Anda di halaman 1dari 7

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dari paper ini adalah :

1.2.1 Apa sajakah hama penting yang menyerang tanaman cengkeh dan bagaimana cara
pengendaliannya ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan paper ini adalah :

1.3.1 Untuk mengetahui hama penting yang menyerang tanaman cengkeh dan cara
pengendaliannya.
II. PEMBAHASAN

2.1 Hama Penting pada Tanaman Cengkeh

2.1.1 Penggerek Batang Cengkeh (Nothopeus sp.)

A. Gejala Serangan Penggerek Batang Cengkeh

Stadia penggerek batang cengkeh yang dianggap paling berbahaya adalah larva, yang
mampu bertahan hidup di lubang gerekan selama 130 - 350 hari. Gejala serangan yang tampak
pada pohon adalah lubang-lubang berukuran 3 - 5 mm yang ditutupi serbuk kayu hasil gerekan.
Dari dalam lubang gerekan tersebut keluar cairan kental bercampur kotoran hama. Jumlah
lubang gerekan dapat mencapai 20 - 70 buah/pohon. Lubang gerek tersebut menembus ke dalam
batang tanaman cengkeh, bisa mengarah ke bagian atas atau ke bagian bawah tanaman. Jika
batang cengkeh dipotong dengan irisan melintang maka lubang gerek akan terlihat menyebar di
bagian dalam tanaman dengan pola yang tidak beraturan. Jika jaringan xylem yang diserang
maka transportasi air dari akar kebagian atas tanaman terganggu. Namun jika serangan PBC
merusak jaringan phloem maka transportasi asimilat dari daun ke bagian tanaman yang lain juga
terganggu. Kerusakan tersebut mengakibatkan mahkota daun cengkeh berubah dari hijau
menjadi kekuning-kuningan, daun menguning dan gugur sehingga tanaman meranggas, dan jika
serangan berat maka tanaman akan mati dan mongering.

B. Siklus Hidup Penggerek Batang Cengkeh


1. Telur
Telur PBC berukuran + 3 mm dan berbentuk bulat hingga lonjong, tertutup substansi
padat, berwarna hijau muda mengkilat dan tembus cahaya. Telur ini diletakkan pada
bagian celah/lekukan kulit batang bawah tanaman cengkeh, dekat permukaan tanah.
Lama stadia telur 13 - 15 hari.
2. Larva
Larva PBC yang telah berkembang sempurna berukuran panjang ± 15 mm. Larva
berbentuk silindris, berwarna putih pucat, dan pada thorax terdapat 3 (tiga) pasang
tungkai yang tidak berkembang dengan baik. Lama stadia larva Nothopeus spp. di dalam
batang 130 - 350 hari (Gambar 2). Larva merupakan stadia yang paling berbahaya. Hama
penggerek ini menyerang tanaman yang telah berumur lebih dari 6 (enam) tahun. Makin
tua umur tanaman, tingkat serangan makin tinggi. Sebelum menjadi pupa, larva
mengalami stadia prepupa ± 20 hari.
3. Pupa
Pupa PBC berukuran 2,5 - 3,0 cm, pada mulanya berwarna putih, lalu akan berubah
menjadi coklat kehitaman menjelang keluarnya imago. Lama stadia pupa 22 - 26 hari.
4. Imago
Imago PBC berwujud kumbang memiliki ukuran tubuh 3,5 cm x 0,8 cm berwarna
cokelat, panjang antena melebihi panjang tubuh, mempunyai antena dan tungkai belakang
yang panjang dengan sayap perisai pendek. Lama stadia imago betina 10 - 18 hari,
sedangkan jantan 5 - 22 hari. Setelah 3 minggu imago baru keluar dari dalam lubang
gerek/pohon. Lubang keluar umumnya berdiameter lebih besar dari lubang gerek aktif.
Setelah imago keluar dapat terjadi perkawinan dan satu hari kemudian sudah meletakkan
telur 14 - 90 butir.

C. Cara pengendalian penggerek batang cengkeh


Pengendalian penggerek batang cengkeh dilakukan dengan cara mencari dan
memusnahkan telur yang ditemukan pada batang serta menutup lubang-lubang gerekan dengan
menggunakan pasak dari bambu sehingga serangga dewasa yang menetas tidak dapat keluar dan
akhirnya mati. Pengendalian secara mekanis tersebut juga dilakukan dengan menambahkan
kapas yang telah dicelupkan kedalam insektisida kimia (pengendalian kimia) sebelum ditutup
menggunakan pasak kayu. Selain pengendalian secara mekanis dan kimiawi, petani pemilik
kebun cengkeh juga melakukan pembersihan/sanitasi kebun yang merupakan salah satu upaya
pengendalian hama terpadu. Sanitasi areal pertanaman cengkeh perlu dilakukan karena cengkeh
akan tumbuh dengan baik apabila cukup air dan mendapat sinar matahari langsung.
Pengendalian dengan teknik budidaya bisa dilakukan secara mekanis dengan memotong
dahan dan ranting yang terserang serta membunuh larva dan imago yang ditemukan di dalam
lubang gerek aktif. Tindakan ini efektif jika intensitas serangan PBC masih rendah, sebagai
tindakan pencegahan meningkatnya insfestasi generasi berikutnya. Selain itu, sanitasi kebun dari
inang altenatif (jambu bol, duwet, salam) juga dianjurkan guna meminimalisir sumber infestasi
hama ini.
2.1.2 Kutu Tempurung (Coccus viridis)

Kerajaan : Animalia
Divisi : Arthropoda
Kelas : Insecta
Memesan : Hemiptera
Superfamili : Coccoidea
Keluarga : Coccidae
Marga : Coccus
Spesies : Coccus viridis

A. Gejala serangan kutu tempurung


Kutu tempurung banyak ditemukan pada tanaman umur muda, pada daunatau ranting
yang masih berwarna hijau. Pada daun, kutu berada di bagianpermukaan bawah daun, terutama
pada pertulangan daun. Kutu ini merupakanperusak pucuk yang dapat menyebabkan gugurnya
daun dan menggaggu prosesrespirasi serta asimilasi pada tanaman. Akibat dari tusukan
danpenghisapan oleh kutu pada tanaman, warna hijau dari bagian tanaman akanberubah menjadi
kuning. Kerusakan secara tidak langsung adalah timbulnya embun jelaga padapermukaan
tanaman yang terserang kutu. Kutu tempurung mengeluarkan embunmadu dari badannya yang
menjadi media pertumbuhan cendawan embun jelaga.Cendawan ini menutupi daerah respirasi
dan asimilasi di permukaan daun yangakhirnya melemahkan tanaman. Selain cendawan embun
jelaga, asosiasi embunmadu lain adalah semut yang sedikit mengganggu saat pemetikan.
B. Morfologi kutu tempurung
Serangga dewasa kutu tempurung berwarna hijau pucat mengkilap dengan tanda internal
hitam yang terlihat melalui dinding tubuh. Kutu tempurung memiliki bentuk kubah oval
memanjang rata dan lebar sekitar 3 mm. Bagian ujung depan membulat sementara bagian
belakang memiliki alur yang khas. Nimfa serangga ini berbentuk oval rata, hijau kekuning-
kuningan, dengan enam kaki pendek. Nimfa menumpahkan kulit mereka tiga kali dan setiap
instar lebih besar dan lebih cembung daripada yang sebelumnya. Nimfa dan orang dewasa
mengisap getah dari floem tanaman inang. Seekor serangga betina dewasa bertelur warna putih,
berbentuk oval dan menjaga mereka di bawah tubuhnya untuk melindungi mereka. Telur
menetas dalam waktu antara beberapa menit dan beberapa jam.
III. PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Rizal, molide. 2017. Pengendalian Terpadu Hama Penggerek Batang Cengkeh. Balai Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. Terdapat online pada
http://balittro.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Isi-Silkuler-BPC.pdf.
Diakses pada hari minggu, 25 November 2018.
Mariana, leni. 2013. HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH DI WILAYAHKABUPATEN
KEDIRI JAWA TIMUR. Terdapat online pada
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitst
ream/123456789/67570/1/A13lma.pdf. Diakses pada hari minggu, 25 November 2018.
Nasa, berdi. 2017. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT CENGKEH. Terdapat online
pada https://www.perkebunan.info/2017/02/23/hama-penyakit-tanaman-cengkeh/. Diakses
pada hari minggu, 25 November 2018.
Wikipedia. Coccus viridis. Terdapat online pada
https://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Coccus_v
iridis&prev=search. Diakses pada hari minggu, 25 November 2018.

Anda mungkin juga menyukai