Anda di halaman 1dari 7

PEMBELAJARAN

A. Kegiatan Belajar 2 : Kalorimetri, Hukum Hess, Penentuan H reaksi berdasarkan data H pembentukan standar, dan

Energi Ikatan
B. Kompetensi Dasar : Menentukan H reaksi berdasarkan percobaan, hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan. C. Tujuan pembelajaran : Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa dapat : 1. Menghitung H reaksi pada reaksi yang terjadi dalam kalorimeter biasa/plastik 2. Menghitung H pada reaksi yang terjadi dalam kalorimeter bom 3. Menuliskan persamaan termokimia 4. Menentukan H reaksi dengan menggunakan data entalpi pembentukan standar 5. Menentukan entalpi pembentukan jika diketahui H reaksi 6. Menerapkan hukum Hess dalam penentuan H reaksi 7. Menenrapkan hukum Hess dalam penentuan entalpi pembentukan suatu zat 8. Meramalkan kestabilan zat melalui harga energi ikatan 9. Menentukan H reaksi dengan menggunakan data energi ikatan

D. Uraian Materi PENENTUAN KALOR REAKSI ( KALORIMETRI )


Kalor adalah bentuk energi yang menyebabkan suatu zat memiliki suhu. Jika suatu zat menerima kalor, maka zat itu akan mengalami kenaikan suhu hingga tingkat tertentu sehingga zat tersebut akan mengalami perubahan wujud, seperti perubahan wujud dari padat menjadi cair. Sebaliknya jika suatu zat mengalami perubahan wujud dari menjadi padat maka zat tersebut akan melepaskan sejumlah kalor. Dalam sistim Internasional (SI) satuan untuk kalor dinyatakan dalam satuan Kalori (kal) , Kilokalori (kkal) atau Joule (J) dan Kilojoule (kJ) 1 Kilokalori = 1000 kalori 1 Kilojoule = 1000 Joule 1 Kalori = 4,18 Joule 1 Kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram air sehingga suhunya naik sebesar 1oC atau 1K Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1oC atau 1K dari 1 gram zat disebut Kalor Jenis Jadi : c =

Q m t

atau

Q = m.c.t

Dimana : Q = jumlah kalor (dalam Joule) m = massa zat (dalam gram) t = perubahan suhu ( t2 t1 ) c = kalor jenis jadi satuan untuk kalor jenis adalah Joule pergram perderajat celsius ( J g-1 oC-1 ) atau Joule pergram perkelvin ( J g-1 K-1 ) Jumlah kalor yang diperlukan untuk enaikkan suhu suatu zat sebesar 1oC atau 1K disebut Kapasitas Kalor Jadi satuan untuk Kapasitas Kalor adalah Kal oC-1 atau JK-1 Sehingga : C =

Q t

atau

Q = C.t

dimana C = Kapasitas Kalor

Dari kedua defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa : Kalor Jenis adalah sama dengan Kapsitas kalor suatu Zat per gram c =

C m

dimana c = kalor jenis ( c huruf kecil) C = Kapasitas Kalor ( C huruf kapital)

KALORIMETER

Pengukuran Kalor dari suatu reaksi dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut Kalorimeter. Ada beberapa jenis kalorimeter seperti : Kalorimeter Termos, Kalorimeter Bom, Kalorimeter Thienman, dan lainlain. Kalorimeter yang lebih sederhana dapat dibuat dari sebuah bejana plastik yang ditutup rapat sehingga bejana ini merupakan sisitim yang terisolasi. Cara kerjanya adalah sebagai berikut : Sebelum zat-zat pereaksi direaksikan di dalam kalorimeter, terlebih dahulu suhunya diukur, dan usahakan agar masing-masing pereaksi ini memiliki suhu yang sama. Setelah suhunya diukur kedua larutan tersebut dimasukkan kedalam kalorimeter sambil diaduk agar zat-zat bereaksi dengan baik, kemudian suhu akhir diukur. Jika reaksi dalam kalorimeter berlangsung secara eksoterm, maka kalor yang timbul akan dibebaskan ke dalam larutan itu sehingga suhu larutan akan naik, dan jika reaksi dalam kalorimeter berlangsung secara endoterm maka reaksi itu akan menyerap kalor dari larutan itu sendiri, sehingga suhu larutan akan turun. Besarnya kalor yang diserap atau dibebaskan reaksi itu adalah sebanding dengan perubahan suhu dan massa larutan. Jadi : Gbr : Kalorimeter sederhana terbuat dari gelas stirofoam

Qreaksi = m larutan . c larutan . t

dimana : Q = Kalor yang diserap / dibebaskan oleh reaksi m = massa larutan ( gram ) t = Perubahan suhu (oC atau K ) c = Kalor jenis larutan Contoh soal 1 : Kedalam suatu kalorimeter gelas plastik direaksikan sebanyak 10 mL larutan NaOH 1M dengan 10 mL larutan HCl 1M dengan suhu awal = 27oC, ternyata suhu campuran naik menjadi 33oC. Jika kalor jenis larutan dianggap sama dengan kalor jenis air yaitu 4,18 Jgr -1K-1 Tentukanlah perubahan entalpi reaksi : NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) Jawab : Reaksi antara NaOH dengan HCl mengakibatkan kenaikan suhu dari 270C menjadi 330C sehingga dengan de-mikian reaksi tersebut tergolong reaksi Eksoterm. Massa larutan (m) = 10 gr + 10 gr = 20 gr ( karena kalor jenis larutan sama denga kalor jenis air sehingga massa jenis larutan juga sama dengan massa jenis air yaitu 1 grL-1 Kalor jenis larutan = 4,18 Jgr-1K-1 , kenaikan suhu (t) = 330C 270C = 60C = 6K Sehingga Qreaksi = mlar x Clar x t = 20 gr x 4,18 Jgr-1K-1 x 6K = 501,6 J Kalor di atas adalah kalor yang timbul dari reaksi 10 mL NaOH 1M dengan 10 mL HCl 1M 10 mL NaOH 1M mengandung 10 mmol NaOH = 0,01 mol NaOH 10 mL HCl 1M mengandung 10 mmol HCl = 0,01 mol HCl H reaksi harus dihitung sesuai dengan stoikiometri reaksi. Jadi H reaksi dihitung berdasarkan reaksi 1 mol NaOH dengan 1 mol HCl ( sesuai dengan koefisien reaksi ) jadi Q(1mol NaOH + 1 mol HCl ) = 0,101 x 501,6 J = 50160 J = 50,16 KJ Reaksi berlangsung dengan eksoterm, sehingga H = -Q H = -50,16 KJ

Contoh soal 2 : Kedalam kalorimeter dicampurkan 100 mL larutan HCl 2M dengan 100 mL larutan NaOH 1M menyebabkan suhu larutan naik dari 250C menjadi 31,50C. Jika kalor jenis larutan dianggap sama dengan kalor jenis air yaitu 4,2 J g-1 0C-1, kapasitas kalor kalorimeter = 0 dan massa jenis air = 1 g cm-3, tentukan H reaksi. Jawab : Jumlah mol HCl = 100 mL x 2 M = 200 mmol = 0,2 mol Jumlah mol NaOH = 100 mL x 1 M = 100 mmol = 0,1 mol

Menurut Persamaan reaksi mol HCl dengan mol NaOH adalah sama ( koefisiennya sama ) tetapi jumla mol yang direaksikan berbeda, oleh karena itu mol NaCl yan terbentuk dihitung berdasarkan mol yang habis bereaksi yaitu NaOH ( jumlah molnya paling kecil ), jadi mol NaCl = mol NaOH = 0,1 mol Volume larutan = 100 mL + 100 mL = 200 mL Massa larutan = massa air = 200 mL x 1 g mL-1 = 200 g Maka Kalor yang diterima larutan Qreaksi + Qlarutan = 0 Qreaksi = -Qlarutan = -5460 J Q larutan = m x c x t = 200 g x 4,2 J g-1 K-1 x (31,5 25)K = 5460 J H reaksi untuk 0,1 mol = -5460 J H reaksi untuk 1 mol = 5460 J / mol 0 ,1 = -54600 J/mol Kalor yang dilepaskan reaksi adalah: 54600 J/mol

Kalorimeter Bom terdiri dari wadah (Bom) sebagai tempat berlangsungnya reaksi seperti H2 dan O2 dll, yang dicelupkan ke dalam suatu bak terisolasi berisi air. Jika reaksi di dalam Bom berlangsung secara eksoterm, maka panas yang dihasilkan akan dilepas ke lingkungan ( ke dalam air ) sehingga sistim keseluruhan ( Bom dan air ) akan mengalami kenaikan suhu, Dengan mengetahui kapasitas panas kalorimeter dan kalor jenis air, maka jumlah kalor yang dibebaskan / diserap oleh reaksi dapat ditentukan yaitu : Jumlah kalor yang diserap atau dibebaskan oleh kalorimeter ditambah dengan jumlah kalor yang dibebaskan atau diserap oleh air. Sehingga : Qreaksi = Qkalorimeter + Qair Karena reaksi berlangsung pada tekanan tetap maka : Apabila reaksi berlangsung eksoterm maka H = -Q dan Apabila reaksi berlangsung endoterm maka H = +Q
2 3 5

Gbr : Bagan Kalorimeter Bom


Keterangam Gambar : 1. Wadah ( Bom ) 2. Pengaduk 3. Elemen pemanas 4. Pipa untuk memasukkan zat pereaksi 5. Termometer

Contoh soal : Sebanyak 3 gram karbon dipanaskan dalam kalorimeter bom yang berisi air sebanyak 100 gram hingga terbentuk CO2, dan ternyata suhu naik dari 200C menjadi 310C. Jika kapasitas kalorimeter adalah 10,5 kJ 0C-1 dan kalor jenis air adalah 4,18 J g-1 oC-1. Tentukan perubahan entalpi untuk 1 gram karbon. Jawab : Qreaksi = Qkalorimeter + Qair Q yang diserap kalorimeter = Ckalorimeter x t = 10,5 kJ oC-1 x ( 31 20 )0C =115,5 kJ Q yang diserap air = mair x cair x t = 100 g x 4,18 J g-1 0C-1 x ( 31 20 )0C = 45,98 kJ 115,5 kJ 45,98 kJ jadi untuk 1 gram karbon = 53,83kJ / mol 3g

Soal-soal latihan
1. Reaksi 50 cm3 larutan HCl 1 M dan 50 cm3 larutan NaOH 1 M, menyebabkan kanaikan suhu dari 300C menjadi 36,50C. Jika larutan diangap sama dengan air, kalor jenis air = 4,2 J g-1 0C-1, massa jenis air = 1 g cm-3, untuk reaksi : NaOH(aq) + HCl (aq) NaCl(aq) + H2O(l) perubahan entalpinya adalah.................... 2 x 6, 5 .c.t 100 x04,,05 jwb (Hr = mmol ) 2. Pada suatu percobaan, 3 L air dipanaskan sehingga suhu air naik dari 250C menjadi 720C. Jika diketahui massa jenis air = 4,2 J g-1, dan kalor jenis air = 4,2 J g-1 0C-1, tentukan H reaksi pemanasan tersebut. Jwb (H = -m.c. t = 3000 x 4,2 x (72-25) = -592,2 kJ 3. Pemanasan 600 gram air yang bersuhu awal 270C memerlukan kalor sebanyak 63 kJ. Jika diketahui kalor jenis air = 4,2 kJ g-1 0C-1, tentukan suhu air setelah pemanasan..... jwb (H = -m.c. t, 6300 = 600 x 4,2 x t t = 25, maka suhu akhir = 27 + 25 = 520C 4. Pembakaran 6 g gas etana dalam kalorimeter volume tetap menyebabkan suhu kalorimeter naik dari 250C menjadi 56,80C. Jika kalorimeter berisi 2 L air dan kalor jenis air adalah 4,2 J g-1 0C-1 serta kapasitas kalor kalorimeter = 1500J g-1 0C-1, tentukan entalpi reaksi pembakaran tersebut jw. Qair = m.c. t = 265,44 kJ Qkalorimeter = C. t = 47,4 kJ Qreaksi = -(Qair + Qkalorimeter) = -312,84 kJ 6 0,2 Mol etana = 30 Hreaksi = 5. Campuran 250 cm larutan HCl 0,8 M dan 250 cm3 larutan KOH 1,2 M yang masing-masing bersuhu 25,40C. Setelah direaksikan suhu larutan menjadi 32,60C. Jika kalor jenis dan massa jenis larutan dianggap sama dengan air dan diketahui kalor jenis air = 4,2 J g-1 0C-1 serta massa jenis air = 1 g mL-1, tentukan H reaksi untuk reaksi : KOH(aq) + HCl(aq) KCl(aq) + H2O(l) jw : Qair = m.c. t = (250 + 250) x 4,2 x (32,6 24,4) = 15120 J = 15,12 kJ mol HCl = 0,25 x 0,8 = 0,2 (habis) mol KOH = 0,25 x 1,2 = 0,3 (sisa) Qair 15,12 H = mol 0, 2 75,6 kJ habis
312,84 0, 2 3

1564,2 kJ / mol

HUKUM HESS ( Hukum Penjumlahan Kalor)


Beberapa reaksi kimia tidak dapat ditentukan Perubahan entalpinya (H) dengan menggunakan kalorimeter,. Untuk menentukan perubahan entalpi (H) dari reaksi seperti ini , seorang ahli kimia Jerman bernama Germain Hess melakukan berbagai percobaan, dia menemukan bahwa reaksi kimia yang dapat berlangsung dengan beberapa tahapan, harga H untuk reaksi itu merupakan jumlah semua perubahan entalpi (H) dari semua tahapan reaksi tersebu. Dari hasil pengamatan ini dia menyimpulkan bahwa : Setiap reaksi memiliki perubahan entalpi yang tetap, dan perubahan entalpi dari suatu reaksi tidak bergantung pada jalannya reaksi atau tahapan reaksi, tetapi hanya tergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir Contoh : secara kalorimetris entalpi pembentukan CO tidak dapat ditentukan, namun berdasarkan tahapan reaksi pembentukan CO2 entalpi pembentukan CO dapat ditentukan. Telah diketahui reaksi pembentukan CO2 dapat dilakukan dengan dua tahap yaitu : CO(g) + O2(g) CO2(g) H = -284,3 kJ C(s) + O2(g) CO2(g) H = -395,2 kJ Berdasarkan kedua tahapan reaksi ini maka entalpi pembentukan CO dapat ditentukan sebagai berikut : C(s) + O2(g) CO(g) H1 = ...........kJ CO(g) + O2(g) CO2(g) H2 = -284,3 kJ C(s) + O2(g) CO2(g) H3 = -395,2 kJ Menurut Hukum Hess : H3 = H1 + H2 atau H1 = H3 - H1 H1 = -395,2 kJ - (-284,3 kJ) = -110,9 kJ Tahapan reaksi di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut :

C(s) + O2(g) H1 = -110,9 kJ H3 -395,2 kJ CO(g) + O2(g) H2 = -284,3 kJ

CO2(g)

Jadi apabila suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai penjumlahan aljabar dari dua atau lebih reaksi, maka kalor reaksi juga merupakan penjumlahan aljabar dari kalor yang menyertai raksi-reaksi itu.

Contoh Soal: Jika diketahui : C2H5OH + 3O2 2CO2 + 3H2O H = -327 kkal C + O2 CO2 H = -94 kkal H2 + O2 H2O H = -68,4 kkal Hitunglah perubahan entalpi yang timbul pada pembentukan C2H5OH dari unsur-unsurnya menurut persamaan reaksi : 2C + 3H2 + O2 C2H5OH Jawab : Ketiga reaksi di atas kita susun sedemikian rupa sehingga bila dijumlahkan akan menghasilkan reaksi pembentukan C2H5OH , dan H nya adalah jumlah H dari ketiga reaksi tersebut. ( C + O2 2CO2 ) x2 H = -188 kJ (harga H dikali 2) ( H2 + O2 H2O ) x3 H = -205,2 kJ (harga H dikali 3) 2CO2 + H2O C2H5OH + 3O2 H = -327 kJ + 2C + O2 + 3H2 C2H5OH H = -66,2 kJ Jadi perubahan entalpi yang timbul pada pembentukan C2H5OH adalah -66,2 kJ Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyelesaiakan soal-soal yang berhubungan dengan Hukum Hess 1. Jika persamaan reaksi dibalik, maka harga entalpi reaksi (H) harus berubah tanda Contoh : H2(g) + O2(g) H2O(g) H = -68,4 kkal....... jika reaksinya dibalik menjadi : H2O(g) O2(g) + H2(g) H = +68,4 kkal 2. Jika koefisien reaksi dikali atau dibagi dengan suatu bilangan, maka harga entalpi reaksi (H) juga harus dikali atau dibagi dengan bilangan pengali atau pembagi itu Contoh : H2(g) + O2(g) H2O(g) H = -68,4 kkal....jia reaksi ini dikalikan dengan 2 maka 2H2(g) + O2(g) 2H2O(g) H = -136,8 kkal (H nya juga dikali 2 ) H2(g) + O2(g) H2O(g) H = -68,4 kkal.........jika reaksi ini dibagi 2 menjadi : 1 H2(g) + 4 O2(g) H2O(g) H = -34,2 kkal (H nya juga dibagi 2) 3. Pada penjumlahan reaksi, apabila di ruas kanan dan ruas kiri persamaan reaksi terdapat zat-zat yang sejenis (molekul dan fasenya sama) maka zat-zat tersebut dapat dihilangkan sebelum reaksi tersebut dijumlahkan. Contoh : H2(g) + O2(g) H2O(g) H = +241,80 kJ H2O(l) H2(g) + O2(g) H = -285,85 kJ + H2O(l) H2O(g) H = -44,05 kJ

PENENTUAN H REAKSI BERDASARKAN DATA H PEMBENTUKAN STANDAR


Perubahan entalpi reaksi juga dapat dihitung dengan menggunakan data perubahan entalpi pembentukan standar (Hfo ) dengan menganggap bahwa reaksi kimia terjadi karena adanya reaksi peruraian kemudian diikuti dengan pembentukan kembali zat-zat hasil reaksi, dimana zat-zat pereaksi lebih dahulu terurai menjadi unsur-unsurnya, kemudian unsur-unsur itu tersusun kembali membentuk zat-zat hasil reaksi. Kita ambil contoh reaksi : AB + CD AD + CB. Reaksi ini dapat kita buat menjadi beberapa tahap yaitu : AB A + B H = - Hfo AB (ingat hukum Laplace) CD C + D H = - Hfo CD A + D AD H = + Hfo AD C + B CB H = + Hfo CB + AB + CD AD + CB H = - Hfo AB + (-Hfo CD) + Hfo AD + Hfo CB atau H = (Hfo AD + Hfo CB ) (Hfo AB + Hfo CD ) H hasil H pereaksi

Jadi : Perubahan entalpi reaksi adalah: selisih antara perubahan entalpi pembentukan zat hasil reaksi dengan zat pereaksi.

Secara Umum dapat ditulis :

H = ( r. Hfo AD + s. Hfo CB ) ( p. Hfo AB + q. Hfo CD )

pAB + qCD

rAD + sCB H = ?

atau

Catatan : Harga Entalpi Pembentukan unsur-unsur dalam keadaan bebas seperti O2, N2, Cl2, Br2, I2 dan lainlain tidak diikutsertakan dalam perhitungan entalpi reaksi, sebab entalpi Pembentukan usur dalam bentuk paling stabil sama dengan nol.

Contoh Soal 1: Jika diketahui entalpi pembentukan CH4 = -74,8 kJ mol-1, CO2 = -393,5 kJ mol-1 dan H2O = -241,8 kJ mol-1, tentukanlah perubahan entalpi yang timbul pada pembakaran gas metana menjadi gas CO2 dan uap air ! Jawab : Reaksi Pembakaran CH4 adalah : CH4(g) + 2O2 (g) CO2(g) + 2H2O(g) Hreaksi = Hfo hasil Hfo pereaksi Hreaksi = ( 1.Hfo CO2 + 2.Hfo H2O ) - ( 1.Hfo CH4 + 2.Hfo O2 ) = 1.(-393,5 kJ) + 2.(-241,8 kJ) - 1.(-74,8 kJ) + 2. 0 = -802,3 kJ

Contoh Soal 2 : Jika diketahui kalor pembentukan gas C2H6 = -85 kJ mol-1, gas CO2 = -394 kJ mol-1 dan uap H2O = -286 kJ mol-1 a. Tentukanlah entalpi pembakaran gas C2H6 b. tentukan jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran 180 gram C2H6 Jawab : a. Reaksi pembakaran C2H6 : C2H6(g) + 3O2(g) 2CO2(g) + 3H2O(g) Hreaksi = Hfo hasil Hfo pereaksi = ( 2. Hfo CO2 + 3.Hfo H2O ) ( 1. Hfo C4H6 + 3 Hfo O2 ) = 2.(-394 kJ mol-1) + 3.(-286 kJ mol-1) - 1.(-85 kJ mol-1) + 3.0 kJ mol-1 = -788 kJ mol-1 -858 kJ mol-1 + 85 kJ mol-1 = -1.561 kJ mol-1 Jadi entalpi pembakaran C2H6 = -1.561 kJ mol-1

b. Mol C2H6 =

gr 180 = = 6 mol Mr 30

Entalpi Pembakaran 6 mol C2H6 = 6 mol x (-1.561 kJ mol-1) = -9.366 kJ Jadi, pada pembakaran 180 gram C2H6 jumlah kalor yang dibebaskan adalah sebesar 9366 kJ (tanda negatif (-) tdk ditulis karena sudah menyebutkan kata dibebaskan )

ENERGI IKATAN
Reaksi kimia dapat dianggap terjadi karena adanya pemutusan dan pembentukan ikatan-ikatan kimia, oleh karena itu pengetahuan tentang gaya ikat antar atom-atom di dalam suatu molekul sangat penting. Kekuatan gaya ikat atom-atom suatu zat sangat mempengaruhi jalannya reaksi kimia, sebagai contoh gas Nitrogen (N 2) memiliki gaya ikat kovalen yang sangat kuat sehingga zat ini sangat sukar bereaksi dengan zat lain, karena ikatan pada molekul N2 sukar diputuskan, sebaliknya gas Cl2 memiliki gaya ikat kovalen yang sangat lemah sehingga zat ini mudah bereaksi dengan zat lain karena ikatan pada molekul Cl2 mudah diputuskan. Energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan kimia pada 1 mol senyawa berwujud gas menjadi atomatomnya pada keadaan standar disebut Energi Ikatan. Untuk molekul yang terdiri dari dua mol ikatan atau lebih digunakan pengertian Energi ikatan rata-rata yang diberi lambang D, dengan satuan kJ/mol atau kkal/mol Contoh :

Pada penguraian 1 mol CH4 menjadi atom-atomnya diperlukan 1656 kJ CH4(g) C(g) + 4H(g) H = 1656 kJ/mol Maka energi ikatan rata-rata (D) untuk memutuskan 1 mol ikatan C-H adalah :

1656 kJ = 414 kJ/mol. 4 mol

ENERGI IKATAN DAN ENTALPI REAKSI


Harga energi ikatan dapat digunakan untuk menentukan entalpi dari suatu reaksi kimia, hal ini didasarkan pada anggapan Energi yang terjadi pada reaksi kimia berasal dari pemutusan ikatan lama dan pembentukan kembali ikatan yang baru. Pada pemutusan ikatan diperlukan sejumlah energi, sedangkan pada pembentukan ikatan dibebaskan sejumlah energi. Sehingga Perubahan entalpi reaksi adalah selisih antara energi pemutusan ikatan dengan energi pembentukan ikatan.

H reaksi = Energi pemutusan ikatan Energi pembentukan ikatan

Contoh : Jika diketahui : DN-N = 226 kkal, DN-H = 93,4 kkal dan DH-H = 104,2 kkal Hitung entalpi yang timbul pada reaksi : N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) Jawab : Energi pemutusan ikatan 1 ikatan N-N diperlukan energi : 1 x 226 kkal = 226 kkal 3 ikatan H-H diperlukan energi : 3 x 104,2 kkal = 312,6 kkal Energi pembentukan ikatan: 6 ikatan N-H dibebaskan energi : 6 x 93,4 kkal = 560,4 kkal Maka ;

H reaksi = Energi pemutusan ikatan Energi pembentukan ikatan


= (226 kkal + 312 kkal) 560,4 kkal = -21,8 kkal

Reaksi di atas dapat juga ditulis dengan beberapa tahapan reaksi, jika reaksi-reaksi tersebut disusun sedemikian rupa akan sesuai dengan hukum Hess, dimana perubahan entalpi reaksi sama dengan jumlah entalpi (energi ikatan) dari keseluruhan tahapan reaksinya. N2(g) 2N(g) H1 = +226 kkal 3H2(g) 6H(g) H2 = +312,6 kkal 2N2 + H2(g) 2NH3(g) H3 = -560,4 kkal N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) Hreaksi = H1 +H2 + H3 = +226 kkal + 312,6 kkal + (-560,4 kkal) = 21,8 kkal

Energi yang diperlukan untuk memutuskan salah satu ikatan di dalam molekul suatu senyawa
Misalnya : CH4(g) H2O(g) CH3(g) + H(g) H(g) + OH(g) D(H-CH 3 ) = 103 kkal D(H-OH) = 119,7 kkal

disebut Energi ikatan dissosiasi

Anda mungkin juga menyukai