100 ml, kemudian masukan dalam tabung erlenmeyer 3. Masukan bungkus tauge
atau kecambah dengan posisi kain terendam dan menggantung di dalam
erlenmeyer. 4. Kocok larutan hingga berubah warna 5. Ambil 25 ml larutan
tersebut pisahkan dalam tabung lain 6. Tetesi pp sebanyak 2 tetes, aduk hingga
berwarna merah 7. Titrasi menggunakkan larutan HCL hingga berubah warna
kembali 8. Catat berapa jumlah HCL yang dibutuhkan 9. Perhitungan NaOH +
HCl → NaCl + H2O
IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Jenis Perlakuan Jumlah HCL Waktu Suhu


Kontrol 29,6 ml 03,25 menit 290 C
Kecambah 3 Hari 400 ml 57,39 menit 300 C
Kecambah 5 Hari 300 ml 49,09 menit 300 C
Tabel. Hasil Praktukum Penambahan Jumlah HCL pada larutan
4.2 Perhitungan
a. Perhitungan Kontrol
Diketahui :
 Lama inkubasi = 03, 25. menit
 Larutan KOH = 0,5 H x 100 ml
 Larutan standar (peniter) = 0.1 HCL
 Volume HCL = 29,6 ml
 Konsentrasi KOH Semula = 100 mL 0,5 N
100
 Konsentrasi = 0,05 x = 0,05 grol
1000
29,6
 Grol KOH = 0,01 x =0,029
1000
Jumlah KOH yg bereaksi dgn CO₂ = konsentrasi KOH - Grol KOH = …
= 0,05 -0,029 = 0,021 grol
 •> Jumlah gro ekuivalen = 0,5 grol CO2
 Jadi, tiap grol gas coz yg berkaitan dengan KOH
= grol ekvivalen x konsentrasi =.. grol
= 0.5 grol x 0.05 grol = 0,025 grol
 Volume gas CO2 terlarut
v1 v1 22,4 v 1
x = x =24,77
T1 T 1 273 302

 V2 ( CO2) terlarut sebagai hasil respirasi


22, 4 x 302 x 0,025
= V2 X T2 x grol KOH = =0,61 L
273
 Jadi Volume CO2 Respirasi tiap menit adalah
0,61 L
 =0,20 3 L/ menit
3 menit

V₁ = V gas terlarut dalam 0°c = 22,4


T₁ = Suhu dalam kelvin
T2= Seihu pengamatan dlm Kelvin

b. Perhitungan Perkecambhan 3 hari


Diketahui :
 Lama inkubasi = 57 menit
 Larutan KOH = 0,5 H x 100 ml
 Larutan standar (peniter) = 0.1 HCL
 Volume HCL = 400 ml
 Konsentrasi KOH Semula = 100 mL 0,5 N
100
 Konsentrasi = 0,05 x = 0,05 grol
1000
400
 Grol KOH = 0,01 x =0,04
1000
Jumlah KOH yg bereaksi dgn CO₂ = konsentrasi KOH - Grol KOH = …
= 0,05 -0,04 = 0,01 grol
 •> Jumlah gro ekuivalen = 0,5 grol CO2
 Jadi, tiap grol gas coz yg berkaitan dengan KOH
= grol ekvivalen x konsentrasi =.. grol
= 0.5 grol x 0.05 grol = 0,025 grol
 Volume gas CO2 terlarut
v1 v1 22,4 v 1
x = x =24,86
T1 T 1 273 303

 V2 ( CO2) terlarut sebagai hasil respirasi


22, 4 x 303 x 0,025
= V2 X T2 x grol KOH = =0,62L
273
 Jadi Volume CO2 Respirasi tiap menit adalah
0,62 L
 =0,01
57 menit

V₁ = V gas terlarut dalam 0°c = 22,4


T₁ = Suhu dalam kelvin
T2= Seihu pengamatan dlm Kelvin
c. Perhitungan Kontrol
Diketahui :
 Lama inkubasi = 49 menit
 Larutan KOH = 0,5 H x 100 ml
 Larutan standar (peniter) = 0.1 HCL
 Volume HCL = 300 ml
 Konsentrasi KOH Semula = 100 mL 0,5 N
100
 Konsentrasi = 0,05 x = 0,05 grol
1000
300
 Grol KOH = 0,01 x =0,03
1000
Jumlah KOH yg bereaksi dgn CO₂ = konsentrasi KOH - Grol KOH =
= 0,05 -0,03 = 0,02 grol
 •> Jumlah gro ekuivalen = 0,5 grol CO2
 Jadi, tiap grol gas coz yg berkaitan dengan KOH
= grol ekvivalen x konsentrasi =
= 0.5 grol x 0.05 grol = 0,025 grol
 Volume gas CO2 terlarut
v1 v1 22,4 v 1
x = x =24,86
T1 T 1 273 303

 V2 ( CO2) terlarut sebagai hasil respirasi


22, 4 x 303 x 0,025
= V2 X T2 x grol KOH = =0,62L
273
 Jadi Volume CO2 Respirasi tiap menit adalah
0,62 L
 =0,0126 Liter/menit
49 menit
V₁ = V gas terlarut dalam 0°c = 22,4
T₁ = Suhu dalam kelvin
T2= Seihu pengamatan dlm Kelvin

4.2. Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada praktikum ini yang bertujuan
untuk mengetahui respirasi pada kecambah kacang hijau.respirasi adalah proses
oksidasi dalam sel untuk melepaskan energy yang diperlukan dalam berbagai
aktivitas orgasnisme hidup. Respirasi sebagai proses oksidasi yang terdiri dari
tahapan-tahapan reaksi dan juga respirasi merupakan oksidasi selular dimana
energy yang disimpan dalam molekul-molekul makanan dilepaskan dan
digunakan oleh sel.
Pada hasil pengamatan yang telah dilakukan memiliki banyak perbedaan
bahwa pada kecambah sebelum dilakukan titrasi warna awal kecambah yaitu
cokelat tua dan setelah di titrasi dengan HCL sebanyak 29,6 ml berubah warna
menjadi warna merah. Pada tauge sebelum dilakukan titrasi memiliki warna
bening dan setelah di titrasi dengan HCL sebanyak 42 ml berubah warna menjadi
merah jambu. Dan pada control sebelum dilakukan titrasi memiliki warma yang
sama dengan tauge yaitu warna bening namun ketika dititrasi dengan HCL
sebanyak 53,5 ml berubah warna menjadi pink.hal ini menunjukan bahwa larutan
basa telah bereaksi sempurna dengan asam sehingga larutan menjadi netral
Titrasi yang dilakukan adalah titrasi asidimetri, yaitu titrasi penetralan
basa(KH) dengan menggunakan asam(HCL). Fungsi titrasi ini untuk mengetahui
jumlah CO² yang terikat KOH. Hal ini terjadi respirasi jika air akar genang air
(banjir), untuk sementara waktu terjadi respirasi anaerob(fermentasi) yang
menghasilkan energy kecil, sehingga tidak mencukupi untuk proses kehidupan.
Jika terjadi dalam waktu lama tumbuhan akan mati. Demikian pentingnya oksigen
ini sehingga tumbuhan yang hidup pada habitat yang kurang oksigen mempunyai
adaptasi khusus untuk memenuhi kebutuhannya akan oksigen seperti tumbuhan
yang hidup di air yang tergenang seperti padi mempunyai batang berongga dan
adanya jaringan aerenkhim demikian juga bakau yang mempunyai akar nafas
( (Gardener, F. P. R. B Pear dan F. L. Mitaheel, 991).

V PENUTUP

Pada hasil pengamatan yang telah dilakukan memiliki banyak perbedaan


bahwa pada kecambah sebelum dilakukan titrasi warna awal kecambah yaitu
cokelat tua dan setelah di titrasi dengan HCL sebanyak 29,6 ml berubah warna
menjadi warna merah. Pada tauge sebelum dilakukan titrasi memiliki warna
bening dan setelah di titrasi dengan HCL sebanyak 42 ml berubah warna menjadi
merah jambu. Dan pada control sebelum dilakukan titrasi memiliki warma yang
sama dengan tauge yaitu warna bening namun ketika dititrasi dengan HCL
sebanyak 53,5 ml berubah warna menjadi pink.hal ini menunjukan bahwa larutan
basa telah bereaksi sempurna dengan asam sehingga larutan menjadi netral.1.
Kesimpulan

5.2. Saran

Adapun saran pada praktikum kali ini adalah efisien waktu saat
dilaboratorium, dikarenakan alat dan bahan hanya sedikit mengakibatkan
penumpukan orang saat akan menghitung berat daun. Untuk kedepannya waktu
dan ketertiban lebih ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Aulia, Azmi, dan masna. (2015). Pengembangan Bahan Ajar Pop-UP Mata
Pelajaran Ipa Untuk Anak Tunarungu Kelas IV SDLB B. Yogyakarta
Gardener, F. P. R. B Pear dan F. L. Mitaheel. (991). Fisiologi Tanaman Budidaya.
Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Kitajima, K, and Slot. (2014). General Patterns of Acclimation of Leaf
Respiration to Elevated Temperatures across biomes and plant types.
Oecologia, Vol 177 (3), pp. 885-900.
Tetty Setiowati dan Deswaty Furqonita. (2007). Biologi Interaktif. Jakarta: Azka
Press.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai