Anda di halaman 1dari 12

TERMOKIMIA

1. Berapa gram AlCl3 yang harus dilarutkan dalam 150 mL air untuk memperoleh larutan yang
memiliki tekanan uap larutan sebesar 38,7 torr pada 35 °C? Asumsika bahwa seluruh AlCl3
terdisosiasi sempurna dan bersifat ideal. Pada suhu yang sama tekanan uap pelarut adalah
42,2 torr.
Jawab:
Menurut hokum Raoult bahwa:
P(H2O) = P°(H2O).X(H2O)
Dengan memasukkan variable yang telah diketahui diperoleh:
38.7 torr = 42.2 torr . X(H2O)
X(H2O) = 0.917
Untuk menghitung fraksi mol AlCl3 maka kita perlu menghitung fraksi mol air (pelarut) terlebih dahulu.
Massa air=  volume x massa jenis
= 150 mL x 1 g/mL
= 150 g
Mol air= mass/Mr
= 150/18
= 8,33 mol
Dengan memisalkan a dalah total mol Al3+ dan Cl- maka dengan menggunakan definisi fraksi mol
diperoleh:
Fraksi mol air= mol air / (mol air + a)
0.917 = 8.33 / (8.33 + a)
Persamaan diatas dapat diselesaikan dengan mudah dan diperoleh bahwa a=0,754 mol ion, karena
AlCl3 terdisosiasi menjadi 4 ion ( satu Al3+ dan tiga Cl-) maka mol AlCl3+ diperoleh:
= 0,754/4= 0,188 mol
Massa AlCl3= mol x Mr
= 0,188 x 133.5
= 25,15 g
Jadi AlCl3 yang harus ditambahkan adalah 25,15 gram.
2. uatu alat pengukur tekanan osmotic dipergunakan untuk menentukan massa molar suatu
protein. 0,150 gram protein dilarutkan dalam 100 mL air pada suhu 300 0K dan peralatan
tersebut menunjukkan kenaikan 5 cm pada kolom air. Sebagai perbandingan diperlukan
kenaikan 10 m air pada kolom air untuk tekanan sebanding dengan 1 atm. Hitung Mr protein
tersebut.
Jawab:
Jika kenaikan 10 m pada kolom air setara dengan 1 atm maka kenaikan 0,05 m akan setara dengan
tekanan sebesar:
= 0,05/10 x 1 atm
= 0,005 atm
Tekanan osmotic dirumuskan dengan:
? = MRT
0,005 = M x 0,08205 x 300
0,005 = 24,615 M
M = 2,03 x 10-4 molar
Mol protein diperoleh dengan cara:
M = mol / V
mol = M x V
mol = 2,03 x 10-4 x 0,1
mol = 2,03 x 10-5
Dan massa molekul relative protein adalah:
Mol = g / Mr
Mr = g / mol
Mr = 0.150 g / 2,03 x 10-5
Mr = 7385
Massa molekul relative protein tersebut adalah cukup besar mengingat protein adalah polier dari
asam amino.
3. Seorang siswa melakukan praktikum kimia untuk menentukan entalpi pembakaran standart
parafin. Dia mencoba untuk melakukan percobaannya denga menggunakan kalorimeter.
Setelah melakukan percobaan di laboratorium, siswa tersebut memperoleh data sebagai
berikut:
 massa kalorimetr = 16,0 gr
 massa air dan kalorimeter = 410 gr
 temperatur awal air = 200C
 temperatur akhir = 35,50C
 massa awal parafin = 25,7 g
 massa akhir parafin = 23,5 g
Jika diketahui rumus kimia parafin adalah C25H52 dan kita asumsikan bahwa yang menyerap panas
hanya air dalam kalorimeter , maka bantulah siswa tersebut untuk menghitung berapa besar entalpi
pembakaran standart parafin berdasarkan percobaan dari siswa diatas.
Jawaban Soal-soal Kimia
Dengan kalorimeter maka kita bisa mengukur panas yang dihasilkan oleh suatu reaksi. Untuk soal
diatas panas yang dihasilkan oleh pembakaran parafin diterima oleh air sehingga panas ini bisa
dikonversikan untuk memperoleh enthalpi standart pembakaran parafin
massa air dalam kalorimeter= massa total kalorimeter – massa total air
= 410 gr – 16,0 gr
= 394 gr
kenaikan suhu= T akhir – T awal
= 35,5 – 20
= 15,5 0C
massa parafin yang terbakar
= 25,7 – 23,5
= 2,2 gr
energi panas yang diterima air= m.c.^T
= 394 gr x 4.184 J/gC x 15.5 0C
= 25,552 J
mole parafin= gr/Mr
= 2,2 / 677
= 0,00325 mol
energi yang dilepaskan untuk membakar 1 mol parafin
= 1/0,00325 x 25,552 J
= 7862,15 KJ
Jadi enthalpy pembakaran parafin standart sesuai percobaan siswa diatas adalah ^Hc= -7862,5
KJ/mol
4. Berapakah enthalpy pembakaran standart metanol jika diketahui bahwa pembakaran 1 gram
methanol menghasilkan energi sebesar 22,34 KJ?
Jawaban Soal-soal Kimia
ngat bahwa entalpi pembakaran didefinisikan sebagai perubahan entalpi yang menyertai pembakaran
sempurna 1 mol suatu zat. Karena dalam soal yang diketahui adalah pembakaran 1 gram methanol
maka kita harus mengubah 1 gram ke dalam mol dan kemudian mengubahnya kembali dalam unit 1
mol.
mol metanol= g/Mr
= 1/32 mol
dalam setiap mol meanol yang dibakar dihasilkan energi
= 1 mol / (1/32 mol) x 22,34 KJ/mol
= 714,88 KJ
Jadi entalpi pembakaran metanol adalah 714,88 KJ/mol yang bila ditulis dalam reaksi kimia adalah
sebagai berikut:
CH3OH + 3/2 O2 -> CO2 + 2H2O ^H = -714,88 KJ/mol
5. Hitunglah berapa energi yang dihasilkan dari pembakaran 1 kg 1-Oktanol C8H18O jika
diketahui entalpy pembakarannya adalah 5294 KJ/mol?
Jawaban Soal Kimia
-Oktanol dibakar artinya 1-oktanol direaksikan dengan oksigen sehingga membentuk gas
karbondioksida dan uap air. Enthaply pembakaran 1-Oktanol artinya energi yang dibebaskan untuk
membakar 1 mol 1-oktanol dalam soal tersbut untuk membakar 1 mol 1-oktanol akan dibebaskan
energi sebesar 5294 KJ/mol. Sehingga dalam bentuk reaksi kimia kita menuliskan sebagai berikut:
C8H18O + 12 O2 -> 8 CO2 + 9 H2O ^H = – 5294 KJ/mol
dalam reaksi diatas nilai enthalpinya kita tulis dengan tanda negatif disebabkan reaksi pembakaran
adalah reaksi eksoterm. Kita cari dulu berapa mol 1-oktanol dalam 1 Kg kemudian kita kalikan dengan
ethalpy pembakaran untuk menghasilkan berapa banyak energi yang akan dibebaskan.
mol 1-oktanol= g/Mr
= 1000 / 130
= 7,69 mol
energi yang dibebaskan dari pembakaran 1-oktanol adalah
= 7,69 mol x 5294 KJ/mol
= 40.710,86 KJ
Jadi energi yang dibebaskan dari pembakaran 1 Kg 1-oktanol adalah sebesar 40.710,86 KJ.
6. Matahari menyuplai energi yang besarnya sekitar 1 kilowat untuk setiap 1 meter persegi area
yang ada di bumi (1 watt = 1 J/s). Tanaman di suatu perkebunan untuk setiap hektarnya
mampu menghasilkan 20 Kg sukrosa dalam waktu 1 jam ( 1 hektar = 10.000 m 2. Apabila
proses fotosintesis dapat ditulis dengan menggunakan reaksi berikut:
12 CO2 + 11 H2o -> C12H22O11 + 12 O2 ^H= 5640 KJ
Hitunglah prosentasi energi matahari yang dipergunakan dalam proses fotosintesis tersebut!
Jawaban Soal-soal Belajar Kimia kelas XI-Termokimia
Hitungan didasarkan dalam waktu 1 jam, energi matahari yang dihasilkan dalam waktu 1 jam adalah
sebagai berikut:
Tiap 1 m2
= 1 Kw
= 1 KJ/s
Energi matahari dalam 1 hektar perjamnya:
= 1 KJ/s x 60 s x 10000
= 6.105 KJ
Mol sukrosa yang dihasilkan per jam:
= gr/Mr
= 20.000/342
= 58,48 mol
Panas yang dibutuhkan tumbuhan untuk menghasilkan 58,48 mol sukrosa:
= mol x entalpi
= 58,48 mol x 5640 KJ
= 3,29.105 KJ
Jadi prosentase energi matahari yang terpakai adalah:
= 3,29.105 KJ/6.105 KJ x 100%
= 55%,/p>
7. Reaksi pembakaran artinya senyawa tersebut direaksikan dengan oksigen (O2). Pembakaran
sukrosa akan menghasilkan gas karbondioksida dan uap air, adapun reaksi pembakarannya
dapat ditulis sebagai berikut:
2 C12H22O11 + 70 O2 -> 24 CO2 + 22 H2O
Kalor atau panas yang dihasilkan dari reaksi pembakaran 1,46 gr sukrosa adalah:
mol sukrosa
= gr/Mr
= 1,46/342
= 4,152×10-3 mol
Artinya 4,152×10-3 mol sukrosa yang dibakar akan menghasilkan panas sebesar 24,00 KJ, untuk
tiap mol sukrosa yang dibakar akan menghasilkan kalor sebesar;
= 1/4,152×10-3 x 24,00 KJ
= 5780,35 KJ
Artinya setiap 1 mol sukrosa yang dibakar akan menghasilkan kalor sebanyak 5780,35 KJ.
Kalorimeter yang dipakai disini adalah kalorimeter volume tetap artinya kerja yang dihasilkan
adalah 0 (nol) Kenapa? Ingat rumus kerja adalah w=PV, selama tidak ada perubahan volume
berarti V=0 sehingga w=0, sehingga ^E dicari sebagai berikut:
^E = q + w
^E = q + 0
^E = q
^E = -5780,35 KJ/mol
Tanda minus (-) dipergunakan sebab reaksi adalah reaksi eksoterm. Enthalpi dihitung
sebagai:
^H = ^E + w
^H = ^E + 0
^H = ^E
^H = -5780,35 KJ/mol
8. Berapakah titik didih dan titik beku larutan 3 m gula, 3 m LiNO3, 3 m Pb(ClO3)2, dan 3 m
(NH4)3PO4?
Jawab:
Apabila terdapat zat terlarut di dalam suatu larutan maka titik beku larutan akan turun sesuai dengan
persamaan berikut ini:
^Tf = m.Kf.i
dimana i adalah faktor Van Hoff yaitu menyatakan berapa banyak zat terlarut membentuk ion dalam
larutan.
Pengukuran titik beku
3 m Gula C12H22O11, gula tidak terionisasi dalam air sehingga nilai i nya adalah 1 maka titik
bekunya adalah:
^Tf gula = m.Kf.i = 3 x 1.86×1 = 5.58
titik beku larutan 3m gula adalah 0-5.58 = -5.58 C
3 m LiNO3, dalam larutan maka senyawa ini akan terurai menjadi berikut:
LiNO3 -> Li+ + NO3-
jadi terdapat 3 ion sehingga nilai i nya adalah 2, dan titik beku larutannya adalah:
^Tf = mxKfxi = 3 x 1.86 x 2 = 11.16 C
dan titik beku 3 m LiNO3 = 0-11.16 = -11.16 C
3 m larutan Pb(ClO3)2 terurai dalam air menjadi:
Pb(ClO3)2 -> Pb2+ + 2 NO3-
jadi ada 3 ion maka nilai i-nya akan sama dengan 3 sehingga titik beku larutan adalah:
^Tf Pb(ClO3)2 = mxKfxi = 3 x 1.86 x 3 = 16.74 C
titik didih larutan 3 m Pb(ClO3)2 adalah 0-16.74 = -16.74 C.
3 m larutan (NH4)3PO4 dalam larutan akan terion menjadi
(NH4)3PO4 -> 3NH4+ + PO43-
terdapat 4 ion yang terbentuk sehingga harga i-nya adalah 4 maka titik beku larutan adalah:
^Tf = m.Kf.i = 3 x 1.86 x 4 = 22.32 C
maka titik beku larutan adalah 0-22.23 = -22.23 C
9. Berapakah titik didih larutan 19 gram urea CO(NH2)2 dalam 80 gram air? jika diketahui Kb air
0.512 C/m?
Jawab:
Untuk menjawab soal diatas maka kita terlebih dahulu mencari mol dari urea tersbut,
mol urea = massa/Mr = 19/60.06 = 0.316 mol
massa air = 80 gram = 0.08 Kg
molalitas larutan dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut ini:
m urea = mol urea/Kg air = 0.316 / 0.08 = 3.95 molal
maka perubahan titik didih larutan urea dihitung dengan perhitungan sebagai berikut:
Tb = mxKb = 3.95 x 0.512 = 2 C
Jadi titik didih larutan urea tersebut adalah 100 + 2 = 102 C.
10. Hukum Hess menyatakan bahwa,
“entalpi suatu reaksi tidak dipengaruhi oleh jalannya reaksi akan tetapi hanya
tergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir. Jadi untuk menentukan entalpi
suatu reaksi kita bisa memperolehnya dengan mengambil semua jalan yang tersedia”
N2(g)  + O2(g)   ->   2NO2(g)  deltaH = 68 KJ
11. Sebuah calorimeter diisi denga 50 mL AgNO3 0,100 M da 50 mL HCl 0,10 M. Suhu awal
kedua larutan adalah 22,6oC, dan suhu setelah pencampuran adalah 23,4 oC. Hitunglah kalor
yang menyertai pembentukan AgCl dalam kJ/mol? (anggap massa larutan 100 g dan kalor
jenis 4,18 J/C.g)
Jawab
Rumus termokimia yang kita pakai adalah q=mcT karena menggunakan calorimeter. Reaksi
bersifat eksoterm karena suhu akhir lebih besar jadi panas dibebaskan dari reaksi AgNO3
dan HCl dan kemudian diterima oleh calorimeter.
Perubahan panas yang diterima calorimeter (q)
= m.c.(delta)T
= 100. 4,18 . (23,4 – 22,6)
= 334,4 J
Karena reaksinya eksoterm maka besar kalor adalah -334,4 J
Mole AgNO3 = 50mL.0,1M = 5 mmol
Mole HCl   = 50mL. 0,1M = 5 mmol
Reaksi yang terjadi:
AgNO3  + HCl -> AgCl + HNO3
5 mmol    5 mmol   5 mmol
Mole AgCl yang dihasilkan dari reaksi diatas adalah 5 mmol atau 5.10 -3 mol. -334,4 joule kalor
menyertai pembentukan 5.10-3 mol AgCl. Jadi kalor untuk pembentukan AgCl dalam satuan
kJ/mol adalah:
= -334,4 J/5.10-3 mol
= -66880 J/mol
= – 66,88 kJ/mol
= -67 kJ/mol

12. Sebuah calorimeter  diisi dengan campuran 100 mL NaOH 1 M dan 100 mL HCl  1 M. Suhu
awal campuran adalah 24,6 oC dan setelah reaksi berlangsung temperaturenya menjadi
31,3 oC. Dengan mengasumsikan bahwa densitas larutan adalah 1 g/mL dan kalor jenis
larutan adalah 4,18 J/C.g maka hitunglah kalor penetralan tersebut. Hitung pula kalor untuk
setiap pembentukan 1 mol H2O.
Jawab:
Rumus termokimia yang dipakai adalah q=mcT sebab disini menggunakan calorimeter.
Karena temperature akhir lebih tinggi dari temperature awal maka reaksi adalah eksoterm
dan tanda entalpinya nanti adalah (-) negative.
Volume total larutan = 100 + 100 = 200 mL
Massa larutan = Vx densitas = 200mL x 1 g/mL = 200g
Panas yang dikeluarkan sistem = panas yang diterima calorimeter besarnya (q)
= m.c. (delta)T
= 200 . 4,18 . (31,3 – 24,6)
= 5601,2 J
Jadi kalor penetralan HCl dengan NaOH diatas adalah -5601,2 J (tanda negative karena
reaksinya eksoterm)
Pembentukan mol H2O dari reasi diatas adalah :
H+   +  OH-  -> H2O
Mol H+ = 100mL . 1 M = 10 mmol
Mol OH- = 100mL . 1 M = 10 mmol
Karena perbandingan mol H+ dan OH- adalah 1:1 maka mol H2O yang terbentuk juga 10
mmol. Kalor sebesar -5601,2 J adalah kalor yang dibebaskan untuk membentuk 10 mmol
H2O, jadi kalor yang dibebaskan untuk membentuk 1 mol H2O adalah:
= -5601,2 J/0,01 mol
= -560120 J/mol
= -560 kJ/mol
13. Sebuah calorimeter “Coffee Cup” berisi 125 g air pada temperature 24,2 oC. Kemudian
padatan kalium bromide 10,5 g yang juga pada suhu tersebut dimasukkan dalam calorimeter
itu. Setelah semua KBr terlarut maka suhu yang terukur adalah 21,1 oC. Hitunglah perubahan
entalpi pada proses pelarutan KBr tersebut dalam J/g dan kJ/mol. Asumsikan bahwa kalor
jenis larutan adalah 4,18 J/C.g dan tidak ada panas yang ditransfer ke lingkungan.
Jawab:
Rumus termokimia yang dipakai untuk mengerjakan soal ini adalah q=mct dimana prinsipnya
adalah panas yang diserap sama dengan panas yang diterima sistem. Karena suhu akhir
lebih rendah dibanding suhu awal maka reaksinya tergolong endoterm artinya sistem
menyerap panas.
Massa larutan = 125 + 10,5 = 135,5 g
Perubahan suhu = 21,1 – 24,2 =  -3,1 oC
Perubahan panas (q)
= m.c.(delta)T
= 135,5 . 4,18 . 3,1
= – 1755, 8 J
Ingat karena reaksi berjalan endoterm maka tanda (-) tidak kita pakai jadi perubahan
panasnya adalah +1755,8 J
Perubahan panas pelarutan dalam J/g
= 1755,8 J / 10,5 g
= 1619,75 J/g
Mol KBr
= g/Mr
= 10,5 / (39+80)
= 0,088 mol
Perubahan panas pelarutan dalam kJ/mol
= 1755,8 J/0,088 mol
= 19952,27 J/mol
= 19,95227 kJ/mol
= 20 kJ/mol
14. Tentukan kenaikan titik didih 800 ml larutan yang mengandung 4,5% massa NaOH!
(diketahui ? = 1,08 kg/,Kb air=0,52°c/m,Mr NaOH=40).
Jawab:
Massa larutan NaOH
=?xv
= 1,08 x 0,8
= 0,864 Kg
= 864 g
Massa NaOH
= % x massa larutan
= 4.5% x 864
= 38,88 g
Massa air
= 864 – 38,88
= 825,12 g
Molalitas NaOH
= g/Mr x 1000/P
= 38,88/40 x 1000/825,12
= 1,178 m
Kenaikan titik didih larutan
= m.Kb. I
= 1,178 x 0,52 x 2
= 1,225 oC
Jadi kenaikan titik didih larutannya adalah 1,225  oC
15. Manakah larutan berikut ini yang memiliki titik didih larutan paling besar? 3 g Ca(NO3)2
dalam 60 g air atau 6 g Ca(NO3)2 dalam 30 g air?
Jawab:
Untuk menjawab pertanyaan diatas maka kita harus membandingkan dan menghitung
kenaikan titik didik larutan masing-masing.
Mol Ca(NO3)2
= 3 / 164 g/mol
= 0,018
Molalitas Ca(NO3)2
= 0,018 mol / 0,060 Kg
= 0.3 m
Ca(NO3)2 terdisosiasi dalam air sebagai berikut:
Ca(NO3)2 -> Ca2+ + NO32-
Dari reaksi diatas dapat diperoleh bahwa I (factor van Hoff) = 3
Kenaikan titik didihnya:
?T = i x kb x m
?T = 3 x 0.512 x 0.3 = 0.46
Titik didih larutan = 100 + 0,46 = 100.46 °C
Dengan cara yang sama maka larutan kedua diperoleh:
Mol Ca(NO3)2
= 6 / 164
= 0.037
Molalitas
= 0.037 / 0.030 Kg
=1.2
Kenaikan titik didih
?T = i x kb x m
?T = 3 x 0.512 x 1.2 = 1,8
Titik didih larutan = 100 + 1.8 = 101.8°C
Jadi titik didih larutan yang paling tinggi adalah titik larutan yang dibuat dari 6 g Ca(NO3)2
dalam 30 g air.
16. Ke dalam 250 gram air ditambahkan 11,7 gram garam dapur. Jika Kf=1,86 dan Kb= 0,52 dan
Ar Na = 23 Cl = 35,5 maka tentukan:
Titik didih larutan
Titik beku larutan
Jawab:
Untuk menjawab soal-soal tentang sifat koligatif larutan maka tentukan dahulu apakah zat yang
terlibat adalah elektrolit atau nonelektrolit. Ini penting sebab bila zat yang terlibat adalah elektrolit
maka Anda harus memasukkan vaktor Van Hoff ke dalam rumus yang akan dipakai.
Karena yang dipakai adalah garam dapur (NaCl) maka sudah pasti NaCl adalah elektrolit kuat.
Yang diketahui dari soal adalah:
massa air = 250 g
massa NaCl = 11,7 g
molalitas NaCl dihitung dengan rumus:
= g/Mr x 100/p
= (11,7/58,5)x(1000/250)
= 0,8 m
Faktor Van Hoff
= {1+?(n-1) }
= 1 + 1(2-1)
=2
Kenaikan titik didih larutan (?Tb):
= m. Kb.i
= 0,8 x 0,52 X 2
= 0,832 0C
Titik didih larutannya:
= 100 + 0,832
= 100,832 0C
Penurunan titik beku larutan (?Tf):
= m. Kf . i
= 0.8 x 1,86 x 2
= 2,976 0C
Dan titik beku larutannya adalah:
= 0-2,976
= -2,976 0C
17 Titik beku bensena C6H6 murni adalah 5.48 C, apabila 20 gram suatu senyawa
dilarutkan dlam 500 gram bensena maka titik beku larutan sekarang menjadi 3.77 C.
Berrapakah berat molekul zat tersebut jika diketahui Kf bensena 5.12 C/m?
Jawab:
Perubahan titik bekunya adalah,
^Tf = 5.48 – 3.77 = 1.71 C
karena
^Tf = m x Kf
m = ^Tf/Kf = 1.71 / 5.12 = 0.333984375 molal
kita tahu bahwa molalitas adalah mol tiap kilogram pelarut maka,
mol zat = 0.5 Kg x 0.333984375 = 0.1669 mol
dan Mr zat tersebut adalah,
Mr = Massa/mol = 20 / 0.1669 = 119.766 g/mol = 120 g/mol
Jadi Mr senyawa yang dilarutkan dalam bensena adalah 120 g/mol.

KESETIMBANGAN
1. Karbon monoksida bereaksi dengan uap air menghasilkan karbon dioksida dan hidrogen.
Pada 100 K konstanta kesetimbangan reaksi tersebut adalah 5,10. Hitunglah konsentrasi
reaktan dan produk pada kesetimbangan apabila 1 mol masing-masing spesies dicampur
dalam kontainer bervolume 1 L.
Jawaban :
Reaksi yang terjadi antara CO dan H2O adalah
CO(g) + H2O(g) <-> CO2(g) + H2(g)
dengan
K = [CO2][H2] / [CO][H2O] = 5,10
Konsentrasi awal masing-masing spesies adalah:
[CO]0 = [H2O]0 = [CO2]0= [H2]0 = 1 M
Misalkan untuk mencapai kesetimbangan diperlukan x M CO maka pada keadaan kesetimbangan
konsentrasi masing-masing spesies adalah sebagai berikut: (gunakan teknik mula-mula, bereaksi,
dan setimbang)
[CO] = 1 – x
[H2O] = 1 – x
[CO2] = 1 + x
[H2] = 1 + x
Untuk mencari nilai x maka kita masukan variable diatas dalam persamaan K sebagai berikut:
K = [CO2][H2] / [CO][H2O]
5,10 = (1+x)(1+x) / (1-x)(1-x)
menyelesaikan persamaan diatas untuk x akan diperoleh nilai x = 0,387 M dengan demikian maka
konsentrasi masing-masing spesies diperoleh:
[CO] = [H2O] = 1 – 0,387 = 0,613 M
[CO2] = [H2] = 1 + 0,387 = 1,387 M

LAJU REAKSI
1. Energi aktivasi adalah energi minimum yang harus dipenuhi agar reaksi dapat berjalan. Istilah
energi aktifasi (Ea) pertama kali diperkenalkan oleh Svante Arrhenius dan dinyatakan dalam
satuan kilojule per mol.

TEORI ATOM DAN MEKANIKA KUANTUM


1. Berapakah bilangan kuantum utama dari suatu elektron atom hidrogen yang memiliki tingkat
energi yang sama dengan -2.420x10exp-19 J dan -2.689x10exp-20 J?
Jawab:
Sesuai dengan persamaan yang dihasilkan oleh Schrodinger bahwa tingkat energi yang terdapat
dalam suatu atom adalah tertentu dan dinyatakan dalam,

maka dengan memasukann nilai yang diketahui dalam soal ke persamaan diatas diperoleh,
En = -13.6 eV/nexp2
-2.420x10exp-19 = -13.6 x 1.602exp-19/n^2
n^2 = 9
n= 3
En = -13.6 eV/nexp2
-2.689x10exp-20 = -13.6 x 1.602exp-19/n^2
n^2 = 81
n=9
2. Berapakah jumlah elektron maksimum yang dapat ditampung oleh orbital yang memiliki
bilangan kuantum berikut ini,
 a. 4p
 b. n=3, l=1, m=+1
 c. n=2, l=0
 d. 5d
 e. n=4 dan l=3
Jawab:
a. Untuk orbital 4p maka nilai bilangan kuantum azimutnya adalah 1 dimana nilai bilangan kuantum
magnetiknya adalah +1, 0, -1 jadi terdapat 3 orbital sehingga jumlah elektronnya adalah 6.
b. bilangan kuantum utamanya adalah n=3, bilangan kuantum azimutnya adalah l=1 ini merujuk pada
orbital p, jadi terdapat 3 orbital karena bilangan kuantum magnetiknya adalah m+1 maka jumlah
orbital maksimum adalah 2.
c. bilangan kuantum utamanya adalah n=2 dan bilangan kuantum azimutnya adalah 0 ini berarti
elektron berada diorbital s, jadi jumlah elektron maksimal adalah 2.
d. 5d, menunjukkan bahwa orbital adalah d dimana orbital d memiliki 5 kamar jadi elektron
maksimalnya adalah 10 elektron.
e. Bilangan kuantum utamanya adalah n=4 dan bilangan azimutnya adalah l=3 ini menunjukkan
orbital f, orbital f memiliki 7 kamar sehingga jumlah elektron maksimal adalah 14.
3. Teori Atom Dalton
John Dalton seorang guru berkebangsaan Ingris menggunakan konsep atom untuk menjelaskan
mengapa unsur selalu bereaksi dengan perbandingan angka bulat sederhana (selanjutnya lebih
dikenal dengan hokum perbandingan berganda) dan mengapa gas lebih mudah larut dalam air
dibandingkan yang lain. Dalton menyusun teori atomnya berdasarkan hukum kekekalan massa dan
hokum perbandingan tetap. Dimana konsep atomnya adalah sebagai berikut:
 Setiap unsur tersusun dari partikel kecil yang disebut sebagai atom.
 Atom dari unsur yang sama adalah identik dan atom dari unsur yang tidak sama berbeda dalam
beberapa hal dasar.
 Senyawa kimia dibentuk dari kombinasi atom. Suatu senyawa selalu memiliki perbandingan jumlah
atom dan jenis atom yang sama.
 Reaksi kimia melibatkan reorganisasi atom yaitu berubah bagaimana cara mereka berikatan akan tetapi
atom-atom yang terlibat tidak berubah selama reaksi kimia berjalan.
Model atom Dalton ini biasanya disebut sebagai model atom bola billiard dimana warna bola billiard
yang berbeda-beda merupakan symbol atom unsur yang berbeda.

4. dibahas teori atom dari Dalton, Thomson, dan Rutherford. Model atom Rutherford meyatakan
bahwa electron bermuatan negative mengelilingi inti atom pejal yang bermuatan positif.
Menurut hokum mekanika klasik bentuk atom yang demikian itu memiliki kelemahan yaitu
pada saat electron mengelilingi inti, electron ini akan terus menerus mengeluarkan radiasi
elektromagnetik. Dengan demikian electron akan kehilangan energi dan gerakannya akan
secara gradual menjadi spiral dan sampai akhirnya electron akan jatuh ke inti. Model atom
seperti ini tidak dapat diterima disebabkan dengan teori ini maka semua atom yang ada di
alam adalah tidak stabil.
5. Karbon memiliki nomor atom 6 dan nomor massa 12,011, terletak pada golongan 4A atau 14
dan terdapat dalam periode 2 dan blok p. Konfigurasi electron atom karbon adalah 1s2 2s2
2p2 atau [He] 2s2 2p2 dengan susunan electron dalam kulit atomnya adalah 2 4 (lihat
gambar disamping). Jumlah tingkat energinya adalah 2, dimana tingkat pertama terdapat 2
elektron dan tingkat kedua terdapat 4 elektron.
6. Elektron valensi didefinisikan sebagai elektron yang terletak di bagian kulit paling luar atau di
kulit yang memiliki tingkat energi yang paling tinggi, untuk mudahnya adalah elektron yang
terletak di kulit dengan bilangan kuantum utama ‘n’ paling besar”
7. Bilangan Kuantum Azimut (dilambangkan dengan “l”)
Bilangan kuantum azimuth disebut juga bilangan kuantum momentum angular, bilangan
kuantum ini berhubungan dengan bentuk orbital. Artinya nilai l yang berbeda menunjukan
bentuk orbital yang berbeda pula. Nilai l adalah dari 0 hingga n-1. Adapun bentuk orbital
dengan nilai bilangan kuantum azimuth 1 sampai 3 adalah sebagai berikut:
l = 0 bentuk orbitalnya disebut “orbital s”
l = 1 bentuk orbitalnya disebut “orbital p”
l = 2 bentuk orbitalnya disebut “orbital d”
l = 3 bentuk orbitalnya disebut “orbital f”
8. Bilangan kuantum magnetik
Bilangan kuantum ini menunjukan orientasi orbital di dalam ruang relative dengan kedudukan
orbital yang lain dalam atom. Besarnya nilai m ditentukan dari “+l” hingga “-l”. Artinya untuk l
= 0 maka nilai m nya adalah 0, untuk l=1 maka nilai m nya adalah -1,0, dan 1. Jadi setiap nilai
m menunjukan satu ruang orbital di dalam sub kulit atom. Perhatikan contoh berikut:
l = 0 bentuk orbitalnya disebut “orbital s” dan nilai m yang mungkin adalah 0 sehingga orbital s
hanya memiliki 1 ruang orbital
9. Bilangan kuantum ini berhubungan dengan tingkatan energi dan ukuran orbital, semakin
besar nilai “n” maka elektron menduduki orbital dengan tingkat energi yang lebih besar dan
ukuran orbitalnya juga semakin besar. Bilangan kuantum utama ini juga bisa diartikan
sebagai kulit atom, n=1 artinya elektron berada pada kulit pertama, dan seterusnya. Kita tahu
bahwa bilangan kuantum ini juga menjelaskan tingkatan-tingakatan orbitaldalam model atom
Bohr, jadi model atom Bohr menggunakan satu bilangan kuantum yaitu bilangan kuantum
utama.
10. Berapa nilai “n”?
n memiliki nilai semua bilangan positif yaitu 1,2,3, dan seterusnya hingga tak terbatas. Simbol
lain untuk menyebut urutan ini adalah dengan menyebut kulit K, L, M, N, dan seterusnya.
Ingat bahwa nilai n yang berbeda menunjukan tingkatan energi yang berbeda. Elektron dapat
berpindah dari satu tingkat energi ke tingkat energi yang lain. Bila dari tingkat n=1 ke n=3
maka elektron akan menyerap energi, dan bila berpindah dari n = 5 ke n=4 maka elektron
akan melepaskan energi, energi yang dilepaskan ini berupa emisi cahaya dengan panjang
gelombang tertentu.
11. Bilangan kuantum spin muncul untuk menjelaskan bahwa elektron yang berputar dapat
menghasilkan medan magnet, sangatlah mungkin untuk mengasumsikan bahwa perputaran
elektron ini memiliki dua arah yang berbeda sehingga dapat dihasilkan medan magnet yang
berlawanan arah. Dengan asumsi ini maka bilangan kuantum spin hanya memiliki dua nilai
yang dilambangkan dengan + ½ dan -1/2. Masing-masing nilai “s” diatas mewakili dua buah
elektron yang berputar berlawanan arah di dalam ruang orbital.
NAMA :Agita Rahman Kerta Yuda

KELAS : XI-IA 3

Anda mungkin juga menyukai