Anda di halaman 1dari 2

Ulat Grayak (Spodoptera litura).

a. Bentuk Stadia Telur

Telur berbentuk agak bulat, berdiameter 0.5 mm dan diletakkan berkelompok dalam paket telur pada
permukaan bawah daun dengan jumlah 250-300 butir. Telur yang baru diletakkan berwarna keputih-
putihan kemudian pada saat hampir menetas berwarna keruh. Telur ditutupi jaringan halus berwarna
putih kekuningan. Telur akan menetas setelah 3-5 hari.

b. Bentuk Stadia Pra Dewasa

Larva yang baru keluar dari kelompok telur pada mulanya bergerombol sampai instar III. Larva
berwarna hijau kelabu hitam. Larva terdiri dari V-VI instar. Lama stadia larva 17-26 hari. Larva
memiliki warna yang bervariasi, memiliki kalung (bulan sabit) berwarna hitam pada segmen
abdomen keempat dan kesepuluh. Pada sisi lateral dorsal terdapat garis kuning. Tipe mulut
penyedot (siphoning) dan menggulung di bawah kepala ketika tidak digunakan.

c. Bentuk Stadia Dewasa

Tubuh imago berwarna coklat muda dengan panjang tubuh 15-20 cm, sayap depan berwarna coklat
dengan bercak-bercak hitam. Rentang sayapnya 35-42 mm. Imago memiliki rambut halus pada
tubuhnya. Imago betina berwarna coklat pucat sedangkan imago jantan berwarna lebih gelap. Ukuran
tubuh betina lebih besar dengan abdomen yang besar sedangkan imago jantan lebih kecil dengan
bagian ujung abdomen runcing. Lama masa hidup imago 5-9 hari.

d. Kerusakan Tanaman

Hama ini memakan daun jagung sehingga daun akan berlubang. Kerusakan daun yang diakibatkan
larva yang masih kecil merusak daun dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian atas, transparan
dan tinggal tulang daunnya saja. Larva instar lanjut merusak tulang daun. Pada serangan berat
menyebabkan gundulnya tanaman.

e. Tanaman Inang
jagung, tomat, kapas, tembakau, padi, kakao, jeruk, ubi jalar, kacang tanah, jarak, kedelai,
kentang, kubis, dan bunga matahari

f. Indeks Kerusakan
g. Teknik Pengendalian

a. Pengendalian dilakukan secara mekanis, yaitu mengumpulkan telur dan ulat-ulatnya kemudian
langsung membunuhnya. Dapat pula dilakukan dengan pemangkasan daun yang telah menjadi sarang
telur ngengat dan membakarnya

b. Pengendalian dilakukan secara biologis, yaitu dengan cara menyemprotkan Bacillus


thuringienis atau Borrelinavirus litura

c. Pengendalian dilakukan secara kultur teknis , yaitu menjaga kebersihan kebun dari gulma dan
sisa-sisa tanaman yang menjadi tempat persembunyia hama, serta melakukan rotasi tanaman.

d. Pengendalian dilakukan secara kimiawi, yakni sebagai berikut.

1. Pemasangan sex pheromone, yaitu perangkap ngengat (kupu-kupu) jantan. Sex pheromone
merupakan aroma yag dikeluarkan oleh serangga betina dewasa yang dapat menimbulkan rangsangan
seksual (birahi) pada serangga jantan dewasa untuk menghmapiri dan melakukan perkawinan
sehingga membuahkan keturunan. Sex phermne ini berasal dari Taiwan yang di Indonesia diberi nama
“Ugratas” (Ulat Grayak Beratas Tuntas) berwarna “merah”. Sex pheromone ini sangat efektif untuk
dijadikan perangkap kupu-kuu dewasa dari ulat grayak (S. litura). Cara pemaagan Ugratas merh in
adalah dimasukkan ke dalam botol bekas Aqua volume 500 cc yang diberi lubang kecil untuk tempat
masuknya kupu-kupu janta. Satu hektar kebun cabai cukup dipasang 5 buah hingga 10 buh Ugratas
merah dengan cara digantungkan sedikit lebih tinggi di atas tanaman cabai. Daya tahan (efektivitas)
Ugratas ini ±tiga minggu dan tiap malam bekerja efektif sebagai perangkap ngengat jantan.
Keuntungan penggunaa Ugratas ini, antara lain, adalah aman bagi manusia dan ternak, tidak
berdampak negatif tehadap lingkungan, dapa meekan penggunaan insektisida tidak menimbulkan
kekebalan hama, dan dapat memperlambat perkembangan hama tersebut.

2. Penyemprotan insektisisda yang mangkus dan sangkil seperti Hostathion 40EC 2 cc/lt atau
Orthene 75 SP 1 gr/lt. dapat pula dengan menggunakan pestisida yang lain, misalnya Azodrin,
Curracron 500 EC, Exalux 25 EC, dan lain-lain

3. Pembuatan perangkap ulat grayak, yaitu dengan cara pembuatan parit sepanjang sisi kebun
dengan lebar 60 cm dan dalam 45 cm. Ulat grayak yang masuk ke dalam parit dimatikan dengan
menggulung kayu bulat yang digerakkan maju mundur di atas ulat grayak. Cara lain adalah paritnya
diisi dengan jerami atau bahan lainnya yang mudah terbakar, lalu dibakar hingga ulat grayaknya mati.

4. Pembersihan gulma supaya tidak menjadi tempat berkembang biak dan berembunyi ngengat
dan ulat.

5. Pengolahan tanah secara baik sehingga dapat membunuh kepompong ulat grayak yang
bersembunyi di dalam tanah.

Anda mungkin juga menyukai